Anda di halaman 1dari 32

PENGUJIAN EFEK ANTI HIPERGLIKEMIK

DENGAN METODE TTGO (TOLERANSI


GLUKOSA ORAL)
Nama Kelompok :
Nuri Amaliyatun Nisa (21801102004)
Novita (21801102005)
Rizky Daniar (21801102010)
Moh.Affandi (21801102019)
Natasya Hana Gionika (21801102020)
DASAR TEORI
• Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin. (Tjokroprawiro,
1998).

• Glibenclamide adalah obat anti-diabetes oral yang berada pada golongan


sulfo,nilurea generasi kedua, Glibenclamide bekerja menurunkan kadar gula
darah dengan cara meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas.
(Herman, 1993; Adam, 2000).
METODE
Alat Bahan
• Glucometer test dan stick • Tikus jantan galur wistar 15 ekor
glucometer • Glibenclamide tablet
• Timbangan hewan coba • Glukosa monohidrat dosis 3g/BB
• Sonde • Alcohol 96%
• Kapas • CMC Na
• Beaker glass 50 ml • Aquadest
• Sarung tangan • Ektsrak daun kumis kucing
ALUR KERJA
Ukur dan catat kadar Hitung prosentase
Tikus dipuasakan selama
glukosa darah setiap 30 penurunan kadar glukosa
6-8 jam
menit selama 90 menit darah pada hewan coba

Setelah 30 menit
Timbang dan catat BB kemudian diberikan
tikus glukosa monohidrat
dengan dosis 3g/kg BB

Kelompok kontrol positif


Pembuatan suspensi diberikan glibenclamide,
glibenclamide dengan kontrol negatif aquadest,
konsentrasi sesuai kelompok perlakuan
perhitungan diberikan ekstrak kumis
kucing
DATA HASIL
Perlakuan Kelompok Kadar glukosa darah tikus menit ke-
30’ 60’ 90’
Aquadest 84 mg/dL 115 mg/dL 58 mg/dL
Glibenclamide 125 mg/dL 61 mg/dL 80 mg/dL
(0,09 mg)
Ekstrak kumis kucing 102 mg/dL 85 mg/dL 76 mg/dL
(2,18 ml)

Kadar gula normal pada tikus antara 50 mg/dL – 135 mg/dL


PEMBAHASAN
• Percobaan ini ialah unntuk menentukan efek farmakologi dan pemberian
obat antidiabetes hipoglikemik oral yaitu glibenclamide dan ekstrak kumis
kucing
• Farmakologi glibenclamide adalah obat anti-diabetes oral yang berada
pada golongan sulfonilurea generasi kedua. Glibenklamid beraksi pada
reseptor sulfonilurea, berupa ATP-dependent potassium channel, yang
menstimulasi depolarisasi dari sel B pankreas dan merangsang sekresi insulin
via exositosis. Glibenklamid mengaktivasi glikogen fosforilase alfa dan
meningkatkan fruktosa selular 2.6-bifosfat liver, yang menghasilkan
penurunan glukoneogenesis dan meningkatkan glikolisis di hati.
• Daun Orthosiphon stamineus mengandung orthosiphon glukosa, minyak
atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium dan myonositol.
Beberapa zat ini di dalam tanaman lain memiliki kemampuan dalam
menurunkan kadar glukosa darah
• Mekanisme kerja dari ekstrak Orthosiphon stamineus yaitu untuk menurunkan
hiperglikemia postprandial dengan cara menghambat penyerapan glukosa
melalui penghmbatan enzim penghidrolisis karbohidrat dalam saluran cerna
• Jika dilihat dari percobaan glibenclamide dan kumis kucing sama-sama
efektif karena pada waktu 1 jam dapat menurunkan gula darah pada tikus
• Adanya kenaikan pada waktu ke 90 menit pada glibenclamide
dikarenakan beberapa faktor yaitu seperti kesalahan pada saat
menggunakan alat glukometer dan pada saat menyayat tikus darah tidak
keluar banyak sehingga hasilnya tidak akurat.
KESIMPULAN
• Obat sintesis dan obat bahan alam sama-sama memberikan efek untuk
menurunkan gula darah pada tikus di menit ke 60
DAFTAR PUSTAKA
• Tjokroprawiro, A. 1998. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes .Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta .
• Herman F. 1993.Penggunaan obat hipoglikemik oral pada penderita diabetesmelitus.Pharos Bulletin
No.1.
• AdamJ.M.F.2000.Klasifikasi dan kriteria diagnosis diabetes melitus yangbaru. Cermin Dunia
Kedokteran No. 127
UJI LETAL CONCENTRATION 50
(LC50) TANAMAN OBAT
DASAR TEORI
• Lethal Concentration 50 (LC50) yaitu konsentrasi yang menyebabkan
kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan
grafik dan perhitungan, pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya
LC50 48 jam, LC50 96 jam sampai waktu hidup hewan uji. (Rossiana 2006)

• Lethal Concentration 50 atau biasa disingkat LC 50 adalah suatu


perhitungan untuk menentukan keaktifan dari suatu ekstrak atau senyawa.
Makna LC 50 adalah pada konsentrasi berapa ekstrak dapat mematikan 50
% dari organisme uji. (Pradipta 2007).

• Uji LC-50 dilakukan untuk mengetahui level konsentrasi infeksi E. Tarda pada
ikan uji.
METODE
Alat Bahan
• Stopwatch • Zebra fish
• Aquarium atau toples bening • Ekstrak tanaman daun sirsak denga
• Beaker glass konsentrasi 20000, 10000, 5000 ppm
• Erlenmeyer • Aquadest
ALUR KERJA

Metode uji toksisitas Ekstrak dengan


Kontrol (pelarut ekstrak
akut seperti yang berbagai konsentrasi
DMSO 0,01%)
didepresikan oleh (20000 ppm, 10000
dimasukan 10 ekor ikan
OECD ppm, dan 5000 ppm)

Amati jumlah kematian


Pengulangan dilakukan
pada menit ke 30, 60,
sebanyak 3 kali dan
90,120,150,180,210.
hasil pengujian pada
hitung nilai LC50 dengan
kontrol tidak dijumpai
menggunakan program
adanya kematian
probit
DATA HASIL
Dosis Jumlah kematian ikan pada menit ke- Jumlah
30’ 60’ 90’ 120’ 150’ 180’ 210’
5000 ppm - - 1 - - 1 2 4
10000 ppm - 1 - - 1 1 3 6
20000 ppm - - 1 - - 6 2 9

Dosis Jumlah kematian ikan pada kelompok % indikasi yang


1 2 3 berespon

5000 ppm 4 7 4 50%


10000 ppm 6 8 10 80%
20000 ppm 9 10 10 96%
PERHITUNGAN
15
• 5000 ppm = 𝑥 100% = 50%
30
24
• 10000 ppm = x 100% = 80%
30
29
• 20000 ppm = x 100% = 96%
30
y = bx + a
50 = 3,29.x + 0,728
50-0,728 = 3,29.x
49,272 = 3,29x
X = 14,97 mg
PEMBAHASAN
• Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan
beberapa kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous
acetogenins.
• Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi
sitotoksik. Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat toksik
untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
• Kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid,
flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi
sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur
fotosintetis, dan pengatur tumbuh.
• Alkaloid dan terpenoid sangat berpotensi sebagai penghambat makan
pada sejumlah serangga dan dapat merespon berbagai alkaloid yang
pada konsentrasi tertentu beraksi sebagai penghambat makan.
• Senyawa yang berhasil diisolasi dari tanaman sirsak adalah acetogenin
yang terdiri dari annonacin, asimisin, bulatacin, dan squamosin. Pada
konsentrasi yang tinggi acetogenin akan bersifat anti makan pada
serangga, sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat sebagai racun perut
dan dapat menyebabkan kematian.
• Dari data hasil praktikum dengan konsentrasi 5000 ppm jumlah kematian
pada ikan dari semua kelompok yaitu 15 ekor
• Pada konsentrasi 10000 ppm jumlah kematian pada ikan dari semua
kelompok yaitu 24 ekor
• Pada konsentrasi 20000 ppm jumlah kematian pada ikan dari semua
kelompok yaitu 29 ekor
KESIMPULAN
• Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirsak yaitu semakin tinggi jumlah
kematian pada ikan zebra fish
• Kematian pada konsentrasi 5000ppm mencapai LC50 yaitu 50%
• Dosis yang digunakan untuk mencapai LC50 yaitu 14,97 mg
DAFTAR PUSTAKA
• Rossiana 2006. Farmakologi dan toksikologi.Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta .
• Pradipta 2007.Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, UI Press,
Jakarta,Hlm. 158-159.7
UJI ANTIDEPRESAN METODE
INDUKSI SUARA
(SOUND WHEEL)
DASAR TEORI
• Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu
keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan
terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu Gangguan Depresi. (Ganiswara, S.1995).

• Golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan


kecemasan adalah obat antidepresan dan antipsikotik, seperti
SSRI,antidepresan trisiklik, inhibitor MAO, obat-obatan neuro elektrik syok.
(Foye, W.1989)
METODE
Alat Bahan
• Timbangan hewan coba • Aquadest
• Sound wheel • Fluoxetin tablet
• Stopwatch • Tikus jantan galur wistar 15 ekor
• Sonde • Ekstrak daun sirsak konsentrasi 40%
• Beaker glass dan 80%
• CMC Na
ALUR KERJA
Tunggu hingga 60 menit
Tikus dipuasakan selama Induksi dengan suara
kemudian masukkan tikus
6-8 jam selama 5 menit
kedalam soundwheel

Kontrol negatif dengan


aquadest, kontrol positif
Hitung konversi dosis
dengan fluoxetin,
fluoxetin dari manusia ke Amati pergerakan tikus
kelompok perlakuan
tikus
diberikan ekstrak daun
sirsak 40% dan 80%

Masukkan tikus pada


Hitung dan timbang
roda putar, dan hiitung
fluoxetin dan CMC Na Buatlah suspensi fluoxetin
berapa putaran selama 1
yang akan digunakan
menit
DATA HASIL
Kelompok Jumlah putaran roda menit ke-

15’ 30’ 45’


Aquadest 0 0 0
Suspensi Fluoxetin 0 0 Sakit karena kukunya berdarah

Ekstrak daun sirsak 40% ½ 0 0


Ekstrak daun sirsak 80% 0 0 0
PEMBAHASAN
• Fluoxetine merupakan antidepresan golongan SSRI yang memiliki waktu
paruh yang lebih panjang dibandingkan dengan antidepresan golongan
SSRI yang lain, sehingga fluoxetine dapat digunakan satu kali sehari (Mann,
2005).
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitor adalah obat antidepresan yang
mekanisme kerjanya menghambat pengambilan serotonin yang telah
disekresikan dalam sinap (gap antar neuron), sehingga kadar serotonin
dalam otak meningkat. Peningkatan kadar serotonin dalam sinap diyakini
bermanfaat sebagai antidepresan (Prayitno, 2008).
• Pada praktikum yaitu induksi suara dengan murrotal, pada saat tikus di
induksi dengan suara murrotal, tikus hanya diam saja mendengarkan suara
murrotal tersebut.
• Dilihat bahwa jumlah putaran roda selama 1 menit pada tikus yang
diberikan aquadest (kontrol negatif) tidak berputar sama sekali.
• Dengan pemberian kontrol positif yaitu Fluoxetin jumlah putaran roda tidak
ada atau roda tidak berputar sama sekali. Hal ini dikarenakan tikus yang di
berikan kontrol positif tersebut kesakitan karena kuku pada kaki tikus
berdarah.
• Pada pemberian ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 40% jumlah putaran
selama 1 menit hanya ½ putaran saja
• Dan pada pemberian ekstrak daun kumis kucing dengan konsentrasi 80% jumlah
putaran selama 1 menit tidak ada atau roda tidak berputar.
• Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa
kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous acetogenins.
• Annonaceous acetogenins merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik.
Senyawa sitotoksik merupakan senyawa yang dapat bersifat toksik untuk
menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
• Kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid,
kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan
untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur
tumbuh.
• Terdapat efek antidepresi pada buah dan daun sirsak disebabkan oleh 3
senyawa alkaloid yang berupa annonaine, nornuciferine, dan asimilobine
yang diujikan kepada tikus
• Alkaloid tersebut mampu menghabat pengambilan serotonin di otak yang
merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas pengendalian tingkat
rasa senang.
KESIMPULAN
• Senyawa bioaktif yang terdapat pada herbal daun sirsak mampu
memberikan efek antioksidan dalam mencegah timbulnya stres.
• Dilihat dari hasil praktikum tikus tersebut tidak mengalami depresi
DAFTAR PUSTAKA
• Ganiswara, S., (1995), Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, UI Press,
Jakarta,Hlm. 158-159.7
• Foye, W., (1989), Principle of Medicinal Chemistry, Third Edition, Lea &Febiger,
Philadelphia, p. 294

Anda mungkin juga menyukai