Anda di halaman 1dari 8

UJI EFEK ANTI DIARE DAN UJI EFEK SISTEM SARAF OTONOM (SSO) INFUS

DAUN TAPAK DARA ( Catharanthus roseus L.) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT

Samsidar Usman*), Ismail Ibrahim**)


*)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar
**)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efek pemberian Oleum Ricini yang merangsang
timbulnya diare dan untuk mengetahui efek pemberian infuse Daun Tapak dara yang diujikan pada
hewan uji mencit yang diinduksi diare dengan berbagai variasi konsentrasi infus dan sebagai
pembanding digunakan Pilokarpin dan Atropin sulfat, di mana setiap konsentrasi infus dan
kelompok pembanding tersebut, diteliti efeknya terhadap system saraf otonom, seperti miosis,
midriasis, vasodilatasi, vasokontriksi, eksoftalmus, kejang, salviasi, dan diare pada interval waktu
30, 60, 90 dan 120 menit, begitupun dengan kelompok kontrol ( Air suling ). Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa infuse Daun Tapak dara dapat menghambat timbulnya diare dan
menimbulkan efek pada system saraf otonom yaitu pada system saraf simpatis dengan konsentrasi
10% sebesar 48,7% dan pada system saraf parasimpatis sebesar 38%. Sedangkan untuk system
saraf simpatis dengan konsentrasi 15% sebesar 64% dan pada sistem saraf parasimpatis sebesar
51,7%.
Kata kunci : Daun Tapak dara ( Catharanthus roseus L.), Sistem Saraf Otonom, Hewan Uji
Mencit

PENDAHULUAN
Perkembangan sel-Sel tubuh menghentikan pendarahan. (Santoso,1997),
sangat tergantung dari keseimbangan cairan mengandung beberapa jenis alkaloid, antara
dan elektrolit di dalam tubuh. Keseimbangan lain : Vinkristin, vInblastin, Vinrosidin,,
ini diurus oleh mekanisme fisiologis yang Adenosin, Catharantin dan Tanin.
terdapat di dalam tubuh Itu sendiri. Jumlah Kandungan kimia Daun Tapak dara yang
air dan elektrolit di dalam tubuh harus dapat menghambat diare adalah tanin.
dipertahankan dalam batas-batas normal, (Wijayakusuma,1994)
agar metabolisme berlangsung dengan baik. Organ tubuh umumnya dipersyarafi
Dehidrasi sangat dipengaruhi oleh oleh saraf Simpatis dan Parasimpatis, yang
Konsentrasi elektrolit, dehidrasi memperlihatkan fungsi yang diagnostik, bila
disebabkan oleh cairan yang hilang melaluli yang satu menghambat fungsinya maka yang
kulit, muntah dan diare (Widjaja,2002) lain memacu fungsi tersebut. Contoh lain
Defenisi diare adalah defekasi adalah perangsangan sistem saraf pusat yang
buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali akan nampak pada mencit berupa straub,
sehari dengan atau tanpa darah atau lendir grooming yang berlebihan, midriasis atau
dalam tinja sehingga penyebab diare berupa pelebaran pupil mata yang terjadi di bawah
faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor pengaruh saraf simpatis, sedangkan miosis
makanan dan faktor psikologis. Diare terjadi dibawah pengaruh parasimpatis
disebabkan oleh infeksi kuman berupa (Ganiswarna.G.S.1995)
parasit , bakteri atau entero virus ( virus Dalam penelitian ini, infus Daun
yang hidup dan berkembang dalam saluran Tapak dara diujikan pada hewan coba
pencernaan dan menyebar bersama feses). mencit yang diinduksi diare. Dengan infus
Salah satu tumbuhan yang Daun Tapak dara dengan berbagai variasi
digunakan secara empiris sebagai obat- konsentrasi infus, dan sebagai pembanding
obatan antidiare adalah Daun Tapak dara. digunakan pilokarpin sebagai pengaruh saraf
(Wijaya kusuma,1994). Disamping itu parasimpatis seperti miosis, tremor dan
Tumbuhan ini vasodilatasi. Dan atropin sulfat sebagai
Digunakan sebagai obat anti pengaruh simpatis seperti midriasis,
kanker, menurunkan tekanan darah, vasokontriksi, dan eksoftalmus. Di mana
pennenang, menyejukkan semangat dan pengamatan tersebut didasrkan pada

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 77


konsistensi tinja diare dan efek nomor ayakan 18 atau setara dengan
farmakodinamik pada pengaruh SSO. ukuran 0,25 cm).
Berdasarkan latar belakang tersebut
di atas, maka timbul permasalahan yaitu Prosedur Kerja
apakah Daun Tapak dara dapat digunakan 1. Pembuatan Infus Daun Tapak dara
oleh masyarakat sebagai salah satu obat Infus Daun Tapak dara (Catharanthus
tradisional yang dapat memberikan efek anti roseus L.) dibuat dengan konsentrasi
diare yang berhubungan dengan sistem saraf 5%, 10% dan 15% b/v. Pembuatan infus
otonom. Dengan maksud yaitu untuk Daun Tapak dara dibuat dengan
mengetahui efek anti diare Daun Tapak dara menimbang serbuk infus Daun Tapak
serta bertujuan untuk mengamati hubungan dara sebanyak 5 gram, kemudian
efek infus Daun Tapak dara terhadap diare dimasukkan ke dalam panci infus dan
dan efek terhadap sistem saraf otonom. ditambahkan air suling sebanyak 2 kali
berat sampel (10 ml) dibiarkan selama
METODE DAN BAHAN 15 menit hingga semua permukaan
Jenis Penelitian simplisia basah, kemudian ditambahkan
Jenis penelitian yang digunakan air 100 ml dan dioanaskan di atas tangas
dalam penelitian ini adalah penelitian air selama 15 menit, dihitung mulai
eksperimental, yang merupakan penelitian suhu di dalam panic infuse mencapai
laboratorium dengan menggunakan suhu 90o C, sambil sekali-kali diaduk.
rancangan eksperimental sederhana. Selanjutnya didiamkan dan setelah
dingin diserkai dengan kain flannel,
Waktu dan Tempat Penelitian untuk mencukupi kekurangan air
Penelitian ini telah dilaksanakan di ditambahkan air panas melalui
LaboratoriumFitokimia dan Farmakologi ampasnya, sehingga diperoleh infus 100
jurusan Farmasi Fakultas Farmasi ml. Untuk pembuatan infuse serbuk
Universitas Indonesia Timur Makassar pada Daun Tapak dara 10% dan 15%
bulan Agustus-September 2004 digunakan cara yang seperti di atas
yaitu ditimbang serbuk Daun Tapak
Alat dan Bahan dara masing-masing 10 g dan 15 g.
Alat yang digunakan adalah batang 2. Pembuatan Sediaan Pilokarpin 0,002%
pengaduk, corong, Erlenmeyer, gelas ukur, Diambil sediaan Pilokarpin tetes mata
gunting, kain flannel, kertas saring, kertas 10 mg sebanyak 2 ml. Dimasukkan ke
timbang, kandang hewan uji, kompor gas, dalam labu ukur dan diencerkan lagi
labu ukur, limping dan alu, mixer, panic hingga 100 ml. Dari hasil pengenceran
infuse, spoit insulin, stopwatch, timbangan tersebut diambil sesuai dengan volume
analitik, timbangan hewan thermometer dan pemberian yang dilihat menurut berat
tangas air. Sedangkan bahan yang digunakan badan masing-masing hewan uji.
Aquadest, Atropin sulfat, Daun TApak dara 3. Pembuatan sediaan Atropin Sulfat
Oleum ricini, pilokarpin dan tablet Imodium 0,00013% b/v
(mengandung loperamid-HCl 2mg/tablet). Diambil sediaan Atropin Sulfat ampul
0,25 mg/ml sebanyak 0,5 ml, dan
Pengambilan dan Pengolahan Bahan Uji dimasukkan ke dalam labu ukur.
1. Pengambilan Bahan Uji Kemudian diencerkan kembali ke labu
Sampel berupa Daun Tapak dara ukur dengan air suling hingga volume
(Catharanthus roseus L.) dipetik pada 100 ml. Dari pengenceran tersebut
pagi hari diambil sesuai dengan volume
2. Pengolahan Bahan Uji pemberian yang dilihat menurut berat
Sampel yang telah dikumpulkan dicuci badan masing-masing hewan uji mencit.
bersih, kemudian dikeringkan dengan 4. Pembuatan larutan koloidal Natrium
cara diangin-anginkan (tanpa sinar CMC 1%
matahari langsung), lalu dipotong- Ditimbang 1 g Natrium CMC,
potong kecil dengan ukuran derajat kemudian dimasukkan sedikit demi
halus serbuk 4/18 (nomor ayakan 4 atau sedikit ke dalam 50 ml air suling panas
setara dengan ukuran 0,06 cm dan (70oC) sambil diaduk dengan kecepatan

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 78


tinggi dengan menggunakan mixer, suling secara oral, kelompok II, III, IV
hingga terbentuk larutan koloidal yang masing-masing diberi infus Daun Tapak
homogeny. Volume dicukupkan dengan dara (Catharanthus roseus L.) 5%, 10%,
air hingga 100 ml. 15%, kelompok V diberi suspensi
5. Pembuatan suspensi Loperamid-HCl Loperamid-HCl 0,006% b/v, kelompok VI
0,006% b/v diberi Pilokarpin dengan dosis 7,5 mg/70 kg
Ditimbang 20 tablet Imodium BB, dan kelompok VII diberi Atropin Sulfat
kemudian dihitung bobot rata-rata tiap dengan dosis 0,5 mg/70 kg BB masing-
tablet, kemudian semua tablet digerus masing sebanyak 1 ml/20 gr BB. Kemudian
halus. Selanjutnya ditimbang 0,1028 g mencit ditempatkan dalam bejana individual
serbuk Imodium yang setara dengan 6 beralaskan kertas saring untuk pengamatan.
mg Loperamid HCl dan disuspensikan 1 jam setelah perlakuan di atas semua
dengan Natrium CMC 1% dalam mencit diberi Oleum Ricini secara peroral
lumpang hingga homogeny, kemudian dengan dosis 0,75 ml untuk menginduksi
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, diare. Respon yang terjadi pada setiap
lumping dibilas dan volumenya mencit diamati selang 30 menit sampai 4
dicukupkan dengan Na.CMC 1 % jam. Kemudian selang 1 jam sampai 6 jam
hingga 100 ml, setelah pemberian Oleum Ricini.
6. Pemilihan dan penyiapan Hewan uji ( Pengamatan meliputi waktu, konsistensi
Mus musculus) feses dan efek farmakodinamik dari hewan
a. Pemilihan hewan uji mencit (Mus uji tersebut dengan interval waktu 30, 60, 90
musculus) dan 120 menit.
Dipilih hewan uji yang akan
digunakan adalah mencit jantan Pengumpulan dan Analisis Data
dewasa yang berbadan sehat, Data yang diperoleh dari hasil
dengan bobot 20-30 gram, yang pengukuran dikumpulkan dari masing-
berumur 2-3 bulan dan telah masing kelompok perlakuan, selanjutnya
diadaptasikan untuk menyesuaikan hasil pengamatan ditabulasi dan dianalisis
diri dengan lingkungannya, selama secara statistik.
waktu satu minggu.
b. Penyiapan Hewan uji mencit (Mus HASIL DAN PEMBAHASAN
musculus) Hasil Penelitian
Mencit jantan dikelompokkan Berdasarkan hasil penelitian Uji
menjadi 7 kelompok, yaitu efek anti diare dan uji efek sistem saraf
kelompok kontrol yang diberi air otonom pada mencit (Mus musculus) yang
suling, kelompok yang diberi telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai
sediaan uji dan kelompok yang berikut
diberi pembanding Loperamid
0,006% b/v, Pilokarpin 0,002%,
dan Atropin sulfat 0,00013 b/v.
Masing-masing kelompok terdiri
atas 3 perlakuan untuk konsentrasi
5%, 10% dan 15% terdiri dari 9
ekor mencit. Mencit jantan yang
telah ditimbang terlebih dahulu di
puasakan selama 3-4 jam.

Perlakuan Terhadap Hewan Uji


Mencit dikelompokkan menjadi 7
kelompok, kelompok I sebagai kontrol,
kelompok II, III, IV sebagai kelompok uji
dan kelompok V, VI, VII sebagai kelompok
pembanding. 1 jam sebelum perlakuan
dimulai, mencit dipuasakan. Sesuai dengan
alokasi perlakuan, kelompok I diberikan air

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 79


a. Pemberian Pilokarpin dan Air suling terhadap efek Sistem Parasimpatis pada Mencit

KELOMPOK

Parameter
Pembanding (Pilokarpin) Kontrol (Air Suling)
yang N
diamati
WAKTU (menit )
30 60 90 120 30 60 90 120
1 - - - - - + - +
Miosis 2 - - + + + - - +
3 - - + + - - - -
1 - - + + - - - -
Vasodilatasi 2 - + - + - - + +
3 - - - - + - - -
1 + - - - - - + -
Salivasi 2 + - - - - + - -
3 + - - - - - - -
1 - - - - - - - -
Diare 2 - - - - + - - -
3 - - - - - - - -
1 - - - - - - - +
Hilangnya
refleks 2 - - - + + - + +
kornea
3 - - - + - - - +
1 - - + + - - + -
Pelupuk
mata 2 - - - + - - + +
menutup
3 - - - + - - + +

b. Pemberian Pilokarpin dan Air suling terhadap efek Sistem Simpatis pada Mencit

KELOMPOK

Parameter
N Pembanding (Pilokarpin)
yang diamati Kontrol (Air Suling)
Waktu ( menit )
30 60 90 120 30 60 90 120
1 + + + - + - + -
Midriasis 2 + + - - + - - +
3 + - - - - + - -
1 + - + - + - + +
Vasokontriksi 2 + + - - + - - -
3 + - - + + + - -

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 80


1 + + - - - - - -
Eksoftalmus 2 + - + - - + - -
3 + - - - - - - -
1 - - + - - - + +
Kejang 2 - + + + - + - +
3 - - + - - - - +
1 - - + - - - - +
Hilangnya
refleks 2 - - + + - - + +
kornea
3 - - + + - - - +
1 - - + - - - + -
Pelupuk
mata 2 - - + - - - + +
menutup
3 - - + + - - + +

c. Data pengamatan pengaruh pemberian infus Daun Tapak dara (Catharanthus roseus L.)
terhadap efek SSO pada mencit (Mus musculus)

KONSENTRASI

Parameter 5% 10% 15%


N
yang diamati Waktu (menit ) Waktu (menit ) Waktu (menit )
30 60 90 120 30 60 90 120 30 60 90 120
1 + + - - - + - - + + + +
Miosis 2 - - - - - + - - + + - +
3 + - - + + - - - + + + -
1 - - - - + - - + - + + +
Midriasis 2 + - - - - + - + - - - +
3 - + - - - + + + + - - -
1 - - + - + + - - + + - -
Vasodilatasi 2 - - - - - - + - + + - -
3 - - + - + - - - + + + -
1 - - - - - + + + + - + +
Vasokontriksi 2 - + - + + + - - + - + +
3 - - - - + - + + - + - +
1 - - - + + + - + + + + -
Kejang 2 - + - + - + + - - + - +
3 - - + + - + + + + + + +
1 - - - - + - - + + + - -
Eksoftalmus 2 + - - - - + - + + - + -
3 - - - - - - - - - - + -
1 - - - - + + - - + - + -
Salivasi
2 - - - - + - - + + - - +

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 81


3 - - - - + - + - - - - -
1 - - - + - + - - + - - -
Tremor 2 - - + - - - + - + - - -
3 - - - - - - - - - - - +

Peningkatan 1 - - - - - - + + - + + -

Laju 2 - + + + - - - - - + + +

Pernafasan 3 - - - - - + + + - + + -

1 + - - - - - - - - - - -
Diare 2 - - - - - - - - - - - +
3 - - - - - - - - + - - -
Hilangnya 1 - + + - - + + - - + + -
Reflex
2 - - - - - + + - - + - -
kornea
3 - + + - - + - - - + - -
1 - - - + - + - + - - - +
Pelupuk
mata 2 - - - + - - - - - - - -
menutup
3 - + - - - - - + - - - +

Keterangan :
a. (+) = ada efek
b. (-) = tidak ada efek

d. Data pengamatan konsistensi dan defekasi frekuensi feses setelah pemberian minyak jarak (
Oleum ricini)
Defekasi frekuensi dan konsistensi Tinja setelah
Kelompok Hewan
pemberian Oleum ricini
Rata-
jumlah
Dosis ke ( Jam) rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 1 1 2 3 3 3 2 1 0 16
Kontrol 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 24
3 0 0 2 2 3 3 3 3 2 2 20
Jumlah 1 3 6 7 9 9 9 7 5 4 60 20
Rata-rata 0,3 1 2 2,3 3 3 3 2,3 1,6 1,3

Pembanding 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3

2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2
3 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 3
Jumlah 0 2 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2,6
Rata-rata 0 0,6 0,3 0,3 0,3 0,3 0 0,3 0,3 0
Infus 5% 1 1 0 0 2 1 2 1 1 1 0 9
2 0 0 0 1 3 2 1 0 0 0 7

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 82


3 0 1 1 2 0 2 0 0 1 0 7
Jumlah 1 1 1 5 4 6 2 1 2 0 23 7,6
Rata-rata 0,3 0,3 0,3 1,6 1,3 2 0,6 0,3 0,6 0
Infus 10% 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3
2 0 1 1 0 2 1 1 0 0 0 6
3 0 0 0 2 1 1 0 0 0 0 4
Jumlah 0 1 2 2 3 3 2 0 0 0 13 4,3
Rata-rata 0 0,3 0,6 0,6 1 1 0,6 0 0 0
Infus 15% 1 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 4
2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2
3 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 3
Jumlah 0 0 0 0 3 5 1 0 0 0 9 3
Rata-rata 0 0 0 0 1 1,6 0,3 0 0 0

Pembahasan
Dengan cara eksperimental tersebut terlihat jelas bahwa pengaruh
sederhana, pada penelitian ini digunakan pemberian atropin sulfat dengan persentase
beberapa pengamatan, yaitu pengamatan 45% memperlihatkan efek sistem saraf
pada pengaruh pemberian atropin sulfat, simpatis, di mana atropin sulfat merupakan
Pilokarpin, air suling dan infuse Daun Tapak salah satu prototipe obat antikolinergik yang
dara (Catharanthus roseus L.) terhadap efek melawan farmakodinamik obat golongan
SSO dan pengamatan konsistensi dan kolinergik.
defekasi feses setelah pemberian minyak Pada uji efek sistem saraf otonom
jarak (Oleum ricini). pada hewan uji mencit dengan pemberian
Adapun metode Blind screening infus Daun Tapak dara dengan berbagai
yaitu dengan mengamati tingkah laku hewan variasi konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 15%,
percobaan yang kemudian dihubungkan diperoleh hasil pengamatan tingkah laku
dengan farmakologi system saraf otonom hewan uji seperti miosis, midriasis,
yang memiliki efek simpatis dan vasodilatasi, vasokontriksi, kejang,
parasimpatis. eksoftalmus, salvias, tremor, peningkatan
Dalam penelitian ini penggunaan laju pernafasan, diare, hilangnya refleks
Oleum ricini digunakan sebagai dasar kornea, pelupuk mata tertutup dan
perlakuan untuk melihat efek terjadinya pembengkakan pada testis. Berdasarkan
diare. parameter tersebut diperoleh data
Adapun data perolehan hasil pengamatan untuk sistem saraf parasimpatis
penelitian untuk pengamatan konsistensi pada konsentrasi 5% sebesar 17%, pada
tinja setelah pemberian Oleum ricini pada konsentrasi 10% sebesar 38% dan pada
hewan uji mencit yaitu tidak berbeda nyata konsentrasi 15% sebesar 51,7%. Pada data
atau non signifikan, di mana f hitung lebih ini dapat diketahui bahwa semakin tinggi
kecil dari f tabel. konsentrasi infuse Daun Tapak dara yang
Pada hasil penelitian untuk diberikan pada hewan uji mencit, maka
pengamatan pengaruh pemberian Pilokarpin, semakin besar pula persentase hasil yang
Atropin sulfat dan air suling terhadap efek diperoleh. Sedangkan untuk data
sistem saraf otonom pada mencit. Untuk pengamatan pada sistem saraf simpatis
sistem saraf parasimpatis, yaitu Pilokarpin konsentrasi 5% sebesar 22% pada
sebesar 25% dan air suling sebesar 24 %. konsentrasi 10% sebesar 48,7% dan pada
Sedangkan untuk sistem saraf simpatis konsentrasi 15% sebesar 64%, data ini juga
yaitu Atropin sulfat sebesar 45% dan air menunjukkan bahwa semakin tinggi
suling sebesar 39%, berdasarkan data konsentrasinya maka semakin besar pula

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 83


persentase hasil yang diperoleh. Dari kedua Departemen Kesehatan RI.,1986, Sediaan
data tersebut di atas dapat terlihat dengan Galenik, Departemen Kesehatan
jelas bahwa sistem saraf simpatis dan Republik Indonesia, Jakarta.
parasimpatis memperlihatkan fungsi yang
Djiko Santoso.,1997, Buku Ramuan
antagenistik. Bila yang satu menghambat
Tradisional, Penerbit inti Sari
fungsinya maka yang lain memacu fungsi
Mediatama, Jakarta,
tersebut.
Berdasarkan hasil dari penelitian Gan V.H.S.,1982, Obat Untuk Penyakit
ini, dapat diketahui bahwa infus Daun Tapak Diare Indonesia, Pusat Penelitian
dara dapat menghambat terjadinya diare Farmasi, Bppk, Depkes RI.
yang diinduksi Oleum ricini khususnya
Ganiswarna G,S,dkk.,1995 , Farmakologi
pada hewan uji mencit dan
dan Terapi, Edisi IV, Bagian
berhubungandengan efek sistem saraf
otonom (SSO), hal ini terjadi karena Farmakologi, Fakultas Kedokteran,
tumbuhan Daun Tapak dara mengandung Universitas Indonesia, Jakarta.
beberapa macam alkaloid dan salah satu Hieronymus Budi Sentoso.,1998, Tanaman
diantaranya adalah ”tanin” yang Obat Keluarga I. Kanisius, Jakarta.
diperkirakan mampu mengobati diare
dengan cara mematikan bakteri. Hadi.S.,1998, Gastroenerologi, Bandung
Hembing Wijayakusuma,dkk.,1994,
PENUTUP Tanaman Berkhasiat Obat di
Kesimpulan Indonesia . Jilid I, Pustaka Kartini,
Berdasarkan hasil penelitian dan Jakarta.
pembahasan yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Kelompok Kerja Ilmiah.,1993, Penapisan
bahwa : Farmakologi. Pengujian Fitokimia
1. Infus Daun Tapak dara (Catharanthus dan Pengujian Klinik, Yayasan
roseus L.) dapat menghambat terjadinya Pengembangan obat Bahan Alam,
diare. Phytomedica, Jakarta.
2. Infus Daun Tapak dara (Catharanthus Laurence.P.N.,1987. Clinical
roseus L.) mempunyai efek Pharmacology Sixth Ed Longman
menstimulasi aktifitas sitem saraf Singapore Publisher. Singapore.
otonom (SSO) utamanya system saraf
simpatis pada mencit (Mus musculus) Pearce, E.,2002 .Anatomi dan Fisiologi
Saran Untuk Paramedis,
Disarankan untuk melakukan Penerbitan.PT.Gramedia, Jakarta.
penelitian lebih lanjut tentang efek anti diare Suharyono.,1985, Diare Akut . Lembaga
dan efek SSO dari Daun Tapak dara Penerbit Fakultas Ekonomi.
(Catharanthus roseus L.) dengan variasi Universitas Indonesia, Jakarta.
metode dan hewan yang lain.
Steenis,Van.G.G.G.J.,1987, Flora. PT.
DAFTAR PUSTAKA Pradnya Paramita, Jakarta.

Craig C.R,Stiteel,R.E.,1982, Moder Suparman,Waspadji,S.,1990. Ilmu Penyakit


Pharmacology , Second Edition, Dalam, Jilid II, Balai Penerbit
Little Brown And Company, Fakultas Kedokteran Universitas
Toronto,USA, Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI.,1993, Widjaja, M.C.,2002, Diare dan Keracunan


Farmakope Indonesia, Edisi III, pada Balita. Kawan Pustaka,
Departemen Kesehatan Republik Jakarta.
Indonesia, Jakarta.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 84

Anda mungkin juga menyukai