Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM FARMAKOLOGI II

AKADEMI FARMASI TORAJA

YAYASAN NAFIRI INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM I

“ EFEK OBAT HIPOGGLIKEMIK ORAL

PADA HEWAN UJI “

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV ( EMPAT )

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. DHEYN YANTI / 20 007 006 ( TIDAK IKUT PRAKTIKUM I )

2. MARSELIM PALALLO / 20 007 030

3. NATALIA YOHAN DUDUNG / 20 07 013

4. RAYMOND ABRIANTO / 20 07 033 ( TIDAK IKUT PRAKTIKUM I )

5. VRANSISKA GANNA ‘ / 20 07 024

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI TORAJA

YAYASAN NAFIRI INDONESIA

TANA TORAJA

2022
BAB I

A. Tujuan Praktikum

Untuk menganalisis efek obat hipoglikemik oral dengan melihat dan mengamati serta
menentukan jumlah penurunan kadar glukosa pada hewan uji mencit setelah pemberian obat
antihiperglikemik secara oral.

B. Prinsip Percobaan

Efek obat hipoglikemik oral dapat diamati dengan membandingkan kadar glukosa darah
mencit sebelum pemberian dan setelah pemberian obat hipoglikemik oral. Penentuan
penurunan kadar glukosa darah dan tingkat efektifitas Pemberian obat antidiabetes yakni
metformin, glibenklamid, dan Na CMC 1% (kontrol negatif) pada hewan mencit (Mus
musculus) yang durasinya dengan menggunakan alat glukometer. (Tjay, 2002)

Na-CMC merupakan serbuk yang bersifat higroskopis, berwarna putih sedikit


Kekuningan, tidak berbau, dan tidak berasa. Na-CMC merupakan serbuk yang mudah larut
dalam air dingin maupun air panas. Na-CMC memiliki empat fungsional penting yaitu
sebagai penegntal, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi. Namun,
di dalam suatu system emulsi hidrokoloid Na-CMC berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih
sebagai senyawa yang memberikan kestabilan. (Priatma and Widyannita, 2009).

Glibenklamid adalah golongan antidiabetes (Sulfonilurea) dengan indikasi sebagai


pengobatan Diabetes Militus.Farmakodinamik Glibenklamid merangsang sekresi induksi
dari granul-granul sel beta langerhans pangkreas. .Rangsangannya melalui interaksi dengan
ATP sensitive.Farmakodinamik Sulfonilurea generasi II, umumnya potensi hipoglikemiknya
hampir 100 kali lebih besar dari generasi I. Meski waktu paruhnya pendek, hanya 3 5 jam,
efek hipoglikemiknya berlangsung 12 – 24 jam, sering cukup satu kali sehari.Efek samping
Mual, muntah, sakit perut, vertigo, bingung, ataksia, reaksi alergi (Theodorus, 1996).

Glibenklamid merupakan obat antidiabetes yang termasuk golongan sulfonilurea.


Sulfonilurea merupakan pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue) yang memiliki struktur
yang sama yaitu cincin benzena dan sulfonilurea. Sulfonilurea generasi pertama memiliki
substitusi hidrofilik polar yang relatif kecil, sedangkan Sulfonilurea generasi kedua memiliki
substitusi lipofilik non polar yang besar sehingga lebih mudah berpenetrasi ke membran sel
dan menghasilkan potensi yang lebih baik (Basit dkk., 2012)

Glibenklamid digunakan sebagai Obat antifiabetik oral yang merupakan pilihan


pengobatan awal untuk diabetes melitus tipe 2 (noninsulin-dependent) pada pasien dengan
hiperglikemia yang tidak dapat dikontrol hanya dari makanan (Sweetman, 2002).
Insidens efek samping generasi | sekitar 4%. Insidensinya lebih rendah lagi untuk generasi
II. Hipoglikemia, bahkan sampai koma tentu dapat timbul. Reaksi ini lebih terjadi pada
pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal, terutama yang mengunakan
sediaan dengan masa kerja panjang. Efek samping lain, reaksi alergi jarang sekali terjadi,
mual, muntah, diare, gejala hematologic, SSP, mata dan sebagainya.Kontraindikasi obat ini
pada wanita diabetes yang sedang hamil,hipersensitivitas terhadap penderita glikosuria renal
non-diabetes, Interaksi Obat :Glukokortikoid, hormone tiroid, diuretika, estrogen
menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam bila diberikan darah bersamaan .Dosis
Permulaan 1 dd 2,5 5 mg, bila perlu Dinaikkan setiap minggu sampai maksimal 2 dd 1 mg.
(Tjay, 2002)

Metformin merupakan obat dengan Indikasi untuk mengobati diabetes orang dewasa yang
tidak terkontrol dengan memuaskan oleh diet dan obat lain, pengobatan utama dan tambahan
tunggal atau kombinasi dengan insulin. Farmakodinamik dari Metformin adalah untuk
menurunkan glukosa darah Tidak Tergantung Pada adanya fungsi Pankreatik sel-sel B.
Metformin memiliki waktu paruh 1,5-3 jam Dan tidak terikat pada protein plasma.
TidakDimetabolisme dan diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Mekanisme utama
metformin dalam mengontrol kadar gula darah adalah dengan cara menghambat produksi
glukosa (glukoneogenesis) di hati.(Katzung, 2002).
BAB II

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Batang pengaduk

b. Beaker glass

c. Gelas ukur

d. Heating mantle

e. Erlenmeyer

f. Gunting

g. Spoit oral

2. Bahan

a. Alkohol 96%

b. Aquades

c. Kapas

d. Na CMC

e. Tablet glibenklamid

f. Tablet metformin

B. Metodologi

1. Pembuatan Na CMC 1%

1) Panaskan kurang lebih 200 ml aquades hingga mendidih

2) Timbang Na CMC sebanyak 1 gram

3) Masukkan Na CMC kedalam beaker glass lalu tambahkan 50 ml aquades


panas
4) Aduk campuran tersebut hingga homogen, ditandai dengan tidak nampaknya
lagi serbuk berwarna putih dan campuran berupa gel

2. Perhitungan Glukosa 5% b/v

1) Timbang glukosa sebanyak 5 gram

2) Masukkan kedalam erlenmeyer lalu tambahkan aquades panas sebanyak 50 ml

3) Homogenkan dan tambahkan hingga volume mencapai 100 ml

3. Metode Induksi Kimia

1) Gunakan Mencit jantan 5 ekor

2) Timbang berat badan tiap mencit lalu catat

3) Mencit kemudian dikelompokkan dalam 3 kelompok, kelompok 1 diberi


larutan Na CMC 1% (kontrol), kelompok 2 diberi suspensi glibenklamid,
kelompok 3 diberi suspensi metformin

4) Sebelum perlakuan, mencit diambil darahnya melalui pembukuh darah yang


ada divena ekor dengan cara dipotong ekor mencit tersebut 0,5 cm dari ujung
ekor dengan menggunakan gunting yang telah diusap dengan alkohol 96%

5) Darah yang keluar diteteskan pada strip glukometer yang terpasang pada alat.
Kadar glukosa darah yang muncul pada alat kemudian dicatat sebagai kadar
glukosa puasa

6) Setelah penentuan kadar glukosapuasa pada mencit, kemudian semua mencit


diberikan larutan glukosa 5% dengan dosis 1-2,5 g/kgbb mencit secara oral. 5
menit kemudian di ukur kadar glukosa darah sebagai kadar glukosa setelah
pembebanan

7) 5 menit setelah pengecekan gula pembebanan, masing-masing kelompok


diberi perlakuaan kemudian dibiarkan dan diukur kadar gula darahnya tiap 20
menit selama 60 menit
BAB III

A. Hasil Percobaan dan Pembahasan

1. Hasil Percobaan

Kelompok Mencit Kadar Glukosa Darah Mencit

Puasa Kadar Gula Mencit


Pembebanan
20 40 60

Kontrol (Na 1 68 79 123 104


CMC 1%)

Glibenklamid 2 117 157 129 75 81

3 64 98 79 75 46

Metformin 4 161 75 104 114 123

5 58 77 55 52 40

2. Pembahasan

Pada praktikum ini akan menganalisis efek obat hipoglikemik oral dengan melihat
dan mengamati serta menentukan jumlah penurunan kadar glukosa pada hewan uji mencit
setelah pemberian obat antihiperglikemik secara oral. Hewan uji di kelompokkan menjadi 3.
Kelompok 1 terdiri dari 1 ekor mencit, kelompok 2 terdiri dari 2 ekor mencit dan kelompok 3
terdiri dari 2 ekor mencit.

Sebelum perlakuan mencit diambil darahnya melalaui pembuluh darah yang ada di
vena ekor dengan cara dipotong ekor mencit tersebut kurang lebih 0,5 cm dari ujung ekor
dengan menggunakan gunting yang telah diusap dengan alkohol 96%. Darah yang keluar
diteteskan pada strip glukometer yang terpasang pada alat. Kadar glukosa darah yang muncul
pada alat kemudian dicatat sebagai kadar glukosa puasa.
Setelah penentuan kadar glukosa puasa pada mencit, kemudian semua mencit
diberikan larutan glukosa 5% dengan dosis 1-2,5 g/kgbb mencit secara oral. 5 menit
kemudian di ukur kadar glukosa darah sebagai kadar glukosa setelah pembebanan.5 menit
setelah pengecekan gula pembebanan, masing-masing kelompok diberi perlakuaan kemudian
dibiarkan dan diukur kadar gula darahnya tiap 20 menit selama 60 menit.

Kadar gula darah yang diperoleh pada pemberian Na CMC 1% dari interval waktu 20,
40 menit menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah dari123 mg/dl, 104 mg/dl.

Kadar gula darah yang diperoleh pada pemberian suspensi glibenklamid dari interval
waktu 20, 40, dan 60 menit menunjukkan bahwaterjadi penurunan kadargula darah dari 129
mg/dl, 75 mg/dl, 81 mg/dl (mencit 2) dan 79 mg/dl, 75 mg/dl, 46 mg/dl (mencit 3).

Kadar gula darah yang diperoleh pada pemberian suspensi metformin dari interval
waktu 20, 40, dan 60 menit menunjukkan bahwa terjadi kenaikan kadar gula darah dari 104
mg/dl, 114 mg/dl, 123 mg/dl (mencit 4) dan terjadi penurunan kadar gula darah dari 55
mg/dl, 52 mg/dl, 40mg/dl (mencit 5).

Pada data pengamatan diperoleh hasil terjadi penurunan kadar gula darah pada mencit
1, 2, 3, dan 5 dan terjadi kenaikan kadar gula darah pada mencit 4. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa kerja obat yang diberikan pada 4 hewan uji bereaksi dengan baik dan
pada 1 hewan uji yang di berikan obat tidak bereaksi dengan baik.

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sudah sesuai dengan literatur
bahwa obat glibenklid dapat menurunkan kadar glukosa pada mencit setelah pembebanan
karena glibenklamid termasuk golongan sulfonilurea yang dapat memacu sekresi insulin
dari pankreas sehingga dapat menurunkan kadar gula darah dan pada obat Metformin dapat
menurunkan kadar glukosa mencit setelah pembebanan karena mekanisme dari Metformin
adalah dengan cara tidak meningkatkan kadar insulin plasma sehingga dapat menghambat
kadar glukosa di hati.

B. Simpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum farmakologi dapat
disimpulkan bahwa:

1) Pada pemberian Na CMC 1% dari interval waktu 20, 40 menit menunjukkan


bahwa terjadi penurunan kadar gula darah dari 123 mg/dl, 104 mg/dl.

2) Pada pemberian suspensi glibenklamid dari interval waktu 20, 40, dan 60
menit menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah dari 129 mg/dl,
75 mg/dl, 81 mg/dl (mencit 2) dan 79 mg/dl, 75 mg/dl, 46 mg/dl (mencit 3).
3) Pada pemberian suspensi metformin dari interval waktu 20, 40, dan 60 menit
menunjukkan bahwa terjadi kenaikan kadar gula darah dari 104 mg/dl, 114
mg/dl, 123 mg/dl (mencit 4) dan terjadi penurunan kadar gula darah dari 55
mg/dl, 52 mg/dl, 40mg/dl (mencit 5).
Daftar Pustaka

Arife, Raymond dkk. 2016. Buku Praktis Farmasi Aplikasi Dalam Teori Dan Praktik

Ilmu Farmasi. Buku Kedokteran EGG: Jakarta.

Rohman. 2016. Analisis Obat. Gadjah Mada Uiversity Press: Yogyakarta.

Stevani. 2016. Praktikum Farmakologi. Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta.

Tjay. 2017. Obat-Obat Penting Edisi VII. Elex Media Komputindo: Jakarta.
LAMPIRAN

1. Pembuatan Larutan Na CMC 1%

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN :

Pada gambar diatas dibuat larutan Na Cmc 1% sebanyak


50 ml.
2. Pembuatan glukosa 5%

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN :

Pada gambar diatas dibuat larutan glukosa 5% b/v


sebanyak 100 ml
3. Pembuatan suspensi glibenklamid dan metformin

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN :

Pada gambar diatas dibuat suspensi glibenklamid 100 ml


dan metformin 100 ml
4. Metode Induksi Kimia

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN :

Gambar diatas menunjukkan perlakuan pada hewan uji mencit


yang di ambil darahnya melalui pembuluh darah yang ada di Vena
ekor dengan cara dipotong ekor mencit tersebut 0,5 cm dari ujung
ekor dengan menggunakan gunting yang telah di usap dengan
alkohol 70%.
LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN :

Pada gambar diatas menunjukkan cara pemberian larutan Na


CMC 1%, suspensi glibenklamid,Metformin dan glukosa
5% pada hewan uji mencit.
a. Pemberian Larutan Na CMC 1%( Sebagai Kontrol )

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11 LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11


AKADEMI FARMASI TORAJA
AKADEMI FARMASI TORAJA
KETERANGAN: KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar Pada gambar diatas menunjukkan kadar
glukosa puasa pada mencit glukosa setelah pembebanan

LABORATORIUM FARMAKOLOGI LABORATORIUM FARMAKOLOGI


11 AKADEMI FARMASI TORAJA 11 AKADEMI FARMASI TORAJA
KETERANGAN: KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar Pada gambar diatas kadar gula darah
gula darah mencit pada menit ke 20 mencit pada menit ke 60
b. Pemberian Suspensi glibenklamid

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar glukosa puasa


pada mencit

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar gula darah mencit


pada menit ke 20, 40 dan 60.
c. Pemberian Suspensi Metformin

LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11 LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN: KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar gula Pada gambar diatas menunjukkan kadar gula
puasa pada mencit setelah pembebanan pada mencit
LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN:

Pada gambar diatas menunjukkan kadar gula darah setelah


menit ke 20,40 dan 60
LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11 LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN: KETERANGAN:

Gambar diatas menunjukkan kadar gula Gambar diatas menunjukkan kadar gula
puasa.pada mencit setelah pembebanan pada mencit
LABORATORIUM FARMAKOLOGI 11

AKADEMI FARMASI TORAJA

KETERANGAN:

Gambar diatas menunjukkan kadar gula darah mencit setelah menit


ke 20, 40 dan 60.

Anda mungkin juga menyukai