Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Atsiri :

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Tinjauan Umum Minyak Atsiri.
Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: minyak mineral
(mineral oil), minyak yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak atsiri (essential oil).
(Guenther,1987)
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak teris atau minyak terbang (volatile oil)
yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa
mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai dengan bau
tanaman penghasilnya.
Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut air. Minyak atsiri ini merupakan
salah satu dalam hasil sisa dari proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi
antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesa dalam sel
glandular pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya
minyak terpentin dari pohon pinus. (Ketaren, 1981).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies tanaman yang
termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae dan
Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman, yaitu, dari daun,
bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh
tanaman, dapat juga bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau terdapat dibuat secara sintetis.
(Richards, 1944).
Di Indonesia banyak dibuat jenis-jenis minyak atsiri, seperti minyak nilam, minyak
cengkeh, minyak pala, minyak lada, minyak sereh dan lain-lain. Minyak sereh adalah salah satu
minyak Atsiri yang penting di Indonesia di samping minyak atsiri lainnya. Produksi minyak sereh
sebelum perang dunia II menempati puncak yang tertinggi di pasaran dunia, begitu juga tentang
mutunya. Akan tetapi setelah perang dunia II produksi tersebut menurun dengan cepat, sehingga
penghasil minyak sereh sampai akhir tahun 1941 nilainya seperdelapan dari nilai sebelumnya.
(Gu enther, 1987)
2. Sejarah dan Perkembangan Minyak Sereh
Di Indonesia secara umum tanaman sereh dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
sereh Lemon atau sereh bumbu (Cymbopogon citratus) dan sereh Wangi atau sereh sitronella
(Cymbopogon nardus). Umumnya kita tidak membedakan nama sereh wangi dan sereh Lemon,
meskipun kedua jenis ini mudah dibedakan. (Harris, 1987).
Sereh Wangi di Indonesia ada 2 jenis yaitu jenis mahapengiri dan jenis lenabatu. Maha
pengiri dapat dikenal dari bentuk daunnya lebih pendek dan lebih luas dari pada daun yang
lenabatu. Dengan destilasi jenis ini memberikan hasil minyak yang lebih tinggi dari pada
lenabatu, juga kwalitasnya lebih baik, artinya kandungan geraniol dan sitronellelal lebih tinggi
dari pada lenabatu. Demikian pula, mahapengiri memerlukan tanah yang lebih subur, hujan yang
lebih banyak, pemeliharaan yang lebih baik dari pada lenabatu. (Ketaren dan B, Djatmiko, 1978)
Catatan pertama di Eropa mengenai minyak sereh ditulis oleh Nicolaus Grimm, yaitu
seorang tabib tentara yang belajar obat-obatan di Colombo pada akhir abad 17. Grimm
menamakan rumput yang menghasilkan minyak tersebut Arundo Indica Odorata. Pengiriman dari
Olium Siree yang pertama sampai di Eropa adalah pada awal abad 18, pada waktu itu minyak

tersebut kelihatannya hanya sedikit diekspor. Pada tahun 1851 dan 1855 sedikit contoh minyak
sereh diperlihatkan di "World Fairs" yang diadakan di London dan paris. Kemudian minyak ini
semakin dikenal Eropa, dan kegunaannya semakin berkembang yaitu untuk wangi-wangian sabun
dan sebagai bahan dasar dalam industri wangi-wangian. Sejak tahun 1870 permintaan untuk
minyak sereh naik, dan sejumlah besar dihasilkan di Ceylon. Sampai tahun 1890 Ceylon tetap
merupakan penghasil yang terbesar di dunia, meskipun Jawa sudah mulai menghasilkan minyak
sereh dengan kwalitas yang lebih baik. Sekarang hasil minyak tipe Jawa telah jauh melampaui
tipe Ceylon. Walaupun demikian minyak Ceylon masih dapat melawan persaingan dunia, karena
harganya lebih murah. (Ketaren, 1985)
Produksi minyak sereh wangi Indonesia pada tahun tujuh puluhan pernah kesohor dengan
julukan "Jawa Citronella", namun beberapa terakhir ini terus menunjukkan penurunan, tahun
1983 volume ekspor sitronella masih jauh, yaitu sekitar 328.567 kg, lalu tahun naik sedikit
menjadi 418.615 kg dan tahun 1987 menjadi 307.280 kg dengan nilai 2 juta dolar AS. (anonimas,
1988).
3. Komposisi Kimia Minyak Sereh Wangi
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang
terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau,
harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak
sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi
maka kadar sitronellal juga tinggi.(Harris, 1987)
Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada yang mempunyai
30 - 40 komponen, yang isinya antara, lain alkohol, hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida,
lactone, terpene dan sebagainya., Menurut Guenther (1950), komponen utama penyusun minyak
sereh wangi adalah sebagai berikut,
a.Geraniol ( C10H180 )
Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan 1 molekul air,
dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :

b. Sitronellol ( C10H200 )
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

c. Sitronellal (C10H16O)
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:

3. Proses Penyulingan Minyak Sereh Wangi


Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan
padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak
larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam
cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pressing (Eks-pression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent
ekstraksion) dan Absorbsi oleh menguap lemak padat (Enfleurage). Cara yang tepat untuk
pengambilan minyak dari daun sereh adalah dengan cara penyulingan (Destilation). (Ames dan
Matthews, 1968).
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2
macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan
terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air minyak sereh wangi. (Stephen, 1948).
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama uap air ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: besarnya
tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan
kecepatan minyak yang keluar dari bahan. (Satyadiwiria, 1979).
Semakin cepat aliran uap air dalam ketel suling, maka jumlah minyak yang dihasilkan per
kg kondensat uap semakin rendah, sebaliknya semakin lambat gerakan uap dalam ketel maka
waktu penyulingan lebih lama dan rendemen minyak per jam rendah.
Sebagai bahan bakar penyulingan, para yuling biasanya menggunakan kayu bakar, namun
untuk mengurangi biaya produksi para penyuling lebih penuh kebanyakan menggunakan ampas
hasil sulingan. (Satyadiwiria, 1979)
Proses ekstraksi minyak pada permulaan penyulingan berlangsung cepat, dan secara
bertahap semakin lambat sampai kita-kita 2/3 minyak telah tersuling. (Ketaren dan B. Djatmiko,
1978).
Rendemen minyak yang dihasilkan dari daun sereh tergantung dari bermacam-macam
faktor antara lain: iklim, kesuburan tanah, umur tanaman dan cara penyulingan. Rendemen
dipengaruhi oleh musim rata 0,7 % dan musim hujan 0,5 %. Menurut De Jong rendemen minyak
dari daun segar sekitar 0,5 - 1,2%, dan rendemen minyak di musim kemarau lebih tinggi dari
pada di musim hujan. Daun sereh jenis lenabatu menghasilkan rendemen minyak 0,5 %.
(Anonimous, 1970).
Berdasarkan pengamatan, tidak semua petani pengolah dapat menghasilkan minyak sereh
wangi bermutu tinggi, karena daun sereh wangi yang disuling sering bercampur dengan rumputrumputan atau karena daun yang dipanen terlalu muda atau terlalu tua. Untuk menghasilkan
rendemen minyak yang maksimum, biasanya para penyuling skala rakyat mengeringkan daun di
bawah sinar matahari selama : 3 - 4 jam dan lama penyulingan diatur sedemikian rupa, sehingga
komponen minyak seluruhnya terekstraksi dan berkwalitas baik. Tetapi cara ini akan
menghasilkan mutu minyak sereh wangi yang rendah. (Ketaren, 1985)
Penyulingan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan dengan menggunakan
uap air yaitu dengan dua cara, secara langsung dan secara tidak langsung.
Pada penyulingan secara langsung, bahan atau daun sereh wangi yang akan diambil
minyaknya dimasak dengan air, dengan demikian penguapan air dan minyak berlangsung
bersamaan. Kendati penyulingan langsung seolah-olah memudahkan penanganan tetapi ternyata
mengakibatkan kehilangan hasil dan penurunan mutu. Penyulingan langsung dapat
mengakibatkan teroksidasi dan terhidrolisis, selain itu menyebabkan timbulnya hasil sampingan
yang tidak dikehendaki.

Pada penyulingan secara tidak langsung, yaitu dengan cara memisahkan penguapan air
dengan penguapan minyak. Bahan tumbuhan diletakkan ditempat tersendiri yang dialiri uap air,
atau secara lebih sederhana bahan tumbuhan diletakkan di atas air mendidih. (Harris, 1987)
Pada awal penyulingan, akan tersuling sejumlah besar geraniol dan sitronellal, sedangkan
pada penyulingan lebih lanjut, total geraniol dan sitronellal yang dihasilkan semakin berkurang.
Berdasarkan pengalaman pada penyulingan 4,5 jam akan menghasilkan minyak sereh wangi
dengan kadar geraniol maksimum 85 persen dan sixronellal 35 persen. Dengan demikian
penyulingan diatas 4,5 jam (5- 6) jam tidak akan menambah kadar kedua zat tersebut. Lama
penyulingan tergantung dari tekanan uap yang dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air
daun sereh. Pada prinsipnya, tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi, karena pada
tekanan yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu penyulingan yang
terlalu lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan minyak sereh adalah agar suhu dan
tekanan tetap seragam dan tidak menurun secara tiba-tiba selama proses berlangsung. (Virmani
dan S.C Bath, 1971).
4. Syarat Mutu Minyak Sereh Wangi
Penyebab bau utama yang menyenangkan pada minyak sereh wangi adalah sitromellal,
yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan parfum, oleh kerena itu minyak sereh dengan
kadar sitronellal yang tinggi akan lebih digemari. Jenis minyak yang demikian akan diperoleh
dari fraksi pertama penyulingan. Khususnya di Indonesia, minyak sereh wangi yang
diperdagangkan diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman Cymbopogon nardus. Minyak
sereh wangi Indonesia digolongkan dalam satu jenis mutu utama dengan nama Java Citronella
Oil".
Standar mutu minyak sereh wangi untuk kwalitas ekspor dapat dianalisa menurut kriteria
fisik yaitu berdasarkan: warna, bobot jenis, indeks bias, ataupun secara kimia, berdasarkan: total
geranial, total sitronellal. (Kapoor dan Krishan,1977)
http://tumbuhanektum.blogspot.com/2011/12/cymbopogon-citratus.html

Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang dimanfaatkan
sebagaibumbu dapur untuk mengharumkan makanan .Minyak serai adalah minyak
atsiri yang diperoleh dengan jalan menyuling bagian atas tumbuhan tersebut. Minyak
serai dapat digunakan sebagai pengusir (repelen) nyamuk, baik berupa tanaman
ataupun berupa minyaknya.
KLASIFIKASI ILMIAH :
Menurut Muhlisah (1999), Cymbopogon citratus (DC.) Stapf diklasifikasikan sebagai berikut :
kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub-Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis / Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-Classis :Commelinidae
Ordo / Bangsa : Poales
Familia / Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus / Marga : Cymbopogon

Species / Jenis: Cymbopogon citratus (DC.) Stapf


JENIS-JENIS SERAI
Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi
(sitronella). Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang selama ini dikenal di
Indonesia merupakan minyak sereh wangi (citronella oil) yang biasanya terdapat dalam
komposisi minyak tawon dan minyak gandapura.
Minyak sereh wangi telah dikembangkan di Indonesia dan minyak atsirinya sudah diproduksi
secara komersial dan termasuk komoditas ekspor. Sedangkan minyak sereh dapur (lemongrass
oil) belum pernah diusahakan secara komersial. Dari segi komposisi kimianya, keduanya
memiliki komponen utama yang berbeda. Sereh wangi kandungan utamanya adalah citronella,
sedangkan sereh dapur adalah sitral.
Sereh dapur terbagi menjadi 2 varitas, yaitu sereh flexuosus(Cymbopogon Flexuosus) dan sereh
citratus (Cymbopogon Citratus). Dalam dunia perdagangan minyak atsiri, minyak
serehflexuosus disebut sebagai East Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India Timur).
Sedangkan sereh citratus dikenal dengan West Indian lemongrass oil (minyak sereh dapur India
Barat). Keduanya dapat tumbuh subur di Indonesia meskipun yang terbanyak adalah jenisWest
Indian. Perbedaan yang sangat jelas dari keduanya terletak pada sifat-sifat minyak atsiri yang
dihasilkan. Minyak sereh India Timur lebih berharga dari pada India Barat, terutama karena
kandungan sitralnya yang lebih tinggi.

MORFOLOGI TUMBUHAN SERAI :

Akar
Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis akar serabut yang
berimpang pendek

Batang
Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga. Isi batangnya
merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan. Tanaman sereh
memiliki batang yang berwarna putih. Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau

kemerahan. Selain itu, batang tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang
tanaman ini tumbuh tegak lurus di atas tanah.

Daun
Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, dan
runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun tanaman ini memiliki bentuk
seperti pita yang makin ke ujung makin runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas.
Daunnya juga memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun
sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm, sedangkan
lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada permukaan dan bagian bawah daunnya
berbulu halus.

Bunga
Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun ada, pada umumnya
bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung bulir.

Buah
Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus jarang sekali atau bahkan tidak memiliki buah.

Biji
Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus juga jarang sekali memiliki biji.

ANATOMI TUMBUHAN SERAI :

Akar
Susunan umum dari akar Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis,
korteks, selapis sel endodermis, dan stele akar, yang terdiri atas xilem dan floem. Karena
merupakan tumbuhan monokotil maka xilemnya tidak berkembang hingga ke tengah-tengah
lingkaran pusat akar sehingga pada lingkaran pusat dijumpai adanya parenkim empulur.
Selain itu, pada akar juga terdapat jaringan meristem apikal yang selalu membelah diri.
Epidermis akar terdiri dari selapis sel yang tersusun rapat dan berdinding tipis serta memiliki
rambut akar yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan. Korteks akar tersusun dari
beragam sel yang membentuk beberapa lapisan, berdinding tipis, dan mempunyai banyak
ruang antarsel untuk petukaran gas. Pada korteks terdapat parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim. Lapisan endodermis akar berupa sebaris sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang
antarsel dan merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele karena susunan dan
bentuk selnya khas, berbeda dengan lapisan lainnya. Pada stele terdapat berkas pengangkut,
yaitu xilem dan floem yang berselang-seling membentuk lingkaran.
Batang
Susunan umum dari batang Cymbopogon citratus dari bagian luar ke dalam adalah epidermis
batang, jaringan korteks, berkas pengangkut, dan empulur batang. Karena batangnya adalah
batang monokotil (tidak berkayu), jaringan pengangkutnya tesusun dalam berkas-berkas dan

tersebar di seluruh permukaan batang. Di antara berkas-berkas perngangkut tersebut


dikelilingi oleh jaringan parenkim. Pada daerah parenkim korteks terdapat sel dan kelenjar
minyak yang bisa digunakan untuk produksi minyak, yaitu minyak atsiri. Sebagian besar sel
epidermis berasal dari sel-sel utama yang mengandung serat/fiber seperti sel epidermis. Selsel epidermis ini tersusun teratur secara paralel. Jaringan epidermis batang tersusun oleh
selapis sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antar sel. Korteks batang tersusun oleh sel-sel
parenkim yang berdinding tipis dan letaknya tidak teratur. Selain parenkim, juga terdapat
kolenkim dan sklerenkim. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xilem dan floem. Berkas pengangkut letaknya tersebar tidak teratur, di mana masingmasing berkas pengangkut ini terbungkus oleh sarung berkas pengangkut.
Daun
Susunan umum dari daun Cymbopogon citratus dari atas ke bawah adalah epidermis atas,
mesofil, berkas pengangkut, dan epidermis bawah. Pada sayatan melintang melalui tulang
daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan
ukuran yang tidak selalu sama dan mempunyai rambut penutup. Epidermis bawah terdiri dari
sel serupa epidermis atas hanya lebih kecil. Stomata terdapat di kedua permukaan. Mesofil
terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan berisi tetes-tetes minyak. Sel-sel
mesofil pada berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dan dindingnya lebih
tebal. Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun. Tipe berkas pengangkut ini sama dengan
tipe berkas pengangkut pada batang. Jaringan kolenkim tersebar di antara parenkim,
selanjutnya terdapat xilem dan floem dari berkas pembuluh tipe kolateral.
Bunga, buah, dan buah
Cymbopogon citratus sangat jarang berbunga sehingga juga sangat jarang menghasilkan
buah, bahkan biji. Karena itu, struktur anatomi dari bunga, buah, dan bijinya ini juga tidak
diketahui. Karena sangat jarang berbunga dan menghasilkan biji maka tanaman ini pada
umumnya direproduksi dengan akar, tidak dengan biji.
HABITAT :
Cymbopogon citratus tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50 2700 M dpl. Tanam pada
berbagai kondisi tanah di daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah
hujan yang relatif tinggi. Wilayah Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau
dipersawahan. Serai dapur memerlukan iklim yang panas degan cahaya matahari yang banyak
dan curah hujan yang cukup. Tidak memerlukan tanah yang subur. Tanah yang berat dan subur,
hasil daunnya tinggi, tetapi kadar minyaknya agak rendah (Dalimartha, 1999).

PERKEMBANG BIAKAN:
Perkembangbiakan Cymbopogon citratus dilakukan dengan sistem bonggol akar pada batang
semu (stool). Batang semu yang telah dewasa (minimal terdiri 10 pelepah daun) digunakan
sebagai bibit. Satu rumpun sereh dapur yang telah dewasa yang berumur lebih dari 1 tahun dapat
menghasilkan bibit di atas 50 batang (Mansur, 1992).
KANDUNGAN KIMIA SERAI :

Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponrn sitronelal 32-45%, geraniol 1218%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-4%, sitral, kavikol, augenol,
elemol, kadonon, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak serai mengandung 3 komponen
utama yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena
roma tersebut adalah sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral sebagai
senyawa utama minyak

KHASIAT SERAI SEBAGAI OBAT :

Mencegah kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap 100 gram serai mengandung antioksidan yang
dapat mencegah kanker. Pada tahun 2006, sebuah tim peneliti dari University Gurion di Israel
menemukan senyawa dalam tubuh serai yang bisa mematikan sel kanker tanpa merusak sel sehat.
Obat gangguan pencernaan
Teh yang mengandung serai membantu mengatasi gangguan pencernaan, sakit perut, masuk
angin, kram usus dan diare. Serai juga membantu mengurangi gas dari usus sekaligus mencegah
pembentukan gas lebih lanjut.
Detoksifikasi
Serai juga memiliki sifat detoksifikasi tubuh dengan meningkatkan jumlah dan frekuensi buang
air kecil. Hal ini bisa membuat organ pencernaan, hati, pankreas, ginjal, dan kandung kemih
bersih dan sehat karena zat beracun dan asam urat sudah disingkirkan.
Manfaat pada sistem saraf
Minyak esensial yang dibuat menggunakan serai dapat digunakan untuk memperkuat dan
meningkatkan fungsi sistem saraf. Karenanya minyak serai yang dioleskan ke permukaan tubuh
memberikan efek menghangatkan, melemaskan otot dan meredakan kejang.
Menurunkan tekanan darah
Serai efektif dalam mengurangi tekanan darah, merangsang sirkulasi darah dan menghilangkan
masalah tekanan darah. Konsumsi segelas jus serai untuk menurunkan hipertensi.
Sebagai analgesik
Serai meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas yang berhubungan dengan sakit dan
nyeri. Jadi jika Anda mengalami sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri, teh lemon pasti bisa
membantu.
Kulit indah
Serai merupakan pilar dalam industri kosmetik. Manfaatnya antara lain mengurangi jerawat dan
berfungsi sebagai penyegar. Minyak serai juga bisa dibalurkan ke seluruh tubuh untuk memberi
efek menghangatkan.
Kesehatan wanita
Konsumsi teh yang diberi serai mungkin akan membantu mengurangi nyeri haid dan rasa mual.

__________________________________________________________________________

http://letshare17.blogspot.com/2010/10/tinjauan-pustaka-lemongrass-oil.html

A.

TINJAUAN PUSTAKA

G.1. Tanaman Sereh


Tanaman sereh dapur termasuk suku Poaceae, yang berupa rumpun, berumur tahunan,
tegak, berakar dalam, kuat membiak dan merupakan rumpun besar, daun-daunnya panjang,
sempit, hijau kebiru-biruan, bersembir kasar pada seluruh panjangnya dan berbau wangi jika
dimemarkan (Heyne,1987).
Tanaman sereh dapur membutuhkan iklim tropik yang panas, cahaya matahari dan
curah hujan yang tidak terlampau melimpah. Di daerah yang curah hujannya
berlimpah,tanaman ini dapat dipanen lebih sering dibandingkan dengan daerah yang lebih
kering, namun minyak yang dihasilkan berkadar sitral lebih rendah (Guenther,1990).
Sereh dapur termasuk di dalam klasifikasi berikut ini :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Cymbopogon
Spesies
: Cymbopogon citratus
Minyak atsiri dari tanaman sereh dapur dalam perdagangan dikenal dengan
namaLemongrass Oil. Kandungan utama minyak sereh dapur adalah sitral dan juga
mengandung sitronellal, metilheptan, n-desil aldehida, linalool, geraniol. Struktur beberapa
kandungan minyak sereh dapur dapat dilihat pada gambar 1. (Ruslan Haris,1991 ;
Guenther,1990; Sofyan Rusli et al,1985).

Geraniol merupakan terpen alkohol berada dalam bentuk bebas dan sebagai ester
dalam fraksi minyak bertitik didih lebih tinggi. Geraniol mempunyai nilai lebih sebagai
pengganti minyak yang dihasilkan dari bunga mawar. Sitral dengan perlakuan lebih lanjut
diubah ke dalam bentuk ionon. Ionon mempunyai 2 macam isomer, yaitu dan ionon.
Ionon lebih mudah larut dalam alkohol dan berbau wangi seperti bunga violet. (Burkill, 1966;
Guenther, 1987; Ketaren, 1987)
Konstituen utama dari minyak sereh dapur yang berupa sitral sukar dipisahkan dan
dimurnikan sebagai sitral karena adanya senyawa jenis aldehid lainnya (disamping sitral)
yang dapat mengganggu. Struktur linallol kemungkinan terdapat dalam fraksi titik didih 198200oC, senyawa yang tidak tahan panas dan harus dijaga agar tidak terurai. (Badan Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat, 1985; Guenther, 1987; Ketaren 1987).
Sitronella adalah senyawa yang mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai
bahan baku pembuatan isopulegol yang dilakukan melalui proses siklilisasi. Siklilisasi
sitronelal menjadi isopulegol merupakan tahapan penting dalam sintesis mentol. Mentol
merupakan material penting dalam industri pewangi yang mempunyai karakteristik bau
pappermint (Sastrohamidjojo, 2004).
Sifat fisika dan kimia minyak sereh dapur :
Rumus kimia
: C51H84O5
Warna dan bau
: kuning pucat-kuning cerah,berbau lemon

Titik didih
: 224oC pada tekanan 760 mmHg
Titik nyala
: > 197oF
Tekanan uap
: 0,07000 mm/Hg pada 25oC
Volatilitas per volume
: 100%
Specific gravity
: 0,88700 sampai 0,89900 pada 25oC
Kelarutan dalam air
: tidak larut
Kelarutan
: alkohol dan dan minyak parafin
Berikut ini adalah persyaratan mutu minyak sereh dapur menurut Essential Oil
Association (EOA) :
Tabel 1
Standar Mutu Minyak Sereh Dapur Menurut EOA
Karakteristik
East Indian Oil
West Indian Oil
Warna
Kuning tua sampai merahKuning muda sampai
coklat muda
coklat muda
o
Berat jenis, 25 C
0,894-0,904
0,869-0,894
Indeks bias, 25oC
1,4830-1,4890
1,4830-1,4890
o
o
Putaran optik
(-3 )-(+1 )
(-3o)-(+1o)
Kadar sitral
Tidak kurang dari 75 %
Tidak kurang dari 75 %
Kelarutan dalam alkohol, Larutan dalam 2-3 bagianLarutan tapi keruh
70%
volume
Mutu minyak ditentukan berdasarkan kadar aldehidanya dengan metode
hidroksilamina. Kadar sitral menurun secara bertahap pada penyimpanan dan pemeraman
minyak. Pada penyimpanan minyak harus terlindung dari udara dan cahaya,serta bebas dari
air sebelum diisikan ke tempat penyimpanan karena berpengaruh terhadap kadar sitral.
Kegunaan minyak sereh dapur untuk pewangi sabun,detergen dan jenis produk
teknis.Sedangkan minyak kasar digunakan untuk pembuatan isolate sitral yang banyak
digunakan dalam flavor, kosmetik, dan parfum atau diubah menjadi ionon. Minyak sereh
dapur merupakan salah satu jenis minyak atsiri terpenting yang digunakan sebagai sumber
pembuatan ionon (Guenther,1990).Minyak sereh dapur juga dapat digunakan sebagai bumbu
masak,obat gosok terhadap sakit encok,sakit gigi dan obat sengatan serangga
(Soepardi,1984).
Tabel 2 Harga Minyak Sereh Dapur dan Turunannya
Nama Bahan
Harga / 100 gram
Minyak sereh dapur (lemongrass oil east indian)
Rp 160.000,00
Sitronelol (95-100%)
Rp 130.000,00
Geraniol (98%)
Rp 140.000,00
Hidroksi sitronelal (98-100%)
Rp 140.000,00
Citral (99%)
Rp 150.000,00
Geranyl acetate (98-100%)
Rp 160.000,00
Citronelyl acetate (98-100%)
Rp 150.000,00
Citronelyl nitrile (98-100%)
Rp 150.000,00
-ionon (90-100%)
Rp 170.000,00
-ionon (98-100%)
Rp 180.000,00
Sumber : www.the goodscentscompany. com, 13 Oktober 2010
Minyak sereh dapur tidak larut dalam air, tapi larut dalam alkohol dan minyak parafin.
Tipe East Indian larut sempurna 1 : 2 volume dalam alkohol 70%, sedangkan tipeWest
Indian larut pada 1 : 4 volume. Hal ini menandakan bahwa pada minyak tipe West
Indian terdapat banyak kandungan terpen-terpen tak beroksigen (terutama mirsen) yang sukar

larut dalam alkohol. Terpen-terpen tak beroksigen ini kurang disukai kehadirannya dalam
minyak atsiri (www.ferry-atsiri.blogspot.com).

1.

2.

1.

2.

G.2. EKSTRAKSI
Prinsip ekstraksi dengan pelarut mudah menguap adalah melarutkan minyak atsiri
yang terdapat dalam bahan dengan menggunakan pelarut organik yang mudah menguap.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi dapat dibedakan dua macam ekstraksi,
yaitu :
Ekstraksi padat-cair (Solid-Liquid Extraction)
Dalam hal ini substansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran yang berbentuk
padat. Proses ini paling banyak ditemui di dalam usaha mengisolir substansi berkhasiat yang
terkandung di dalam bahan dari alam. Sifat-sifat bahan alam tersebut merupakan faktor yang
berperan terhadap sempurna/mudahnya ekstraksi dilakukan.
Ekstraksi cair-cair (Liquid-Liquid Extraction)
Ekstraksi ini adalah suatu proses yang berdasarkan kepada distribusi dari solute dari dua
macam pelarut yang satu sama lain saling tidak larut. Solutetersebut (dalam hal ini solute
dapat larut di dalam kedua macam pelarut yang saling tidak campur tersebut) akan terbagi ke
dalam kedua macam pelarut tersebut sampai dicapai suatu keadaan yang setimbang.
Berhubungan dengan hal tersebut di atas, perlu diketahui tentang :
Koefisien partisi
Koefisien partisi berhubungan dengan tenaga bebas yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu molekul solute dari pelarut yang satu ke pelarut yang lainnya. Besarnya
koefisien partisi :
kd
= koefisien partisi
Nm, Ns = mol fraksi solute di dalam masing-masing larutan.
Ratio distribusi
Pada umumnya ektraksi cair-cair melibatkan dua macam pelarut yang masing-masing
berupa pelarut organik dan air. Bila kedalam kedua campuran ini ditambahkan solute A, maka
ratio distribusinya adalah :

D = ratio distribusi
(A)0 = konsentrasi solute A di dalam semua bentuk kimianya yang terdapat di dalam pelarut
organik (g/ml).
(A) = konsentrasi solute A di dalam semua bentuk kimianya yang terdapat di dalam air.
Kesempurnaan suatu ekstraksi sangat dipengaruhi oleh faktor pH, macam pelarut, ratio
distribusi, faktor jumlah volume pelarut dan jumlah ekstraksi yang dilakukan. Konsentrasi
solute yang tertinggal di dalam air setelah satu kali ekstraksi dengan pelarut organik adalah :
v
= volume larutan di dalam air
v0 = volume pelarut organik
D = ratio distribusi
= konsentrasi solute yang tertinggal di dalam air setelah satu kali ekstraksi.
C0 = konsentrasi solute di dalam air sebelum ekstraksi (g/ml)
Dari rumus di atas terlihat bahwa jumlah solute yang tertinggal setelah satu kali ekstraksi
tergantung kepada ratio distribusi dan ratio volume pelarut. Setelah n kali
ekstraksi, solute yang tertinggal di dalam air adalah :

Cn = Konsentrasi solute yang tertinggal di dalam air setelah n kali ekstraksi (g/ml) (Treybal,
1981)
Suatu pelarut dikatakan sesuai sebagai pelarut pengekstraksi bila memenuhi syaratsyarat berikut :
1.
Pelarut harus bersifat selektif.
2.
Dapat membentuk sistem pelarut yang memungkinkan substansi mempunyai ratio distribusi
yang besar.
3.
Dapat membentuk sistem dengan faktor pemisahan yang besar.
4.
Tidak campur dengan air
5.
Inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri
6.
Mempunyai titik didih yang seragam
7.
Mudah digunakan
8.
Harga murah
9.
Bila mungkin tidak mudah terbakar.
Suatu zat dapat larut dalam pelarut dipengaruhi oleh kepolaran zat yang akan diisolasi.
Zat yang polar akan larut dalam pelarut yang polar, sedangkan zat non polar larut dalam
pelarut non polar. Macam-macam pelarut berdasarkan kepolarannya :
1. Pelarut yang polar, misalnya air
2. Pelarut yang semi polar, misalnya alkohol dan aseton
3. Pelarut yang non polar, misalnya ether, heksan, CHCl, benzena.
(Foust et al, 1990)
G.3. PEMURNIAN
Komponen-komponen yang terdapat dalam minyak atsiri, terutama komponen
utamanya dapat dipisahkan baik secara fisika maupun secara kimiawi, seperti kristalisasi,
penguapan, ekstraksi, penyulingan vakum terfraksi, distilasi molekuler, proses reaksi katalisis
dan sebagainya (Joddy dkk, 2002). Sebagai bahan yang bisa digunakan dalam wangi-wangian
atau formula khusus adalah turunan yang dibuat dari isolat komponen-komponen minyak
atsiri. Untuk membuat turunan ini umumnya dilakukan melalui proses kimia, antara lain
oksidasi, esterifikasi, hidrogenasi, dan sebagianya. Isolat dan turunannya inilah yang
menambah nilai minyak atsiri menjadi lebih tinggi.
Pemisahan komponen-komponen dalam minyak atsiri salah satunya dapat dilakukan
dengan pemisahan secara fisika dengan menggunakan distilasi terfraksi vakum. Distilasi
terfraksi digunakan untuk menghasilkan perolehan/distilat yang lebih murni, sedangkan
vakum dalam proses ini digunakan untuk menjaga agar suhu yang digunakan tidak terlalu
tinggi, sehingga mencegah kerusakan/dekomposisi bahan akibat panas yang terlalu tinggi dan
lama.
Prinsip dari distilasi fraksionasi atau rektifikasi atau distilasi bertahap adalah
pemisahan campuran yang berbentuk cair berdasarkan perbedaan tekanan uap senyawasenyawa yang ada dalam campuran tersebut. Proses fraksionasi merupakan suatu seri proses
tahapan penguapan flash yang tersusun dalam suatu seri uap dan cairan, dari setiap tahap
mengalir secara bolak-balik ke tahap berikutnya, di mana cairan akan mengalir ke tahap
bawahnya sedangkan uap mengalir naik dari tahap ke tahap di atasnya. Dengan distilasi
fraksionasi, hasil yang didapat dari proses pemisahan akan memiliki kemurnian yang cukup
tinggi, lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Selain itu distilasi fraksionasi dalam
pemisahannya tidak membutuhkan tambahan bahan lain (solvent, gas, dll). Distilasi

fraksionasi ini dilengkapi dengan unit refluks yang digunakan untuk meningkatkan
mutu/kemurnian fraksi yang diperoleh.
Jenis kolom yang digunakan pada fraksionasi minyak atsiri ini adalah kolom
packed dan bubble cap, kedua kolom tersebut mempunyai luas permukaan yang berbeda.
Semakin luas bidang permukaan, laju penguapan akan meningkat (Foust et al, 1990).
G.4. PENELITIAN-PENELITIAN SEBELUMNYA
Penelitian yang dilakukan oleh Mamun dan Nanan Nurdjanah (1993) dari Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat tentang Pengaruh Perajangan dan Lama Pelayuan
Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Serai Dapur (Cymbopogon citatus stapf)
menghasilkan kesimpulan pelayuan hingga 96 jam tanpa perajangan dapat meningkatkan
rendemen minyak sampai 1,51%. Perajangan dan lama pelayuan tidak berpengaruh nyata
terhadap kandungan sitral dalam minyak yang dihasilkan yaitu berkisar antara 80-85%.
Perajangan bahan dapat mengakibatkan penguapan minyak sereh sebelum dilakukan
ekstraksi sehingga menyebabkan berkurangnya rendemen minyak yang dihasilkan sedangkan
perajangan dan pelayuan tidak terlalu berpengaruh terhadap komposisi kimia minyak sereh
dapur (Mamun et al, 1993).
Penelitian yang dilakukan oleh Haznan Abimanyu dkk (2003) dari LIPI, tentang
Teknologi Distilasi Terfraksi dalam Pemurnian Komponen Minyak Atsiri mengemukakan
bahwa distilasi dengan kolom bubble cap pada kondisi yang digunakan untuk fraksionasi
minyak atsiri menghasilkan fraksi yang lebih baik kemurniannya daripada distilasi
dengan packed column(Haznan et al, 2003).

Anda mungkin juga menyukai