FARMAKOGNOSI II
“ MINYAK JAGUNG (Oleum maydis)”
Disusun oleh :
Citra Fatima Marsidi
19101105020
Farmasi A
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah subhanuhu wa ta’ala atas selesainya
makalah yang berjudul “Minyak Jagung (Oleum maydis)”. Makalah ini saya susun dengan
maksimal atas bantuan dari bimbingan dosen pengampu.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Sehingga, saya sangat
menerima segala masukan ataupun kritik yang bersifat membangun sehingga saya selaku
penyusun dapat melakukan perbaikan makalah ini menjadi makalah yang baik dan benar.
Sebagai penutup kata, saya meminta agar makalah ini dimanfaatkan dengan
seharusnya oleh pembaca atau bisa menjadi inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................................... 3
BAB III
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi minyak jagung (Oleum maydis)
2. Menjelaskan proses pembuatan dan kualitas minyak jagung (Oleum maydis)
3. Menjelaskan manfaat minyak jagung (Oleum maydis)
4. Menjelaskan penyebab kerusakan minyak jagung (Oleum maydis)
1
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi minyak jagung (Oleum maydis)
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan dan kualitas minyak jagung
(Oleum maydis)
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui manfaat minyak jagung (Oleum maydis)
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab kerusakan minyak jagung (Oleum
maydis)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
air pada minyak/lemak tersebut. Proses ini dapat menyebabkan terjadinya hydrolytic rancidity
yang menghasilkan aroma dan rasa tengik pada minyak/lemak.
3. Pemucatan
Pemucatan dilakukan untuk memisahkan pigmen dan sabun yang tersisa.
Minyak ditambah bleaching clay (alumunium silikat) kemudian dipanaskan pada
suhu 105oC dalam keadaan vakum, sehingga air akan menguap dan pigmen serta
sabun akan diserap clay filtrasi dengan tanah diatomae.
4. Pemisahan lilin(wintwerisasi)
Wintwerisasi dilakukan dengan cara minyak didinginkan pada suhu kurang dari 4
derajat C dan disaring dengan tanah diatomae. Jika minyak akan dihidrogenasi,
winterisasi tidak diperlukan.
5. Deodorisasi
Deodorisasi dilakukan untuk memisahkan komponen volatil (tokoferol, viterol,
asam lemak bebas, gas terlarut, dan komponen cita rasa). Minyak dipanaskan pada
suhu 232 derajat C pada keadaan vakum kemudian uap air panas disemprotkan. Untuk
mengikat logam dapat ditambahkan dengan asam sitrat.
Pengolahan Minyak jagung yang telah melewati berbagai proses pemurnian, menjadi lebih
baik secara kualitasnya. Namun, dari proses pemurnian tersebut yang menggunakan panas
dapat mengurangi kandungan gizi dari minyak jagung itu sendiri. Berdasarkan kandungan
dari minyak jagung, banyak orang memilihnya karena dalam minyak jagung tidak terdapat
kandungan karbohidrat dan mengandung protein dan vitamin, terutama vitamin E.
Selain itu pada dasarnya, minyak jagung terdiri dari
asam lemak tak jenuh dan terdapat sejumlah kalori yang berasal dari lemak tersebut,
4
tidak seperti jenis minyak lainnya, di dalam minyak jagung ini tidak ditemukannya
kandungan mineral yang berupa zat besi ataupun kalsium.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI-Press.
Muchtadi, Tien. R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian
Bogor.
Sugiyono, 2004. Teknologi Pengolahan Jagung. Makalah Seminar. Unpad.
Si, H., Zhang, L., Siqin, L., LeRoith, T., Virgous, C. 2014. High corn oil dietary intake
improves health and longevity of aging mice. Experimentl Gerontology.58, 244-249.
Zhang, Z.,W, Yong., Ma, X., Wang, E., Liu, M., Yan, R. 2013. Characterisation and
oxidation stability of monoacylglycerols from partially hydrogenated corn oil. Food
Chemistry. 173, 70-79.
iii