LATIHAN UJIAN
Erick Khristian
ABSTRAK
S
ecang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tanaman yang sering digunakan batangnya
oleh masyarakat sebagai campuran air minum dalam bentuk serutan. Indeks
antioksidatif ekstrak kayu secang memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding
antioksidan komersial sehingga mampu menangkal radikal bebas oksidatif dan meningkatkan
system pertahanan tubuh. Penggunaan secang di masyarakat sering digunakan dikehidupan
sehari-hari sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronis untuk melihat respon penggunaan
berkepanjangan terhadap system didalam tubuh. Sel Kupffer adalah komponen penting dari
sistem fagositik mononuklear dan merupakan pusat respons hati dan sistemik terhadap
patogen. Penelitian yang bertujuan untuk melihat apakah hasil dari uji toksisitas kronis
ekstrak etanol kayu secang dapat meningkatkan sel kuffer dalam hati telah dilakukan pada 60
ekor tikus galur Wistar yang terbagi menjadi 12 kelompok. Kelompok tersebut adalah
kelompok control, kelompok dengan variasi dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, 300
mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB yang terbagi menjadi kelompok jantan dan
betina. Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorik dengan rancangan posttest
only group control. Masing-masing kelompok diberikan secara oral ekstrak etanol kayu
secang selama 1 tahun. Pada hari terakhir perlakuan hewan dianastesi dan dimabil organ
hatinya untuk diproses histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin. Hasil dari
pengumpulan data jumlah sel Kupffer dianalisa menggunakan uji ANOVA dan post hoc
Duncan dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
jumlah sel Kupffer secara signifikan pada kelompok betina pada dosis 100 mg/kgBB dan
kelompok jantan pada dosis 200 mg/kgBB dengan nilai significant masing-masing p<0,001
dan p=0,004.
PENDAHULUAN
Secang (Caesalpinia sappan L.) kimia dari kelompok alkaloid, flavonoid,
merupakan salah satu spesies tumbuhan phenol dan saponin. Hasil isolasi senyawa
yang dapat dimanfaatkan sebagai obat fitokimia beberapa penelitian menyebutkan
tradisional. Secang tergolong tumbuhan bahwa yang berperan sebagai antioksidan
herbal yang tumbuh alami pada hutan- pada kayu secang adalah brazilin dan
hutan sekunder. Penggunaan kayu secang flavonoid (Sufiana & Harlia, 2014)
secara empiris selain digunakan untuk (Suyatmi, et al., 2019)
meningkatkan kesehatan dapat juga Hasil dari beberapa penelitian yang
digunakan untuk berbagai pengobatan bertujuan meningkatkan system imun
seperti penyembuhan luka hingga kanker menggunakan kayu secang telah banyak
(Suyatmi, et al., 2019). Secang dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian
mengandung senyawa fenolik seperti Sunitha et al., (2015) menunjukkan ekstrak
flavonoid, xanthone, coumarin, chalcones, etanol kayu secang pada dosis 25mg/kgBB
flavones, isoflavonoids and brazilin (TR et menunjukkan peningkatan aktivitas
al., 2019). Uji fitokimia menunjukkan fagositosis yang signifikan (p<0,05)
bahwa kayu secang mengandung senyawa dibandingkan dengan kontrol.
halaman 2 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
menggunakan rotary evaporator pada suhu kemudian diambil organ hatinya yang
40-60° C sampai diperoleh ekstrak kering. sebelumnya tikus di euthanasia
menggunakan ketamin xylazine. Hati yang
Perlakuan Hewan Uji terkumpul direndam dengan 10% Neutral
Tikus jantan dan betina dipisahkan Buffer Formalin dan dilanjutkan dengan
menjadi 6 kelompok yang dilakukan secara proses dehidrasi, clearing, infiltrasi dan
acak lengkap untuk masing-masing jenis embedding. Hasil dari block jaringan yang
kelamin. Setiap kelompok diaklimatisasi di terbentuk kemudian dipotong
laboratorium selama 7 hari. Setelah tahap menggunakan mikrotom dengan ketebalan
aklimatisasi selesai dilakukan, tikus 5 µm dan diwarnai dengan pewarnaan
diberikan ekstrak kayu secang yang Hematoxylin Eosin (Khristian, 2021).
dilarutkan didalam aquades dengan
penambahan CMC 0,5%. Pemberian Analisa Hasil
larutan ekstrak kayu secang dilakukan Hasil dari pembuatan preparate
secara oral dengan dosis yang disesuaikan jaringan kemudian diamati menggunakan
untuk 1 ml setiap 300 gram tikus. mikroskop cahaya dengan perbesaran total
Pemberian ekstrak kayu secang dilakukan 400x. Pengambilan lapang pandang
setiap 24 jam selama kurun waktu 12 bulan. dilakukan secara acak sebanyak 5 lapang
Pemberian ekstrak kayu secang diberikan pandang. Sel Kupffer yang terlihat dalam
dengan dosis yang berbeda yaitu 100 lapang pandang kemudian dihitung
mg/kgBB, 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, menggunakan bantuan perangkat lunak
400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB. imageJ sebagai penanda dari setiap sel yang
telah dihitung. Hasil perhitungan kemudian
Pemeriksaan Histologi dianalisa menggunakan perangkat lunak
Hewan uji yang telah diberikan SPSS 26 dengan pengujian ANOVA dan
ekstrak kayu secang selama 12 bulan post hoc Duncan.
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Histopatologi dan Analisa Statistis sel Kupffer pada Kelompok Jantan
Gambar 1. Sediaan mikroskopi organ hepar kelompok tikus jantan yang diwarnai dengan
pewarnaan Hematoxylin Eosin dengan pengamatan menggunakan perbesaran 400x. Secara
berturut-turut menunjukkan gambar kelompok control (A), dosis 100 mg/kgBB (B), dosis
200 mg/kgBB (C), dosis 300 mg/kgBB (D), dosis 400 mg/kgBB (E), dosis 600 mg/kgBB (F).
halaman 3 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
Anak panah berwarna biru menunjukkan sel hepatosit dan anak panah berwarna merah
menunjukkan sel Kupffer.
Gambar 2. Sediaan mikroskopi organ hepar kelompok tikus betina yang diwarnai dengan
pewarnaan Hematoxylin Eosin dengan pengamatan menggunakan perbesaran 400x. Secara
berturut-turut menunjukkan gambar kelompok control (A), dosis 100 mg/kgBB (B), dosis
200 mg/kgBB (C), dosis 300 mg/kgBB (D), dosis 400 mg/kgBB (E), dosis 600 mg/kgBB (F).
Anak panah berwarna biru menunjukkan sel hepatosit dan anak panah berwarna merah
menunjukkan sel Kupffer
halaman 4 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
Hasil perhitungan yang terlihat pada rendah jika dibandingkan dengan kelompok
table 1. Diatas terlihat rata-rata sel Kupffer control. Untuk melihat apakah perbedaan
berkisar 45,8 hingga 76,8 sel. Data tersebut rata-rata jumlah sel Kupffer berbeda
menunjukkan adanya kecenderungan bermakna dari tiap kelompok, maka
peningkatan jumlah sel Kupffer sebanding dilakukan Analisa uji beda ANOVA dan
dengan peningkatan dosis yang diberikan post hoc Duncan. Hasil dari uji berda
meskipun pada dosis 100 mg/kgBB dan tersebut terlihat pada table 2. Berikut:
dosis 200 mg/kgBB terjadi penurunan yang
Hasil dari Analisa uji beda ANOVA pemberian dosis tertinggi yaitu 600
menunjukkan nilai p<0,001 sehingga dapat mg/kgBB merupakan kelompok yang
dikatakan bahwa telah terjadi perbedaan paling berbeda jika dibandingkan dengan
bermakna dalam kelompok penelitian kelompok lainnya. Hasil dari analisa ini
(tingkat kepercayaan 95%). Hasil dari menunjukkan bahwa telah terjadi
Analisa post hoc Duncan menunjukkan jika peningkatan jumlah sel Kupffer secara
kelompok tikus jantan yang diberikan signifikan pada kelompok tikus jantan yang
ekstrak kayu secang dengan dosis 100 diberikan ektrak kayu secang dosis 400
mg/kgBB dan 200 mg/kgBB tidak berbeda mg/kgBB dan 600 mg/kgBB. Sel Kupffer
bermakna jika dibandingkan dengan yang teramati pada perbesaran 400x
kelompok control negative. Kelompok kemudian dilakukan perhitungan dengan
control negative sudah mulai terlihat menggunakan plugin “cell counter” pada
berbedaan bermakna jika dibandingkan software ImageJ. Adapun hasil perhitungan
dengan kelompok tikus jantan yang dari jumlah sel yang ditemukan tertampil
diberikan ekstrak kayu secang dengan dosis pada table 3. Berikut:
400 mg/kgBB dan 600 mg/kgBB. Pada
halaman 5 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
Hasil perhitungan yang terlihat pada jumlah sel Kupffer berbeda bermakna dari
table 3. Diatas terlihat rata-rata sel Kupffer tiap kelompok, maka dilakukan Analisa uji
berkisar 31 hingga 68 sel. Data tersebut beda ANOVA dan post hoc Duncan. Hasil
menunjukkan adanya telah terjadi dari uji berda tersebut terlihat pada table 4.
peningkatan jumlah sel Kupffer sebanding Berikut:
dengan peningkatan dosis yang diberikan.
Untuk melihat apakah perbedaan rata-rata
halaman 6 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
Dari hasil penelitian dapat terlihat menunjukkan adanya peran senyawa aktif
telah terjadi peningkatan jumlah sel dalam ekstrak tersebut yang
Kupffer baik untuk kelompok tikus jantan mempengaruhinya. Senyawa yang terdapat
maupun tikus betina. Pada kelompok jantan dalam kayu secang antara lain
peningkatan yang signifikan terlihat mulai homoisoflavonoid dan polifenol
dari dosis 400 mg/kgBB, sedangkan untuk (Syamsunarno et al., 2021). Adapun bagian
dosis yang lebih rendah lainnya tidak senyawa homoisoflavonoid dari ekstrak
menunjukkan perbedaan yang bermakna. kayu secang yang dijadikan komponen
Lain halnya dengan kelompok betina, yang utama dan memiliki sifat farmakologis
mana peningkatan jumlah sel Kupffer adalah brazilin (Sufiana & Harlia, 2014;
secara signifikan sudah terlihat pada dosis TR et al., 2019).
100 mg/kgBB. Peningkatan sel Kupffer ini Peningkatan jumlah sel Kupffer
menjadi sangat penting dalam kondisi dalam penelitian ini dapat disebabkan
tertentu dikarenakan sel Kupffer dapat karena adanya senya polifenol dalam
berperan dalam proses penjagaan, ekstrak kayu secang. Beberapa artikel
pengawasan dan juga pembersihan dari menunjukkan bahwa efek polifenol dapat
partikel-partikel yang tidak dibutuhkan berfungsi sebagai peningkat system imun
(Woltman et al., 2014). dalam tubuh. Setiap jenis polifenol
Peningkatan sel Kupffer dalam sel menargetkan dan mengikat satu atau lebih
hepar dapat disebabkan oleh beberapa reseptor pada sel imun dan memicu jalur
factor seperti adanya antigen, partikel asing sinyal intraseluler yang pada akhirnya
seperti logam, dan juga karena senyawa mengatur respon imun. Pemberian
yang mampu merangsang penambahan sel polifenol dapat memodulasi respon imun
Kupffer. Sel Kupffer dalam hati digunakan dengan mempengaruhi mekanisme
untuk menjadi pelindung dalam sejumlah epigenetik, seperti regulasi metilasi DNA,
situasi, termasuk cedera hati akibat obat modifikasi histone, dan represi pasca
dan fibrosis akibat racun. Sel Kupffer yang transkripsi yang dimediasi microRNA
diregulasi dalam kontrol yang tepat dari (Ding et al., 2018).
respons inflamasi berkontribusi pada Senyawa lainnya yang disinyalir
peradangan kronis di hati. Bukti lainnya mampu meningkatkan sel Kupffer dalam
menunjukkan bahwa sel Kupffer penelitian ini adalah flavonoid. Review
memainkan fungsi pelindung penting dalam penelitian dari Pan et al., (2020)
proliferasi hepatosit sebagai respons menyebutkan jika flavonoid dalam tanaman
terhadap cedera hepatotoksik, serta dalam mampu mengaktivasi sel imun khususnya
resolusi jaringan parut fibrotik sel Kupffer di hati. Peningkatan sel Kupffer
(Ramachandran & Iredale, 2012; Dixon et pada tikus yang diberikan ekstrak etanol
al., 2013). Peningkatan sel Kupffer dalam kayu secang merupakan hal yang
dalam berbagai penelitian disinyalir menguntungkan bagi peningkatan system
memiliki fungsi perlindungan penting di imun dalam tubuh dan dapat
hati melalui produksi berbagai faktor menguntungkan dalam kinerja sel hati dan
modulasi yang dapat melawan respons metabolismenya (Susanto et al., 2014). Hal
inflamasi dan/atau merangsang regenerasi ini sesuai dengan penelitian Hassan et al.,
hati (Ju et al., 2002). (2020) yang menyebutkan bahwa
Peningkatan jumlah sel kupffer peningkatan sel kupffer dengan jumlah
yang signifikan dari pemberian ekstrak yang sesuai dapat meningkatkan system
etanol kayu secang pada hasil uji kronik metabolism. Hal ini ditunjukkan pula
halaman 7 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
halaman 8 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
halaman 9 dari 10
Uji Toksisitas Kronik Ekstrak Etanol Kayu Secang Pada Tikus (Rattus Novergicus)
Terhadap Peningkatan Jumlah Sel Kuffer
Bibliography
Suyatmi, Azzumar, F., Pesik, R. N. & Indarto, D., 2019. Potential Anticancer Activity of Caesalpinia
sappan Linn., in Silico and In Vitro Studies. s.l., KnE Life Sciences, pp. 96-102.
halaman 10 dari 10