Anda di halaman 1dari 11

Sel: Pengertian, Struktur, Prokariotik, Eukariotik

Sel: Pengertian, Struktur, Prokariotik, Eukariotik – Sel merupakan unit organisasi terkecil
yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel. Karenanya, sel dapat berfungsi secara autonom selama seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal
(uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak
sel (multiselular).

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel sebagai kesatuan struktural dan fungsional makhluk
hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan
semua fungsi kehidupan, simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai sel berikut ini,
Grameds!

Daftar Isi

 Pengertian Sel
 Sejarah Perkembangan Sel
 Struktur Sel
o Sel Prokariotik
o Sel Eukariotik
 Bagian Komponen Sel dan Fungsinya
o Membran sel
o Sitoplasma
o Inti sel (Nukleus)
o Retikulum Endoplasma (RE)
o Ribosom (Ergastoplasma)
o Sitoskeleton
o Plastida
o Badan Mikro
 Sel Tumbuhan
 Sel Hewan
 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
 Artikel Lain Terkait Sel
o
 Kategori Ilmu Biologi
 Materi Biologi Kelas X
 Apa arti dari sel?
 Struktur sel terdiri dari apa saja?
 Bagian sel ada berapa?
Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri, Archaea, serta
sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular).

Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel adalah kesatuan struktural dan fungsional makhluk
hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan
semua fungsi kehidupan, Berdasarkan jumlah sel penyusun pada makhluk hidup dapat
digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.

Makhluk hidup uniseluler adalah makhluk hidup yang hanya memilki sebuah sel tunggal,
Sedangkan multiseluler adalah makhluk hidup atau organisme yang memiliki lebih dari satu
sel.

Sel yang terdapat makhluk hidup terdiri dari struktur, fungsi, serta bagian-bagian di
dalamnya. Bagi Grameds, yang tertarik mempelajari lebih dalam mengenai seluk-beluk sel
secara terinci dapat membaca buku Biologi Molekuler Sel yang ditulis oleh Lucia Maria
Santoso dan Didi Jaya Santri.

Sejarah Perkembangan Sel


Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang
ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis
gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.

Kata sel berasal dari kata Latin cellulae yang berarti ‘kamar-kamar kecil’. Anton van
Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik
dan menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah
dilihat oleh manusia.
Karyanya menjadi dasar bagi cabang biologi yang penting saat ini, yaitu: mikrobiologi.
Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan
kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian
penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli
tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810-1882). Mereka
menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel.

 Kemudian, pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati
bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru Sel berasal dari bahasa latin,
yaitu cella yang berarti ruangan kecil.
 Sel ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke (1635 – 1703), seorang ilmuwan dari
Inggris. Ia mengamati sayatan tipis gabus di bawah mikroskop sederhana dan ia
menemukan ruang – ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding. Kemudian, ia
memberi nama ruang – ruang tersebut sebagai “sel”. (Kusnadi et al, 2009:207; Karmana,
2007:6 ).
 Pada tahun 1810-1882, Matthias Schleiden seorang ahli botani dari Jerman melakukan
pengamanatan secara mikroskopis terhadap tumbuhan dan ditemukanlan sel. Pada watu
yang bersamaan, Theodor Schwann, seorang ahli zoology Jerman menemukan bahwa
hewan pun tersusun atas sel. Kesimpulan dari hasil penemuan Schleiden dan Schwann
adalah sel merupakan komponen dasar semua makhluk hidup (Karmana, 2007:6).
Struktur Sel

Sel di makhluk hidup memiliki struktur, fungsi, serta kegunaannya masing-masing yang
membentuk kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup dan hal ini dibahas di dalam
buku Biologi Sel oleh Subowo. Jika Grameds tertarik, klik “beli buku” yang ada di atas.

Struktur sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua jenis sel tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan
sitoplasma. Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel
mengandung kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat
protein dengan instruksi dari gen.

DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran ganda. Sedangkan
pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid. Organel-
organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak. Struktur sel
dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.

Sel Prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari bahasa Yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan
karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot
disebut sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih
tersebar di dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti.

Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi
tidak ada membran yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008).
Ciri-ciri Sel Prokariotik, sendiri diantaranya:

 Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )


 Memiliki sitoplasma
 Tidak memiliki membrane inti dan system endomembrane.
 Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik.
Setiap prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau
kelompok sel yang berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri
Echerichiacoli. (Albert, 2002)
 Dinding Sel: Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel
terdiri dari peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid
(lemak), dan protein. Fungsi dari dinding sel ialah: memberi bentuk sel yang tetap
karena sifatnya yang kaku,sebagai pelindung, terdapat poti-pori jalan keluar masuknya
molekul-molekul, dan mengatur pertukaran zat serta reproduksi (Champbel, 2008)
 Membran plasma: Membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran plasma
yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai pelindung molekuler sel
terhadap lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat terlarut dari luar
dan kedalam sel (Champbel, 2008)
 Nukleoid: Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak
terselubung membran) (Champbel, 2008).
 Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA
dan protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel,
2008).
 Flagela Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel,
2008).
 Pili (fimbriae) Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota.
Berukuran lebih kecil dan lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat
melekatkan diri pada jaringan hewan ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).

Sel Eukariotik
Sel Eukariotik Eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu sama
dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik sebagai kelompok organisme yang sel- selnya
mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran nukleus.

Kromosom terdiri dari asam deoksiribo nukleat yang membentuk kompleks dengan sejumlah
protein dan jumlah protein lebih dari satu. Kelompok mikroorganisme ini mempunyai
nukleus sejati. Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan dinding
sel prokariot. Salah satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya terdiri dari lelulosa,
kecuali pada dua grup ganggang yaitu diatom dan krisofita.

Satu grup ganggang lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding selnya


mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-sisik yang terdiri dari kalsium karbonat. Dinding
sel eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa anorganik seperti pada diatom dan
kokolitifora disebut frustula.

 Membrane sel : Membrane sel merupakan lapisan lipoprotein yang terdiri dari fosfolipid
dan protein, bersifat semipermeabel atau selektif permiabel dan berfungsi mengatur
keluar masuknya zat dari sel ke dalam sel
 Nukleus (intisel) : Memiliki membrane sel Nucleus terdapat o nucleolus, yang berfungsi
mensintesis RNA o nukleoplasma o butirankromatin
 Sitoplasma : Meliputi isi sel diluar intisel terdiridaricairan yang disebutsitosol (yang
dapat berubah dari fase sol ke gel), dan padatan berupa organel sel

Pada buku berjudul Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa


Keperawatan, Edisi 2 yang ditulis oleh Syaifuddin ini, dibahas mengenai susunan tubuh
manusia baik secara keseluruhan maupun berbagai bagian yang ada di dalamnya termasuk
sel. Jika Grameds tertarik, klik “beli buku” yang ada di atas
Bagian Komponen Sel dan Fungsinya
 

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa sel terdiri dari berbagai komponen yang
membentuk satu kesatuan fungsional serta struktural pada makhluk hidup. Pada buku
berjudul Dasar-Dasar Biologi Sel dan Molekuler oleh Zairin Thomy dan Essy Harnelly ini
akan diuraikan mengenai fungsi penting dari setiap bagian sel.

Membran sel
Membran sel merupakan batas antara lingkungan luar dengan bagian dalam sel. Membran sel
bersifat selektif permeabel, yaitu hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu, seperti glukosa,
asam amino, gliserol dan ion. Perpindahan molekul tersebut terdiri dari dua macam yaitu:
Transport pasif : perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi dan terjadi secara
spontan dari kosentrasi tinggi ke rendah.

Contoh : Difusi : perpindahan molekul dari kosentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Osmosis : perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang
kosentrasi airnya tinggi ke larutan yang kosentrasi airnya rendah.

Powered By

Video Player is loading.

Play

Unmute

Loaded: 0.00%

Fullscreen

Transport aktif : perpindahan molekul atau ion menggunakan energi.


Contoh : pompa natrium/kalium, endositosis, dan eksositosis. Fungsi Membran Sel
diantaranya Sebagai reseptor. Melindungi isi sel agar tidak keluar dari sel. Mengatur molekul
dalam keluar masuk sel.

Proses terjadinya biokimiawi, contoh : reaksi oksidasi dan respirasi. Membran sel terdiri dari
lapisan protein dan lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan protein membentuk dua
macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik (membungkus bagian kepala lipid
bilayer bagian luar) dan lapisan protein integral atau intrinsik (membungkus bagian kepala
lipid bilayer bagian dalam).

Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid yang terdiri dari gugus fosfat. Bagian kepala bersifat
hidrofilik (suka air) dan pada bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Selain
fosfolipid, lapisan lipid juga terdiri dari glikolipid (mengandung karbohidrat) dan sterol
(mengandung alkohol).

Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel yang mengandung berbagai zat yang koloid.
Fungsi kehidupan utama berlangsung di sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel-
organel yang melayang-layang dalam cairan kental. Koloid sitoplasma bukan merupakan
cairan yang serba sam (homogen), melainkan cairan yang beraneka ragam (heterogen).

Koloid ini terdiri dari air, senyawa organik yaitu protein, gula, lemak, enzim, hormon, dan
garam mineral. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

Inti sel (Nukleus)


Nukleus biasanya berbentuk oval atau bulat ang berada di tengah-tengah sel. Di dalam inti sel
(nukleus) terdapat (nukleolus) dan benang kromosom. Cairan ini tersusun atas air, protein ,
dan mineral. Kromosom merupakan pembawa sifat menurun yang di dalamnya terdapat DNA
(deoxyribonucleicacid) atau RNA (ribonucleicacid).

Inti sel (nukleus) diselubungi membrane luar dan dalam yang terdiri atas nukleoplasma dan
kromosom. Nukleus berfungsi sebagai pusat pengatur kegiatan sel.

Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum endoplasma yaitu struktur benang-benang yang bermuara di inti sel (nukleus). Ada
dua jenis RE yaitu RE granuler (RE kasar) dan RE Agranuler (RE halus). Retikulum
endoplasma berfungsi menyusun dan menyalurkan zat-zat ke Dalam sel (alat transportasi zat-
zat dalam sel). Fungsi RE kasar adalah mengumpulkan protein dari dan ke membran sel.
Sedangkan, fungsi RE halus adalah untuk mensintesis lipid, glikogen (gula otot), kolesterol,
dan gliserida.
Pada RE kasar terdapat ribosom dan RE halus tidak terdapat ribosom. Terdapat dua bentuk
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulaimensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti
organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar.

Kebanyakan protein menujuke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ketujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi misalnya dalam sintesis lipid
komponen membran sel.

Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom berbentuk butiran-butiran bulat yang melekat sepanjang retikulum endoplsma ada
pula yang soliter (hidup sendiri terpisah) yang bebas di sitoplasma. Ribosom berfungsi
sebagai tempat untuk sintesis protein.

Sitoskeleton
Dari namanya, sitoskeleton terdiri dari 2 kata yaitu sito yang artinya sel, dan skeleton yang
artinya rangka. Jadi, sitoskeleton itu adalah rangka sel yang berbentuk benang-benang halus
atau filamen-filamen protein dan menyebar di sitosol. Nggak cuma ngasih bentuk,
sitoskeleton juga berfungsi untuk mengatur pergerakan yang ada di dalam sel dan
mempertahankan organel-organel sel untuk tetap stay di tempatnya masing-masing.

Nah, yang nggak kalah penting nih, sitoskeleton terbagi jadi 3 jenis, yaitu mikrofilamen,
filamen intermediet, dan mikrotubulus. Lapisan paling tipis yaitu mikrofilamen, dan letaknya
di pinggir sel. Di dalam mikrofilamen ada protein dan miosin, ini yang membuat sel
bergerak. Tidak hanya itu, mikrofilamen berperan dalam kontraksi otot. Kalau lapisan yang
ketebalannya sedang, yaitu filamen intermediet.

Filamen intermediet tersebar di sitosol, dan fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel.
Terakhir, kita bahas tentang mikrotubulus. Mikrotubulus menjadi lapisan yang paling tebal
dan tersusun dari protein tubulus. Fungsinya untuk menggerakan organel, pembentukan silia,
flagel.

Plastida
Plastida merupakan badan bermembran rangkap yang mengandung membran tertentu.
Plastida mengandung pigmen hijau (klorofil) disebut kloroplas, sedangkan yang berisi
amilum disebut amiloplas. Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga jenis plastida
yaitu lekoplas, kloroplas, dan kromoplas. Lekoplas adalah plastida berwarna putih yang
berfungsi sebagai penyimpan makanan dan terdiri dari amiloplas (untuk menyimpan
amilum), elaioplas (untuk menyimpan lemak/minyak), dan proteoplas (untuk menyimpan
protein).
Kloroplas yaitu plastid yang memiliki pigmen waran hijau. Kromoplas yaitu plastid yang
mengandung pigmen, seperti karotin (kuning), fikodanin (biru), fikosantin (kuning), dan
fikoeritrin (merah).

Badan Mikro
Badan mikro memiliki bentuk yang menyerupai lisosom, agak bulat dengan diameter 0,3 –
1,5 µm yang didalam nya berisi enzim katalase dan oksidase. Terdapat dua jenis badan mikro
yaitu, peroksisom dan glioksisom.

Peroksisom terdapat pada sel hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Fungsi
peroksisom, yaitu membantu dalam penyerapan cahaya dan respirasi, melindungi sel dari
H202, dan berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Glioksisom terdapat dalam
sel tanaman. Fungsi Glioksisom, yaitu berperan dalam metabolisme asam lemak dan tempat
terjadinya siklus glioksilat.

Sel Tumbuhan
informazone.com
Sel tumbuhan adalah sel-sel yang ada pada tumbuhan dan berfungsi untuk membantu
kehidupan serta pertumbuhan dari tumbuhan. Sel tumbuhan ini memiliki struktur yang akan
memengaruhi perkembangan dari tumbuhan itu sendiri. Berikut beberapa struktur sel
tumbuhan.

1. Dinding sel
2. Membran plasma
3. Ribosom
4. Mitokondria
5. Vakuola
6. Nukleus
7. Plastida
8. Badan Golgi
9. Retikulum Endoplasma
Sel Hewan
sahabatnesia.com
Sel hewan adalah sel ekuariotik yang berfungsi sebagai penyusun dari jaringan hewan serta
sebagai penunjang dari pertumbuhan hewan. Sama halnya dengan sel tumbuhan, sel hewan
juga memiliki struktur, di antaranya.

1. Nukleus
2. Nukleolus
3. Retikulum Endoplasma
4. Membran Sel
5. Sitoskeleteon
6. Mikrofilamen
7. Peroksisom
8. Ribosom
9. Lisosom
10. Mikrotubulus
11. Sentriol
12. Badan Golgi
13. Mitokondria
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, vakuola yang berukuran besar, dan plastida yang
membedakan dengan sel hewan. Sel Hewan berbeda dengan sel tumbuhan. Sel hewan tidak
memiliki dinding sel, sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel
hewan terdapat dua sentriol berbentuk silindris atau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki
membrane, DNA, dan RNA.
Sentrisol berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan struktur
yang hampir sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di bagian dasar dari setiap silia
dan flagella. Tubuh basal membantu pengaturan mikrotubulus yang menyusun silia dan
flagella. Pada sel tumbuhan, sentrisol tidak berperan penting karena telah diketahui bahwa
perlengkapan pembelahan sel terbentuk tanpa adanya sentrisol atau struktur lain yang tampak
dalam sentrosom. Pada sel hewan, terdapat daerah sumber penyebaran mikrotubul bernama
sentrosom yang bertindak sebagai pusat pengatur mikrotubulus.

Dalam memahami sel yang ada pada tumbuhan, buku berjudul Anatomi Tumbuhan oleh Sri
Mulyani E.S. dapat membantu Grameds. Selain itu, dalam buku ini juga di bahas mengenai
bagian tubuh, struktur sel, serta fungsi setiap organel sel yang ada pada tumbuhan.

Apa arti dari sel?


Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Struktur sel terdiri dari apa saja?
Sel Prokariotik
Istilah prokariotik, berasal dari kata yunani pro dan karyon. Pro artinya sebelum dan karyon,
artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut
sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar
di dalam sitpolasma dan belum di selubungi oleh membran inti.

Sel Eukariotik
Sel Eukariotik Eukariotik termasuk golongan yang memiliki struktur lebih maju yaitu sama
dengan sel tumbuhan dan binatang. Eukariotik sebagai kelompok organisme yang sel- selnya
mengandung nukleus dan dikelilingi oleh membran nukleus.
Bagian sel ada berapa?
Membran sel Sitoplasma Inti sel (Nukleus) Retikulum Endoplasma (RE) Ribosom
(Ergastoplasma) Sitoskeleton Plastida Badan Mikro
Teori Sel Menurut Para Ahli
Dalam perkembangannya, seperti yang sudah Grameds simak dari sejarahnya di atas, teori sel
terus berkembang dari banyak ilmuwan yang mencoba untuk menemukan tentang kajian teori
sel. Berikut ini ringkasan untuk memahami teori sel lebih mudah: 
1. Teori Sel Schleiden
Schleiden mengemukakan bahwa teori sel  adalah setiap bentuk makhluk hidup, termasuk
tumbuhan itu tersusun atas sel- sel.  Anggapan  Schleiden tersebut didukung oleh Theodor
Schwann yang juga mengungkapkan bahwa setiap makhluk hidup tersusun atas sel- sel. 
Dengan adanya dasar dan dukungan tersebut, Schleiden dan Schwann akhirnya merumuskan
teori sel. Menurut pendapat  Schleiden dan Schwann sel adalah suatu satuan atau unit terkecil
dari kehidupan atau makhluk hidup itu sendiri.
2. Teori Sel Max Schulze
Max Schultze kemudian mengungkapkan bahwa sel adalah bentuk unit fungsional terkecil
dari makhluk hidup. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam sel akan
terjadi bentuk kerjasama antara jaringan dan organel- organel sel dengan baik, sehingga
proses tersebut dapat membantu makhluk hidup untuk beraktivitas lebih baik.
3. Teori Sel Rudolf Virchove
Rudolf Virchow juga mengungkapkan tentang teori sel bahwa sel adalah suatu unit
pertumbuhan yang terkecil dari makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup didalamnya
memiliki sel yang kemudian akan tumbuh dan berkembang dari kecil menjadi organisme
yang lebih besar untuk berfungsi. Teori ini juga dikenal dengan sebutan”Omne cellula e
cellula” yang artinya  setiap sel berasal dari sel yang sebelumnya dan akan terus mengalami
pertumbuhan.

Fungsi Sel
Setelah mengetahui tentang banyak teori sel di atas, penjelasan yang tidak kalah penting
untuk Grameds ketahui adalah fungsi sel itu sendiri pada makhluk hidup, seperti berikut ini:
1. Metabolisme
Semua yang terjadi pada reaksi kimia menciptakan makhluk hidup dalam melakukan
aktivitas adalah bentuk metabolism. Setiap reaksi kimia tersebut kemudian terjadi di dalam
sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel bisa berbentuk reaksi katabolic yang merupakan
perombakan senyawa kimia untuk berproduksi energi dan kemudian dibuat sebagai bahan
pembentukan senyawa lainnya.
Selain itu juga bisa berbentuk reaksi anabolic yang merupakan reaksi penyusunan komponen
sel. Salah satu proses katabolik yang merubah molekul makanan untuk berproduksi menjadi
energi di dalam sel adalah respirasi seluler. Proses tersebut kemudian berlanjut di
dalam mitokondria eukariot atau disebut sitosol prokariota dan berproduksi menjadi ATP.
Sedangkan contoh proses anabolik adalah bentuk sintesis protein yang kemudian berlanjut
menjadi ribosom dan membutuhkan ATP.

2. Komunikasi Sel
Kemampuan sel untuk membuat komunikasi adalah proses menerima dan mengirimkan
‘sinyal’ dari dan kepada bentuk sel lain. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antar
organisme uniseluler untuk mengatur fungsi dan perkembangan pada tubuh organisme
multiseluler tersebut. 
Contohnya pada bakteri yang mengadakan komunikasi antara satu sama lain dalam
proses quorum sensing  atau pengindraan kuorum. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan
apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum akhirnya membentuk biofilm. Sementara sel- sel
dalam embrio binatang akan mengadakan komunikasi untuk koordinasi pada
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel lainnya.
3. Siklus Sel
Perlu Grameds ketahui bahwa setiap sel itu bersumber dari pembelahan sel- sel sebelumnya.
Sedangkan proses kehidupan sel untuk mengalami pembelahan sel ke pembelahan sel
berikutnya disebut dengan siklus sel. Biasanya siklus sel ini terdiri dari empat proses atau
fase yang terkoordinasi, yakni pertumbuhan sel, replikasi DNA, pemisahan DNA yang sudah
membelah kedua yang kemudian akan menjadi sel anakan, serta terjadi pembelahan sel
berikutnya. 
4. Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel ini membentuk beragam jenis sel yang kemudian muncul selama
perkembangan suatu organisme multiseluler terjadi dari suatu sel telur yang sudah dibuahi.
Contohnya pada mamalia yang bersumber dari suatu sel yang berkembang menjadi suatu
organisme dengan ratusan jenis sel berbeda, yakni otot, saraf, dan kulit. Sel- sel dalam embrio
yang masih ada kemudian melakukan pensinyalan sel untuk mempengaruhi ekspresi gen sel
lainnya dan menyebabkan proses diferensiasi tersebut.
5. Kematian Sel Terprogram
Sel dalam organisme multiseluler bisa mengalami kematian karena pengendalian populasi sel
dengan metode mengimbangi perbanyakan sel tidak terjadi dengan baik. Contohnya untuk
mencegah munculnya tumor, yakni mematikan sel untuk menghilangkan bidang tubuh yang
tidak diperlukan. 
Contoh lain pada saat pembentukan embrio yaitu jari-jari pada tangan atau kaki manusia akan
saling menyatu, nah hal tersebut terjadi karena adanya kesadahan pada kematian sel- sel antar
jari. Pengen Jadi, waktu dan tempat terjadinya kematian sel, sama seperti pertumbuhan dan
pembelahan sel, yakni proses yang sangat terkendali. 
Nah, itulah penjelasan tentang teori sel dalam kajian ilmu biologi. Apakah Gramedia sudah
bisa memahaminya? Meskipun terlihat mudah, kajian ilmu tentang sel ini juga lumayan rumit
dan banyak. Jadi jika Grameds masih membutuhkan referensi untuk belajar tentang teori sel
bisa kunjungi koleksi Gramedia di www.gramedia.com, seperti rekomendasi buku berikut ini:
Selamat belajar #SahabatTanpabatas.

Anda mungkin juga menyukai