Anda di halaman 1dari 4

JURNAL PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENGARUH URINE PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

OLEH
Fitri Edriyanti (1913031001)
Ni Made Pipi Aryanti ( 1913031005)
Wayan Manika Ananda Hindu Widnyana (1913031006)
Ni Komang Ayu Mita Candra Dewi (1913031014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022
I. Judul
Analisis Urine pada Penderita Diabetes Melitus

II. Tujuan
1. Mengamati sifat fisik unsur urine
2. Membuktikan adanya indikan dalam urine
3. Menentukan kadar kreatinin urine
4. Menentukan kadar glukosa dalam urine secara semi kuantitatif
5. Membuktikan adanya protein dalam urine
6. Membuktikan adanya benda keton dalam urine
7. Membuktikan adanya pigmen empedu dalam urine

III. Dasar Teori


Urine adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen
dan sulfur, garamgaram anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna
kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Faktor
yang memepengaruhi jumlah urine dihasilkan seseorang antara lain adalah
volume air yang dimimun, suhu, banyak garam yang harus dikeluarkan di
dalam tubuh, zat-zat diuretik seperti kopi dan alkohol, yang dapat
mengurangi penyerapan ion Na+ sehingga penyerapan tersebut terhambat
dan volume air akan meningkat. Pada diabetes insipidus, akibat tidak
adanya hormon anti diuretik, volume urine tiap hari dapat mencapai 10-20
L. Pada diabetes melitus, volume urine dapat mencapai 5-6 L dalam 1 hari.
Kreatinin dalam urine berasal dari filtrasi glomerulus dan sekresi oleh
tubulus proksimal ginjal. Kadar kreatinin dalam urine biasanya meningkat
seiring dengan bertambahnya usia dan bertambahnya massa otot. Indikan
dalam urine dapat ditetapkan dengan uji obermeyer. Indikan berasal dari
proses pembusukan asam amino triptofan dalam usus, bukan berasal dari
katabolisme protein dalam tubuh. Adanya glukosa dalam urine dapat
dinyatakan berdasarkan sifat glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam
tertentu dalam larutan alkalis. Untuk mengetahui kandungan glukosa dalam
urine dapat dilakukan secara semikuantitatif dengan uji Benedict.
IV. Alat dan Bahan
A. Alat
Nama Alat Jumlah
Tabung reaksi 1 rak
Batang pengaduk 1 buah
Kaca arloji 1 buah
Pipet tetes 2 buah
Gelas kimia 100 mL 3 buah
Labu ukur 100 mL 2 buah
Pipet volumetric 1 buah
Pemanas 1 buah
Spektrofotometer 1 buah
Thermometer 1 buah
Penangas air 1 buah

B. Bahan
Nama Bahan Jumlah
Urine Larutan glukosa 1%
Pereaksi Obermeyer Secukupnya
Kloroform CH3COOH 2%
Asam asetat Secukupnya
Larutan glukosa Secukupnya
V. Prosedur Kerja
A. Sifat Fisik Urine
1. Letakkan urine dalam tabung reaksi
2. Diamkan beberapa saat
3. Amati fisik urine
B. Uji Indikasi (Obermeyer)
1. Masukkan 8mL urine dan 8mL pereaksi Obemeyer ke dalam tabung
reaksi
2. Tunggu beberapa menit dan tambahkan 3mL kloroform
3. Campurkan larutan dengan cara membalikkan tabung kira-kira 10
kali
4. Hasil akan menunjukkan kloroform mengekstraksi biru indigo
C. Uji Benedict Semikuantitatif
1. Siapkan 4 tabung reaksi
2. Tabung 1: Tambahkan 2,5mL pereaksi benedict dan 4 tetes urine
3. Tabung 2: Tambahkan 2,5mL pereaksi benedict dan 4 tetes larutan
glukosa 0,3%
4. Tabung 3: Tambahkan 2,5mL pereaksi benedict dan 4 tetes larutan
glukosa 1%
5. Tabung 4: Tambahkan 2,5mL pereaksi benedict dan 4 tetes larutan
glukosa 5%
6. Panaskan seluruh campuran dalam penangas air selama 5 menit dan
biarkan dingin perlahan-lahan
7. Hasil positif ditandai dengan endapan berwarna hijau, kuning, atau
merah
D. Uji Protein dengan menggunakan Uji Koagulasi
1. Masukkan 5mL urine ke dalam tabung reaksi lalu didihkan
2. Endapan yang terbentuk adalah protein atau fosfat
3. Tambahkan 5 tetes asam asetat, bila endapan tetap ada menandakan
ada protein sebab fosfat akan larut dalam suasana asam

Anda mungkin juga menyukai