Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILUM PROTOZOA,NEMATODA DAN CESTODA

OLEH :

NAMA : MARSELIM PALALLO

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI PERTIWI


PRODI S1 FARMASI
LUWU RAYA-PALOPO
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai lebih dari satu
inti atau nukleus. Protozoa memiliki beberapa kelas, salah satunya adalah Rhizophoda.
Pada kelas Rhizophoda terdapat Entamoeba histolityca, Entamoeba coli, Entamoeba
Gingivalis,Entamoeba nana, serta Entamoeba fragilis. Organisme-organisme tersebut
tumbuh di dalam usus manusia dan beberapa jenis parasit dapat menyebabkan penyakit
amebiasis (Gerrald &Larry, 2009).
Penyakit parasit di Indonesia masih menempati posisi penting seperti juga
penyakit infeksi lainnya. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk pemberantasan
penyakit ini tetapi sampai sekarang belum terlihat hasil yang memuaskan. Faktor sosial
ekonomi yang masih rendah bagi kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan faktor
terpenting. Salah satu penyakit parasit yang paling sering di Indonesia adalah penyakit
cacing usus, karena masih banyaknya masyarakat Indonesia yang mengidap penyakit ini
(Djaenudin N, 2009).
Cacing cestoda dapat menginfeksi hewan dan menyebabkan penyakit yang
disebut cestodiasis. Cestodiasis pada hewan dapat mengakibatkan turunnya berat
badan dan ketahanan tubuh hewan tersebut. Gejala yang ditimbulkan pada hewan yang
terjangkit cestodiasis ialah kurangnya nafsu makan, hewan terlihat kurus, diare dan
bahkan dapat menimbulkan kematian (Abusari, 2021). Cestodiasis pada hewan dapat
mengurangi kemampuan duodenum dalam menyerap makanan karena infeksi yang
terjadi infeksi tersebut dapat membuat daya tahan tubuh yang menurun dan rentan
akan penyakit (Musyaffa et al., 2020). Hasil pada penelitian dapat dilihat dari kualitas
hewan coba yang digunakan, hewan coba yang mengalami stres atau sakit dapat
memengaruhi validitas hasil pada penelitian (Prescott & Lidster, 2017)
Menurut penuturan dr. Novyan Lusiyana M. Sc dari departemen parasitologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, identifikasi terhadap penyebab
penyakit amebiasis saat ini masih dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan
menggunakan bantuan tenaga laboran untuk identifikasinya. Oleh sebab itu, akan dapat
sangat membantu apabila terdapat sistem yang mampu mempercepat proses
identifikasi organisme-organisme penyebab penyakit disentri amoeba pada manusia.
Alat bantu identifikasi organisme protozoa usus dapat pula digunakan untuk membantu
para mahasiswa kedokteran sebagai media pembelajaran dalam mengenali protozoa
usus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu protozoa ?
2. Bagaimana ciri-ciri , fisiologi, struktur, dan klasifikasi dari protozoa ?
3. Apa itu nematoda?
4. Bagaimana ciri-ciri dan penggolongan nematoda?
5. Apa itu cestoda ?
6. Bagaimana ciri-ciri dan klasifikasi cestoda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi protozoa
2. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri , fisiologi, struktur, dan klasifikasi dari
protozoa
3. Untuk mengetahui definisi nematoda
4. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri dan penggolongan nematoda
5. Untuk mengetahui definisi cestoda
6. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri dan klasifikasi cestoda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Protozoa

Filum protozoa merupakanhewanyang tubuhnyaterdiriatassatusel. Nama


protozoa berasaldaribahasalatinyang berarti“ hewanyang pertama” (Proto=
awal, Zoon= hewan). Hewanfilum inihidupdi daerahyang lembabatauberair,
misal: di air tawar, air laut, dan tanahbahkandi dalam tubuh organisme lain.
B. Ciri-Ciri Protozoa
 Organismeuni seluler(bersel tunggal)
 Eukariotik(memiliki membrane nucleus)
 Hidupsoliter(sendiri)atauberkoloni(kelompok)
 Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di habitat apapun.
 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
 Hidupbebas, saprofitatauparasit
 Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan
berperan penting sebagai indicator polusi
 Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit
 Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
 Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagel
C. Fisiologi Protozoa
 Alat gerak
Alat gerak pada protozoa bermacam macam dari yang sederhana berupa
pseudopodia sampai flagella dan silia
 Respirasi
Respirasi terjadi dengan cara aerob-anaerob
 Reproduksi
Reproduksi dilakukan secara aseksual maupun seksual
Terdapat
 Pencernaan
Beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada protozoa yakni : holozoik
, holofitik , dan saprozoik
D. Struktur Protozoa
Tubuh protozoa yang hanya satu sel itu bentuknya bermacam-macam, ada yang
tidak tetap dan ada beberapa mempunyai cangkang kapur

 Sitoplasma
Terdiri dari ektoplasma (lapisan luar) dan endoplasma (bagian dalam).
Dimana sel protozoa yang khas tebungkus oleh mebran sitoplasma dan
kebanyakan struktur seluler protozoa terdapat dalam endoplasma.
 Nukleus atau inti
Bagian terpenting yang diperlukan untuk mempertahankan hidup dan
untuk reproduksi serta untuk mengatur metabolisme. Nukleus terdiri dari
membrane inti (selaput inti) yang meliputi serabut inti (retikulum) halus
yang berisi cairan dan kariosom. Dalam nukleus berbentuk vesikel, butir-
butir kromatin yang akan berkumpul membentuk butiran tunggal. Dari
struktur inti inilah terutama pada susunan kromatin dan kariosom yang
berperan dalam membedakan spesies dari protozoa.
 Vakuola
Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan atas vakuola
kontraktil, vakuola makanan dan vakuola stasionari.
 Mitokondria
Mitokondria terdapat pada protozoa pada bagian yang melakukan
pemalasan secara aerobik. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai
tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan
penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola kontraktil.
E. Klasifikasi Protozoa

1. Rhizopoda
2. Flagellata
3. Ciliata
4. Sporoza
F. Definisi Nematoda
Nematoda adalah anggota filum Nemalthemintes berasal dari bahasa
yunani, nema yang artinya benang dan oidos yang artinya bentuk. Nematoda
merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering ditemukan pada
tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia disebut dengan
nematoda usus. Cacing nematoda usus bersifat kosmopolit terutama ditemukan
pada daerah yang lembab yaitu di negara yang beriklim tropis dan subtropis,
dimana telur dan larva cacing lebih dapat berkembang.
G. Ciri-ciri Nematoda
- Nemetoda memiliki ukuran berbeda-beda mulai dari 2 cm sampai 1 meter
- Bentuk bulat panjang seperti benang
- Tidak bersegmen
- Kulit diliputi kutikula
- Nemetoda merupakan hewan multiseluler avertebrata
- Nemetoda juga memiliki sistem pencernaan.
- Hidup didalam tubuh makluk hidup lain
- Tubuhnya berbentuk bilateral simetriS
H. Penggolongan Nematoda
1. Nematoda intetinalis
a. Ascaris Lumbricoides ( cacing gelang)
b. Trichuris truchuira ( cacing cambuk)

c. Oxyuris vermicularis ( cacing kremi)

d. Strongyloides stercoralis ( cacing benang )

e. Ancylostoma duodenale dan Ancylostama canium ( Cacing tambang)

f. Necator americanus
h. Trichinella spiralis ( Cacing otot)
i. Toxocara canis ( cacing gelang pada anjing)

j. Toxocara cati ( Cacing gelang pada kucing)

2. Nematoda jaringan/darah
a. Wuchereria bancrofti (cacing filaria)

b. Brugia malayi ( cacing filaria malayi)


c. Mansonella ozzardi

d. Onchocerca volvulus

e. lao lao (cacing mata)

f. Dracunculus medinensis ( Cacing Guinea)


I. Definisi Cestoda
Cestoda atau cacing pita adalah cacing pipih multisegmentasi berbentuk pita
yang hidup seluruhnya di usus kecil manusia saat dewasa. Bentuk larvanya menetap di
kulit, hati, otot, sistem saraf pusat, atau berbagai organ lainnya.
Cestoda merupakan endoparasit yang hidup dalam sistem pencernaan pada
vertebrata dan larvanya berada didalam jaringan vertebrata dan intervetebrata. selain
itu Cestoda juga merupakan golongan hewan avertebrata yang tidak memiliki tulang
belakang. Cacing pita termasuk subkelas cestoda, kelas cestoidea, filum platyhelmintes.
Cestoda memiliki lebih dari enam ribu spesies dan tersebar di seluruh dunia.
Siklus hidup cacing pita melibatkan satu inang definitif dan satu atau lebih inang
perantara (kecuali siklus satu inang Hymenolepis nana ). Setiap jenis siklus memiliki
bentuk larva khusus (cysticercus, cysticercoid; coenurus, hydatid; coracidium,
procercoid, plerocercoid).
J. Ciri-ciri Cestoda :
 Tubuh Pipih Dorsoventral
 Tidak memiliki Tractus Digestivus
 Tidak Memiliki saluran Pembuluh Darah
 Bersifat Hermaprodit
 Tidak memiliki sistem pencernaan
Bentuk Tubuh Cestoda
 Skoleks pada dasarnya adalah kepala, yang berperan sebagai tempat melekatnya organ-
organ perlekatan (seperti kait, pengisap, atau keduanya). untuk melekat pada tubuh
inangnya.
 Leher cestoda merupakan tempatt pertumbuhan badan. berperan secara terus-menerus
menghasilkan proglotid.
 Strobila/Proglotid badan yang terdiri atas segmen-segmen yang di sebut proglotid. Tiap
proglotid dewasa mempunyai susunan alat kelamin jantan dan betina yang lengkap
sehingga disebut hermafrodit
K. Klasifikasi Cestoda
 Taenia Solium
 Taenia Saginata
 Diphyllobothrium latum
 Hymenolepis Nana
 Hymenolepis Diminuta
 Dipylidium Caninum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang mempunyai lebih dari
satu inti atau nukleus.
2. Cestoda atau cacing pita adalah cacing pipih multisegmentasi berbentuk pita
yang hidup seluruhnya di usus kecil manusia saat dewasa. Bentuk larvanya
menetap di kulit, hati, otot, sistem saraf pusat, atau berbagai organ lainnya.
3. Nematoda adalah anggota filum Nemalthemintes berasal dari bahasa
yunani, nema yang artinya benang dan oidos yang artinya bentuk.
Nematoda merupakan salah satu jenis cacing parasit yang paling sering
ditemukan pada tubuh manusia. Nematoda yang hidup dalam usus manusia
disebut dengan nematoda usus
DAFTAR PUSTAKA
Ankarklev J, Jerlström-Hultqvist J, Ringqvist E, Troell K, Svärd SG. 2010. Behind the smile: Cell
biology and disease mechanisms of Giardia species. Nat Rev Microbiol. 8:413-422.

Badparva, E. Fallahi, S., Mazar, Z.E. 2015. Blastocystis: Emerging Protozoan Parasite with High
Prevalence in Iran. Novelty in Biomedicine. 4:214-221

Bahri, S., R. M. A. Adjid, Beriajaya dan A. H. Wardhana. 2008. Manajemen Ternak Kambing.
Lokakarya Nasional Kambing Potong, hal. 79-95.

Ballweber, L.R. 2009.Coccidiosis in Food Animals.In: Smith, B.P. 9 th Edition. Large Animal
Internal medicine. Mosby. Elsevier, St.Louis, pp: 1645- 1647.

Devendra, C. and G. B. McLeroy. 1982. Goat and Sheep Production in The Tropics. Longman
Group Ltd. First Published. Singapore. pp. 9 - 12.

Anda mungkin juga menyukai