Anda di halaman 1dari 35

UNIT I

IDENTIFIKASI/DETERMINASI TUMBUHAN

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip atau dasar klasifikasi makhluk hidup
2. Mahasiswa mampu melakukan klasifikasi menggunakan dasar tertentu

B. Pendahuluan
Klasifikasi berasal dari bahasa latin yaitu classis yang artinya pengelompokan benda
yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama. Secara harfiah arti klasifikasi adalah
penggolongan, pengelompokan. Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan dan
pengkategorian yangdidasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan
suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yangmemiliki
persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupunhewan tersebut dipasang-
pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewanlainnyayang memiliki persamaan dalam
kategori lain.
Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkanmakhluk
hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut
sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya
hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmuyang mempelajari prinsip dan cara
mengelompokkan makhluk hidup kedalam golongannya disebut taksonomi atau sistematik.
Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah
denganmembentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek ataumakhluk
hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,membandingkan,
dan mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidupdidasarkan pada persamaan dan
perbedaan ciri yangdimiliki makhluk hidup,misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cutter
b. Jarum
c. Loupe
d. Penggaris
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 1
e. Alat tulis
f. Kamera
g. Kertas label
h. Sampling bag
2. Bahan
Tumbuhan di sekitar lab

D. Prosedur Kerja
1. Amati tumbuhan yang ada di sekitar rumah
2. Tentukan 10 jenis/ spesies tumbuhan yang kalian kenal nama lokal atau (sertakan
3. nama ilmiahnya jika sudah diketahui)
4. Ambil sampel bagian daun dan batang pada tiap tumbuhan tersebut sebagai spesimen
untuk pengamatan!
5. Jangan lupa memberi label!
6. Catat semua data tumbuhan yang hanya dapat ditemui di lapangan dan akan hilang/
tidak tampak ketika spesimen diambil dalam field book!
7. Amati dengan teliti semua spesimen sampel daun dan batang, kemudian
kelompokkan sesuai dengan satu pola besar yang dapat kalian temukan!

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 2


UNIT II
SCHYZOPHYTA

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri organisme yang tergolong bakteri dan
ganggang hijau-biru.
2. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk sel bakteri dan sel ganggang hijau-biru.
3. Mahasiswa mengenal beberapa organisme yang tergolong kedalam bakteri dan
organisme yang tergolong ganggang hijau-biru

B. Pendahuluan
Schizophyta atau tumbuhan belah ( dari bahasa Latinshizere atau Yunani schzein=
membelah, dan phyton (Yunani) = tumbuhan). Divisi tumbuhan ,selain berkembang biak
dengan cara membelah diri juga memiliki ciri, hanya terdiri atassatu sel saja, protoplas belum
terdiferensiasi dengan jelas, sehingga inti belum tampaknyata, demikian pula plastidanya.
Tumbuhan belah dianggap sebagai kelompok dengantingkat perkembangan filogenetik yang
paling rendah, jadi dari segi evolusi merupakantumbuhan yang paling tua dan paling primitif.
Schizophita sendiri terbagi menjadi dua kelas yaituSchizomycetesatau lebihdikenal dengan
nama bakteri, dan kelascyanophytaatau ganggang biru. Bakteri danganggang memiliki
karakteristik yang berbeda, juga dibedakan dari peranan masing – masing ada yang
berdampak positif dan negatifnyta sehingga manusia dapatmemanfaatkan untuk membantu
dalam segala bidang, utamanya dibidang industry dan pertanian

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Object glass
c. Cover glass
d. Aquadest
e. Silet
f. Pipet tetes
g. Gelas arloji
h. Alat tulis menulis
i. Kamera
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 3
j. Tissue
2. Bahan
a. air genangan berwarna hijau
b. bintil akar putri malu
c. selaput lender pada tembok yang basah

D. Prosedur Kerja
1. Bintil Akar
a. Iris dengan hati-hati dan setipis mungkin hingga Nampak transparan bintil akar
tumbuhan
b. Irisan tipis bintil akar diletakkan di atas object glass
c. Dengan menggunakan pipet, irisan tersebut ditetesi setetes aquadest
d. Tutup dengan deck glass, kemudian amati preparat tersebut dengan mikroskop
e. Gambar sel bakteri yang anda temukan pada lembaran yang telah disiapkan serta
warnai sesuai warna sel tersebut
2. Sel Ganggang Hijau-Biru
a. Lakukan teteskan 1-2 tetes air genangan berwarna hijau di atas object glass lalu
tutup dengan deck glass
b. Amati dengan mikroskop dan gambarkan sel ganggang yang anda temukan serta
Berikan pewarnaan yang sesuai dengan yang anda lihat
c. Lakukan pengamatan untuk bahan yang diperoleh dari selaput lender pada
tembok/batu yang basah

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 4


UNIT III
ALGAE MIKROSKOPIS

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menemukan berbagai jenis Algae mikroskopis yang terdapat
dalam air
2. Mahasiswa mampu memahami habitat kehidupan Algae mikroskopis
3. Mahasiswa mampu memahami struktur tubuh Algae mikroskopis
4. Mampu menjelaskan peranan dari Algae mikroskopis

B. Pendahuluan
Algae atau Ganggang merupakan tumbuhan thalus yang mengandung klorofilserta
derivitnya, sehingga algae dapat hidup dengan cara autotrof,disamping itu
algae juga dapat melakukan simbiosis dengan organisme lain. Tubuh algae ada yang berselsat
u, berkoloni maupun bersel banyak. Tempat hidup dari algae biasanya adalah air, baik air
tawar maupun air asin dan ditempat-tempat yang basah ataupun lembab.Alga mikroskopis
merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik seltunggal maupun koloni yang hidup
di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut.Makanan utama alga mikroskopis ialah
karbondioksida. Alga mikroskopis mamputumbuh cepat dan dipanen dalam waktu singkat
yakni 7-10 hari.Berikut merupakan fungsi mikroalga secara umum : - Sumber makanan
dannutrsi bagi moluska, bivalvial, zooplankton ( Rotifera, Dapnia, Artemia), -
Digunakansebagai green water technology dan sebagai penstabil kualitas air ( sebagai nutrisi
bagilarva dan sebagai komtrol mikroba) - Sebagai suplemen makanan, kosmetik, energi, dan
lain-lain.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Pipet tetes
c. Cawan petridish
d. Toples plastic
e. Obeck glass
f. Cover glass
g. Kertas saringan
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 5
h. Tissue
i. Tusuk gigi
j. Alat tulis
k. Kamera
2. Bahan
a. Air kolam
b. Air sawah
c. Air es batu
d. Air gallon

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Bersihkan alat seperti kaca preparat, kaca penutup, pipet, cawan petri dengan
menggunakan alcohol. Jika tidak ada cukup dengan tisu
3. Teteskan q tetes air kolam, air sawah, air es batu, air gallon pada kaca preparat
kemudian tutup menggunakan kaca penutup dan jangan sampai ada gelembung udara
4. Amati dengan mikroskop dan gambar hasil pengamatan tersebut, kemudian
bandingkan gambar pembanding yang diambil dari kamera
5. Klasifikasikan jens alga yang diamati

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 6


UNIT IV
ALGAE MAKROSKOPIS

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menemukan berbagai jenis Algae makroskopis yang terdapat
dalam air
2. Mahasiswa mampu memahami habitat kehidupan Algae makroskopis
3. Mahasiswa mampu memahami struktur tubuh Algae makroskopis
4. Mampu menjelaskan peranan dari Algae makroskopis

B. Pendahuluan
Algae atau ganggang merupakan tumbuhan thalus yang mengandung klorofil serta
derivitnya, sehingga algae dapat hidup dengan cara autotrof, disamping itu
algae juga dapat melakukan simbiosis dengan organisme lain. Tubuh algae ada yang berselsat
u, berkoloni maupun bersel banyak. Tempat hidup dari algae biasanya adalah air, baik air
tawar maupun air asin dan ditempat-tempat yang basah ataupun lembab.Alga mikroskopis
merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup
di seluruh wilayah perairan air tawar dan laut.Makanan utama alga mikroskopis ialah
karbondioksida. Alga mikroskopis mamputumbuh cepat dan dipanen dalam waktu singkat
yakni 7-10 hari.Berikut merupakan fungsi mikroalga secara umum : - Sumber makanan
dannutrsi bagi moluska, bivalvial, zooplankton ( Rotifera, Dapnia, Artemia), -
Digunakansebagai green water technology dan sebagai penstabil kualitas air ( sebagai nutrisi
bagilarva dan sebagai komtrol mikroba) - Sebagai suplemen makanan, kosmetik, energi, dan
lain-lain.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cawan petridish
b. Toples plastic
c. Alkohol
d. Tissue
e. Alat tulis
f. Kamera
2. Bahan
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 7
a. Padina sp.
b. Galaxara sp.
c. Halimeda opuntia
d. Bornetella oligospora
e. Sargassum sp.

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ambil salah satu bahan praktikum, lalu amati bentuk morfologi alga tersebut
3. Setelah itu, gambarkan bentuk alga yang tampak. Lakukan seterusnya pada bahan
lainnya
4. Klasifikasikan alga yang telah digambar

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 8


UNIT V
MIKRO FUNGI

A. Tujuan
1. Mampu memahami struktur tubuh jamur mikroskopis yang terdapat pada bahan
praktikum
2. Mampu menjelaskan bagian –bagian dari jamur mikroskopis yang terdapat pada
bahan praktikum
3. Mampu menjelaskan manfaat dan kerugian jamur mikroskopis yang diamati.

B. Pendahuluan
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk
benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnyamengandung kitin atau
selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dansebagian besar tubuhnya terdiri dari
bagian vegetatif berupa hifa dangeneratif yaitu spora.Jamur merupakan kelompok
organisme eukariotik yang membentukdunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada
umumnya multiseluler (bersel banyak).
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal caramakan,
struktur tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya.Tubuh jamur tersusun dari komponen
dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan- jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai
benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Pinset
c. Cawan petridish
d. Objeck glass
e. Cover glass
f. Tissue
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 9
g. Tusuk gigi
h. Alat tulis
i. Kamera
2. Bahan
a. Jamur tempe
b. Jamur nasi
c. Jamur roti
d. Aquadest

D. Prosedur Kerja
a. Gunakan pinset atau tusuk gigi untuk mengambil sampel jamurnya
b. Lalu letakkan sampel tersebut pada objeck glass kemudian ditetesi dengan aquadest
lalu ditutup dengan deck glass
c. Amati dengan mikroskop
d. Gambar jamur yang anda temukan serta beri pewarnaan seperti yang anda lihat
e. Susun klasifikasinya

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 10


UNIT VI
MAKRO FUNGI

A. Tujuan
1. Mampu memahami struktur tubuh jamur makroskopis yang terdapat pada bahan
praktikum
2. Mampu menjelaskan bagian –bagian dari jamur makroskopis yang terdapat pada
bahan praktikum
3. Mampu menjelaskan manfaat dan kerugian jamur makroskopis yang diamati.

B. Pendahuluan
Jamur merupakan organisme eukariotik dan hampir emua bersel banyak. Sel-sel
jamur tidak mengandung pigmen fotosintetik sehingga heterotrof. Jamur bersifat talus
yaitu tidak memiliki akar, batang, daun sejati. Tubuh jamur terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa. Hifa yang bercabang-cabang akan membentuk misellium. Hifa yang
tidak bersekat menyebabkan inti sel menyebar di protoplasma (hifa koenositik). Jamur
memiliki dinding sel yang terdiri dari zat kitin. Habitat jamur adalah di tempat lembab
yang memiliki zat organik dan kurang cahaya. Mereka bersifat saprofit maupun parasit
dan menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk glikogen dan lemak. Kingdom
fungi dibagi menjadi empat divisio yaitu zygomicota, ascomycota, basidiomycota, dan
deuteromycota.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Lup
c. Cawan petridish
d. Tusuk gigi
e. Tissue
f. Objeck glass
g. Cover glass
2. Bahan
a. Auricuria sp
b. Pleurotus ostreatu
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 11
c. Volvariella volvaceae

D. Prsedur Kerja
a. Gunakan lup, amati bagian morfologi setiap jamur yang disiapkan
b. Gambarlah tubuh jamur makroskopis
c. Susun urutan klasifikasinya
d. Buatlah preparat untuk jamur makrokopis dengan cara mengiris setipis mungkin
penampang melintang tubuh jamur
e. Ambil bagian lembaran di bawah tudung jamur merang lalu iris melintang bagian
paling bawah
f. Amati basidium dan basidioporanya lalu gambar hasilnya
g. Identfikasi ciri-ciri dari jamur yang kamu amati

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 12


UNIT VII
LICHEN

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal morfologi dan anatomi Lichenes
2. Mahasiswa mampu mengamati morfologi dan anatomi Lichenes
3. Mahasiswa mampu mengamati tipe-tipe tallus pada Lichenes

B. Pendahuluan
Lichenes merupakan gabungan antara fungi clorophyta dan alga dari cyanophyta
sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lichenes disebut
juga dengan lumut kerak karena bentuknya menyerupai kerak yang menempel di
pohon-pohon, tebing, atau bebatuan.
Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian
pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi
dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Lichens bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dapat
dilakukan dengan cara fragmentasi, atau soredium. Soredium adalah beberapa sel alga
yang terbungkus oleh hifa fungi. Karakteristik soredium ringan dan berukuran kecil
yang memudahkannya untuk diterbangkan oleh angin. Apabila jatuh pada tempat
yang sesuai maka akan tumbuh membentuk lichens baru. Sedangkan reproduksi
seksual lichens adalah dengan membentuk askospora dan basidiosporaspora yang
tidak dilengkapi dengan hifa fungi tidak akan tumbuh dan membentuk individu baru.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia 1 buah
b. Baki 1 buah
c. Objek glass 3 buah
d. Cover glass 3 buah
e. Tisue 1 buah
f. Mikroskop 1 buah
g. Pipet tetes 1 buah
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 13
h. Silet 1 buah
2. Bahan
a. Lichenes (lumut kerak)

D. Prosedur Kerja
a. Gunakan lup, amati bagian morfologi setiap liken yang disiapkan
b. Gambarlah tubuh jamur makroskopis
c. Susun urutan klasifikasinya
d. Buatlah preparat untuk jamur makrokopis dengan cara mengiris setipis mungkin
penampang melintang tubuh jamur
e. Ambil bagian lembaran di bawah tudung jamur merang lalu iris melintang bagian
paling bawah
f. Amati basidium dan basidioporanya lalu gambar hasilnya
g. Identfikasi ciri-ciri dari jamur yang kamu amati

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 14


UNIT VIII
BRYOPHYTA

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan lumut
2. Untuk mengidentifikasi bentuk morfologi gametofit dan sporofit lumut pada
Divisi Bryophyta
3. Untuk mengetahui ciri yang membedakan antara klas Musci dan kelas Hepaticae

B. Pendahuluan
Bahan baku (serbuk kayu/gergaji) yang digunakan sebagai tempat tumbuh
jamur mengandung karbohidrat, serat lignin, dan lain-lain. Dari kandungan kayu
tersebut ada yang berguna dan membantu pertumbuhan jamur, tetapi ada pula yang
menghambat. Kandungan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan jamur antara lain
karbohidrat, lignin, dan serat, sedangkan faktor yang menghambat antara lain adanya
getah dan zat ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat pada kayu). Oleh karena itu
serbuk kayu yang digunakan untuk budidaya jamur sebaiknya berasal dari jenis kayu
yang tidak banyak mengandung zat pengawet alami, tidak busuk dan tidak ditumbuhi
oleh jamur atau kapang lain.
Serbuk kayu yang baik adalah serbuk yang berasal dari kayu keras dan tidak
banyak mengandung minyak ataupun getah. Namun demikian serbuk kayu yang
banyak mengandung minyak maupun getah dapat pula digunakan sebagai media
dengan cara merendamnya lebih lama sebelum proses lebih lanjut. Bahan-bahan lain
yang digunakan dalam budidaya jamur pada media plastic (log) terdiri dari beberapa
macam yaitu bekatul (dedak padi), kapur (CaCO3), gips (CaSO4). Penggunaan
kantong plastik (log) bertujuan untuk mempermudah pengaturan kondisi (jumlah
oksigen dan kelembaban media) dan penanganan media selama pertumbuhan.
Kantong plastik yang digunakan adalah plastik yang kuat dan tahan panas sampai
dengan suhu 100oC,

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop
b. Lup
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 15
c. Baki
d. Object glass
e. Cover glass
2. Bahan
1. Lumut daun
2. Lumut hati

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Amatilah bentuk morfologi lumut daun dan lumut hati dengan menggunakan lup.
Lalu gambarkan hasil pengamatan.
3. Ambil sebagian lumut dan letakkan pada objek glass, teteskan aquadest. Lalu
tutup dengan cover glass. Amati bagian sporofit nya dibawah mikroskop.
4. Gambarkan hasil pengamatan dan berikan keterangan pada gambar dengan jelas.
5. Bahas hasil pengamatan.

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 16


UNIT IX
PTERYDOPHYTA

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui komunitas tumbuhan paku dengan melihat ciri-ciri secara
morfologi.
2. Untuk mengidentifikasi sample spesies dari divisio Pteridophyta.
3. Untuk mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Pteridophyta.
4. Untuk menjelaskan struktur tubuh paku beserta fungsinya dan
5. Untuk mengamati struktur sporofit dan gametofit paku.

B. Pendahuluan
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan suatu
divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus karena memiliki akar, daun, dan
batang sejati. sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Selain
itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit),
namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit),
permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
Berikut ini beberapa ciri-ciri tumbuhan paku, diantaranya meliputi:
a. Organisme multiseluler dan eukariotik
b. Sudah memiliki akar, daun dan batang sejati, sehingga disebut kormophyta
berspora.
Tumbuhan paku atau pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu: 1). Kelas
Psilophyta yaitu tumbuhan paku purba. Contoh Psilotum sp. Tumbuhan paku jenis ini
banyak tersebar luar didaerah tropic dan subtropik. 2) kelas Lychophyta yaitu 3).
Kelas Sphenophyta atau sering disebut paku ekor kuda. Peristiwa meosis pada
tumbuhan ini terjadi dalam sporangia dan akan menghasilkan spora haploid.
Gametofit yang berkembang dari spora berukuran sangat kecil, tetapi dapat
melakukan fotosintesis dan hidup secara bebas.4). Pterodophyta, adalah paku sejati.

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 17


C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Lup
b. Papan Bedah
c. Cutter
d. Alat tulis
e. Camera
2. Bahan
a. Adiantum peruvianum
b. Polystichum munitum
c. Nephrolepis cordifolia
d. Asplenium nidus

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ambil satu per satu tumbuhan paku dan letakkan di atas bedah
3. Amati bagian-bagian morfologi dari tumbuhan paku tersebut. kemudian tentukan
bagian akar, batang dan daunnya. Amati bagian sorus, sporangium dan spora nya.
Bandingkan ukuran spora tumbuhan paku satu dengan yang lainnya apakah
homospora atau heterospora!
4. Bandingkan hasil pengamatan dengan gambar pembanding.
5. Gambarkan dan catat hasil pengamatan.
6. Susun lah urutan klasifikasi masing-masing tanaman paku tersebut.

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 18


UNIT X
GYMNOSPERMAE

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui komunitas tumbuhan gymnospermae dengan
melihat ciri-ciri secara morfologi.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi sample spesies dari divisio Gymnospermae
3. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Gymnospermae
4. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur tubuh Gymnospermae beserta fungsinya
5. Mahasiswa mampu mengamati struktur strobilus Gymnospermae

B. Pendahuluan
Tumbuhan biji terbuka disebut dengan Gymnospermae atau Phinophyta
mempunyai bakal biji yang bebas terbuka sebelum dan sesudah pembuahan, tidak
ditutupi oleh dinding bakal buah (ovarium). Karakter utama yang dimiliki oleh divisi
Pinophyta adalah bijinya yang “telanjang” sehingga biji terlihat jelas tanpa ditutupi oleh
buah. Tumbuhan yang tergolong dalam devisi Phynophyta memiliki stobilus atau
dikenal juga sebagai sisik runjung pada ketiak daun atau diantara selah selah daun.
Berbeda halnya dengan biji pada tumbuhan Magnoliophyta (Angiospermae) atau
yang dikenal juga sebagai tumbuhan berbiji tertutup dimana biji uncul di atas jaringan
bakal buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari tumbuhan biji
terbuka atau Pinophyta akan berkecambah pada bagian ovul yang terbuka dan tabung
sari akan tumbuh menembus jaringan ovul. Hal yang berbeda terjadi pada serbuk sari
Devisi Magnoliophyta yang tidak dapat bersentuhan langsung dengan ovul, tetapi
melakat pada bagian kepala putik (stigma) dan akan berkecambah dan membentuk
tabung sari.
Tabung sari akan tumbuh terud dan akan menembus jaringan-jaringan yang
terdapat pada tangkai putik dan akhirnya akan masuk ke jaringan ovul. 2 Klasifikasi
Phynophyta Divisi Pinophyta secara umum dibagi menjdai 3 anak devisio yaitu
Cycadophytina, Pynophytina, dan Gnetophytina.

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 19


C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Lup
b. Papan Bedah
c. Cutter
d. Alat tulis
2. Bahan
Pinus merkusii

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ambil tumbuhan gymnospermae dan letakkan di atas bedah
3. Amati bagian-bagian morfologi dari tumbuhan gymnospermae tersebut kemudian
tentukan bagian batang daun dan strobilusnya
4. Bandingkan hasil pengamatan dengan gambar pembanding.
5. Gambarkan dan catat hasil pengamatan.
6. Susulah urutan klasifikasi tumbuhan gymnospermae

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 20


UNIT XI
ANGIOSPERMAE
(BASAL ANGIOSPERMAE)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal spesies tumbuhan yang tergolong dalam basal angiospermae
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik dan ciri-ciri khusus dari masing-masing famili
dan genus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan ciri-ciri dari famili dan genus
4. Mahasiswa mampu membuat klasifikasi berbagai spesimen yang diamati berdasarkan
karakter yang dimiliki setiap tumbuhan

B. Pendahuluan
Tumbuhan berbunga atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan vaskular
terbesar dalam kingdom plantae dengan jumlah spesies yang besar (Bahadur et al., 2015).
Angiospermae merupakan tanaman benih vaskular di mana sel telur (telur) dibuahi dan
berkembang menjadi biji dalam ovarium berongga tertutup atau di kenal sebagai
Spermatophyta dengan ciri utama berupa biji yang termasuk golongan tumbuhan dengan
tingkat perkembangan filogenetik tertinggi (Dennis William Stevenson, 2019). Ciri khas
tumbuhan berbunga berupa bunga, sebagai organ reproduksi dan di dalam bunga terdapat
ovul yang selanjutnya menjadi biji serta memiliki jumlah biji yang banyak, jika biji-biji
tersebut menyebar diperkirakan mampu mendominasi di ekosistem teresterial (Kurniawati
& Martono, 2015). Tumbuhan berbunga diperkirakan mencapai 90 % dari semua jenis
tumbuhan yang tersebar luas di dunia atau setara 235.000 jenis hingga 400.000 jenis atau
236,000–352,000 jenis tumbuhan berbunga (Huda,dkk,2020).
Terdapat kurang lebih 100 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam Basal
Angiosperm, yang terbagi ke dalam tiga bangsa yaitu Amborellales, Nymphaeales, dan
Austrobaileyales

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lup
b. Alat tulis
c. Kamera
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 21
2. Bahan
Illicium verum

D. Prosedur Kerja
a. Amati dan gambar bagian-bagian dari setiap bahan praktikum
b. Tuliskan deskripsi dari setiap bahan praktikum menggunakan buku acuan identifikasi

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 22


UNIT XII
ANGIOSPERMAE (MAGNOLIID)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal spesies tumbuhan yang tergolong dalam magnoliid
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik dan ciri-ciri khusus dari masing-masing famili
dan genus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan ciri-ciri dari famili dan genus
4. Mahasiswa mampu membuat klasifikasi berbagai spesimen yang diamati berdasarkan
karakter yang dimiliki setiap tumbuhan

B. Pendahuluan
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata “angio” yang berarti
bunga dan “spermae” yang berarti tumbuhan berbiji. Angiospermae dikatakan
tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang
berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah, kemudian bakal
buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji
yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya.
Angiospermae dibagi menjadi dua subkelas, dikotil dan monokotil.
Dikotil merupakan subkelas yang lebih besar dan lebih tua di antara dua
kelompok tersebut dengan kira-kira 200.000 spesies yang dikenal, misalnya
kenanga, anyelir, kol, mawar, tomat. Beberapa contoh tersebut merupakan spesies dari
250 famili dalam dikotil. Sekitar 50.000 spesies monokotil yang dikenal
misalnya anggrek, tulip, bawang, jagung, gandum, padi dan lain-lain yang
merupakan bahan makanan yang penting bagi kehidupan manusia ( Umar.2017)
& (Camble,1974)
Tumbuhan berbunga atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan vaskular
terbesar dalam kingdom plantae dengan jumlah spesies yang besar (Bahadur et al., 2015).
Angiospermae merupakan tanaman benih vaskular di mana sel telur (telur) dibuahi dan
berkembang menjadi biji dalam ovarium berongga tertutup atau di kenal sebagai
Spermatophyta dengan ciri utama berupa biji yang termasuk golongan tumbuhan dengan
tingkat perkembangan filogenetik tertinggi (Dennis William Stevenson, 2019). Ciri khas
tumbuhan berbunga berupa bunga, sebagai organ reproduksi dan di dalam bunga terdapat
ovul yang selanjutnya menjadi biji serta memiliki jumlah biji yang banyak, jika biji-biji
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 23
tersebut menyebar diperkirakan mampu mendominasi di ekosistem teresterial (Kurniawati
& Martono, 2015). Tumbuhan berbunga diperkirakan mencapai 90 % dari semua jenis
tumbuhan yang tersebar luas di dunia atau setara 235.000 jenis hingga 400.000 jenis atau
236,000–352,000 jenis tumbuhan berbunga (Huda,dkk,2020).
Kelompok Magnoliid terdiri dari kurang lebih 8.000 jenis, yang terbagi ke dalam
empat ordo, yaitu Piperales, Canellales, Magnoliales, dan Laurales. Kelompok Magnoliid
ini mempunyai sebagian ciri yang dimiliki Basal Angiosperm seperti susunan bunganya
yang membentuk spiral namun lebih banyak karakter yang lebih mendekati pada
kelompok Monocot dan Eudicot.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lup
b. Alat tulis
c. Kamera
2. Bahan
a. Piper nigrum
b. Persea Americana
c. Myristica fragrans Houtt
d. Annona muricata

D. Prosedur Kerja
1. Amati dan gambar bagian-bagian dari setiap bahan praktikum
2. Tuliskan deskripsi dari setiap bahan praktikum menggunakan buku acuan
identifikasi

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 24


UNIT XIII
ANGIOSPERMAE (MONOCOT)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal spesies tumbuhan yang tergolong dalam monocot
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik dan ciri-ciri khusus dari masing-masing famili
dan genus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan ciri-ciri dari famili dan genus
4. Mahasiswa mampu membuat klasifikasi berbagai spesimen yang diamati berdasarkan
karakter yang dimiliki setiap tumbuhan

B. Pendahuluan
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata “angio” yang berarti
bunga dan “spermae” yang berarti tumbuhan berbiji. Angiospermae dikatakan
tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang
berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah, kemudian bakal
buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji
yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya.
Tumbuhan berbunga atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan vaskular
terbesar dalam kingdom plantae dengan jumlah spesies yang besar (Bahadur et al., 2015).
Angiospermae merupakan tanaman benih vaskular di mana sel telur (telur) dibuahi dan
berkembang menjadi biji dalam ovarium berongga tertutup atau di kenal sebagai
Spermatophyta dengan ciri utama berupa biji yang termasuk golongan tumbuhan dengan
tingkat perkembangan filogenetik tertinggi (Dennis William Stevenson, 2019). Ciri khas
tumbuhan berbunga berupa bunga, sebagai organ reproduksi dan di dalam bunga terdapat
ovul yang selanjutnya menjadi biji serta memiliki jumlah biji yang banyak, jika biji-biji
tersebut menyebar diperkirakan mampu mendominasi di ekosistem teresterial (Kurniawati
& Martono, 2015). Tumbuhan berbunga diperkirakan mencapai 90 % dari semua jenis
tumbuhan yang tersebar luas di dunia atau setara 235.000 jenis hingga 400.000 jenis atau
236,000–352,000 jenis tumbuhan berbunga (Huda,dkk,2020).
Hampir seperempat anggota dari Angiospermae adalah kelompok Monocot. Pada
sistem klasifikasi sebelumnya takson Monocotyledon merupakan takson yang valid dalam
klasifikasi. Saat ini kelompok Monocot bukan merupakan takson, namun merupakan klad
atau kelompok bagian dari Angiospermae, dengan ciri-ciri yang sama dengan yang kita
PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 25
ketahui pada kelas Monocotyledon. Anggota Monocot yang merupakan famili yang
cukup besar diantaranya palem paleman (Arecaceae), rumput-rumputan (Poaceae),
anggrek (Orchidaceae), lili (Liliaceae), dan lain-lain

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lup
b. Alat tulis
c. Kamera
2. Bahan
a. Andropogon nardu
b. Orchidaceae (salah satunya)
c. Araceceae (salah satunya)

D. Prosedur Kerja
1. Amati dan gambar bagian-bagian dari setiap bahan praktikum
2. Tuliskan deskripsi dari setiap bahan praktikum menggunakan buku acuan
identifikasi

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 26


UNIT XIV
ANGIOSPERMAE (EUDICOT)

A. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal spesies tumbuhan yang tergolong dalam eudicot
2. Mahasiswa mengetahui karakteristik dan ciri-ciri khusus dari masing-masing famili
dan genus
3. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik dan ciri-ciri dari famili dan genus
4. Mahasiswa mampu membuat klasifikasi berbagai spesimen yang diamati berdasarkan
karakter yang dimiliki setiap tumbuhan

B. Pendahuluan
Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata “angio” yang berarti
bunga dan “spermae” yang berarti tumbuhan berbiji. Angiospermae dikatakan
tumbuhan berbiji tertutup karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang
berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah, kemudian bakal
buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji
yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Terdapat kurang lebih
170.000 jenis tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok ini. Karakter dari Eudicot
merupakan karakter yang sama dengan kelas Dicotyledon pada sistem klasifikasi
sebelumnya.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lup
b. Alat tulis
c. Kamera
2. Bahan
a. Jatropha curcas
b. Moringa oleifera
c. Hibiscus rosa sinensis

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 27


D. Prosedur Kerja
1. Amati dan gambar bagian-bagian dari setiap bahan praktikum
2. Tuliskan deskripsi dari setiap bahan praktikum menggunakan buku acuan identifikasi

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 28


UNIT XV
PRAKTIKUM LAPANGAN

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengenal berbagai jenis tumbuhan yang jarang dijumpai di
lingkungan tempat tinggal
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bebragai jenis tumbuhan
3. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan sesuai dengan hirarki
taksonomi tumbuhan
4. Mahasiswa mampu mengetahui karakteristik dari berbagai jenis tumbuhan

B. Pendahuluan
Tumbuhan tersebar di belahan bumi mana saja dengan spesies yang berbeda-beda.
Khususnya Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak, baik
flora maupun fauna. Sebagai warga Negara Indonesia patut dapat berbangga dengan
kekayaan tumbuhan yang tidak dimiliki negara lain. Dimana lebih kurang 30.000 sampai
40.000 jenis tumbuhan yang tersebar dari Aceh sampai Papua, dari dataran rendah hingga
dataran tinggi dari daerah tropik hingga daerah sejuk, jenis-jenis pohon di Indonesia pun
juga sangat banyak.
Beragamnya jenis tumbuhan yang ada di bumi ini khususnya di Indonesia ditunjukkan
dengan adanya variasi bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, sehingga
berdasarkan hal tersebut mendorong diperlukannya pengelompokan agar mudah dalam
mengenali, mempelajari dan memahami jenis tumbuhan yang ada. Suatu cara
mengelompokkan makhluk hidup baik itu tumbuhan maupun hewan agar mudah dalam
mengenali, mempelajari dan memahami yaitu dengan suatu sistem klasifikasi.
Pengamatan tentang keanekaragaman hayati dari tumbuhan selain untuk mengetahui
karakteristik dari tumbuhan juga dapat menambah wawasan keilmuan tentang tumbuhan.
Sehingga diharapkan bisa menyatu dengan alam dan mengerti apa yang alam inginkan
tanpa merusaknya. Selanjutnnya identifikasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam taksonomi tumbuhan. Untuk dapat mengamati dan mengidentifikasi jenis-jenis
tumbuhan tersebut secara langsung maka dilakukan suatu praktik kuliah lapangan agar
mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan jenis tumbuhan yang ada sesuai dengan
teori yang telah dipelajari. Praktek kuliah lapangan ini merupakan salah satu bentuk

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 29


kegiatan yang di gunakan untuk mengembangkan teori dan praktek pada mata kuliah
sistematika tumbuhan

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kamera
b. Alat tulis
c. Sampling bag
d. Kertas label
2. Bahan
Spesimen tumbuhan di daerah eksplorasi

D. Prosedur Kerja
1. Amati tumbuhan yang ada di sekitar
2. Catat nama spesies dan keterangannya
3. Foto spesies tersebut sebagai dokumentasi
4. Ambil 3 tumbuhan tersebut sebagai specimen untuk membuat herbarium

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 30


UNIT XVI
HERBARIUM

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyusun

B. Pendahuluan
Istilah herbarium pada awalnya mengacu pada suatu buku tentang tanaman obat
yang dikeringkan sebagai koleksi yang pertama kalinya digunakan oleh Turnefor (1700).
Penggunaan istilah ini dilestarikan oleh Linnaeus. Luca Ghini (1490-1550) seorang
Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan
tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai
koleksi ilmiah.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang
dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang
telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi. Dalam buku Hasairin,
A (2000) mengatakan bahwa Herbarium adalah specimen awetan tumbuhan kering atau
basah yang berguna bagi kegiatan pencandraan dan penggolongan tumbuhan di dalam
system klasifikasinya.
Pembuatan herbarium tidak terlepas dari cara pengkoleksian tumbuhan di
lapangan. Pengkoleksian dan pengawetan tumbuhan harus dilakukan dengan teliti dan
cermat agar kumpulan tersebut dapat mempunyai arti ilmiah. Sampai saat ini dikenal dua
macam herbarium yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Kedua macam
pembuatan herbarium ini dilakukan di lapangan dan di laboratorium.
Tumbuhan yang akan dibuat herbariumnya diusahakan mempunyai bagian lengkap
berupa daun dan ranting, bunga dan buah atau paling sedikit ada daun dan bunganya.
Kegiatan herbarium tidak terlepas dengan metode eksplorasi tumbuhan, untuk
memperoleh koleksi tumbuhan di lapangan.

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 31


C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Alat pemotong untuk mengambil material seperti: pisau, gunting, parang, kampak
skop.
b. Alat pembungkus material : kertas Koran, kantung plastic besar, kantong plastic
ukuran 40 x 60 cm, tali plastic dan hekter.
c. Alat pengepres dan pengeringan : sasak kayu dari triplek ukuran 30 x 50 cm
d. Alat penempelan dan pelabelan: lem dan kertas label
e. Alat tulis: pulpen, pensil, buku catatan. Buku catatan harus sudah dibagi dalam
kolom-kolom, nomor, tanggal, nama tumbuhan, tempat, tinggi tumbuhan, keadaan
tempat tumbuh, catatan-catatan warna bunga,bentuk, tinggi, bau, rasa, dan tanah.
2. Bahan
1. Jika memungkinkan ambil seluruh bagian tumbuhan: akar, batang, daun, kuncup,
bunga dan buah. Jika tidak memungkinkan, maka ambil bagian yang penting
untuk diidentifikasi: batang, tangkai dengan daun-daun dan bunga (guna
Filotaksis). Untuk tumbuhan semak dan pohon diambil: daun muda dan tua saja.
Untuk habitat terna diambil seluruh bagian tumbuhan
2. 1000 ml aquadest
3. 25 ml formalin
4. 1 ml asam asetat (asam cuka)
5. 15 ml terusi (cupri sulfat)
6. Alcohol 96% atau spirtus
7. Tepung sublimat 50 gr

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 32


D. Prosedur Kerja
1. PEMBUATAN HERBARIUM KERING
a. Pengambilan specimen di lapangan Specimen yang diambil sebaiknya dalam
kondisi fertile, yaitu semua organ tumbuhan terwakili mulai akar, batang, daun,
buah dan bunga. Apabila tidak memungkinkan cukup diwakili oleh batang,
tangkai dengan daun dan bunga.
a. Pilih specimen yang masih segar dan sedang berbunga
b. Untuk jenis tumbuhan kecil ambil specimen dengan cara digali agar akar tidak
patah
c. Beri label pada tumbuhan, kemudian masukkan kelipatan kertas Koran. Tidak
dibenarkan menggabung beberapa specimen dalam satu lipatan kertas
d. Selanjutkan tumpuk lipatan kertas Koran yang berisi material herbarium
tersebut. Tebal tumpukan disesuaikan dengan daya muat kantong plastic (40 x
60) yang akan digunakan
e. Masukkan tumpukan tersebut kedalam kantong plastic dan kemudian siram
dengan alcohol 96% atau spiritus sampai bagian tumpukan tersiram secara
merata, kemudian tutup kantong plastic rapat dengan selotip atau hekter agar
alcohol tidak menguap ke luar kantong
f. Catat ciri fisik masing-masing jenis pada buku catatan: lokasi, tanggal koleksi,
tinggi tempat morfologi, warna, bau, bagian yang hilang bila dikeringkan.
Pengepresan
a. Specimen yang telah terkumpul dikeluarkan dari kantong plastic dan lipatan
Koran
b. Specimen kembali diatur diantara kertas Koran
c. Untuk specimen yang terlalu panjang, batang dipatahkan membentuk huruf N
atau A
d. Pada saat pengepresan, kondisi tumbuhan harus utuh, tidak diperbolehkan
adanya bagian-bagian yang dikurangi
e. Atur posisi sebagian daun, sehingga daun tampak bagian permukaan atas dan
bawah
f. Atur kertas-kertas Koran yang telah berisi specimen tadi menjadi tumpukan
sebanyak 10-15 spesimen
g. Lapisi antara specimen tersebut menggunakan triplek dan ikat kuat-kuat

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 33


Pengeringan dan identifikasi
a. Jemur tumpukan specimen yang telah disusun tadi di bawah sinar matahari
selama 3 hari atau di oven dengan suhu 800C selama 48 jam
b. Identifikasi nama botaninya untuk material yang sudah kering (Kingdom,
divisi, kelas, ordo, family, genus, spesies), lokasi tempat pengambilan, tanggal
pengambilan, nama kolektor, ketinggian lokasi pengambilan
c. Tulis hasil identifikasi pada label yang telah disiapkan.
Pengawetan Material herbarium yang telah diidentifikasi kemudian diawetkan
dengan cara s.b:
a. Celupkan material kedalam larutan sublimat sekitar 2 menit, yaitu campuran
lkohol 96% dan tepung sublimat dengan perbandingan 50 gr tepung dalam 1 l
alcohol. Gunakan sarung tangan dan masker.
b. Masukkan ke dalam lipatan kertas Koran. Dan tumpuk kembali lalu ikat kuat
c. Jemur material sampai kering.
Pengeplakan
a. Material yang sudah kering kemudian diplak atau tempelkan pada kertas
gambar/ kartonyang kaku dan steril.
b. Bersamaan dengan itu lakukan pemasangan label identifikasi. c. Simpan pada
ruangan herbarium
2. PEMBUATAN HERBARIUM BASAH
a. Pengumpulan bagian tumbuhan: biasanya bahan tumbuhan yang yang diawetkan
adalah jenis tumbuhan yang hidup di air atau mempunyai kadar air yang tinggi,
seperti ganggang dan jamur.
b. Siapkan specimen yang akan diawetkan.
c. Bersihkan bagian tumbuhan yang akan dibuat herbarium , lalu cuci dengan air.
d. Sediakan larutan kimia yang sudah diencekan. Adapun komposisi larutannya
sebagai berikut: a. 1000 ml aquadet b. 25 ml formalin c. 1 ml asam asetat d. 15 ml
terusi ( cupri sulfat)
e. Masukkan specimen pada larutan formalin tersebut dalam botol 6. Tutup rapat
botol kemudian beri label identifikasi

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 34


PELAPORAN DAN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM

A. FORMAT LAPORAN
Laporan praktikum dikumpulkan 3 hari sejak pelaksanaan kegiatan praktikum. Bentuk
laporan praktikum antara lain berupa:
1. Laporan Sementara
2. Laporan Praktikum

B. SISTEMATIKA DAN PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM


1. Judul (5%)
2. Nama, NIM, Prodi, Fakultas dan Universitas (5%)
3. Dasar Teori (15%)
4. Tujuan (5%)
5. Prosedur Praktikum (5%)
6. Hasil (15%)
7. Pembahasan (25%)
8. Kesimpulan (5%)
9. Daftar Pustaka (10%)
10. Lampiran (10%)

PENUNTUN PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 35

Anda mungkin juga menyukai