Anda di halaman 1dari 19

Perang Batak

Nama kelompok
Lukita sinta f.
Shofia nur o.
Prayoga oky w.
Qonita maryam
Raja Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII memiliki nama asli Pantuan Besar
Ompu Pulo Batu. Ia lahir di Bakkara, Tapanuli, Sumatra
Utara, 17 Juni 1849. Ayah dan Ibunya bernama
Sisingamangaraja XI (Ompu Sohahuaon) dan Boru
Situmorang. Ayahnya wafat pada tahun 1876, sehingga
Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi penerus ayahnya
di usia yang baru 19 tahun. Gelarnya adalah Sisingamangaraja
XII. Sisingamangaraja berasal dari tiga kata, yaitu ‘si’, ‘singa’,
dan ‘mangaraja’. ‘Si’ adalah kata sapaan, ‘singa’ merupakan
bahasa Batak yang berarti bentuk rumah Baka, sedangkan
‘mangaraja’ sama maksudnya dengan kata ‘maharaja’. Jadi
Sisingamangaraja berarti Maharaja orang Batak.
Faktor yang menyebabkan terjadinya Perang
Batak
1. Sebab umum.
- Adanya tantangan raja Batak Tapanuli yang masih
menganut agama Batak kuno (Animisme dinamisme)
atas penyebaran agama Kristen di Tapanuli.
- Adanya siasat Belanda dengan menggunakan gerakan
Zending untuk menguasai daerah Tapanuli.
- Alasan yang digunakan Belanda untuk menindas
pejuang Padri dan pemimpin-pemimpin Aceh banyak
melarikan diri ke daerah Tapanuli.
2.Sebab Khusus.
- Penolakan Raja Si Singamangaraja ke-XII atas penyebaran agama Kristen
di daerah Tapanuli.
- Perang Tapanuli (1878-1907) terjadi karena kebijakan Belanda di
Nusantara, dan berlaku juga di Tapanuli, membuat rakyat mengalami
penderitaan yang hebat. Banyak para petani yang kehilangan tanah dan
pekerjaannya karena diberlakukannya politik liberal yang membebaskan
kepada para pengusaha Eropa untuk dapat menyewa tanah penduduk
pribumi. Dan dalam pelaksanaanya banyak penduduk pribumi yang
dipaksakan untuk menyewakan tanahnya dengan harga murah. Untuk
itu Sisingamangaraja mengadakan perlawanan terhadap Belanda.

 
Jalannya Perang Batak
Pertempuran pertama terjadi di Bahal Batu.
Sisingamangaraja XII dengan pasukannya berusaha
memberikan perlawanan sekuat tenaga. Tetapi nampaknya
kekuatan pasukan Batak tidak seimbang dengan kekuatan
tentara Belanda, sehingga pasukan Sisingamangaraja XII
ini harus ditarik mundur. Setelah berhasil menggagalkan
berbagai serangan dari pasukan Sisingamangaraja XI,
Belanda mulai bergerak ke Bakkara(benteng dan istana
sisingamangaraja). Benteng dan Istana Bakkara dihujani
tembakan-tembakan yang begitu gencar, sehingga benteng
itu dapat diduduki Belanda.
Pada Juli tahun 1889 Sisingamangaraja XII kembali angkat
senjata melawan ekspedisi Belanda. Di Huta Puong ini
pasukan Sisingamangaraja XII bertahan cukup lama. Tetapi
pada tanggal 4 September 1899 Huta Puong juga jatuh ke
tangan Belanda.
Tahun 1907 pasukan Belanda di bawah komando Hans
Christoffel memfokuskan untuk menangkap
Sisingamangaraja XI Sisingamangaraja XIl berhasil dikepung
rapat di daerah segitiga Barus, Sidikalang, dan Singkel. Dalam
pengepungan ini Belanda menggunakan cara licik yakni
menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XIll dan dua
anaknya.
Akhir Perang Batak
Pada tanggal 17 Juni 1907 siang pasukan Belanda
dikerahkan untuk menangkap Sisingamangaraja XIl di
pos pertahanannya di Aik Sibulbulon di daerah Dairi.
Sisingamangaraja XII tertembak mati. Begitu juga
putrinya Lopian dan dua orang puteranya Sutan
Nagari dan Patuan.
Dampak Perang Batak
1. Bidang Politik.
Seluruh daerah Tapanuli dapat dikuasai sepenuhnya
oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
2. Bidang ekonomi.
Dikuasainya monopoli perdagangan di sana terutama
hasil perkebunannya seperti tembakau.
3. Bidang sosial.
Tersebarnya agama kristen di Tapanuli secara meluas yang
menyebabkan berubahnya keyakinan masyarakat
sebelumnya.
 
PERLAWANAN
PANGERAN
MANGKUBIMI DAN
MAS SAID
Raden mas said
Raden Mas Said adalah putera dari Raden Mas Riya yang
bergelar Adipati Arya Mangkunegara dengan Raden Ayu
Wulan putri dari Adipati Blitar. Pada usia 14 tahun Raden
Mas Said sudah diangkat sebagai gandek kraton
(pegawai rendahan di istana) dan diberi gelar R.M.Ng.
Suryokusumo. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara I / Raden Mas Said, lahir di Kartasura, 
7 April 1725 – meninggal di Surakarta, 23 Desember 1795
 pada umur 70 tahun) adalah pendiri Praja
Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung di Jawa bagian
tengah selatan, dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Sebab Terjadinya Perlawanan Pangeran Mangkubumi Dan Mas Said
Persahabatan antara Pakubuwana ll dengan VOC ini telah
menimbulkan kekecewaan para bangsawan kerajaan.
Terlebih lagi VOC melakukan intervensi dalam urusan
pemerintahan kerajaan. Karena merasa sudah
berpengalaman, Raden Mas Said kemudian mengajukan
permohonan untuk mendapatkan kenaikan pangkat. Akibat
permohonan ini Mas Said justru mendapat cercaan dan
hinaan dari keluarga kepatihan. Mas Said merasa sakit hati
dengan sikap keluarga kepatihan. Muncullah niat untuk
melakukan perlawanan terhadap VOC yang telah membuat
kerajaan kacau karena banyak kaum bangwasan yang
bekerja sama dengan VOC.
Jalannya perlawanan pangeran
mangkubumi dan mas said
Raden Mas Said pergi menuju Nglaroh untuk memulai
perlawanan. Oleh para pengikutnya Mas Said diangkat sebagai
raja baru. Perlawanan Mas Said cukup kuat karena mendapat
dukungan dari masyarakat sehingga menjadi ancaman yang
serius bagi eksistensi Pakubuwana ll sebagai raja di Mataram.
Oleh karena itu, pada tahun 1745 Pakubuwana Il mengumumkan
barang siapa yang dapat memadamkan perlawanan Mas Said
akan diberi hadiah sebidang tanah di Sukowati. Pangeran
Mangkubumi ingin mencoba sekaligus menakar seberapa jauh
komitmen dan kejujuran Pakubuwana II. Singkat cerita Pangeran
Mangkubumi dan para pengikutnya berhasil memadamkan
perlawanan Mas Said. Ternyata Pakubuwana ingkar janji.
Terjadilah pertentangan antara Raja Pakubuwana II
yang didukung Patih Pringgalaya di satu pihak dengan
Pangeran Mangkubumi di pihak lain. Pangeran
Mangkubumi segera meninggalkan istana. Pangeran
Mangkubumi dan pengikutnya pertama kali pergi ke
Sukowati untuk menemui Mas Said. Kedua pihak
bersepakat untuk bersatu melawan VOC. Untuk
memperkokoh persekutuan ini, Raden Mas Said
dijadikan menantu oleh Pangeran Mangkubumi. Raden
Mas Said bergerak di bagian timur, Sedangkan
Pangeran Mangkubumi konsentrasi di bagian barat.
Perpaduan perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas
Said sangat kuat dan meluas di hampir seluruh Jawa Timur
dan Jawa Tengah. Kemenangan demi kemenangan mulai
diraih oleh pasukan Mas Said dan pasukan Mangkubumi. Di
tengah-tengah berkecamuknya perang di berbagai tempat,
terdengar berita bahwa pada tahun 1749 Pakubuwana Il sakit
keras. Melihat kondisi Pakubuwana II yang mulai tidak
menentu dan sangat lemah itu, Gubernur Jenderal Baron
van Imhoff memerintahkan Gubernur Semarang Gijsbert
Karel Van Hogendorp (1762-1834) untuk secepatnya
menemui Pakubuwana Il dan menyodorkan perjanjian.
Perjanjian antara Pakubuwana II dengan
pihak VOC
 Perjanjian itu ditandatangani pada tanggal 11 Desember
1749 yang isinya antara lain sebagai berikut
1) Susuhunan Pakubuwana ll menyerahkan Kerajaan
Mataram baik secara de facto maupun de jure kepada VOC.
2). Hanya keturunan Pakubuwana Il yang berhak naik tahta
dan akan dinobatkan oleh vOC menjadi raja Mataram
dengan tanah Mataram sebagai pinjaman dari VOC.
3). Putera mahkota akan segera dinobatkan. Setelah
Pakubuwana ll wafat, kemudian tanggal 15 Desember 1749
Van Hohendorff mengumumkan pengangkatan putera
mahkota sebagai Susuhunan Pakubuwana lI.
Akhir perlawanan pangeran mangkubumi
dan mas said
Pada saat perjanjian antara Pakubuwana Il dengan VOC ditandatangani,
Pakubuwana ll dinyatakan bukan lagi Raja Mataram, sementara VOC
juga belum mengangkat raja yang baru. Mataram dalam keadaan
vakum, keadaan vakum ini, oleh para pengikutnya Pangeran
Mangkubumi diangkat sebagai raja, penobatan Pangeran Mangkubumi
ini bertempat di Desa Kabanaran. Tahun 1750 merupakan tahun
kemenangan bagi Pangeran Mangkubumi Kemenangan demi
kemenangan diperoleh Pangeran Mangkubumi dan juga Mas Said.
Sebagai contoh pasukan Mangkubumi berhasil menghancurkan De
Clerq dan pasukannya di daerah Kedu. Dari Kedu pasukan Mangubumi
bergerak ke utara dan berhasil menguasai daerah Pekalongan dan
beberapa daerah pesisir lainnya. Van Hogendorp yang diberi tanggung
jawab oleh VOC untuk memadamkan perlawanan Mangkubumi dan
Mas Said mulai frustrasi dan putus asa.
Perang dan kekacauan yang terjadi Mataram itu telah
menghabiskan dana yang begitu besar. Sementara
perlawanan Pangeran Mangubumi dan Mas Said
belum ada tanda-tanda mau berakhir. Oleh karena itu,
penguasa vOC terus membujuk kepada Pangeran
Mangkubumi untuk berunding. Pangeran
Mangkubumi bersedia berunding dengan VOC.
Dengan demikian perlawanan Pangeran Mangkubumi
berakhir. Tercapailah sebuah perjanjian yang dikenal
dengan Perjanjian Giyanti.
Isi perjanjian giyanti
Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 13 Februari
1755 di Desa Giyanti.
Isi pokok perjanjian giyanti itu adalah bahwa Mataram
dibagi dua. Wilayah bagian barat (daerah Yogyakarta)
diberikan kepada Pangeran Mangkubumi dan
berkuasa sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan
HamengkubuwanaI, sedang bagian timur (daerah
Surakarta) tetap diperintah oleh Pakubuwana II
dengan sebutan Kasunanan Surakarta. Perjanjian
Giyanti ini sering dinamakan dengan "Palihan Negari".

Anda mungkin juga menyukai