Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENILITIAN

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN

PERTUMBUHAN JAMUR DI ATAS PERMUKAAN KACA

Disusun Oleh :

1. Nur Maulida Maghfiroh


2. Wal’ Ismatul Nur Fitria

MA NAHJATUS SHOLIHIN

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita sehari-hari dan biologi
merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang
mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial.

Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah jamur (Mykes). Jamur adalah
organisme eukariot dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil
untuk melakukan fotosintesis.

Jamur hidup dengan menyerap zat organik disekitarnya. Bahan organik yang diserap itu
digunakan untuk kelangsungan hidupnya dan juga disimpan dalam bentuk glikogen yang
merupakan senyawa karbohidrat.

Jamur dapat hidup di lingkungan yang bermacam-macam. Namun pada umumnya mereka hidup
di tempat-tempat yang basah atau lembap. Selain itu, banyak juga jamur yang hidup ada
organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat hidup dengan
bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak yang dapat hidup di habitat yang
ekstrim. Seperti gurun, kutub, dll.

Secara alami, jamur memperoleh nutrisi untuk tumbuh berupa zat organik secara heterotrof
dengan cara menyrap sisa-sisa organisme (Pada jamur yang bersipat saprofit dari organisme lain
(Pada jamur yang bersifat parasit dan mutual), dengan demkian pada umumnya jamur hidup di
organisme yang memiliki zat organik. Sementara kemungkinan jamur dapat tumbuh pada
anorganik akan sulit dibuktikan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian terhadap kemungkinan jamur
dapat tumbuh di permukaan bahan anorganik berupa kaca. Maka dari itu, penulis mengambil
judul penelitian “Analisis penyebab kegagalan pertumbuhan jamur pada permukaan kaca”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

 Untuk mengetahui pertumbuhan jamur.


 Untuk mengetahui habitat hidup jamur.
 Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut “Mengapa permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur?”

1.4 Hipotesis

Permukaan kaca tidak akan ditumbuhi jamur karena kaca termasuk bahan anorganik yang zatnya
tidak dapat diserap oleh makhluk hidup.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jamur sering kita lihat di sekitar tempat tinggal kita terutama banyak muncul pada saat musim
hujan. Organisme itu muncul seperti payung. Ada yang berwarna putih, merah dll. Bahkan ada
jamur yang dapat dikonsumsi oleh kita.

Suroso AY dalam buku Ensiklopedi Sains dan Kehidupan (2003 : 104) mengungkapkan bahwa
Jamur merupakan suatu kerajaan (Kingdom) dari makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak
mengandung klorofil, tetapi dinding selnya terbuat dari selulosa dan selnya mengandung zat
glikogen (Suatu senyawa karbohidrat), sehingga ia tidak dapat berfotosintetis.

Wikipedia Indonesia mendefinisikan Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifatheterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada
juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.[2] Semua zat itu
diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. (http://id.wikipedia.org/wiki/jamur).

Jamur tergolong kedalam salah satu tumbuhan heterotrof yang mana memperoleh zat organik
dari organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-sisa organisme hidup, organisme mati,
dan bahan tak hidup. Jamur yang bersifat saprofit atau jamur yang memperoleh zat organik dari
sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Contohnya, daun, pakaian dan kertas. Penguraian
oleh jamur yang mempunyai sifat ini menyebabkan pelapukan dan pembusukan. Jamur yang
bersifat parasit memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur ini dapat merugikan
organisme yang didiaminya karena dapat menyebaban penyakit. Ada juga jamur yang
bersimbiolis mutulisme yang saling menguntungkan dengan organisme lainnya. (Diah Aryulia,
2010 : 207-209)

Menurut Albert Towle, 1989, jamur dimasukkan kedalam kingdom fungi dan kingdom protista :

a. Kingdom Fungi.

Ciri : mempunyai hifa bersekat, dinding sel terdiri dari kitin, polysakarida komplek, selulosa,
reproduksi seksual dengan persatuan gamet-gamet yang diikuti persatuan protoplasma.
Reproduksi aseksual dengan spora, fragmentasi. Klasifikasi dari kingdom fungi terdiri dari 4
divisi yaitu :

1. Divisi Zygomycota

Hifa berinti banyak, reproduksi dengan spora, sporangia, reproduksi seksual dengan konjugasi
zygospora.

2. Divisi Basidiomycota

Hifa bersekat, reproduksi aseksual dengan fragmentasi, reproduksi seksual dengan basidiospora.

3. Divisi Ascomycota

Hifa bersekat, bisa uniseluler, reproduksi aseksual dengan konidia juga dengan bertunas,
reproduksi seksual dengan ascospora.

4. Divisi Deuteromycota
Hifa bersekat, berkembang biak dengan konidia.

b. Kingdom Protista

Dimasukkan dalam protista karena memiliki ciri-ciri seperti amuba, makanannya seperti amuba
yaitu bakteri dan zat organik lain, morfologi dan physiologi mirip dengan amuba, sel
prokariotik. Klasifikasi dari kingdom protista adalah sebagai berikut :

1. Phylum Acrasiomycota

Mpy ciri, berinti satu, terdiri dari myxamuba, reproduksi dengan sporangia. Tubuh seperti
pseudoplasmodium, sel eukariotik.

Fase vegetatif serupa amuba yang berinti satu.

2. Phylum Myxomycota

Ciri : berupa plasmodium yang mempunyai banyak inti, berkembangbiak dengan sporangia.

Fase vegetatif serupa plasmodium yang hidup bebas.

3. Pylum chytridiomycota

Tubuh berupa benang-benang hifa, mpy dinding yang pasti, inti eukariotik, menghasilkan spora
kembara.

Khusus menghasilkan sel berflagel : klas oomycetes.

BAB 3 METODE PENELITIAN


Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode :

Library research atau telaah pustaka yaitu penelaahan kepustakaan dengan mencari data-data
atau keterangan dari berbagai buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

Metode penelitian merupakan rencana langkah-langkah kegiatan penelitian yang meliputi :

 Objek, populasi dan sampel penelitian.

Objek dalam penelitian ini adalah meliputi organisme jamur atau Mykes yang merupakan
makhluk hidup yang struktur tubuhnya tidak memiliki klorofil. tetapi dinding selnya terbuat dari
selulosa dan selnya mengandung zat glikogen. Dengan alat perkembangbiakannya berupa spora
dan hifa.

Populasi dalam penelitian ini meliputi jenis-jenis habitat hidup jamur (Mykes) yang berupa
bahan organik dan anorganik. Bahan organik seperti roti, kayu, dll. Sedangkan bahan anorganik
adalah seperti permukaan kaca, plastik, kramik, fyberglass, logam dll.

Sampel penelitiannya adalah bahan organik berupa roti dan bahan anorganiknya berupa kaca.

 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat tinggal di salah satu peneliti yaitu di blok Jatiserang ds.
Jatiserang kec. Panyingkiran kab. Majalengka.

 Waktu penelitian

Waktu penelitian dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Jadwal kegiatan penelitian

No. Jenis Kegiatan Penelitian Waktu Ket.


1. Menyusun Proposal 1 hari 10 Juni 2012
2. Melakukan Percobaan Pertama 2 hari 15-16 Juli 2012
3. Menganalisis hasil percobaan pertama 1 hari 17 Juli 2012
4. Melakukan percobaan kedua 2 hari 18-19 Juli 2012
5. Menganalisis hasil percobaan kedua 1 hari 20 Juli 2012
6. Menyusun laporan hasil penelitian 1 hari 20 Juli 2012
7. Presentasi hasil penelitian 1 hari 21 Juli 2012

 Deskripsi variabel penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menguji hubungan sebab akibat yang menjadi variabel bebas
dan terikat. Adapun hubungan sebab akibatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan
kaca.

Variabel bebasnya adalah kaca adalah bahan anorganik yang tidak memiliki zat yang dapat
diserap oleh jamur.

Variabel terikatnya adalah jamur tidak akan tumbuh di permukaan kaca.

 Alat dan bahan

Alat yang akan peneliti gunakan adalah :


1. Alat tulis
2. peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan.
3. Literatur yang mendukung percobaan.

 Data hasil pengamatan

Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif yang berupa skema atau uraian data
pengamatan secara rinci. Misalnya, data ciri suatu organisme yang digambarkan secara
morfologi dan data proses perkembangan organisme.

BAB 4 KESIMPULAN
Jamur tidak dapat tumbuh selain di bahan organik. Seperti halnya Kaca, kaca tak dapat
ditumbuhi jamur meskipun ditempat yang lembab yang biasanya ditumbuhi jamur karena kaca
adalah bahan anorganik.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, dkk. 2010. Biology 1A for Senior High School Grade X Semester 1. Jakarta :
Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

AY, Suroso, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : CV. Tarity Samudra
Berlian.

Khristiyono. 2007. Buku Kerja dengan pendekatan belajar aktif Biologi untuk SMA kelas X
semester 1. Jakarta : Esis, sebuah Imprint dari Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai