Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR FARMAKOLOGI 1

PERCOBAAN 5
EFEK OBAT ANTIHIPERURISEMIA PADA HEWAN UJI

Kelas 2 A
Kelompok 4 :
Cindy Meirani (189301)
Desi Destari (189304)
Devi Utami (189307)
Ikra Mahusna (189331)
Irmansyah (189334)
Kabisah Harfani (189337)
Vivi Andriani (189391)
Yeni Astuti (189394)
DOSEN : HAZIBI S,SI.,APT

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK
2019/2020
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menganalisis efek antiperurisemia dari alopurinol, piroksikam dan kolkisin pada
hewan percobaan.

II. DASAR TEORI


Asam urat adalah asam yang terbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat
yang terdapat pada inti sel – sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat di tubuh kita dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayuran, buah,
kacang –kacangan) ataupun hewan ( daging, jeroan, ikan sarden ). ( Indriawan, 2009)
Hiperurisemia merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya peningkatan kadar
asam urat di atas normal, dengan nilai normal darah kurang dari 7 mg/dL untuk pria dan 6
mg/dL untuk wanita. Asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme purin. Dalam proses
katabolisme purin tersebut xanthine oxidase (XO) mengkatalisis xanthine dan hypoxanthine
menjadi asam urat (Haidari et al., 2009; Putra, 2007).

Dua kelompok obat yang digunakan dalam pengobatan hiperurisemia yaitu obat dengan
mekanisme kerja meningkatkan eliminasi asam urat (urikosurik) dan obat yang mengurangi
pembentukan asam urat (urikostatik) (Mutschler, 1991).

Allopurinol merupakan obat asam urat golongan urikostatik yang merupakan inhibitor
kuat dari XO yang dapat menurunkan kadar asam urat, tetapi allopurinol memiliki efek
samping seperti hepatitis, nefropati dan alergi sehingga perlu adanya pencarian inhibitor XO
yang baru dari sumber alam sebagai pengganti alternatif dari allopurinol (Haidari et
al.,2009).
Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat, dan kadar asam urat kaum
pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan pada wanita
prosentasenya lebih kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak
dimulainya masa menopause. Ini karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut
membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya lebih
tinggi karena tidak memiliki hormon estrogen. ( Riswanto, 2010)
Pemeriksaan asam urat dapat dilakukan dengan menggunakan serum atau plasma
heparin, maupun urine. Spesimen berupa serum atau plasma heparin diambil dari 3 – 4 ml
darah yang berasal dari pembuluh vena, kemudian dimasukkan dalam tabung tertutup.
Kadar asam urat dalam serum atau plasma dapat diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan fotometer. Serum yang akan digunakan harus disentrifuge terlebih dahulu
untuk mencegah terjadinya hemolisis. Nilai rujukan yang digunakan dalam analisis
kuantitatif asam urat, yaitu untuk laki – laki 3,5 – 7,0 mg/dl, perempuan 2,5 – 6,0 mg/dl,
saat dalam kondisi panik > 12 mg/dl, dan untuk anak – anak 2,5 – 5,5 mg/dl, serta lansia 3,5
– 8,0 mg/dl. ( Riswanto, 2010 )
Penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Penyakit gout primer, yaitu kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi
asam urat atau bisa juga disebabkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Penyakit gout sekunder, yaitu meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi
(mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi). ( Sustrani, 2007 )

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Sarung tangan
 Spuit injeksi dan jarum (1-2 ml)
 Jarum sonde oral mencit
 Labu ukur 50 ml , 100 ml
 Timbangan gram
 Timbangan ohaouss
 Beaker glass
 Wadah/toles pengamatan mencit
 Gelas ukur
 Stamper mortar
 Cawan Penguap
 Strip asam urat
 Alkohol swap

2. Bahan
 Kalium Oksonat (dosis: 300mg/kgBB)
 Alopurinol (dosis manusia 1XP: 100mg)
 Kolkisin (dosis manusia 1XP: 0,5mg)
 Piroksikam (dosis manusia 1XP: 10mg)
 Alkohol 70%
 Aqua destillata

3. Hewan uji : mencit

IV. PROSEDUR KERJA


1. Penyiapan Hewan Uji
HEWAN PERCOBAAN
- Dikelompokan hewan percobaan menjadi 4 (empat) kelompok dan masing-
masing kelompok terdiri dari 3 (tiga) ekor hewan percobaan.
- Dipisahkan setiap kelompok dalam kandang yang berbeda.
- Diaklimatisasi hewan percobaan selama 7 (Tujuh) hari untuk membiasakan
pada lingkungan percobaan.
- Dipelihara dalam ruangan dengan
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 suhu
𝑢𝑟𝑎𝑡 kamar.
𝑎𝑤𝑎𝑙−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% Penurunan kadar asam urat darah =
- Siklus cahaya terang : gelap (14:10). x 100%
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
- Diberikan makan dengan pakan regular dan air minum.
- Sebelum perlakuan, dipuasakan mencit selama 18 jam tetapi tetap diberikan
air minum.
HASIL PENYIAPAN HEWAN

2. Prosedur Percobaan

PENGUJIAN PADA HEWAN UJI (MENCIT)


- Dikelompokan sebelumnya ditimbang berat badannya lalu dicatat
- Dibuat suspensi kalium oksonat, suspensi alopurinol, suspensi kolkisin,
suspensi piroksikam dan suspensi Na.CMC
- Diukur kadar asam urat darah sebagai kadar awal (normal) pada semua
hewan percobaan
- Diberikan suspensi kalium oksonat sebagai penginduksi hiperurisemia
secara IP
- Diukur kembali kadar asam urat darahnya setelah satu jam
- Diberikan larutan uji dengan dosis yang sesuai
o Diberikan suspensi gom arab Kelompok 1 diberikan secara po
o Diberikan suspensi alopurinol Kelompok 2, diberikan secara po
o Diberikan suspensi kolkisin Kelompok 3 diberikan secara po
o Diberikan suspensi probenecid Kelompok 4, diberikan secara po
- Diukur kadar asam urat hewan percobaan pada menit ke- 30, 60, 90 dan
120 setelah pemberian larutan uji
- Dihitung persentase penurunan kadar asam urat darah
HASIL

V. MONOGRAFI BAHAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
DATA VOLUME PEMBERIAN OBAT

No. Kelompok Replikasi BB Hewan Uji Volume Pemberian


Percobaan (mg) (mL)
1 KONTROL 1 mg 1 mL
2 mg 1 mL
3 mg 1 mL
2 ALOPURINOL 1 mg 1 mL
2 mg 1 mL
3 mg 1 mL
3 KOLKISIN 1 mg 1 mL
2 mg 1 Ml
3 mg 1 mL
4 PIROKSIKAM 1 mg 1 mL
2 mg 1 mL
3 mg 1 mL

DATA PENGAMATAN PERCOBAAN EFEK OBAT ANTIDIARE PADA HEWAN


PERCOBAAN

N Kelomp R Kadar Asam Urat Darah Hewan


o ok ep Uji
(Menit)
percoba
T0 30 60 Lama
an penginduksi
1 KONTR 1
. OL 2
3
2 ALOPUR 1
. INOL 2
3
3 KOLKISI 1
. N 2
3
4 PIROKSI 1
. KAM 2
3

 PERHITUNGAN DOSIS
KELOMPOK 1 :
KELOMPOK 2 :
KELOMPOK 3 :
KELOMPOK 4 :

 PERHITUNGAN VOLUME PEMERIAN


KELOMPOK 1 :
KELOMPOK 2 :
KELOMPOK 3 :
KELOMPOK 4 :

2. PEMBAHASAN
Asam urat adalah asam yang terbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil
akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel – sel tubuh. Hiperurisemia
merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya peningkatan kadar asam urat di
atas normal di dalam darah.
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pengujian
antihiperurisemia pada tikus yang diinduksi dengan hati ayam. Perlakuan hewan
uji dilakukan selama 7 hari agar kadar asam urat tikus yang diinduksi hati ayam
dapat meningkat. Pola makan yang salah atau sembarangan, terutama terlalu
banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi merupakan salah
satu penyebab seseorang nyeri gout.
Pada percobaan ini hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1
sebagai kontrol negatif, diberikan suspensi kalium oksonat. Kelompok 2 sebagai
kelompok allupurinol diberikan suspensi allupurinol secara po. Kelompok 3
sebagai kelompok kolkisin diberikan suspensi kolkisin secara po. Kelompok 4
sebagai kelompok piroksikam diberikan suspensi piroksikam secara po. Semua
hewan uji diberikan suspensi kalium oksonat terlebih dahulu sebagai penginduksi
hiperurisemis secara IP.

VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai