Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN URINE

Disusun oleh:
1. Diana Sinthya Putri (07)
2. Dwika Nirmala A. (09)
3. Sabina Dikta V. A. (27)
4. Shofi Nur Oktafiani (30)
5. Wiwid Reza Mahendra (34)
6. Brililan Eka R. (37)

XI MIA 9

SMA NEGERI 2 LAMONGAN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai
proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran
dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem
ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem
sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat
ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
Salah satu hasil ekskresi dari sistem ekskresi (ginjal) yaitu urin. Urin terbentuk
melalui 3 tahap, yaitu: proses filtrasi, re-absorpsi dan augmentasi. Pada tahap
filtrasi yang terjadi di glomerulus akan menghasilkan urin primer, glukosa, asam
amino, garam, air, urea,, asam urat, ion. Lalu terjadi penyerapan kembali pada
tahap reabsorpsi dan menghasilkan urin sekunder. Kemudian pada tahap yang
terakhir terjadi penambahan zat sisa seperti urea, asam urat, sisa obat, H+, NH4+.
Proses ketiga ini terjadi di Tubulus Kontortus Distal sampai Tubulus Kolektivus
dan menghasilkan urin yang sebenarnya yang kemudian akan menuju pelvis
(rongga) lalu ke ureter vesikula urinaria (kantong urin), jika kantong urin sudah
penuh akan dikeluarkan melalui uretra. Urin yang dihasilkan oleh setiap orang
tentu berbeda – beda. Banyak sedikitnya urin yang dikeluarkan tiap harinya
dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya, zat – zat deuretik seperti kopi, teh,
alcohol, kemudian dipengaruhi juga oleh suhu, volme larutan dalam darah dan
emosi seseorang.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kandungan apa saja yang terdapat pada urine
2.  Untuk mengetahui karakteristik pada urine

C. Rumusan Masalah
1. Kandungan apa saja yang terdapat pada urine?
2.  Bagaimana karakteristik pada urine?
BAB 2
KAJIAN TEORI

Sistem ekresi merupakan sistem yang berperan dalam proses pembuangan zat-zat
yang sudah tidak diperlukan (zat sisa) ataupun zat-zat yang membahayakan bagi tubuh dalam
bentuk larutan.
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa
hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat
sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Alat yang diekskresikan oleh ginjal berupa urine. Pembahasan lebih lanjut tentang urin
akan dijelaskan dalam teori utama berikut.
1. Pengertian
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Ekskresi urine diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, peran urinesangat
pentingkarena sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi urine
(Wahyundari, 2016).Sehingga komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan ginjal untuk
menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk metabolisme dasar dan
mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah bahan yang terdapat dalam
urineselama 24 jam adalah 35 gram bahan organik dan 25 gram bahan anorganik (Ma’arufah,
2004).
2. Proses pembentukan
Organ yang berperan dalam pembentukan urine yaitu ginjal. Didalam ginjal, zat sisa
metabolisme akan dipilah-pilah kembali. Hasil pemilahan tersebut berupa zat yang sudah
tidak berguna dan zat yang masih bisa dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna tersebut
akan dikeluarkan dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan lagiakan
dikembalikan ke sirkulasi(Riswanto, dan Rizki, 2015).
Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi
filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi dan reabsorbsi. Setidaknya salah satu
dari tiga proses berikut akan dialami suatu zat ketika diangkut melalui darah ke sistem filtrasi
kompleks ginjal, yaitu filtrasi glomerular, sekresi tubular dan reabsorbsi tubular (Riswanto,
dan Rizki, 2015).Filtrat glomerulus memiliki zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh,
sehingga filtrat akan berpindah dari dalam tubulus ke plasma kapiler peritubulus.
Perpindahan ini disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar
sebagai urine, tetapi akan diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kembali ke
jantung untuk diedarkan. Zat-zat yang akan diserap kembali adalah glukosa, sodium, klorida
fosfat, dan beberapa ion bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus proksimal. Jika tubuh
masih membutuhkan sodium dan ion bikarbonat maka terjadi penyerapan kembali secara
aktif pada tubulus distal (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan ke papilla renalis
(Lauralee, 2011).
Tubulus proksimal berfungsi menahan ion-ion (K+, Na+, Cl-, HCO3-), reabsorbsi
glukosa dan asam amino, serta mengeliminasi ureum dan kreatinin. Ansa Henle berperan
dalam pembentukan tekanan osmotik (Sudiono, Iskandar, Halim, et al., 2006). Setelah zat
yang masih dibutuhkan tubuh diserap kembali, proses selanjutnya adalah sekresi tubulus
yaitu perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke lumen tubulus. Sisa dari
penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya
diteruskan ke luar tubuh dalam bentuk urine(Lauralee, 2011).

3. Komposisi dalam urine

Komposisi zat didalam urine bervariasi tergantung jenis makanan serta air yang
diminumnya. Urinenormal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat,
asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam dapur dan zat-zat yang
berlebihan dalam darah misalnya vitamin Cdan obat-obatan. Semua cairan dan pembentuk
urinetrsebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urineberubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagitubuh, misalnya glukosa diserap kembali
ke dalam tubuh melalui molekul pembawa (Halander, dkk., 2000).
4. Urinalisis
Urinalisis adalah pemeriksaan spesimen urine secara fisik, kimia dan mikroskopik
(Hardjoeno,dan Fitriyani,2007). Urinalisis tidak hanya menggambarkan gangguan keadaan
intrinsik ginjal, tetapi juga memberi bukti yang penting tidak hanya pada kondisi kerusakan
primer dari ginjal dan taktus urinearius. Perubahan pada urine mungkin menjadi pertanda
yang pertama kali muncul pada penyakit vaskuler yang serius (Bishop dkk, 1996).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan tempat

Waktu : Rabu, 5 Februari 2020


Pukul : 07.00 – 08.15
Tempat : Lab. Biologi SMAN 2 LAMONGAN

B. Alat dan bahan

Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas beker 500 ml
4. Pemanas bunsen
5. Kaca asbes
6. Kaki tiga
7. Penjepit
8. Korek api
9. Pipet tetes
10. Kertas tisu
11. Kertas label
12. Botol sampel urine yang bening transparan
13. Kertas lakmus

Bahan:
1. Sampel urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari
seteah bangun tidur)
2. Larutan Ag NO3 10%
3. Larutan biuret
4. Larutan benedict

C. Langkah kerja

1. Sifat fisik urine


Amatilah dan bandingkan beberapa sampel yang dibawa dari rumah,
dalam hal sifat sifat fisiknya. ( misalnya : warna, tingkat kekeruhan, dan PH).
Analisis dengan menggunakan tabel acuan berikut :
Warna Keterangan
Kuning Normal
Hitam Mengonsumsi tablet yang mengandung zat besi (ferri sulfat),
minum obat parkinson
Biru Mengonsumsi obat abti depresi atau antibiotik, infeksi bakteri
Pseudomonas pada saluran lkemih
Cokelat Gangguan fungsi ginjal, mengonsumsi antibiotik
Kuning gelap (seperti teh) Hepatitis fase akut, kelebihan vitamin B2, mengonsumsi
antibiotik
Oranye – merah Dehidrasi, demam, mengonsumsi obat
Hijau Infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, mengonsumsi vitamin
Bening (tidak berwarna) Terlalu banyak minum, diabetes insipidus, minum alkohol
Putih seperti susu Tumor jaringan limfat, filariasis

Keterangan :
Tingkat kekeruhan : tidak keruh (-), sedikit keruh (+), sangat keruh (++), sangat keruh (++
+). PH normal urine = 4,7 – 8
2. Uji kandungan klorida
Masukkan 2 ml urine kedalam tabung reaksi tambahan 5 tetes larutan
Ag NO3 10%. Amati endapan putih yang terbentuk (endapan putih tipis =
urine normal, endapan putih tebal = urine abnormal). Hati – hati
menggunakan larutan Ag NO3 karena bersifat korosif dan eksplosif

3. Uji protein
Masukkan 2 ml sampel urine kedalam tabung reaksi. Tambah 5 tetes
larutan biuret. Amati perubahan warnanya dan tuliskan hasil analisis anda.

Warna setelah diteteskan larutan Biuret Keterangan


Ungu Mengandung protein
Biru atau selain ungu Tidak mengandung protein

4. Uji glukosa
Tuangkan sampel urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 mL,
tempelkan kertas label agar tidak tertukar. Lalu,  Teteskan larutan Benedict
sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi yang telah berisi urine, kemudian
kocok sebentar agar bercampur merata. Amati warnanya. Setelah itu masukan
semua tabung reaksi tersebut kedalam gelas beker yang tidak berisi air
setengahnya. Kemudian dipanaskan hingga mendidih, beberapa saat akan
terjadi perubahan warna. Hati – hati menggunakan korek api dan bunsen
untuk menghindari kebakaran. Kemudian matikan pemanas bunsen dan
biarkan hingga agak dingin. Amatilah perubahan warna urine disetiap tabung
reaksi dan analisis hasilnya berdasarkan tabel acuan berikut:

Warna Hasil Uji Glukosa Hasil Reaksi Keterangan/Kandungan Glukosa


Biru - Normal
Hijau kekuningan keruh + 0,5 – 1%
Kuning keruh ++ 1 – 1,5%
Coklat, jingga +++ 2% - 3,5%
Merah bata ++++ > 3,5%

Anda mungkin juga menyukai