Anda di halaman 1dari 3

8

Ekstrak air daun wungu dapat BAHAN DAN METODE


mengekstrak senyawa flavonoid dan alkaloid,
tetapi tanin, saponin, dan steroid menunjukkan Bahan dan Alat
hasil yang negatif. Ekstrak alkohol 30% Alat yang digunakan dalam penelitian ini
mampu mengekstrak senyawa alkaloid, adalah kandang pemeliharan tikus, timbangan,
flavonoid, dan saponin, sedangkan tanin dan neraca analitik, maserator, corong pisah, oven,
steroid menunjukkan hasil negatif. Ekstrak mortar, pipet tetes, pipet Mohr, labu
etanol 70% mampu mengekstraksi semua Erlenmeyer, syringe 1 mL dan 3 mL, alat-alat
senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, nekrospi, tissue cassette, gelas piala,
dan steroid. Ekstrak etanol 96% mampu mikrotom, penangas air, kaca objek,
mengekstraksi senyawa alkaloid, flavonoid, mikroskop cahaya, dan mikroskop
tanin, dan steroid sedangkan saponin imunofluorescent, homogenaizer ULTRA
menunjukkan hasil negatif. Ekstrak daun TURRAX T25, gelas piala, tabung reaksi,
wungu yang digunakan pada penelitian ini vorteks, tabung sentrifus klinis, sentrifus
adalah ekstrak etanol 70% karena merupakan klinis HETTICH UNIVERSAL, dan
ekstrak terbaik dari hasil pengujian fitokimia spektrofotometer ultra violet visible (uv-vis
dan daya inhibisi enzim α-glukosidase (Irwan thermospectronic-USA model genesys 10).
2011). Hewan coba yang digunakan pada
Sampel daun wungu yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih jenis
penelitian ini sama dengan daun wungu yang Sparague-Dawley berjenis kelamin jantan
digunakan pada penelitian pendahuluan dengan berat badan sekitar 150-250g, aloksan,
sebelumnya yaitu tanaman wungu yang pakan tikus (ransum), dan air. Bahan untuk
dibudidayakan di Pusat Studi Biofarmaka pembuatan sediaan histopatologi antara lain
(PSB) Bogor. Efek farmakologis daun ungu jaringan pankreas tikus, parafin, alkohol
yang telah diketahui antara lain untuk peluruh absolut, xylol, pewarna Hematoxylin-Eosin
kencing, mempercepat pemasakan bisul, (HE), buffer neutral formalin (BNF) 10%,
pencahar ringan, dan pelembut kulit alkohol bertingkat (70%, 80%, 90%, 95%,
(emolient) dan bagian bunga sering 100%), litium karbonat, dan akuades.
dimanfaatkan untuk haid yang tidak lancar. Bahan untuk pembuatan ekstrak adalah
Khasiat lainnya untuk pengobatan wasir dan daun wungu dan etanol 70%. Bahan untuk
sembelit, pendarahan, bengkak (PT Eisai pengujian imunohistokimia adalah jaringan
Indonesia editor 1995) obat sakit telinga, dan pankreas tikus, paraformaldehid 4%, anti-rat
secara tidak lansung dapat mengaktifkan insulin (anti serum), avidin-biotin-peroksidase
fungsi jantung, dan mengatasi hipertensi (Adi (ABC) kompleks, dan pewarna Mayer’s
2008). hematoxylin. Bahan yang digunakan untuk
analisis lipid peroksida adalah NaCl 0.9%
dingin, KCl 1.15% dingin, sodium dodesil
sulfat (SDS) 8.1%, asam asetat 50%, NaOH 1
M, akuades, asam tiobarbiturat (TBA) 1.0%,
n-butanol, piridin, dan 1,1,3,3-
tetrametoksipropana (TMP) 6 M.

Metode
Ekstraksi Daun Wungu ( Irwan 2011)
Sampel daun wungu yang digunakan
berasal dari kebun budidaya tanaman obat,
Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Cikabayan.
Daun wungu yang digunakan adalah daun
wungu yang tua (berumur 3-4 bulan) dan
dipanen 4 daun dari pucuk.
Daun wungu (Graptophyllum pictum (L.)
Griff) dikeringkan dalam oven dengan suhu
40-50°C selama 4 hingga 5 hari (kadar air <
10%). Simplisia daun wungu yang sudah
kering kemudian digiling hingga berukuran
Gambar 4 Tumbuhan wungu 100 mesh dan berbentuk serbuk. Sampel yang
(Graptophyllum pictum (L) berbentuk serbuk diproses dengan metode
Griff). ekstraksi yang mengacu pada Badan
9

Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Sediaan Histopatologi Pankreas (Humason
(2005) yaitu maserasi. Maserasi sampel 1967 dalam Ersa 2008)
dilakukan dengan merendam sampel dalam Hewan coba dinekropsi di kandang
pelarut dengan perbandingan 1:10, proses ini percobaan Departemen Biokimia. Sediaan
dilakukan dalam maserator selama 6 jam dan preparat histopatologi dilakukan di
sesekali diaduk. Kemudian ekstrak sampel laboratorium patologi Pusat Penelitian Satwa
tersebut didiamkan selama 24 jam, maserat Primata. Tahap sediaan preparat meliputi
yang didapat dipisahkan, dilakukan pengambilan organ pankreas, fiksasi,
penggantian pelarut dan dilakukan dehidrasi, penjernihan (clearing), pencetakan
pengulangan sebanyak 3 kali. Pelarut yang (embedding), pemotongan, pewarnaan
digunakan yaitu etanol 70%. (staining), penutupan sediaan, dan
pengamatan dengan mikroskop.
Adaptasi dan Perlakuan (Theresia 2011) Organ pankreas yang diperoleh dari
Tikus yang digunakan adalah tikus putih nekrospi dipotong dengan ketebalan 5-7 mm
Sprague-Dawley jantan dengan berat badan dan diletakkan dalam tissue cassette. Organ
sekitar 150-250 g. Tikus jantan dibagi secara yang telah dipotong direndam ke dalam
acak ke dalam 7 kelompok perlakuan dengan larutan fiksasi buffer neutral formalin (BNF)
jumlah ulangan 6 ekor per kelompok yaitu 10% selama 24 jam. Tahapan selanjutnya
kelompok normal, kontrol negatif, kontrol adalah dehidrasi dengan merendam organ
positif, dan kelompok dengan dosis ekstrak hasil fiksasi ke dalam larutan alkohol dengan
daun wungu yang berbeda yaitu 25 mg/kgBB, konsentrasi bertingkat yaitu alkohol 70%,
50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, 200mg/kgBB. 80%, 90%, 95%, dan alkohol absolut 100%.
Tikus diadaptasi terlebih dahulu selama 21 Perendaman organ hasil fiksasi pada masing-
hari agar tikus terbiasa dengan lingkungan masing konsentrasi alkohol dilakukan selama
penelitian dan memulihkan kondisi hewan 2 jam. Tahap selanjutnya adalah clearing
coba dari stres karena pemindahan dan dengan merendam organ hasil dehidrasi pada
transportasi. Adaptasi juga dilakukan untuk larutan xylol. Setelah dilakukan proses
menaikkan bobot badan tikus mencapai bobot clearing, maka dilakukan infiltrasi yaitu
maksimal 250 gram. Ransum yang diberikan proses pengisian parafin ke dalam pori pori
selama masa adaptasi merupakan ransum jaringan organ. Parafin yang digunakan adalah
standar. Ransum standar dan air diberikan berplastik yang memiliki titik lebur 58 .
secara adlibitum, yang berarti tikus-tikus Proses infiltrasi dilakukan 2 tahap yaitu
tersebut diberi keleluasaan makan dan minum parafin 1 dan parafin 2, masing-masing
kapan saja. Ransum standar diberikan tahapan dilakukan selama dua jam agar porin-
sebanyak 25 gram per hari selama masa pori jaringan terisi parafin dengan sempurna.
adaptasi dan perlakuan. Sisa pakan dan berat Persiapan sediaan histopatologi
badan tikus ditimbang setiap hari semenjak dilanjutkan dengan proses embedding
masa adaptasi dan perlakuan. (blocking) yang merupakan proses penanaman
Perlakuan dimulai dengan mengukur spesimen organ ke dalam parafin yang dicetak
konsentrasi glukosa darah tikus pada hari ke-0 menjadi blok-blok parafin dalam wadah
untuk melihat keseragaman konsentrasi glukosa khusus berupa tissue cassette atau blok besi.
darah hewan coba. Kelompok 4, 5, 6, dan 7 Setelah parafin menjadi blok-blok maka
adalah kelompok tikus yang diinduksi aloksan spesimen berparafin akan dipotong
dan dicekok dengan ekstrak terbaik daun wungu menggunakan Rotary Mikrotom Spencer.
dengan dosis berbeda-beda berdasarkan hasil uji Potongan-potongan tersebut diletakkan di atas
toksisitas sub kronik yang dilakukan oleh penangas air dengan suhu 37 , kemudian
Setiawan (2011). potongan terbaik diletakkan pada gelas objek
Aloksan diinduksi pada hari ke-0 dan yang telah ditetesi perekat putih telur,
pencekokan ekstrak dilakukan mulai hari ke-4 selanjutnya diinkubasi selama 24 jam dengan
sampai hari ke-14. Hari ke-4 dilakukan suhu 56 untuk mencairkan parafin yang
pengukuran glukosa darah puasa untuk melekat pada jaringan dan melekatkan
memastikan hewan coba telah terinduksi jaringan pada gelas objek secara sempurna.
diabetes mellitus. Dosis aloksan yang Preparat yang telah di fiksasi pada gelas
diinduksikan sebesar 150 mg/kg BB dan objek diwarnai dengan Haematoksilin dan
dilakukan secara intraperitoneal. Kadar gula Eosin. Proses awal pewarnaan adalah
darah juga diukur pada hari ke 14 setelah itu memasukkan preparat ke dalam xylol 1 dan
dilakukan nekropsi untuk pengambilan xylol 2 selama dua menit. Proses dehidrasi
pankreas dan hati tikus. dilakukan dengan merendam pada larutan
10

alkohol 100% selama 2 menit,kemudian 0.1% kemudian dilakukan checkerboard


direndam di alkohol 95% dan 80% masing- titration untuk mengetahui konsentrasi
masing selama 1 menit. Sampel kemudian optimal. Antiserum ditambahkan pada slide
dibilas dengan air kran selama satu menit, sebanyak 250 µL kemudian didiamkan selama
kemudian ke dalam pewarna Mayer’s 60 menit. Slide dibilas 3 kali dengan PBS
Hematoxyllin selama 10 menit, cuci lagi masing-masing selama 5 menit.
dalam air kran selama 30 detik, dimasukkan Hidrogen peroksida yang tersedia dalam
ke dalam litium karbonat selama 15-30 detik, kit ditambahkan sebanyak 3 tetes lalu
dan cuci dalam air kran selama dua menit. diinkubasi selama 20 menit kemudian dibilas
Preparat dimasukkan ke dalam larutan 3 kali dengan PBS selama 5 menit. Antibodi
pewarna Eosin selama 2-3 menit, kemudian sekunder yang telah dilabel dengan biotin
cuci dalam air kran selama 30-60 detik untuk pada kit ditambahkan sebanyak 2-3 tetes dan
menghilangkan Eosin yang masih tertinggal. diinkubasi selama 30 menit. Slide dibilas 3
Setelah pewarnaan, preparat dimasukkan ke kali dengan PBS 5 menit. Avidin biotin
dalam larutan alkohol 95% dan alkohol peroksidase kompleks pada kit ditambahkan
absolut 1 sebanyak 10 celupan serta alkohol 2-3 tetes kemudian slide diinkubasi selama 30
absolut 2 selama dua menit. Tahap perekatan menit. Slide dibilas 3 kali dengan PBS
(mounting) dilakukan setelah tahap pewarnaan masing-masing selama 5 menit. Substrat
selesai. Tahap perekatan menggunakan zat ABC pada kit ditambahkan sebanyak 2-3 tetes
perekat permount dengan entelan, kemudian dan diinkubasikan selama 2-5 menit. Slide
ditutup dengan gelas penutup (cover glass). direndam dalam air mengalir selama 1-2
Sediaan preparat kemudian diamati dengan menit. Slide direndam dalam larutan
mikroskop cahaya (Humason 1967). hematoksilin selama 5 menit. Slide direndam
dalam air yang mengalir selama 1-2 menit.
Sediaan Imunohistokimia Pankreas Slide direndam dalam larutan Scott selama 1-
Hewan coba dinekropsi di kandang 2 menit. Slide direndam dalam air. Larutan
percobaan departemen biokimia untuk aqueous mounting medium diteteskan pada
mengambil organ hati dan pakreas. Sediaan coveslip dan kemudian ditutupkan pada slide.
preparat histopatologi dilakukan di Preparat dianalisis menggunakan mikroskop.
laboratorium patologi Pusat Penelitian Satwa
Primata. Organ disimpan dalam keadaan Pengukuran Kadar Lipid Peroksida
dingin saat menuju laboratorium patologi (Yagi 1994)
Pusat Studi Satwa Primata. Pembuatan Kurva Standar. Kurva
Pewarna yang digunakan adalah Mayer standar dibuat dengan menggunakan larutan
hematoxylin. Enzim yang digunakan adalah stok pereaksi 1,1,3,3-tetrametoksi propana
avidin-biotin-peroksidase complex (ABC). (TMP) 6 M yang diencerkan dengan akuades
Sediaan jaringan akan diamati dengan menjadi 0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0 µM. Untuk
mikroskop imuno fluorense. Metode memudahkan pengenceran maka TMP 6 M
pewarnaan yang digunakan adalah avidin diencerkan menjadi 60 µM sebanyak 100 mL,
biotin peroksidase yang dikembangkan oleh kemudian selanjutnya diencerkan sesuai
HSU, Raine, dan Fanger pada tahun 1981. konsentrasi Masing-masing larutan dipipet
Prosedur pewarnaan berikut diadaptasi dari sebanyak 4 mL ke dalam tabung reaksi.
Australian Animal Health Laboratory (AAHL Setelah itu, masing-masing tabung
2011). ditambahkan dengan 1 mL TBA 1.0% dalam
Organ pankreas yang diperoleh dari hasil pelarut asam asetat glasial 50 %. Tabung
nekrospi tikus diabetes difiksasi di larutan dipanaskan dalam penangas air pada suhu
paraformaldehid 4%. Organ tersebut dibuat 95oC selama 60 menit, kemudian didinginkan
sediaan slide yang telah melalui tahap pada suhu kamar. Selanjutnya pada masing-
deparafinisasi. Larutan kalsium klorida 0.1 % masing tabung ditambahkan 1.0 mL akuades
pH 7.8 direndam dalam penangas air suhu 37 dan 5 mL n-butanol:piridin (15:1 v/v), diaduk
. Setelah larutan bersuhu 37 , slide dengan vorteks, lalu disentrifugasi pada
direndam di dalam tripsin 0.1%, kemudian kecepatan 3000 rpm (499.5 g) selama 15
slide direndam dalam air dingin suhu 4 . menit. Lapisan atas yang tebentuk pada
Setiap slide diatur dalam rak khusus dan larutan diambil, lalu serapannya diukur pada
dibilas dengan larutan PBS pH 7.4 selama 5 panjang gelombang 532 nm dengan
menit. Antiserum yang digunakan anti rat spektrofotometer. Hasil pembuatan kurva
insulin. Antiserum yang digunakan dilarutkan standar ini diperoleh persamaan garis(y=a+bx)
dalam PBS pH 7.4 yang diberi susu skim untuk menentukan konsentrasi lipid peroksida.

Anda mungkin juga menyukai