Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA

ANALISIS BIOKIMIA URIN

PENDAHULUAN

Urinalisis penting untuk penapisan penyakit. Tahap pertama untuk pemeriksaan


kualitatif/kuantitatif dapat dipakai urin segar yang ditampung dalam tempat yang bersih dan
kering. Urin pagi lebih baik karena lebih kental, mengandung lebih banyak solut dan belum
mengalami perubahan karena pekerjaan kuman-kuman. Komponen yang umum diuji adalah :
glukosa, bilirubin, keton, berat jenis, pH, protein, urobilinogen, nitrit dan leukosit.
Dalam keadaan normal pada orang dewasa akan dibentuk 1200-1500 ml urin dalam satu
hari. Secara fisiologis maupun patologis volume urin dapat bervariasi. Pembentukkan urin
dipengaruhi oleh cairan yang masuk dan jenis makanan. Poliuria (volume urin meningkat)
ditemukan pada berbagai keadaan. Pada diabetes insipidus, akibat tidak adanya hormon
antidiuretik, volume urin dapat mencapai 10-20 L. Pada diabetes melitus, volume urin dapat
mencapai 5-6 L dalam 1 hari
Urin yang sangat encer dapat menyebabkan perubahan morfologis, disamping itu
kelainan yang kecil mungkin tidak dapat dilihat. Pemeriksaan harus dilakukan secepat mungkin,
jangan menahan urin lebih dari 3 jam bila tidak diberikan bahan pengawet oleh karena susunan
akan berubah. Banyak pasien dalam perawatan rumah sakit mengalami penurunan output urin.
Keadaan ini khususnya terjadi pada pasien pasca operasi atau yang sakit berat. Output urin
adalah indikator sensitif dari status cairan dan kecukupan hemodinamik.

Gambar 1. Urin Analyzer


TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui sifat fisiko kimia urin
2. Mengetahui kandungan urin secara kualitatif dan semikuantitatif
3. Menetapkan kadar asam urat
4. Mendeskripsikan penilaian hasil pemeriksaan analit urin
5. Menjelaskan penyebab kelainan volume urin
6. Menginterpretasikan hasil penilaian uji biokimia

PERCOBAAN
1 Pemeriksaan fisik
Tujuan :
Mengamati sifat fisik urin
Alat dan Bahan :
Alat-alat gelas praktikum, urin mahasiswa
Prosedur
1. jumlah ( volume )
tentukan jumlah / volume urin yang diproduksi selama 24 jam dengan mengalikan jumlah satu
kali buang air kecil dengan berapa kali buang air kecil setiap hari
2. warna
dilakukan pemeriksaan warna urin untuk menentukan normal atau tidak (non patologis atau
patologis)
3. Buih
masukkan beberapa ml urin dalam tabung reaksi kemudian kocok, amati apa yang terjadi
4. Kekeruhan
amati urin yang ditampung apakah keruh atau tidak. Tentukan penyebab kekeruhan
5. Bau
segera setelah diambil, tentukan bau urin. Jangan dibiarkan lama karena akan mempengaruhi
hasil
Tabel 1. Hasil pemeriksaan Fisik Urin

Jenis Pemeriksaan Hasil Pengamatan Keterangan


Volume
Warna
Buih
Kekeruhan
Bau

2 Pemeriksaan kimiawi
2.1 Derajat keasaman (pH)
Tujuan:
Menentukan pH urin
Alat dan Bahan:
Kertas lakmus/indikator universal, urin
Prosedur:
tentukan pH urin menggunakan kertas lakmus atau indikator universal

2.2 Uji Benedict semikuantitatif


Tujuan:
menentukan kadar glukosa urin secara semikuantitatif
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, larutan glukosa 0,3 %, larutan glukosa 1 %,
larutan glukosa 5 %, reagen
Prosedur :
2 mL larutan Benedict dimasukkan ke 5 tabung reaksi, tambahkan ke dalam masing-
masing tabung secara berurut, urin praktikan, larutan glukosa 0,3 %, larutan glukosa 1 %, larutan
glukosa 5 %. Kocok berlahan, panaskan dalam penangas air selama 5 menit atau didihkan selama
2 menit. Dinginkan dan amati warna dan endapan yang terbentuk. Hasil positif bila terdapat
endapan berwarna hijau, kuning atau merah bata

2.3.Uji Koagulasi Panas


Tujuan :
Menentukan adanya protein secara kualitatif di dalam urin
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, sampel yang disediakan, reagen
Prosedur :
Sampel yang akan diuji (urin praktikan, sampel yang disediakan) sebanyak 3 mL dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, didihkan dalam penangas. Amati terjadinya endapan. Bagi tabung yang
terbentuk endapan, tambahkan 5 tetes asam asetat. Amati perubahan yang terjadi.

2.4.Uji Gerhardt
Tujuan :
Mengetahui adanya asam asetoasetat dalam urin
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, sampel yang disediakan, reagen
Prosedur :
Sampel yang akan diuji (urin praktikan, sampel yang disediakan) sebanyak 3 mL,
dimasukkan ke tabung reaksi, tambahkan FeCl3 10 %, disaring. Tambahkan beberapa tetes FeCl3
pada fitrat. Reaksi positif bila timbul warna merah

2.5.Percobaan Kreatinin Urine


Tujuan :
Menentukan kreatinin urin sebatas kualitatif
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, sampel yang disediakan, reagen
Prosedur :
Sampel yang akan diuji (urin praktikan, sampel yang disediakan) sebanyak 3 mL, dimasukkan ke
tabung reaksi, tambahkan 1 ml asam pikrat dan 1 ml NaOH 10 %. Amati warna yang timbul

2.6. Pemeriksaan Urobilinogen


Tujuan :
Menentukan urobilinogen dalam urin
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, sampel yang disediakan, reagen
Prosedur :
Sampel yang akan diuji (urin praktikan, sampel yang disediakan) sebanyak 3 mL,
dimasukkan ke tabung reaksi, ditambah 10 -12 tetes larutan para dimetil aminobenzaldehid.
Campur dan tunggu selama 5 menit. Amati perubahan warna!, hasil positif ditandai warna merah
ceri. Warna merah muda sampai sedikit merah menunjukkan kadar normal urobilinogen dalam
urin.

2.7.Uji Fehling
Tujuan :
Menentukan karbohidrat dalam urin
Alat dan Bahan:
Tabung reaksi, pipet tetes, urin praktikan, sampel yang disediakan, reagen
Prosedur :
Sampel yang akan diuji (urin praktikan, sampel yang disediakan) sebanyak 2 mL,
dimasukkan ke tabung reaksi, ditambahkan 1 mL fehling A dan 1 mL fehling B, dipanaskan dalam
penangas air selama 5 menit. Amati perubahan yang terjadi. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata.

2.8 Uji Protein Bence Jones


Tujuan:
Mengetahui adanya protein bence jones
Alat dan bahan:
Tabung reaksi, rak tabung reaksi, termometer, beaker glass, kertas saring
Prosedur:
5 mL urin dimasukkan dalam tabung reaksi, panaskan dalam penangas, gunakan
termometer untuk mencatat suhu mulai timbul kekeruhan pertama kali dan kekeruhan
maksimal. Angkat tabung reaksi dari penangas dan panaskan dengan api langsung sampai
mendidih selama 1 menit amati adanya presipitat. Dingin kan tabung, jika ada presipitat,
tambahkan asam asetat 50 % setetes demi setetes, hentikan jika tidak ada perubahan pada
kekeruhan. Saring, filtrat didiamkan 5 menit, kalau terbentuk kekeruhan berarti positif protein
bence jones.

2.9 Penetapan kadar asam urat


Tujuan:
Menentukan kadar asam urat
Alat dan bahan:
Alat tes asam urat , test strip
Prosedur:
Tentukan manusia coba yang akan diperiksa kadar asam uratnya. Bersihkan ujung jari
terlunjuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol. Masukkan jarum ke dalam alat tujuk, atur
kedalaman jarum. Tempatkan test strip di alat tes asam urat. Teteskan darah ke test strip, dan
amati hasil pemeriksaan. Catat data manusia coba dari setiap kelompok di kelas!

Tabel 2. Penafsiran Hasil Uji Benedict Semikuantitatif


Warna Penilaian Kadar

Biru jernih Negatif 0

Hijau/kuning hijau + < 0,5 %

Kuning/kuning kehijauan ++ 0,5 – 1,0 %

Jingga +++ 1,0 – 2,0 %

Merah ++++ > 2,0 %

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kimiawi Urin


Pemeriksaan Hasil Pengamatan Kesimpulan

Derajat Keasaman (pH)

Benedict Semikuantitatif

Koagulasi Panas

Gerhardt

Kreatinin Urin

Urobilinogen

Fehling

Protein Bence Jones


Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat
No Nama/NRP Jenis Kelamin Kadar Asam Urat (mg/dL) Kesimpulan
1 A P
2 B L
3 C P
4 D P
5 E L
6 F L

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Urin menggunakan Urine Analyzer


Nama Analit Hasil Pengamatan Nilai Normal Kesimpulan
Leukosit

Nitrit

Urobilinogen
Protein

pH

Blood

Specific gravity

Ketone
Bilirubin
Glucose
Ascorbic acid

Soal kasus

1. Dalam rangka peringatan hari kemerdekaan, diadakan bazar di taman kota surabaya,
dimeriahkan dengan berbagai stan makanan dan mainan. Badan amal setempat mengadakan
sejumlah pemeriksaan gratis salah satunya pemeriksaan gula darah. Remaja A berusia 17,
yang mengikuti kegiatan bazar tersebut, juga melakukan pemeriksaan gula darah, dimana
hasil pemeriksaan gula darah sewaktunya 14,4 mmol/L. Hasil tersebut membuat keluarga
khawatir, karena beberapa hari yang lalu sepupu remaja tersebut terdiagnosis mengidap
diabetes. Satu jam kemudian dilakukan tes ulang mengunakan alat ukur yang dimiliki
keluarga, hasilnya menunjukkan hiperglisemia dan glikosuria +++. Apakah makna hasil
pemeriksaan tersebut? Apakah diperlukan terapi farmakologi pada kasus ini? Jelaskan
mengapa!
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................
................................................................................

2. Bapak ND berusia 58 tahun, mengeluhkan sakit pinggang, hasil pemeriksaan laboratorium

menunjukkan proteinuria. Pada pemeriksaan fisik terdapat edema pitting pada kedua

pergelangan kakinya. jelaskan makna dari hasil tersebut! Apakah diperlukan terapi

farmakologi pada kasus ini? Jelaskan mengapa!

........................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai