A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada dimuka bumi memiliki bentuk, struktur
penyusun tubuh dan pola hidup yang berbeda-beda, sehingga dari
karakteristik tersebut makhluk hidup dapat dibedakan. Adapun salah satunya
yakni protozoa atau dikenal dengan protista yang mirip dengan hewan.
Protozoa dianggap seagai protista yang mirip dengan hewan karna dapat
bergerak, berkembang biak dan mencari nutrisi untuk hidup.
Bukan hanya itu, protozoa juga disebut sebagai mikroorganisme
karena ukuranya yang hanya bisa dilihat melalului mikroskop, dianggap
sebagai organisme hidup yang pertama kali diplanet bumi, hidup dimanapun
selama kehidupan memungkinkan misalnya pada kondisi yang ekstrim
sekalipun, lebih banyak dibandingkan dengan hewan lain dan mungkin
penyusun terbesar komponen biomassa dibumi
Protozoa memiliki banyak jenis dan tempat hidup yang
bermacammacam, bukan hanya terdapat didaerah basah dan berair saja akan
tetapi juga terdapat pada tubuh organisme atau dengan kata lain didalam
inangnya contohnya pada manusia, yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit sehingga manusia menganggap bahwa protozoa merupakan salah
satu hewan parasit yang merugikan, akan tetapi ada jenis protozoa yang
menguntungkan bagi manusia sendiri. Berdasarkan alat gerak dan bentuknya
protozoa dibedakan menjadi tiga kelas yakni kelas sarcodina, kelas flagellata
dan juga kelas ciliate
Teori mengenai protozoa tidak cukup untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih mengenai protozoa sendiri, sehingga hal tersebutlah yang melatar
belakangi dilakukannya praktikum mengenai filum protozoa untuk
mengetahui beberapa jenis hewan kelas sarcodina, flagellata, dan ciliata untuk
mengetahui jenis, struktur, bentuk dan cara hidup dari bebrapa kelas filum
protozoa
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pratikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
sarcodina
2. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
mastigofora/flagellata
3. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
ciliata
C. Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya pratikum ini yaitu:
1. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas sarcodina
2. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas mastigofora/flagellata
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas ciliata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamata
a. Kelas Sarcodina
Gambar Keterangan
Amoeba proetus 1. Psedopidia
2. Plasmalemma
3. Endoplasma
4. Entoplasma
5. Nucleus
6. Vakuola kontraktil
b. Kelas Mastigofora/Flagelata
Gambar Keterangan
Volvox globator 1. Flagel
2. Ovum
3. Sel volvox globator
4. Filamen sitoplasama
5. Nukleus
Gambar Keterangan
Euglena acus 1. Flagel
2. Reservior
3. Nukleus
4. Vakuola
5. Chloroplasts
6. Stigma
Gambar Keterangan
Euglena oxyuris 1. Stigma
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Paramilon
5. Kloroplas
c. Kelas Ciliata
Gambar Keterangan
Paramecium caudatum 1. Cilia
2. Vakuola makanan
3. Cytostome
4. Vakuola kontraktil
5. Makronukleus
6. Mikronukleus
Gambar Pembanding Keterangan
1. Cilia
2. Vakuola makanan
3. Cytostome
4. Vakuola kontraktil
5. Makronukleus
6. Mikronukleus
Gambar Keterangan
Paramecium putrinum 1. Cilia
2. Membran sel
3. Vakuola
4. Cytostoma
5. Nukleus
Gambar Keterangan
Amphileptus claparedei 1. Cilia
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Membran
5. Vakuola
Gambar Keterangan
Glaucoma santillians 1. Cytostome
2. Membran sel
3. Vakuola makanan
4 Nukleus
5. Nukleolus
Gambar Keterangan
Vorticella microstoma 1. Flagel
2. Peristome
3. Vakuola kontraktil
4. Vakula makanan
5. Matrenukleus
6. Rhyonema
Gambar Keterangan
Nassula gracilis 1. Vakuola kontraktil
2. Cyrtus
3. Makronukleus
4. Mikronukleus
5. Membran sel
Gambar Keterangan
Trichopelma sphagnetorum 1. Vakuola kontraktil
2. Makronukleus
3. Mikronukleus
4. Cytostome
5. Membran sel
Gambar Keterangan
Cinetochilum margaritaceum 1. Cytostome
2. Vakuola makanan
3. Vakuola
4. Nukleus
5. Nukleolus
2) Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki),
mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus
sebagai konjugasi. Tubuhnya ditutupi oleh cilia atau rambut getar,
Tubuh paramecium terdapat sejumlah kanal atau lubang
yang mengelilingi kontraktil pada tubuhnya. Selain itu paramecium
memiliki 2 vakuola dimana masing-masing terletak diujung
tubuhnya (Purwati, 23 : 2021)
3) Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium putrinum
distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai,
danau, sawah.
Genus paramecium dapat bereaksi terhadap cahaya dan
juga pada suhu (Purwati, 26 : 2021)
Paramecium caudatum dari ordo holotricha dapat hidup
bebas (soliter) diair tawar (Nurhadi, 16 : 2018)
4) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium putrinum (Andi, 2010)
d. Amphileptus claparedei
Tubuhnya terdiri atas silia, nucleus, vakuola, kontraktil
protoplasma dan lateral dikompersi. Mulutnya cembung pada sisi
ventral seperti celah. Akan terlihat jelas ketika sedang makan.
Memiliki silia yang hampir lengkap. Tubuhnya agak pipih berbentuk
seperti labu Panjang dan dalam kelas ciliata. Amphileptus claparedei
biasanya dijumpai di kolam renang, air sumur, dan pada kotoran sapi.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Pleurozmatida
Famili : Amphileptidae
Genus : Amphileptus
Spesies : Amphileptus claparedei (Agus, 2015)
e. Glaucoma scintilians
Morfologi tubuh Glaucoma scintilians terdapat cilia yang
merupakan alat geraknya. Glaucoma santilians memiliki dua inti,
yakni inti makro dan mikro. Inti makro mengatur segala kegiatan hidup
sedangka inti mikro berperan dalam hal perkembangbiakan Anatomi
Glaucoma scintillan mempunyai inti, vakuola makanan dan vakuola
kontraktil.. Didalam tubuhnya terdapat benang yang tidak beraturan.
Glaucoma scintillans berbentuk lonjong warna kehitaman, bergerak
cepat, berkelompok dengan yang lain. Glaucoma scintillans biasanya
ditemukan pada air kolam ikan, air laut, kotoran kerbau dan seledri.
Klsifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Hymenostomatidae
Famili : Glaucomidae
Genus : Glaucoma
Spesies : Glaucoma scintillans (Agus, 2015)
f. Nassula gracilis
Morfologi gracilis berbentuk lonjong dengan vestibulum
menjorok dan terdapat cilia mengelilingi tubuhnya. Memiliki
kontraktil dan vakuola makanan serta memiliki inti. Nassula gracilis
terdiri dari vakuola kontraktil yang berbentuk lonjong, memiliki cyrtus
dan makronukleus. Bentuknya lonjong dengan vestibulum yang
menjorok. Memiliki vakuola makanan. Habita Nassula gracilis biasa
ditemukan pada kotoran ayam dan kotoran kambing.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Nassulida
Famili : Nassulidae
Genus : Nassula
Spesies : Nassula gracilis (Samsidar, 2015)
g. Trichopelma spagnetorum
Morfologi Trichopelma sphagnetorum berbentuk oval,
tubuhnya tidak teratur secara garis besar, tubuhnya ditutupi dengan
kulit tipis kaku membujur bergerigi dan diselimuti oleh silia. Anatomi
pada Trichopelma sphagnetorum terdapat vakuola kontraktil,
cytostome dam membran. Ciri-ciri Memiliki silia ekor panjang sebagai
cirri khasnya. Trichopelma sphagnetorum dapat ditemukan pada
kotoran ayam dan kotoran kambing.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Orchromonadeles
Family : Trichopeldae
Genus : Trichopelma
Sepsie : Trichopelma sphagnetorum (Samsidar, 2015).
h. Cinetochilum margaritaceum
Morfologi Cinetochilum margaritaceum memiliki silia ekor
panjang sebagai ciri khasnya. Pada daerah bawah selaput
bergelombang ini adalah hati yang pendek dan tidak bertalian, hanya
terlihat dengan pewarnaan perak. Pada system pencernaannya terdapat
di dalam rongga mulut ada toiga membranel. Ciri-ciri Memiliki silia
ekor panjang, membrane bergelombang melebar disekitar batas
kanan.Habitat Cinetochilum margaritaceum dapat dijumpai pada air
rebusan jerami.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Philasteridae
Famili : Chinetochilidae
Genus : Cinetochilum
Spesies : Cinetochilum margaritaceum (Andi, 2010).
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang biasanya hidup diair
maupun didarat dan ada yang parasit adapun yang tidak. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh (Astuti (2016: 70). Hewan protozoa meskipun
hanya terdiri satu sel dengan satu atau beberapa inti, ternyata protozoa
memiliki susunan anatomi, fosiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks.
Sifat hidup protozoa kebanyakan adalah bebas di alam namun sebagian kecil
bersifat parasit. Protozoa yang hidup bebas disebut juga sebagai protozoa
nonpatogenik sedangkan yang parasit disebut protozoa patogenik. Protozoa
non patogenik tidaka akan merugikan organisme lain justru beberapa
diantranya bermamfaat.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yakni:
1. Pada saat saat pengamatan praktikum ditemukan beberapa jenis hewan
yang termasuk kedalam kelas Sarcodina, mastigofora/flagellata dan ciliata.
Pada kelas sarcodina ditemukan spesies Amoeba proteus, pada kelas
mastigofora/flagellate ditemukan spesies Volvox glubator, Eglena acus,
dan euglena oxiyuris, dan pada kelas Ciliata ditemukan spesies
Paramecium caudatum, Vorticella microstoma, Paramecium putrinum,
Amphuleptus claparedei, Glaucoma Scintilians, Nassula gracilis,
Trichopelma sphagnetorum, dan Cinetochilum margaritaceum
2. Pada saat pengamatan praktikum dapat diketahui struktur, bentuk dan cara
hidup beberapa jenis hewan yang termasuk kedalam kelas sarcodina,
mastigofora/flagellate, dan ciliata. Struktur tubuh dari anggota kelas
Sarcodina, yaitu terdiri dari bentuk tubuh yang tidak tetap. Pada kelas
Flagellata, strukturnya terdiri atas mitokondria, kloroplas, vakuola
kontraktil. Sedangkan pada kelas Ciliata, bentuk tubuhnya oval, tubuhnya
diselubungi oleh partikel.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini yakni:
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan lebih menguasai
materi yang akan dipraktikumkan
2. Sebaiknya asisten memberikan penjelasan kepada praktikan secara detail
mengenai percobaan yang dilakukan agar praktikan mudah melakukan
praktikum
3. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya laboratorium terlebih dahulu
menyiapkan alat dan bahan agar praktikan berjalan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, S.G.D., Noviantari, A., Hidana, R., Ynti, A.N., Nugroho, D.E.,
Nurdyansyah, F., Widyastuti, A.D., Khariri., Pratiwi, H.R., Nendissa.
M. D., Nurmalaari, A., Noer, S., Watuguly, W.T., Setyowati, E., &
Estikomah, A. S. 2021. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Penerapanya.
Bandung: Wdhina Bhakti Persada Bandung
Magdelinea, i., Prasetiya, W.A., Wulandari, P.E., Rahmawati, E., Rizka, N.H.,
Nurhaliza, S.J., Lestari, P.K., Vera, M., Khairunnisa, M., Hyati, N.,
Puapita, N., Syahrani, P., Oktafiani, D.R., Rohimah., Novianti, S., Hayati,
N. T., Tuayakil, A.T., Ningsih, D.Y., & Noer, N.Z. 2022. Konsep Dasar
Biologi. Makassar: Cendikia Publisher
Siswati., Muchlis, M.A., & Marwan, M.U. 2022. Inventarisasi Parasit Protozoa
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Lokasi Budidaya Ikan yang Berbeda
di Kabupaten Luwu. Fisheries of Wallacea Journal. Vol(3). No(1). ISSN:
2721-0456
Yudi. 2018. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Yng di Sebabkan Oleh Hewan
Protozoa Metoda Dempster Shafer. Jurnal Informatika Kaoutama. Vol(2)
No(1). ISSN:2548-9704