Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN PERTUMBUHAN JAMUR

DI ATAS PERMUKAAN KACA

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran RESEARCH

Guru Pengampu:

Eko Wahyudi, S.T

Oleh:

TRI CAHYA ISWANTI ( IPS 1/ 39 )


DEWI KAMIATI ( IPS 2/ 12 )

MADRASAH ALIYAH NEGERI 02 PATI


TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita


sehari-hari dan biologi merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan
juga sebagai ilmu yang mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial. Salah satu
pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah jamur (Mykes). Jamur adalah
organisme eukariot dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak
memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis.
Jamur hidup dengan menyerap zat organik disekitarnya. Bahan organik
yang diserap itu digunakan untuk kelangsungan hidupnya dan juga disimpan dalam
bentuk glikogen yang merupakan senyawa karbohidrat. Jamur dapat hidup di
lingkungan yang bermacam-macam. Namun pada umumnya mereka hidup di
tempat-tempat yang basah atau lembap. Selain itu, banyak juga jamur yang hidup
ada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat hidup
dengan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak yang dapat hidup di
habitat yang ekstrim. Seperti gurun, kutub, dll.
Secara alami, jamur memperoleh nutrisi untuk tumbuh berupa zat organik
secara heterotrof dengan cara menyrap sisa-sisa organisme (Pada jamur yang
bersipat saprofit dari organisme lain (Pada jamur yang bersifat parasit dan mutual),
dengan demkian pada umumnya jamur hidup di organisme yang memiliki zat
organik. Sementara kemungkinan jamur dapat tumbuh pada anorganik akan sulit
dibuktikan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap
kemungkinan jamur dapat tumbuh di permukaan bahan anorganik berupa kaca.
Maka dari itu, penulis mengambil judul penelitian “Analisis penyebab kegagalan
pertumbuhan jamur pada permukaan kaca”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :


a. Untuk mengetahui pertumbuhan jamur.

b. Untuk mengetahui habitat hidup jamur.

c. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Mengapa permukaan kaca
tidak akan ditumbuhi jamur?”

1.4 Hipotesis

Permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur karena kaca termasuk bahan
anorganik yang zatnya tidak dapat diserap oleh makhluk hidup.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jamur sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita terutama banyak
muncul pada saat musim hujan. Organisme itu muncul seperti payung. Ada yang
berwarna putih, merah dll. Bahkan ada jamur yang dapat dikonsumsi oleh kita.
Suroso AY dalam buku Ensiklopedi Sains dan Kehidupan (2003 : 104)
mengungkapkan bahwa Jamur merupakan suatu kerajaan (Kingdom) dari makhluk
hidup yang struktur tubuhnya tidak mengandung klorofil, tetapi dinding selnya
terbuat dari selulosa dan selnya mengandung zat glikogen (Suatu senyawa
karbohidrat), sehingga ia tidak dapat berfotosintetis.
Wikipedia Indonesia mendefinisikan Jamur atau cendawan adalah
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifatheterotrof. Jamur ada
yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut
hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif.
Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya untuk
memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen.
Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua
zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
(http://id.wikipedia.org/wiki/jamur).
Jamur tergolong kedalam salah satu tumbuhan heterotrof yang mana
memperoleh zat organik dari organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-
sisa organisme hidup, organisme mati, dan bahan tak hidup. Jamur yang bersifat
saprofit atau jamur yang memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati dan
bahan tak hidup. Contohnya, daun, pakaian dan kertas. Penguraian oleh jamur yang
mempunyai sifat ini menyebabkan pelapukan dan pembusukan. Jamur yang bersifat
parasit memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur ini dapat
merugikan organisme yang didiaminya karena dapat menyebaban penyakit. Ada
juga jamur yang bersimbiolis mutulisme yang saling menguntungkan dengan
organisme lainnya. (Diah Aryulia, 2010 : 207-209)
Menurut Albert Towle, 1989, jamur dimasukkan kedalam kingdom fungi
dan kingdom protista :

a. Kingdom Fungi.

Ciri : mempunyai hifa bersekat, dinding sel terdiri dari kitin,


polysakarida komplek, selulosa, reproduksi seksual dengan persatuan gamet-
gamet yang diikuti persatuan protoplasma. Reproduksi aseksual dengan spora,
fragmentasi. Klasifikasi dari kingdom fungi terdiri dari 4 divisi yaitu :

1. Divisi Zygomycota

Hifa berinti banyak, reproduksi dengan spora, sporangia, reproduksi


seksual dengan konjugasi zygospora.

2. Divisi Basidiomycota

Hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan fragmentasi, reproduksi


seksual dengan basidiospora.

3. Divisi Ascomycota

Hifa bersekat, bisa uniseluler, reproduksi aseksual dengan konidia


juga dengan bertunas, reproduksi seksual dengan ascospora.

4. Divisi Deuteromycota

Hifa bersekat, berkembang biak dengan konidia.

b. Kingdom Protista

Dimasukkan dalam protista karena memiliki ciri-ciri seperti amuba,


makanannya seperti amuba yaitu bakteri dan zat organik lain, morfologi dan
physiologi mirip dengan amuba, sel prokariotik. Klasifikasi dari kingdom
protista adalah sebagai berikut :

1. Phylum Acrasiomycota

Mpy ciri, berinti satu, terdiri dari myxamuba, reproduksi dengan


sporangia. Tubuh seperti pseudoplasmodium, sel eukariotik. Fase vegetatif
serupa amuba yang berinti satu.

2. Phylum Myxomycota

Ciri : berupa plasmodium yang mempunyai banyak inti,


berkembangbiak dengan sporangia. Fase vegetatif serupa plasmodium yang
hidup bebas.

3. Pylum chytridiomycota

Tubuh berupa benang-benang hifa, mpy dinding yang pasti, inti


eukariotik, menghasilkan spora kembara. Khusus menghasilkan sel berflagel :
klas oomycetes.
BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode :Library research atau


telaah pustaka yaitu penelaahan kepustakaan dengan mencari data-data atau
keterangan dari berbagai buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
Metode penelitian merupakan rencana langkah-langkah kegiatan penelitian
yang meliputi :
1. Objek, populasi dan sampel penelitian.
Objek dalam penelitian ini adalah meliputi organisme jamur atau Mykes
yang merupakan makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak memiliki klorofil.
tetapi dinding selnya terbuat dari selulosa dan selnya mengandung zat glikogen.
Dengan alat perkembangbiakannya berupa spora dan hifa.
Populasi dalam penelitian ini meliputi jenis-jenis habitat hidup jamur
(Mykes) yang berupa bahan organik dan anorganik. Bahan organik seperti roti,
kayu, dll. Sedangkan bahan anorganik adalah seperti permukaan kaca, plastik,
kramik, fyberglass, logam dll. Sampel penelitiannya adalah bahan organik
berupa roti dan bahan anorganiknya berupa kaca.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat tinggal di salah satu peneliti yaitu di
blok Jatiserang ds. Jatiserang kec. Panyingkiran kab. Majalengka.
3. Waktu penelitian
Waktu penelitian dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :
4. Jadwal kegiatan penelitian
No. Jenis Kegiatan Penelitian Waktu Ket.
1. Menyusun Proposal 1 hari 10 Desember 2021
2. Melakukan Percobaan Pertama 3 hari 11-13 Desember 2021
3. Menganalisis hasil percobaan pertama 2 hari 14-15 Desember 2021
4. Melakukan percobaan kedua 3 hari 16-18 Desember 2021
5. Menganalisis hasil percobaan kedua 2 hari 19-20 Desember 2021
6. Menyusun laporan hasil penelitian 3 hari 21-23 Desember 2021
7. Presentasi hasil penelitian 1 hari 10 Januari 2022
5. Deskripsi variabel penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menguji hubungan sebab akibat yang
menjadi variabel bebas dan terikat. Adapun hubungan sebab akibatnya adalah
jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca. Variabel bebasnya adalah kaca
adalah bahan anorganik yang tidak memiliki zat yang dapat diserap oleh jamur.
Variabel terikatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.
 Alat dan bahan

Alat yang akan peneliti gunakan adalah :

1. Alat tulis

2. peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan.

3. Literatur yang mendukung percobaan.

 Data hasil pengamatan

Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif yang berupa


skema atau uraian data pengamatan secara rinci. Misalnya, data ciri suatu
organisme yang digambarkan secara morfologi dan data proses perkembangan
organisme.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk. 2018. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1.
Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

AY, Suroso, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : CV. Tarity
Samudra Berlian.

Khristiyono. 2007. Buku Kerja dengan pendekatan belajar aktif Biologi untuk SMA
kelas X semester 1. Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Darussalam : Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai