Anda di halaman 1dari 28

JURNAL ACUAN

INFLAMASI
Inflamasi merupakan respon protektif yang
ditimbulkan oleh kerusakan pada jaringan yang
berfungsi untuk menghancurkan, mengurangi, atau
melokalisasi baik agen pencedera maupun jaringan yang
cedera itu. Tanda-tanda pokok peradangan akut
mencakup pembengkakan atau edema, kemerahan,
panas, nyeri, dan perubahan fungsi (Erlina et al., 2007).
Carica papaya L
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermathophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
SubClass : Sympetalae
Ordo : Cystales/Parietales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L. (Steenis, 1992)
INDOMETHACIN
Indomethacin merupakan obat anti inflamasi
nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk mengobati
nyeri ringan sampai sedang dan membantu
meringankan gejala arthritis misalnya, osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis atau asam urat seperti peradangan,
kekakuan, bengkak dan nyeri sendi.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas
akut ekstrak metanol atau n-heksana daun pepaya
secara oral dan efek antiinflamasi ekstrak metanol dan
n-heksana daun pepaya.
METODOLOGI
A. Alat 9) Rotary evaporator
1) Aluminium foil (Buchi R-114)
2) Water bath (Buchi B- 10) Freeze dryer (Modulyo,
480) Edwars, serial no: 3985)
3) Tabung uji (vial) 11) Cawan porselen
4) Alat-alat gelas 12) Mortar
laboratorium 13) oral sonde tikus
5) Blender (Nowake) 14) spuit (ukuran 1 ml dan 3
6) Corong kaca ml)
7) Neraca listrik (Chyo JP 15) pletismometer air raksa
2-6000) 16) kandang tikus
8) Neraca hewan (Presica 17) Heater
Geniwigher, GW-1500) 18) inkubator.
B. Bahan 11) pereaksi Bouchardat
1) daun pepaya 12) pereaksi Dragendorff
2) Metanol 13) pereaksi Mayer
3) n-heksana 14) pereaksi Wagner
4) Akuadest 15) Eter
5) Karagenan 16) etil asetat
6) Indometasin 17) etanol 95%
7) asam klorida 2 N 18) serbuk seng
8) besi (III) klorida 19) asam klorida pekat
9) natrium hidroksida 20) serbuk magnesium
10) timbal (II) asetat 21) cerium sulfat 1%.
PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN
SAMPEL
Daun pepaya yang telah
dikumpulkan sebanyak
15 kg

dicuci bersih dengan air Simplisia daun pepaya


mengalir, ditiriskan, disimpan di dalam
kemudian dikeringkan di wadah kering dan
udara terbuka dan terlindung dari cahaya
terlindung dari cahaya matahari.
matahari.

diperoleh simplisia daun


daun diserbuk pepaya sebanyak 2 kg.
EKSTRAKSI SAMPEL
Sebanyak 1000 g serbuk kemudian dipekatkan
kering daun pepaya dengan freeze dryer pada
dimasukkan ke dalam suhu -40°C selama ± 24 jam
bejana.
Seluruh maserat digabungkan
dan diuapkan menggunakan
maserasi lalu ditambah
rotary evaporator pada
metanol atau n-heksana temperatur ± 40ºC sampai
hingga seluruh bahan diperoleh ekstrak kental
terendam.

Setelah 3 hari, ekstrak


Wadah ditutup rapat dan disaring dan ampas
dibiarkan selama 3 hari dimaserasi lagi dengan
di tempat yang tidak menggunakan pelarut yang
terkena sinar matahari baru sampai diperoleh
sambil sering diaduk ekstrak akhir yang tidak
berwarna
SKRINING FITOKIMIA SIMPLISIA DAUN
PEPAYA
 Uji Flavonoid
Uji flavonoid dilakukan dengan memanaskan ekstrak
metanol daun pepaya selama lima menit kemudian
ditambah beberapa tetes HCl pekat dan bubuk Mg.
 Uji Alkaloid
Uji alkaloid dilakukan dengan menambahkan 1 mL
ekstrak metanol daun pepaya dengan beberapa tetes
reagen Mayer dan Dragendorf.
 Uji Saponin
Ekstrak sampel buah sebanyak 1 gram dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan akuades
hingga seluruh sampel terendam, dididihkan selama
2-3 menit, dan selanjutnya didinginkan, kemudian
dikocok kuat-kuat. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya buih yang stabil.
 Uji Tanin
Ekstrak sampel ditambah metanol sampai sampel
terendam semuanya. Kemudian ditambahkan 2-3 tetes
larutan FeCl3 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau.
 Uji Steroid
Uji terpenoid dilakukan dengan mereaksikan ekstrak
daun pepaya dengan 0,5 mL metanol, 0,5 mL asam
asetat anhidrat, dan 2mL asam sulfat pekat melalui
dinding tabung. Hasil ditunjukkan
denganterbentuknya warna hijau dan biru
(triterpenoid), dan merah atau ungu (steroid)
(Harborne, 1987).
PEMBUATAN SUSPENSI CMC 1% UJI
ANTIINFLAMASI DAN TOKSISITAS AKUT
Sebanyak 1 gr CMC ditimbang

ditaburkan pada lumpang yang berisi


air panas, dibiarkan hingga
mengembang

, digerus sampai homogen

ditambahkan aquadest hingga 100


ml.
PENYIAPAN INDUKTOR RADANG UJI
ANTIINFLAMASI
Sebanyak 50 mg karagenan
ditimbang

dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

dimasukkan ke dalam labu ukur 5 ml

kemudian diinkubasi pada suhu 37C


selama 24 jam.
PENYIAPAN BAHAN UJI TOKSISITAS AKUT DALAM
BENTUK SUSPENSI
Ekstrak metanol dan n-heksana daun
pepayadibuat dalam bentuk suspensi
menggunakan CMC 1% dengan dosis
pemberian 250, 500 dan 1000 mg/Kg BB

Kontrol negatif yang


digunakan adalah suspensi CMC 1%.
UJI TOKSISITAS AKUT
dilakukan dengan menggunakan 35 Kel. 1 = (kontrol) diberikan larutan CMC
ekor tikus putih jantan 1%
Untuk kelompok 2, 3 dan 4 = diberikan
masing-masing ekstrak metanol daun
Tikus diaklimatisasi selama
pepaya dengan dosis 250, 500 dan 1000
seminggu, diberi pakan CP551 dan
mg/Kg BB.
air minum
Kelompok 5, 6, dan 7 = diberikan
masing-masing ekstrak n-heksana daun
berat badan tikus ditimbang dan pepaya dengan dosis 250, 500 dan 1000
dikelompokkan ke dalam tujuh mg/Kg BB mg berat badan
kelompok yang terdiri atas lima ekor
Setiap tiga hari sekali, berat badan tikus
ditimbang.
24 jam sebelum perlakuan, tikus
dipuasakan makan namun tetap
diberi air minum ad libitum Pengamatan terhadap perilaku, gejala
toksik bahkan kematian tikus
dilaksanakan selama empat belas hari.
PENELITIAN EFEK ANTIINFLAMASI
Sebelum dilakukan Dicatat volume awal (Vo).
percobaan, tikus dipuasakan Selanjutnya, tikus
selama 18 jam dengan tetap dikelompokkan menjadi 6
diberi air minum. kelompok Satu jam
kemudian, masing-masing
telapak kaki kiri tikus
Pada hari pengujian, masing disuntik secara intraplantar
masing hewan ditimbang dengan larutan karagenan
dan pada sendi kaki kiri 1% sebanyak 0,1 ml.
diberi tanda sebagai batas
pengukuran
Setelah setengah jam
dilakukan
Volume kaki kiri tikus pengukuran volume kaki kiri
diukur dengan cara tikus dengan prosedur sama
mencelupkannya ke dalam seperti untuk mengukur Vo
pletismometer air raksa
sampai batas pada kaki kiri
tikus berada pada garis batas
atas cairan.
NEXT..
Perubahan volume cairan yang Pada waktu pengukuran,
terjadi dicatat sebagai volume volume cairan harus sama
telapak kaki tikus (Vt) setiap kali pengukuran, tanda
batas kaki tikus harus jelas,
kaki tikus harus tercelup
Pengukuran dilakukan setiap sampai batas yang dibuat.
selang waktu 30 menit selama
5 jam

Volume radang adalah selisih


volume telapak kaki tikus
setelah dan sebelum disuntik
karagenan
UJI TOKSISITAS AKUT
ANALISA DATA
Data uji antiinflamasi ekstrak metanol dan n-
heksana daun pepaya dianalisis dengan uji Kruskall-
Wallis (H-test), yaitu untuk melihat perbedaan yang
signifikan antar kelompok. Untuk menguji adanya
perbedaan yang bermakna antara kelompok uji
digunakan uji Mann-Whitney (U-test), yaitu
menguji perbedaan Mean antara satu kelompok atau
perlakuan dengan perlakuan lainnya.
HASIL
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak metanol dan n-heksana daun pepaya (Carica
papaya L.) memiliki aktivitas antiinflamasi.
2. Aktivitas antiinflamasi ekstrak metanol dan n-
heksana daun pepaya pada dosis 200 mg/KgBB dan
400 mg/KgBB tidak berbeda secara statistik.
3. Pemberian indometasin, ekstrak metanol dosis 200
mg/KgBB, 400 mg/KgBB, ekstrak n-heksana dosis
200 mg/KgBB, 400 mg/KgBB memberikan persentase
radang telapak kaki tikus yang lebih rendah
dibandingkan kontrol
4. Hasil skrinning fitokimia daun pepaya mengandung
alkaloid, flavonoid dan steroid
5. Pada uji toksisitas akut, pemberian dosis 1000
mg/KgBB ekstrak metanol dan n-heksana daun
pepaya, tidak ditemukan adanya kematian hingga
hari ke 14, sehingga tidak ada efek toksik yang
bermakna.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai