Anda di halaman 1dari 34

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada dimuka bumi memiliki bentuk, struktur
penyusun tubuh dan pola hidup yang berbeda-beda, sehingga dari
karakteristik tersebut makhluk hidup dapat dibedakan. Adapun salah satunya
yakni protozoa atau dikenal dengan protista yang mirip dengan hewan.
Protozoa dianggap seagai protista yang mirip dengan hewan karna dapat
bergerak, berkembang biak dan mencari nutrisi untuk hidup.
Bukan hanya itu, protozoa juga disebut sebagai mikroorganisme
karena ukuranya yang hanya bisa dilihat melalului mikroskop, dianggap
sebagai organisme hidup yang pertama kali diplanet bumi, hidup dimanapun
selama kehidupan memungkinkan misalnya pada kondisi yang ekstrim
sekalipun, lebih banyak dibandingkan dengan hewan lain dan mungkin
penyusun terbesar komponen biomassa dibumi
Protozoa memiliki banyak jenis dan tempat hidup yang
bermacammacam, bukan hanya terdapat didaerah basah dan berair saja akan
tetapi juga terdapat pada tubuh organisme atau dengan kata lain didalam
inangnya contohnya pada manusia, yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit sehingga manusia menganggap bahwa protozoa merupakan salah
satu hewan parasit yang merugikan, akan tetapi ada jenis protozoa yang
menguntungkan bagi manusia sendiri. Berdasarkan alat gerak dan bentuknya
protozoa dibedakan menjadi tiga kelas yakni kelas sarcodina, kelas flagellata
dan juga kelas ciliate
Teori mengenai protozoa tidak cukup untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih mengenai protozoa sendiri, sehingga hal tersebutlah yang melatar
belakangi dilakukannya praktikum mengenai filum protozoa untuk
mengetahui beberapa jenis hewan kelas sarcodina, flagellata, dan ciliata untuk
mengetahui jenis, struktur, bentuk dan cara hidup dari bebrapa kelas filum
protozoa
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pratikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
sarcodina
2. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
mastigofora/flagellata
3. Untuk mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi dari kelas
ciliata
C. Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya pratikum ini yaitu:
1. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas sarcodina
2. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas mastigofora/flagellata
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis, struktur faal, cara hidup dan klasifikasi
dari kelas ciliata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Protozoa merupakan organisme eukariotik. Protozoa dibedakan dari


organisme prokariot karena ukurannya yang lebih besar. Protozoa dibedakan dari
alga karena sifatnya yang tidak memiliki klorofil. Protozoa juga dibedakan dari
fungi atau jamur karena protozoa dapat bergerak aktif dan tidak memiliki dinding
sel. Protozoa umumnya hidup bebas dan dapat ditemukan di air tawar, air laut,
atau darat. Beberapa spesies protozoa bersifat parasit. Perkembangbiakan protozoa
adalah secara seksual dan aseksual (Harahap, 26 : 2021)
Protista yang mirip dengan hewan memiliki ciri ciri tertentu, diantaranya
merupakan hewan yang bersel satu atau dikenal dengan uniseluler dengan ukuran
tubuh hanya 10-200 μm, tidak memiliki dinding sel, pada umumnya bersifat
heterotrof, hanya sebagian kecil saja yang bersifat autotroph, hidup bebas atau
sebagai parasit bagi organisme lain, reproduksi secara seksual atau aseksual, dan
pada umumnya memiliki alat gerak (Magdalena, 22 : 2022)
Protista dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni protista mirip hewan
(protozoa), protista mirip tumbuhan (Alga), dan protista mirip Jamur. Protista
mirip hewan terdiri dari kelas rhizopoda, kelas ciliate, kelas flagellate, dan kelas
sporozoa. Dasar pengelompokan pada protozoa selain berdasarkan alat geraknya
tetapi juga berdasarkan reproduksi baik secara seksual atau aseksual. Kelas
rhizopoda bergerak dengan menggunakan kaki semu, adapun cilliata bergerak
dengan cilia, flagellate bergerak dengan flagell, dan juga sporozo tidak memiliki
alat gerak (Wijarini, 43 : 2020)
Menurut Yanuhar (22-23 : 2018) berdasarkan klasifikasi mengenai
pergerakanya, protozoa dibagi menjadi 4 kelompok kelas yakni:
1) Sarcodina atau rhizopoda (sarcodines atau amoebolds): pergerakan dengan
kaki dengan pseudopodia dan mengerutkannya kembali
2) Ciliopora (ciliates atau Infusoria): lokomosi dengan cilia
3) Zoomastigina (zooflagellates/flagellates): pergerakan dengan flagella 4)
Sporozoa (sporozoans): pergerakan tidak terdapat pada dewasa.
Habitat Protozoa menyebar luas dan banyak ditemukan di perairan tawar,
air laut, air payau, kolam dan ada juga yang hidup didalam tubuh organisme
multiseluler. Air payau menjadi salah satu tempat hidup berbagal Protozoa.
Populasi protozoa diair payau lebih tinggi dari pada disungai karena kondisi payau
yang cenderung lebih stabil dalam hal suhu, instensitas cahaya, tekanan air,
besarnya arus, dan ketersediaan makanan. Salah satu payau yang memiliki
karakter tersebut adalah kawasan konservasi hutan mangrove dan bekantan kota
tarakan (Wijarini, 43 : 2022)
Menurut Yanuhar (21 : 2018) bahwa jenis protozoa dalam memakan
nutrisi berbeda antara lain:
a) Aerobik, umumnya kemoheterotropik (menelan makanan)
b) Satu kelompok adalah fotoautotropik
c) Beberapa tumbuh anaerobik, hidup di usus
d) Beberapa penyebaran makanan melalui lintasan membran Beberapa
mempunyai pelikel, terdapat mekanisme makanan
e) Ciliata mempunyai sitostom-membuka mulut
f) Amoeba menelan makanan melalui pseudopodia
g) Pencernaan terjadi di vakuola (lisosom), pembuangan melalui pori anal.
Vorticella sp. merupakan protozoa dari filum ciliophora. Vorticella sp.
tidak hanya hidup diperairan air tawar saja, tetapi juga diperairan laut dan dapat
menempel pada tumbuhan dan hewan. Pada saat pengamatan vorticella tidak
ditemukan dalam jumlah yang banyak tetapi parasit ini hanya membantu
memperparah tingkat serangan oleh parasit yang lain (Siswati, 40 ; 2022).
Multiplikasinya bersifat masif, terdapat diperairan pantai untuk
produksinya, dan biasanya terbawa air pada bagian organ dan menghasilkan
racun. Contoh adalah oyster, clams, dan mussels didalam organnya terdapat racun.
Orang yang mengkonsumsinya dapat mengalami keracunan makanan. Contoh lain
dinoflagelata adalah Noticula miliaris, berbentuk bulat, ukuran diameter 50-100
mikron, mempunyai sebuah cambuk kecil dan tentakel, dan mempunyai
sitoplasma yang banyak berongga-rongga, terdapat dalam jumlah besar di laut
sehingga menyebabkan warna laut menjadi merah pada siang hari dan bercahaya
pada malam hari. Contoh lain Gonyaulx polyhedra dan Gymnodium breve,
terdapat banyak didalam laut dan mengeluarkan warna merah yang ditimbulkan
oleh pigmen yang dikandungnya (Yanuhar, 30 : 2018).
Protozoa adalah makhluk bersel tunggal, beberapa diantaranya
menyebabkan penyakit pada manusia. Penyakit protozoa dapat bervariasi dari
ringan sampai mengancam nyawa. Hampir semua manusia memiliki protozoa
dalam tubuh mereka dibeberapa titik dalam hidup mereka. Namun, protozoa
tertentu yang pernah menyebabkan penyakit ringan atau tanpa menjadi
mengancam nyawa. Sebuah contoh yang baik adalah Pneumocystis carinii.
Protozoa ini ditemukan pada paru-paru kebanyakan orang yang sehat. Namun,
pada pasien dengan "AIDS" dapat menyebabkan pneumonia (Yudi, 77 : 2018)
Menurut Yanuhar (22 : 2018) Faktor Virulensi antara lain yakni:
a) Pembuangan produk (toksin) menyebabkan penyakit malaria dengan
reproduksi didalam sel, dari sistem imun
b) Beberapa tumbuh menggunakan fagosit
c) Beberapa mengubah antigen untuk menjaga system contohnya Trypanosoma.
d) Echinosphaerium: axopodia yang masing-masing mengandung seikat
mikrotubulen dalam spesies tertentu yang disusun dalam 2 pilin
e) Heliozoan digunakan untuk beberapa penelitian penting mangenai
mikrotubulen.Mastigophora dan Ciliophora menggunakan flagella dan cilia
berturut-turut dalam pergerakannya
Semua cilia dan flagela mempunyai bentuk tubuh dasar yang juga disebut
sentriol atau kinetosom. Struktur yang sama ditemukan pada sel hewan yang
terdapat pembagian spindel.
Pergerakan rhizopoda dilakukan dengan menggunakan kaki semu
(pseudopodia). Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap karena selalu berubah-ubah
sesuai dengan pergerakannya. Selain berfungsi untuk bergerak, kaki semu juga
berfungsi untuk menangkap makanannya. Setelah makanan tersebut dicerna, zat
sisa hasil pencernaan akan memadat dan menepi pada ujung tubuh kemudian
keluar dari tubuh, karena rhizopoda tidak dapat menghasilkan makanan untuk
dirinya sendiri (Magdalena, 22 : 2)
BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakan pratikum ini yaitu :
Hari / tanggal : Rabu, 18 Mei 2022
Waktu : Pukul 08.00 – 11.30 WITA
Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi Lantai III FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang di guanakan dalam pratikum kali ini yaitu :
a. Mikroskop : 1 buah
b. Kaca preparate : 1 buah
c. Panci : 1 buah
d. Pengaduk : 1 buah
e. Kompor : 1 buah
f. Penyaring : 1 buah
g. Botol mineral : 3 buah
h. Pipet tetes : 1 buah
i. Kamera hp : 1 buah
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan kali ini yaitu:
a. Kelas sarcodina
1) Air sumur : 1 liter
2) Selada : secukupnya
3) Seledri : secukupnya
4) Lumpur : secukupnya
b. Kelas flagellate
1) Air suling : 1 liter
2) Fases kuda : secukupnya
3) Fases sapi : secukupnya
4) Fases ayam : secukupnya
5) Fases kambing : secukupnya
6) Lumpur : secukupnya
c. Kelas ciliate
1) Air sumur : 1 liter
2) Jerami : secukupnya
3) Lumpur : secukupnya
d. Sediaan tanpa perlakuan
1) Air kali/kolam : 1 liter
2) Air laut : 1 liter
3) Air sawah : 1 liter
C. Cara kerja
1. Pembuatan kultur murni kelas sarcodina
Adapun prosedur kerja dalam melakukan pratikum kali ini yaitu :
a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyalakan kompor dan memasukan air sumur kedalam panci
sebanyak 1 liter
c. Setelah itu menambahkan daun selada dan seledri kedalam panci
dengan ukuran kecil dan menunggu hingga mendidih selama10 menit.
d. Mendinginginkam air rebusan, kemudian memasukkan air selada dan
seledri tersebut kedalam botol mineral dengan menggunakan
penyaring.
e. Menambahkan lumpur sebanyak 3 sendok dan mendiamkan selama
dua hari.
f. Setelah hari ketiga amatilah air tersebut di bawah mikroskop.
2. Pembuatan kultur murni kelas flagellata
Adapun prosedur kerja dalam melakukan pratikum ini yaitu :
a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyalakan kompor dan memasukan air suling ke dalam panci
sebanyak 1 liter
c. Setelah itu menambahkan feses ayam, sapi, kerbau, kambing dan kuda
kemudian menunggu hingga mendidih
d. Setelah mendidih, mendinginkan air rebusan feses tersebut dan
memasukkan kedalam botol mineral dengan menggunakan penyaring
e. Menambahkan lumpur sebanyak 3 sendok kemudian mengaduk
hingga rata dan mendiamkan selama 2 hari
f. Setelah hari ketiga mengamatilah air tersebut di bawah mikroskop.
3. Pembuatan kultur murni untuk kelas ciliata
Adapun prosedur kerja dalam melakukan pratikum kali ini yaitu :
a. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyalakan kompor dan memasukan air sumur kedalam panci
secukupnya
c. Setelah itu menambahkan jerami dengan ukuran kecil, menunggu
hingga mendidih.
d. Selanjutnya, mendinginkan air jerami dan memasukkanya kedalam
botol mineral dengan menggunakan penyaring agar tidak ada ampas
yang terikut
e. Menambahkan lumpur sebanyak 3 sendok, kemudian membiarkanya
selama dua hari
f. Setelah hari ketiga mengamati air tersebut dibawah mikroskop
4. Sedian tanpa perlakuan
Adapun cara kerja dalam melakukan praktikum kali ini yaiti:
a. Menyiapkan air laut, air sawah, dan air kolam sebanyak satu liter
b. Menyimpan di tempat yang aman selama beberapa hari, kemudian
mengamati air tersebut di bawah mikroskop setelah beberapa hari
c. Menggambar struktur dan bagian-bagian hewan yang terlihat di
bawah mikroskop, kemudian memberikan keterangan lengkap serta
membandingkan hewan yang didapat tersebut dengan gambar yang
telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamata
a. Kelas Sarcodina
Gambar Keterangan
Amoeba proetus 1. Psedopidia
2. Plasmalemma
3. Endoplasma
4. Entoplasma
5. Nucleus
6. Vakuola kontraktil

Gambar Pembanding Keterangan


1. Psedopidia
2. Plasmalemma
3. Endoplasma
4. Eutoplasma
5. Nucleus
6. Vakuola kontraktil

b. Kelas Mastigofora/Flagelata
Gambar Keterangan
Volvox globator 1. Flagel
2. Ovum
3. Sel volvox globator
4. Filamen sitoplasama
5. Nukleus

Gambar Pembanding Keterangan


1. Flagel
2. Ovum
3. Sel volvox globator
4. Filamen sitoplasama
5. Nukleus

Gambar Keterangan
Euglena acus 1. Flagel
2. Reservior
3. Nukleus
4. Vakuola
5. Chloroplasts
6. Stigma

Gambar Pembanding Keterangan


1. Flagel
2. Reservior
3. Nukleus
4. Vakuola
5. Chloroplasts
6. Stigma

Gambar Keterangan
Euglena oxyuris 1. Stigma
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Paramilon
5. Kloroplas

Gambar Pembanding Keterangan


1. Stigma
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Paramilon
5. Kloroplas

c. Kelas Ciliata
Gambar Keterangan
Paramecium caudatum 1. Cilia
2. Vakuola makanan
3. Cytostome
4. Vakuola kontraktil
5. Makronukleus
6. Mikronukleus
Gambar Pembanding Keterangan
1. Cilia
2. Vakuola makanan
3. Cytostome
4. Vakuola kontraktil
5. Makronukleus
6. Mikronukleus

Gambar Keterangan
Paramecium putrinum 1. Cilia
2. Membran sel
3. Vakuola
4. Cytostoma
5. Nukleus

Gambar Pembanding Keterangan


1. Cilia
2. Membran sel
3. Vakuola
4. Cytostoma
5. Nukleus

Gambar Keterangan
Amphileptus claparedei 1. Cilia
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Membran
5. Vakuola

Gambar Pembanding Keterangan


1. Cilia
2. Nukleus
3. Nukleolus
4. Membran
5. Vakuola

Gambar Keterangan
Glaucoma santillians 1. Cytostome
2. Membran sel
3. Vakuola makanan
4 Nukleus
5. Nukleolus

Gambar Pembanding Keterangan


1. Cytostome
2. Membran sel
3. Vakuola makanan
4. Nukleus
5. Nukleolus

Gambar Keterangan
Vorticella microstoma 1. Flagel
2. Peristome
3. Vakuola kontraktil
4. Vakula makanan
5. Matrenukleus
6. Rhyonema

Gambar Pembanding Keterangan


1. Flagel
2. Peristome
3. Vakuola kontraktil
4. Vakula makanan
5. Matrenukleus
6. Rhyonema

Gambar Keterangan
Nassula gracilis 1. Vakuola kontraktil
2. Cyrtus
3. Makronukleus
4. Mikronukleus
5. Membran sel

Gambar Pembanding Keterangan


1. Vakuola kontraktil
2. Cyrtus
3. Makronukleus
4. Mikronukleus
5. Membran sel

Gambar Keterangan
Trichopelma sphagnetorum 1. Vakuola kontraktil
2. Makronukleus
3. Mikronukleus
4. Cytostome
5. Membran sel

Gambar Pembanding` Keterangan


1. Vakuola kontraktil
2. Makronukleus
3. Mikronukleus
4. Cytostome
5. Membran sel

Gambar Keterangan
Cinetochilum margaritaceum 1. Cytostome
2. Vakuola makanan
3. Vakuola
4. Nukleus
5. Nukleolus

Gambar Pembanding Keterangan


1. Cytostome
2. Vakuola makanan
3. Vakuola
4. Nukleus
5. Nukleolus
B. Pembahasan
Adapun alasan menggunakan jerami, selada dan seledri, karena,jerami
mengandung warna orange, selada dan seledri mengandung zat hijau daun
(klorofil) sedangkan protozoa tidak memiliki warna untuk itu digunakan
jerami, selada dan seledri agar protozoa dapat terlihat jelas pada saat diamati
serta lumpur berfungsi untuk proses pengendapan. Adapun spesies yang
ditemukan dalam pengamatan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Kelas Sarcodina
a. Amoeba Proetus
1) Morfologi
Jenis Amoeba proteus transparan tidak dapat dilihat dengan
mata secara langsung tetapi harus menggunakan mikroskop dan
tampak putih kebiru-biruan, bergerak dengan menjulurkan kaki
semunya, gerakan ini disebut amoeboid, badannya dibungkus
cangkang ada pulan yang berselubung
Amoeba proteus memiki alat gerak berupa pseudopoda
(kaki semu), tubuhnya terdiri dari satu sel dengan ukuran 200-300
mikron. Semua aktifitas dilakukan oleh sel itu sendiri seperti
digesti, reprodukdi, ekskesi dan respirasi (Nurhadi, 6-8 : 2018)
2) Anatomi
Tubuhnya terdiri atas vakuola kontraktil, nukleus, dan
vakuola makanan. Tubuhnya dibedakan atas dua bagian sitoplasma
yaitu ektoplasma dan endoplasma.
Tubuh porifera terdiri dari membran sel, ectoplasma,
endoplasma, nukleus, vakuola makanan, vakuola kontraktil dan
pseudopoda (Nurhadi, 8-9 : 2018 )
3) Habitat
Amoeba proteus terdapat dalam air tawar baik pada air
tergenang maupun yang mengalir.
Habitat Amoeba proteus berada diair tawar, kolam, sungai,
danau dan genangan air (Nurhadi, 8-9 : 2018)
4) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Hydraulea
Ordo : Amoebida
Family : Amobidaceae
Genus : Amoeba
Spesies : Amoeba proteus (Samsidar, 2015)
2. Kelas Mastigofora/Flagellata
a. Volvox globator
1) Morfologi
Volvox glubator memiliki struktur tubuh yang berbentuk
bulat bola. Terdapat 2 flagel sebagai pergerakan dan menangkap
adalah makanan, dilapisi oleh semacam glelatin semi permeable.
Memiki 2 flagel, tubuh dibungkus oleh selubung selulosa
dan bersifat autotroph (Nurhadi, 12 : 2018)
2) Anatomi
Vakuola kontraktil terletak didasar flagella dalam tubuhnya.
Zat hijau yang sering terlihat klorofil sehingga protozoa ini
berfotosintesis tetapi juga memakan langsung makanan yang
tersedia disekitarnya.
Tubuhnya terdiri dari membrane sel, ectoplasma, nucleus,
vakuola makanan, vakuola kontraktil, pseudopoda dan juga klorofil
untuk fotosintesis (Nurhadi, 8 : 2018)
3) Habitat
Volvox globator sebagai plankton di dalam air tawar, serta ada
yang terdapat ada air genangan dan persawahan
Menurut Nurhadi (12 : 2018) bahwa Volvox globator
habitatnya hidup diair tawar bersifat aututrof dan zafrozoik.
4) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Flagellata
Ordo : Phytomonadina
Family : Phytomonadideae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox globator (Agus, 2015).
b. Euglena acus
1) Morfologi
Euglena memiliki bentuk beupa gelendong dapat berubah
bentuk menjadi memanjang, hal ini terjadi karena dinding selnya
tidak "berdinding kaku". Euglena memiliki ukuran sangat kecil
yaitu panjangnya 0,05mm
Euglena acus memiliki tubuh menyerupai gelendong dan
diselimuti oleh pelikel, ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron dengan
ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk, memilki
stigma (bintik mata berwarna merah), memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil (Purwati, 23 : 2021)
2) Anatomi
Bagian tubuh Euglena terdiri dari stigma, vakuola
kontraktil, dan cambuk atau flagela. Stigma adalah bagian pada
tubuh Euglena yang berupa titik, bagian ini biasanya disebut
dengan istilah titik mata.
memilki stigma (bintik mata berwarna merah), memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil, berkembang biak secara
vegetatif yaitu dengan pembelahan biner ((Purwati, 23 : 2021)
3) Habitat
Euglena biasanya hidup pada air tawar atau air payau yang
mengandung banyak bahan organic. Bagian tubuh euglena terdiri
dari stigma, vakuola kontraktil, dan cambuk atau flagela.
Euglena acus hidup di air tawar, misalnya air kolam, air
sawah, air sungai dan air parit (Purwati, 23 : 2021)
5) Klasifikasi
Kingdom : Animalia Filum
: Protozoa
Kelas : Flagellata
Ordo : Euglenida
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena acus (Samsidar, 2015)
c. Euglena oxyuris
1) Morfologi
Euglena oxyuris memiliki bentuk tubuh menggelendong
dengan ujung berbentuk meruncing, tubuhnya dilapisi dengan
pelikel, memiliki dua buah atau lebih flagel (satu bulu cambuk
panjang dan satu bulu cambuk pendek). Euglena oxyuris umumnya
memiliki bentuk silindris, berbentuk oval.
Bentuk tubuh panjang se[erti buluh dengan Panjang kurang
lebih 0,1 mm. memiliki sebuah flagel yang mencuat dari bagian
cytosom atau mulut sel (Nurhadi, 14-15 : 2018)
2) Anatomi
Panjang sel mencapai 140-190µm dan lebar 19-45µm.
Setiap sel memilki 1 stigma, kloroplas dan 1 flagel untuk berpindah
tempat. Euglena oxyuris memiliki satu nucleus berbentuk oval
yang berfungsi sebagai sentral kegiatan selama mitosis warna hijau
euglena disebabkan oleh adanya benda- benda yang melayang
dalam protoplasma disebut chropora.
Nucleus hampir ditengah tubuh. Memiliki vakuola
kontraktil, kloroplas dan stigma. Dalam keadaan normal cukup
cahaya proses mendapatkan makanan melalui fotosintesis untuk
bertahan hidup (Nurhadi, 15 : 2018)
3) Habitat
Euglena oxyuris biasa di temukan pada kotoran kuda,
kotoran kerbau dan juga biasanya hidup pada air tawar atau air
payau yang mengandung banyak bahan organic
Euglena kebanyakan terdapat disawah bentuk tubuh
Panjang seperti buluh (Nurhadi, 15 : 2018) 5)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Flagellata
Ordo : Euglenida
Famili : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena oxyuris (Andi, 2010)
3. Kelas ciliata
a. Paramecium caudatum
1) Morfologi
Bagian kulitnya tipis dan elastis, rambut-rambut kecil yang
jumlahnya banyak yang disebut silia sebagai alat getar.
Bentuk tubuh seperti celop, cenela atau terompah. Panjang
kurang lebih 0,3 mmdan lebar 0,25mm. bagian interior tumpul dan
bagian posterior meruncing. Bentuk tubuh tetap karena diselubungi
pelicula atau periplast (Nurhadi, 17-18 : 2018)
2) Anatomi
Paramecium caudatum terdapat sitoplasma, badan basal,
kinodesmata, nucleus, badan kotraktil, vakuola makanan, oral
aparatus, bentuk selnya seperti sandal, mereka biasa hidup di rawa,
sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan
organik.

Paramecium caudatum memikiki vakuola kontraktil untuk


menjaga tekanan osmosis tubuh, dan memiki sebuah makronukleus
dan sebuah mikronukleus (Nurhadi, 18 : 2018)
3) Habitat
Adapun habitat pada Paramecium caudatum adalah di air
tawar, kolam, aliran air, sungai, danau, dan sawah adapun hidup di
perairan, biasanya stagnan, air hangat.
Menurut Nurhadi (17 : 2018) bahwa Paramecium
caudatum hidup bebas diair tawar dan reproduksinya secara
vegetative dengan pembelahan biner dan generative dengan
konjugasi
4) Klasifikasi
Kingdom : Protista
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Hymenostomatida
Famili : Parameciidae
Genus : Paramecium
Spesies : Paramecium caudatum (Sugiono, 2011)
b. Vorticella microstoma
1) Morfologi
Terdapat silia pada sekitar mulut. Rongga mulut berbentuk
spiral dan di sekitar mulut terdapat gelembung sehingga bentuknya
seperti cawan.
Alat gerak berupa cilia atau bulu getar dan ukuranya
berbeda beda ada yang besar dan ada yang kecil. Bentuknya ada
yang spiral (Nurhadi, 16 : 2018)
2) Anatomi
Bagian tubuh hewan ini terdiri atas adoral membran,
makranukleus, peristomial dise, dan vestibule. Bentuknya seperti
lonceng dan bertangkai panjang dengan bentuk lurus atau spiral
yang terdapat silia di sekitar mulutnya.
Cytostome terletak dibagian tengah tubuh diposterior lekuk
mulut. Lanjutan dari cytostome adalah cytopharynx, jika ada
makanan yang diujung posteriornya akan terbentuk posteriornya
akan terbentuk vakuola makanan (Nurhadi, 18 : 2018)
3) Habitat
Vorticella microstoma dapat ditemukan pada kotoran ayam,
kotoran kerbau, air laut, air rebusan jerami dan seledri.
Vorticella tidak hanya hidup diair tawar saja, tetapi juga
diperiran laut dan dapat menempel pada tumbuhan dan juga hewan
untuk kehidupanya (Siswati, 40 : 2022)
4) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Peritichida
Family : Peritichidaceae
Genus : Vorticella
Spesies : Vorticella microstoma (Andi, 2010)
c. Paramecium putrinum
1) Morfologi
Paramecium memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian
ditutupi oleh cilia atau rambut getar.
Paramecium memiliki tubuh streamline yang dapat digunakan
untuk berenang dengan alat berupa silia. Paramecium bergerak
dengan kecepatan 1500 µ/detik atau lebih.
Bentuk tubuhnya seperti selop atau canela atau terompah.
Panjang kurang lebih 0,3 mm dan lebar 0,25mm. bagian interior
tumpul dan posterior meruncing (Nurhadi, 17 : 2018)

2) Anatomi
Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki),
mikronukleus berfungsi sebagai alat reproduksi dan mikronekleus
sebagai konjugasi. Tubuhnya ditutupi oleh cilia atau rambut getar,
Tubuh paramecium terdapat sejumlah kanal atau lubang
yang mengelilingi kontraktil pada tubuhnya. Selain itu paramecium
memiliki 2 vakuola dimana masing-masing terletak diujung
tubuhnya (Purwati, 23 : 2021)
3) Habitat alami mereka adalah air tawar, Paramecium putrinum
distribusi diseluruh dunia diair tawar kolam, aliran air, sungai,
danau, sawah.
Genus paramecium dapat bereaksi terhadap cahaya dan
juga pada suhu (Purwati, 26 : 2021)
Paramecium caudatum dari ordo holotricha dapat hidup
bebas (soliter) diair tawar (Nurhadi, 16 : 2018)
4) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Hymenostomatida
Family : Paramecidae
Genus : Paramaecium
Spesies : Paramaecium putrinum (Andi, 2010)
d. Amphileptus claparedei
Tubuhnya terdiri atas silia, nucleus, vakuola, kontraktil
protoplasma dan lateral dikompersi. Mulutnya cembung pada sisi
ventral seperti celah. Akan terlihat jelas ketika sedang makan.
Memiliki silia yang hampir lengkap. Tubuhnya agak pipih berbentuk
seperti labu Panjang dan dalam kelas ciliata. Amphileptus claparedei
biasanya dijumpai di kolam renang, air sumur, dan pada kotoran sapi.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Pleurozmatida
Famili : Amphileptidae
Genus : Amphileptus
Spesies : Amphileptus claparedei (Agus, 2015)
e. Glaucoma scintilians
Morfologi tubuh Glaucoma scintilians terdapat cilia yang
merupakan alat geraknya. Glaucoma santilians memiliki dua inti,
yakni inti makro dan mikro. Inti makro mengatur segala kegiatan hidup
sedangka inti mikro berperan dalam hal perkembangbiakan Anatomi
Glaucoma scintillan mempunyai inti, vakuola makanan dan vakuola
kontraktil.. Didalam tubuhnya terdapat benang yang tidak beraturan.
Glaucoma scintillans berbentuk lonjong warna kehitaman, bergerak
cepat, berkelompok dengan yang lain. Glaucoma scintillans biasanya
ditemukan pada air kolam ikan, air laut, kotoran kerbau dan seledri.
Klsifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Hymenostomatidae
Famili : Glaucomidae
Genus : Glaucoma
Spesies : Glaucoma scintillans (Agus, 2015)
f. Nassula gracilis
Morfologi gracilis berbentuk lonjong dengan vestibulum
menjorok dan terdapat cilia mengelilingi tubuhnya. Memiliki
kontraktil dan vakuola makanan serta memiliki inti. Nassula gracilis
terdiri dari vakuola kontraktil yang berbentuk lonjong, memiliki cyrtus
dan makronukleus. Bentuknya lonjong dengan vestibulum yang
menjorok. Memiliki vakuola makanan. Habita Nassula gracilis biasa
ditemukan pada kotoran ayam dan kotoran kambing.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Ciliophora
Kelas : Ciliata
Ordo : Nassulida
Famili : Nassulidae
Genus : Nassula
Spesies : Nassula gracilis (Samsidar, 2015)
g. Trichopelma spagnetorum
Morfologi Trichopelma sphagnetorum berbentuk oval,
tubuhnya tidak teratur secara garis besar, tubuhnya ditutupi dengan
kulit tipis kaku membujur bergerigi dan diselimuti oleh silia. Anatomi
pada Trichopelma sphagnetorum terdapat vakuola kontraktil,
cytostome dam membran. Ciri-ciri Memiliki silia ekor panjang sebagai
cirri khasnya. Trichopelma sphagnetorum dapat ditemukan pada
kotoran ayam dan kotoran kambing.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Orchromonadeles
Family : Trichopeldae
Genus : Trichopelma
Sepsie : Trichopelma sphagnetorum (Samsidar, 2015).
h. Cinetochilum margaritaceum
Morfologi Cinetochilum margaritaceum memiliki silia ekor
panjang sebagai ciri khasnya. Pada daerah bawah selaput
bergelombang ini adalah hati yang pendek dan tidak bertalian, hanya
terlihat dengan pewarnaan perak. Pada system pencernaannya terdapat
di dalam rongga mulut ada toiga membranel. Ciri-ciri Memiliki silia
ekor panjang, membrane bergelombang melebar disekitar batas
kanan.Habitat Cinetochilum margaritaceum dapat dijumpai pada air
rebusan jerami.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Protozoa
Kelas : Ciliata
Ordo : Philasteridae
Famili : Chinetochilidae
Genus : Cinetochilum
Spesies : Cinetochilum margaritaceum (Andi, 2010).
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang biasanya hidup diair
maupun didarat dan ada yang parasit adapun yang tidak. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh (Astuti (2016: 70). Hewan protozoa meskipun
hanya terdiri satu sel dengan satu atau beberapa inti, ternyata protozoa
memiliki susunan anatomi, fosiologi dan tingkah laku yang sangat kompleks.
Sifat hidup protozoa kebanyakan adalah bebas di alam namun sebagian kecil
bersifat parasit. Protozoa yang hidup bebas disebut juga sebagai protozoa
nonpatogenik sedangkan yang parasit disebut protozoa patogenik. Protozoa
non patogenik tidaka akan merugikan organisme lain justru beberapa
diantranya bermamfaat.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yakni:
1. Pada saat saat pengamatan praktikum ditemukan beberapa jenis hewan
yang termasuk kedalam kelas Sarcodina, mastigofora/flagellata dan ciliata.
Pada kelas sarcodina ditemukan spesies Amoeba proteus, pada kelas
mastigofora/flagellate ditemukan spesies Volvox glubator, Eglena acus,
dan euglena oxiyuris, dan pada kelas Ciliata ditemukan spesies
Paramecium caudatum, Vorticella microstoma, Paramecium putrinum,
Amphuleptus claparedei, Glaucoma Scintilians, Nassula gracilis,
Trichopelma sphagnetorum, dan Cinetochilum margaritaceum
2. Pada saat pengamatan praktikum dapat diketahui struktur, bentuk dan cara
hidup beberapa jenis hewan yang termasuk kedalam kelas sarcodina,
mastigofora/flagellate, dan ciliata. Struktur tubuh dari anggota kelas
Sarcodina, yaitu terdiri dari bentuk tubuh yang tidak tetap. Pada kelas
Flagellata, strukturnya terdiri atas mitokondria, kloroplas, vakuola
kontraktil. Sedangkan pada kelas Ciliata, bentuk tubuhnya oval, tubuhnya
diselubungi oleh partikel.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum kali ini yakni:
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan lebih menguasai
materi yang akan dipraktikumkan
2. Sebaiknya asisten memberikan penjelasan kepada praktikan secara detail
mengenai percobaan yang dilakukan agar praktikan mudah melakukan
praktikum
3. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya laboratorium terlebih dahulu
menyiapkan alat dan bahan agar praktikan berjalan lancar

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, S.G.D., Noviantari, A., Hidana, R., Ynti, A.N., Nugroho, D.E.,
Nurdyansyah, F., Widyastuti, A.D., Khariri., Pratiwi, H.R., Nendissa.
M. D., Nurmalaari, A., Noer, S., Watuguly, W.T., Setyowati, E., &
Estikomah, A. S. 2021. Dasar-Dasar Mikrobiologi dan Penerapanya.
Bandung: Wdhina Bhakti Persada Bandung

Magdelinea, i., Prasetiya, W.A., Wulandari, P.E., Rahmawati, E., Rizka, N.H.,
Nurhaliza, S.J., Lestari, P.K., Vera, M., Khairunnisa, M., Hyati, N.,
Puapita, N., Syahrani, P., Oktafiani, D.R., Rohimah., Novianti, S., Hayati,
N. T., Tuayakil, A.T., Ningsih, D.Y., & Noer, N.Z. 2022. Konsep Dasar
Biologi. Makassar: Cendikia Publisher
Siswati., Muchlis, M.A., & Marwan, M.U. 2022. Inventarisasi Parasit Protozoa
pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Lokasi Budidaya Ikan yang Berbeda
di Kabupaten Luwu. Fisheries of Wallacea Journal. Vol(3). No(1). ISSN:
2721-0456

Wijarini, F., Nursia., Listiani. 2020. Keragaman Protista di Hutan Mangrove


Sebagai Sumber Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas
Borneo Tarakan. Borneo Journal of Education. Vol(3). No(1). ISSN:
2714-6073

Yanuhar, U. 2018. Avertebrata. Malang: UB Press

Yudi. 2018. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Yng di Sebabkan Oleh Hewan
Protozoa Metoda Dempster Shafer. Jurnal Informatika Kaoutama. Vol(2)
No(1). ISSN:2548-9704

Anda mungkin juga menyukai