Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 2

UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES OBAT

DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM :

SULASTRI HERDANINGSIH, M.FARM., APT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK : 4 (3B)

1. RESTI KHAIRUNNISA (209708 )


2. RETNO WIGATININGRUM MARLANGEN (209710)

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

AKADEMI FARMASI YARSI

PONTIANAK

2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat terampil bekerja dengan hewan percobaan pada percobaan farmakologi dengan
baik dan dapat mengevaluasi aktivitas anti diabetes
II. DASAR TEORI
Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan sindrom hiperglikemik kronis
dan  gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
insufisiensi  fungsi insulin (Santoso et al., 2017).

Diagnosa diabetes mellitus dilakukan dengan mengukur kadar gula dalam darah. 
Kadar glukosa darah puasa normal < 100 mg/dl, kadar gula darah sewaktu < 140
mg/dl  dan pemeriksaan HbA1c < 5,7%. Kriteria seseorang yang didiagnosis diabetes
mellitus  memiliki kadar gula puasa ≥ 126 mg/dl, kadar gula darah sewaktu ≥ 200
mg/dl dan  pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5% (Kemenkes RI, 2020). 

Pada pengujian yang dilakukan pada hewan percobaan, keadaan diabetes mellitus 
dapat diinduksi dengan cara pankreaktomi dan pemberian zat kimia. Zat kimia yang
biasa  digunakan adalah aloksan, streptozotozin, diaksosida, adrenalin, glucagon,
EDTA yang  diberikan secara parenteral (Permadi, 2012).
1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) 

Kemampuan tubuh dalam memanfaatkan glukosa dapat ditentukan dengan mengukur 


toleransi glukosa yang dapat ditunjukkan dengan sifat kurva glukosa darah setelah 
pemberian glukosa. Diabetes melitus ditandai dengan berkurangnya toleransi tubuh 
terhadap glukosa yang disebabkan berkurangnya sekresi insulin. Hal ini 
dimanifestasikan dengan kadar glukosa darah yang makin meningkat (hiperglikemik) 
disertai glikosuria dan perubahan pada metabolisme lemak (Permadi, 2012). 

2. Induksi Aloksan 
Aloksan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan
percobaan. Efek diabetogeniknya bersifat antagonis dengan glutathione yang
bereaksi  dengan gugus SH nya. Mekanisme aksi dalam menimbulkan perusakan
yang selektif belum diketahui dengan jelas. Beberapa hipotesis tentang mekanisme
aksi yang telah  diajukan antara lain: pembentukan khelat terhadap Zn, interferensi
dengan enzim enzim sel ß serta deaminasi dan dekarboksilasi asam amino. Perusakan
sel ß pankreas  secara selektif oleh aloksan belum banyak diketahui. Penelitian
terhadap mekanisme  kerja aloksan secara invitro menunjukkan bahwa aloksan
menginduksi pengeluaran  ion kalsium dari mitokondria yang mengakibatkan proses
oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion kalsium dari mitokondria ini mengakibatkan
gangguan homeostasis  yang merupakan awal dari matinya sel (Permadi, 2012). 

3. Induksi Streptozotocin 

Streptozotocin adalah hasil sintesis dari Streptomycetes achromogenes dan


digunakan  untuk memnginduksi baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Induksi diabetes
dilakukan  pada hewan percobaan yang diberi suntikan streptozotocin secara
intraperitonial.  Untuk menstimulasi diabetes tipe 1 digunakan dosis 65mg/KgBB,
dengan binatang  percobaan tikus umur 3-4 bulan sedangkan untukmenstimulasi
diabetes tipe 2  digunakan dosis 90mg/KgBB dengan binatang percobaan anak anjing
umur 48 jam  (Permadi, 2012).

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT :

- batang pengaduk

- sendok stainless

- gelas kimia

- glukosa meter merk Easy  Touch GCU

- strip tes glukosa

- neraca analitik

- neraca Ohaus

- labu takar

- pipet tetes
- sarung tangan

- spuit oral

- stop watch

- termometer 

3.2 BAHAN :

- aquadest

- Na CMC

- glibenklamid

- acarbose

- metformin HCL

IV. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

Berat 1 tab metformin = 0,55 g = 550 mg

Metformin ( mengandung 500mg/50 ml ) dibuat 50 ml

Dosis metformin untuk manusia 1XP = 500 mg

Dosis metformin untuk mencit 1XP = 500 mg X 0,0026

= 1,3 mg/1ml

dosis 1 XPmetformin pada manusia dosis 1 XPmencit


Rumus : X
bobot 1 tablet metformin bobot yang di timbang

500 mg 1,3 mg
= X
550 mg X

550 mg X 1,3 mg
x =
500 mg

= 1,43 mg/1ml

Pembuatan larutan stok


1,43 mg 1 ml

X 50 ml

1,43 mg X 50
X=
1 Ml

= 71,5 mg / 50 ml

Na CMC = 0,5%

0,5
= x 50 Ml
100

= 0,25 g

Air korpus : 10 X berat Na CMC

= 10 X 0,25 g

= 2,5 ml

V. CARA KERJA

Pembuatan suspensi metformin

- Ditimbang 1 tablet metformin


- Masukkan tablet kedalam mortir gerus ad homogen
- Ditimbang kembali tablet metformin yang sudah digerus diambil sebanyak
0,71 g
- Masukkan lagi serbuk metformin yang sudah ditimbang kedalam mortir
(+)kan Na CMC sebanyak 0,25 g gerus ad homogen
- Kemudian (+) kan air korpus sebanyak 2,5 ml gerus ad larut
- Pindahkan larutan metformin ke dalam beaker glass aduk ad larut
- Masukkan kedalam botol obat ad 50 ml
Penyiappan obat antidiabetes pada hewan uji

- Timbang mencit
- Ekor disayat sampai mengeluarkan darah dan diukur kadar gula awal
hewan uji
- Suntikkan larutan metformin ke hewan uji secara oral
- Ditunggu selama 30 menit
- Setelah 30 menit diukur kadar gula darah mencit menggunakan strip
glukosa
- Suntikkan larutan glukosa ke hewan uj secara oral
- Ditunggu selama 30 menit
- Kemudian dicatat kadar gula darah yang terdeteksi oleh alat

Cara mengambil darah dan pengukuran kadar glukosa

- Darah mencit diambil melalui vena lateralis ekor yang sebelumnya


disterilkan dengan alkohol 70%
- Dilakukan pemijatan perlahan terhadap ekor agar darah keluar
- Kemudian tetesan darah diteteskan pada strip tes glukosa dan akan
menunjukan kadar glukosa darah mencit yang terukur

VI. HASIL PENGAMATAN

KADAR GLUKOSA SETELAH LOADING GLUKOSA MENCIT


KELOMPOK AWAL 300 c 600 c
Kontrol negatif 114 143 123
Glibenklamid 103 115 88
Acarbose 61 110 108
Metformin 107 124 125

tn−tn−1
Rumus : AUC (0-60) = X (n+(n-1)
2

30−0 60−30
AUC (0-60) = X (143+114) + X (123+ 143)
2 2
KN = (15 X 257 ) + (15 X 266) = 7845

30−0 60−30
Glibenklamid = X (115+ 103) + X (88 + 115)
2 2
=

Anda mungkin juga menyukai