Anda di halaman 1dari 11

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Unit XII dengan judul ”Urinalisis II (Sifat
Kimia Urin)” yang disusun oleh :

Nama : Narwastu
NIM : H0321320
Kelas : Biologi F
Kelompok : IV (empat)

Telah diperiksa oleh koordinator asisten / asisten dosen dan telah dinyatakan
diterima.

Majene, Oktober 2023

Koordinator Asisten Asisten

Winarty Rosmhidayanti
NIM:H0319336 NIM : H0320350
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Urin atau air seni merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinisasi. Sistem eksresi sangat berperan penting dalam tubuh dengan cara
mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan sel atau cairan tubuh.
Dimana ekskresi urin itu sendiri sangat berperan penting dalam
membuang molekul-molekul sisa atau zat hasil metabolisme dalam darah.
Fungsi utama urin itu sendiri adalah untuk membuang zat sisa seperti
racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Selain itu urin tidak hanya
merupakan cairan buagan yang dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit atau infeksi yang
terjadi didalam tubuh seseorang maka hal tersebut mendasari pemeriksaan
urin (Gandasoebrata, 2016).
Pemeriksaan urin adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan bahan atau spesimen dari urin dimana pemeriksaan urin
dapat menentukan ataupun mendiagnosa suatu penyakit yang sedang
diderita oleh seseorang. Pemeriksaan urin dapat meliputi pemeriksaan
bobot jenis, warna, bau, pH, mikroskopik dan pemeriksaan zat organik
didalam urin seperti glukosa, protein dan lain sebagainya. Karena pada
urine dapat dilakukan untuk mendeteksi ataupun mendiagnosa suatau
penyakit sehingga dapat dilakukan beberapa pemeriksaan pada urine.
Maka ini mendasari kita melakukan praktikum pemeriksaan fisik dan zat
organik didalam urin (Anonim, 2018).
2. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengidentifikasi ciri-ciri komposisi urin yang normal.
b. Untuk mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urin.
3. Manfaat Praktikum
a. Untuk mengidentifikasi ciri-ciri komposisi urin yang normal.
b. Untuk mengidentifikasi kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan urin.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Urine merupakan cairan yang diekskesi oleh ginjal disimpan dalam
kandung kemih, dan dikeluarkan melalui uretra.Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan
unutk membuanga molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2021).
Urine adalah hasil pembuagan dari metabolisme tubuh melalui gunjal.
Pada keadaan normal, urine yang keluar antara 900 – 1,500 ml per 24 jam
(bervariasi dengan asupan cairan dan jumlah kehilangan cairan melalui rute
lain). Komposisi urin terdiri dari air, amonia, urea (20-3- g/24 jam), natrium
klorida, asam urat (0,6 g/24 jam), kreatinin (1-2 g/24 jam), kalium sulfat, dan
fosfat.Sistem perkemihan adalah suatu system yang didalamnya terjadi proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh. Zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh akan larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih) Dan zat-zat yang diperlukan tubuh akan
beredar kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh kapiler darah ginjal,
masuk ke dalam pembuluh darah dan selanjutnya beredar ke seluruh tubuh.
(Setiadi, 2017).
Pembentukan urine yaitu ginjal memproduksi urine yang mengandung zat
sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh tubuh melalui tiga proses
utama filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus Komposisi
urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam urin
terkandung bermacam – macam zat, antara lain (1) zat sisa pembongkaran
protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna empedu yang
memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl, dan (4) zat
– zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat – obatan
serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya
hormon (Sloane, 2013).
Urin mempunyai Ph yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5. jika
didapatkan Ph yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri
pemecah urea , sedangkan jika Ph yang terlalu asam kemungkinan terdapat
asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat. Urin mengandung
bermacam-macam zat, antara lain : urea, asam urea, amoniak, dan zat-zat lain
yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garam-garam terutama garam
dapur. Pada rang yang melakukan diet yang rata-rata berisi 80-100 gram
protein dalam 24 jam, kadar air dan zat padat dalam air kemih adalah sebagai
berikut : air 96%, zat padat 4% (terdiri atas urea 2% dan hasil metabolism
lainnya 2%) (Irinto, 2014).
Warna urin normal adalah kuning muda atau kuning jerami, jernih. Pada
produksi urin yang banyak, berat jenisnya antara 1,015-1,030 tergantung pada
konsentrasi bahan solid yang larut dalam urin. Bila produksi urin sedikit, urin
itu pekat dan berat jenisnya naik sedangkan warnanya tetap lebih
gelap.Apabila dibiarkan beberapa lama urin akan menjadi berbau pesing
karena terbentuk amoniak (NH3). Urin bersifat asam (pH<7) karena makanan
yang mengandung banyak protein akan menurunkan pH urin. Sedangkan
makanan yang banyak mengandung sayuran menaikkan pH urin.pH normal
urin 4,5-8,00. Volume urin yang normal ialah 900-2100 cc per hari (Anonim,
2018).
C. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Selasa, 03 Oktober 2023
Waktu : Pukul 07.30-09.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi , Laboratorium Terpadu,
Universitas Sulawesi Barat
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas plastik
2) Rak tabung reaksi
3) Tabung reaksi
4) Bunsen
5) Korek api
b. Bahan
1) Urine
2) Indicator pH universal
3. Prosedur Praktikum
a. Pengujian ammonia
1) Dimasukkan 1 ml urin dalam tabung reaksi, kemudian dipanaskan
dengan api bunsen sampai mendidih.
2) Bagaimana bau hasil pemanasan urin tersebut ?
b. Pengujian empedu
1) Dimasukkan 2 ml urin dalam tabung reaksi.
2) Dimiringkan tabung dan ditetesi dengan larutan iodium tincture
hingga seluruh permukaan urin tertutup. Diperhatikan pada batas
urin dan iodium tincture. Apakah ada bentukan cincin warna hijau
?
c. Menguji glukosa
1) Dimasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 5 tetes reagen benedict kemudian dipanaskan.
3) Diamati perubahan warnanya.
d. Menguji protein
1) Dimasukkan 2 ml urin kedalam tabung reakasi.
2) Ditambahkan 5 tetes reagen biuret kemudian dibiarkan 5 menit.
3) Diamati perubahan warnanya.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Pengujian ammonia
Gambar Keterangan
1. Tabung reaksi
2. 2. Urin

b. Pengujian empedu
Gambar Keterangan
1. Tabung reaksi
2. Urin

c. Menguji glukosa
Gambar Keterangan
1. Tagung reaksi
2. Urin
d. Menguji protein
Gambar Keterangan
1. Tabung raksi
2. Urin

2. Pembahasan
a. Pengujian ammonia
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada
pengujian ammonia, urin yang telah dipanaskan menghasilkan bau
yang tidak telalu menyengat dan warnanya tetap berwarna kuning
gading.
b. Pengujian empedu
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada urin
yang telah ditetesi dengan larutan iodium tincture didapatkan bahwa
terdapat bentukan cucncun yang berwarna kehijauan pada permukaan
larutan.
c. Menguji glukosa
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada
pengujian glukosa, urin yang telah ditetesi larutan benedict lalu
dipanaskan menghasilkan perubahan warna yaitu dari warna
normalnya kuning gading menjadi warna keabu-abuan yang lalu
mengendap dibawah dasar tabung reaksi.
d. Menguji protein
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, pada
pengujian protein, urin yang telah ditetesi larutan biuret kemudian
didiamkan selama 5 menit menghasilkan perubahan warna yaitu pada
permukaan urin berwarna kebiru-biruan dan di dasar tabung reaksi
urin tetap berwarna kuning gading.
Menurut Astuti (2017), kondisi dimana terdapat protein dalam urin
disebut dengan proteinuria. Berdasrkan penelitian yang telah
dilakukan bahwa normalnya protein tidak terdapat dalam urin. Kondisi
normalnya protein dalam urin yaitu apabila tidak melebihi nilai normal
yaitu kurang dari 150 mg/24 jam. Sedangkan kondisi urin yang
mengandung glukosa apabila kadarnya lebih dari 25 mg/dl maka
dianggap sebagai glikosuria yang abnormal.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada pengujian
sifat kimia urin, dapat disimpulkan bahwa urin memiliki ciri-ciri dan
komposisi yang normal dimana urin berwarna kuning gading dan dalam
urin tersebut terkandung empedu, glukosa, dan protein.
2. Saran
a. Saran untuk praktikan
Diharapkan agar praktikan hadir tepat waktu dan menjaga
kebersihan dalam melakukan praktikum.
b. Saran untuk asisten
Diharapkan agar asisten tetap sabar dalam membimbing
praktikan.
c. Saran untuk laboratorium
Diharapkan agar tetap menjaga kebersihan dan kelancaran air
dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018,Penuntun Praktikum Kimia Klinik . Tim dosen kimia farmasi UMI :
Makassar.

Astuti, D., S. 2017. Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat Pada
Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester Vi Fkip Ums 2017. Jurnal Prosiding
Konferensi Pendidikan Biologi. Vol 14(1). 36-38.

Gandasoebrata. 2006. Penuntun Labratorium Klinik, PT. Dian Rakyat: Jakarta.


Irianto, K. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, CV
YRAMA WIDYA:Bandung.
Ismail, G. 2012. Sehat Tanpa Obat. Grasindo:Jakarta.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. PT. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.


DOKUMENTASI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai