PERCOBAAN 5
EFEK OBAT ANTIHIPERURISEMIA PADA HEWAN UJI
Kelas 2 A
Kelompok 4 :
Cindy Meirani (189301)
Desi Destari (189304)
Devi Utami (189307)
Ikra Mahusna (189331)
Irmansyah (189334)
Kabisah Harfani (189337)
Vivi Andriani (189391)
Yeni Astuti (189394)
DOSEN : HAZIBI S,SI.,APT
Dua kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan hiperurisemia yaitu obat dengan
mekanisme kerja meningkatkan eliminasi asam urat (urikosurik) dan obat yang mengurangi
pembentukan asam urat (urikostatik) (Mutschler, 1991).
Allopurinol merupakan obat asam urat golongan urikostatik yang merupakan inhibitor
kuat dari XO yang dapat menurunkan kadar asam urat, tetapi allopurinol memiliki efek
samping seperti hepatitis, nefropati dan alergi sehingga perlu adanya pencarian inhibitor XO
yang baru dari sumber alam sebagai pengganti alternatif dari allopurinol (Haidari et
al.,2009).
Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat, dan kadar asam urat kaum
pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan pada wanita
prosentasenya lebih kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak
dimulainya masa menopause. Ini karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya lebih
tinggi karena tidak memiliki hormon estrogen. ( Riswanto, 2010)
Pemeriksaan asam urat dapat dilakukan dengan menggunakan serum atau plasma
heparin, maupun urine. Spesimen berupa serum atau plasma heparin diambil dari 3 – 4 ml
darah yang berasal dari pembuluh vena, kemudian dimasukkan dalam tabung tertutup.
Kadar asam urat dalam serum atau plasma dapat diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan fotometer. Serum yang akan digunakan harus disentrifuge terlebih dahulu
untuk mencegah terjadinya hemolisis. Nilai rujukan yang digunakan dalam analisis
kuantitatif asam urat, yaitu untuk laki – laki 3,5 – 7,0 mg/dl, perempuan 2,5 – 6,0 mg/dl,
saat dalam kondisi panik > 12 mg/dl, dan untuk anak – anak 2,5 – 5,5 mg/dl, serta lansia 3,5
– 8,0 mg/dl. ( Riswanto, 2010 )
Penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Penyakit gout primer, yaitu kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga disebabkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder, yaitu meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi
(mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi). ( Sustrani, 2007 )
2. Bahan
Kalium Oksonat (dosis: 300mg/kgBB)
Alopurinol (dosis manusia 1XP: 100mg)
Kolkisin (dosis manusia 1XP: 0,5mg)
Piroksikam (dosis manusia 1XP: 10mg)
Alkohol 70%
Aqua destillata
2. Prosedur Percobaan
V. MONOGRAFI BAHAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
DATA VOLUME PEMBERIAN OBAT
PERHITUNGAN DOSIS
KELOMPOK 1 :
KELOMPOK 2 :
KELOMPOK 3 :
KELOMPOK 4 :
2. PEMBAHASAN
Asam urat adalah asam yang terbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel – sel tubuh. Hiperurisemia
merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya peningkatan kadar asam urat di
atas normal di dalam darah.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pengujian
antihiperurisemia pada tikus yang diinduksi dengan hati ayam. Perlakuan hewan
uji dilakukan selama 7 hari agar kadar asam urat tikus yang diinduksi hati ayam
dapat meningkat. Pola makan yang salah atau sembarangan, terutama terlalu
banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi merupakan salah
satu penyebab seseorang nyeri gout.
Pada percobaan ini hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1
sebagai kontrol negatif, diberikan suspensi kalium oksonat. Kelompok 2 sebagai
kelompok allupurinol diberikan suspensi allupurinol secara po. Kelompok 3
sebagai kelompok kolkisin diberikan suspensi kolkisin secara po. Kelompok 4
sebagai kelompok piroksikam diberikan suspensi piroksikam secara po. Semua
hewan uji diberikan suspensi kalium oksonat terlebih dahulu sebagai penginduksi
hiperurisemis secara IP.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN