Anda di halaman 1dari 11

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Profil Hematologi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Galur Wistar
Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Bawang Dayak (Eleutherine
americana (Aubl.) Merr. ex K.Heyne.)

Haematological Profile of Rats (Rattus norvegicus L.) after Administration of


Ethanol Extract of Eleutherine americana (Aubl.) Merr. ex K.Heyne.)

Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari*, Robiyanto

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura


Jl. Prof. Hadari Nawawi, Pontianak 78121, Indonesia

*Corresponding author email: ekakartika@pharm.untan.ac.id

Received 30-5-2020 Accepted 14-8-2020 Available online 31-12-2020

ABSTRAK

Tanaman bawang dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr. ex K.Heyne.) secara


empirik telah digunakan sebagai obat tradisional. Golongan flavonoid yang terdapat
dalam tanaman bawang dayak mungkin dapat mempengaruhi pembentukan sel darah,
namun belum tersedia informasi mengenai keamanan terhadap profil hematologi
untuk penggunaan secara oral terutama ekstrak etanol daun bawang dayak dalam
jangka waktu panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati profil hematologi
ekstrak etanol daun bawang dayak yang diberikan pada tikus putih galur Wistar
jantan dan betina menggunakan metode uji prakilinik toksisitas subkronik 28 hari.
Daun bawang dayak diekstrak secara maserasi dengan pelarut etanol 70%. Profil
hematologi terdiri dari parameter hemoglobin, leukosit, eritrosit, hematokrit,
trombosit, MCV, MCH, dan MCHC. Hewan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
kelompok kontrol diberikan CMC-Na 1%, ekstrak etanol daun bawang dayak dosis
100 mg/kgBB, dosis 400 mg/kgBB, dosis 1000 mg/kgBB, kelompok satelit kontrol
diberikan CMC-Na 1%, dan satelit dosis 1000 mg/kgBB. Induksi dan pengamatan
dilakukan selama 28 hari, dan dilanjutkan 14 hari untuk kelompok satelit. Hasil
pengamatan profil hematologi menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kelompok perlakuan dengan kontrol satelit dalam jumlah maupun kadar hemoglobin,
eritrosit, leukosit, hematokrit, trombosit, MCV, MCH, dan MCHC. Dapat disimpulkan
secara umum penggunaan ekstrak etanol daun bawang dayak tidak mempengaruhi
profil hematologi hewan uji.

Kata kunci: bawang dayak, hematologi, toksisitas subkronik 28 hari.

332
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

ABSTRACT

Eleutherine americana (Aubl.) Merr. ex K.Heyne. has been used empirically as traditional
medicine. The flavonoid compound of E. americana might affect in blood cell formation,
however there is no further information yet about the safety of a long-term oral
administration of ethanol extract of E. americana leaves to haematological profile. This
study was aimed to observe haematological profiles of male and female Wistar rats
after oral administration of ethanol extract of E. americana leaves with praclinical test
method of 28 days sub-chronic toxicity. E. americana leaves were extracted by
maseration with 70% ethanol as the solvent. The haematological profiles that were
observed in this study are haemoglobin, leukocyte, erythrocyte, haematocrit,
thrombocyte, MCV, MCH, and MCHC. The experimental animals were divided into
six groups that are control group which was administrated with 1% CMC-Na, dose
of 100 mg/kgbw group, dose of 400 mg/kgbw group, dose of 1000 mg/kgbw
group, control satellite group which was administrated with 1% CMC-Na, and dose
of 1000 mg/kgbw satellite group. Induction and observation were done for 28 days,
followed by 14 days for satellite group. The haematology profiles showed that there was
no difference in amount and concentration of haemoglobin, erythrocyte, leukocyte,
haemotocrite, thrombocyte, MCV, MCH, and; MCHC among groups. Generally, the
ethanol extract of E. americana leaves did not affected the haematology profiles of
experimental animals.

Keywords: 28-day sub-chronic toxicity study, Eleutherine americana (Aubl.) Merr. ex


K.Heyne., haematological.

Pendahuluan eleutherinon (Han et al, 2008). Umbi


Suatu produk herbal dikatakan bawang dayak mengandung senyawa
aman apabila telah diuji toksisitasnya fitokimia berupa alkaloid, glikosida,
menggunakan hewan uji meliputi flavonoid, fenolik, steroid dan zat tanin.
toksisitas akut, subkronis, kronis dan Tanaman bawang dayak dipergunakan
uji mutagenis, dan terbukti aman untuk masyarakat lokal sebagai obat untuk
digunakan pada manusia (BPOM, 2010). berbagai jenis penyakit seperti kanker
Bawang dayak (Eleutherine americana payudara, penurun tekanan darah,
(Aubl.) Merr. ex K.Heyne..) merupakan pencegah kencing manis, menurunkan
salah satu tanaman herbal yang banyak kolesterol, obat bisul, kanker usus, dan
tumbuh di daerah Kalimantan dan secara mencegah stroke (Galingging, 2009).
empiris banyak digunakan untuk Beberapa senyawa golongan
pengobatan masyarakat Dayak sebagai flavonoid yang merupakan golongan
tanaman obat (Firdaus, 2006). fenol dapat menyebabkan
Tumbuhan bawang dayak banyak penggumpalan protein. Protein
mengandung senyawa fenolat golongan merupakan unsur utama dalam
naftokuinon seperti elecanacin, pembentukan eritrosit dan merupakan
eleutherin, isoeleutherin, eleutherol, dan ikatan kompleks protein terkonjugasi

333
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

membentuk hemoglobin, sehingga kromatografi lapis tipis (KLT), reagen


apabila terjadi penggumpalan protein Hemoglobin C, reagen Hayem, reagen
akan berpengaruh terhadap sel darah Turk, reagen Rees Ecker. Hewan uji yang
dan transport nutrisi (Ali dkk, 2013). digunakan dalam penelitian ini adalah
Saponin dapat menyebabkan hemolisis tikus putih jantan dan betina (Rattus
sel darah karena bereaksi dengan novergicus L.) galur Wistar.
kolesterol pada membran eritrosit, Jalannya penelitian
mengakibatkan rusaknya struktur sel 1. Ekstraksi
eritrosit dan menyebabkan keluarnya Simplisia daun bawang dayak
hemoglobin dari eritrosit (Harborne, diekstraksi dengan metode maserasi,
2006). Aktivitas sitotoksik atau dengan cara merendam serbuk daun
antikanker dicurigai dapat bawang dayak dalam pelarut etanol
menyebabkan kadar trombosit dalam 70% selama 3x24 jam dengan
tubuh berada dibawah rentang normal pengadukan setiap 24 jam.
(Tjay dkk, 2007). Fungsi darah dapat 2. Perlakuan hewan uji
terganggu bila parameter darah tidak Hewan uji yang digunakan
normal, akibatnya terjadipenyakit atau adalah 42 ekor tikus putih (jantan
gangguan pada darah dan fungsi darah galur Wistar dan 42 ekor tikus
(Aswatan dkk, 2011). Berdasarkan uraian putih betina galur Wistar,
diatas, penelitian ini diakukan untuk diaklimatisasi selama 7 hari di
mengetahui hubungan dosis dan efek laboratorium hewan Fakultas
hematotoksik pada pemberian ekstrak Kedokteran Universitas Tanjungpura.
etanol daun bawang dayak selama 28 Aklimatisasi bertujuan untuk
hari secara berulang. mengadaptasikan tikus dengan
lingkungan yang baru, serta
Metode Penelitian meminimalisir efek stress pada
Alat tikus yang dapat mempengaruhi
Alat yang digunakan pada hasil penelitian. Hewan uji kemudian
penelitian ini adalah hot plate (Schott dibagi secara acak ke dalam 6
Instrument®), Oven (MODENA), kelompok tikus jantan dan 6
spektrofotometri UV-VIS (Shimadzu UV- kelompok tikus betina; kelompok
2450), bilik hitung improved kontrol, kelompok dosis 100
Neaubauer, statif buret OMM) dan alat- mg/kgBB, kelompok dosis 400
alat gelas. mg/kgBB, kelompok dosis 1000
Bahan mg/kgBB, kelompok satelit kontrol,
Bahan-bahan yang digunakan dan kelompok satelit dosis atas
meliputi daun bawang dayak, etanol 1000 mg/kgBB (BPOM, 2014).
teknis 70%, aquadest, EDTA, Carboxy Kelompok kontrol diberi larutan
methyl cellulose (CMC), reagen skrining CMC-Na 1%. Kelompok dosis bawah
fitokimia, penampak bercak diberi 100 mg/kgBB ekstrak etanol

334
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

daun bawang dayak. Kelompok dosis ditentukan dengan cara 5 µL darah


dosis tengah diberi 400 mg/kgBB dicampurkan dengan reagen Hayem,
ekstrak etanol daun bawang dayak. untuk penentuan leukosit dengan
Kelompok dosis atas diberi 1000 cara 5 µLdarah dicampurkan dengan
mg/kgBB ekstrak etanol daun reagen Turk dan penentuan
bawang dayak. Kelompok satelit trombosit dengan cara 5 µL darah
kontrol diberi larutan CMC-Na 1%. dicampurkan dengan reagen Rees
Kelompok satelit dosis atas diberi Ecker. Eritrosit, leukosit dan
1000 mg/kg BB ekstrak etanol daun trombosit diuji menggunakan bilik
bawang dayak. Pemberian sediaan hitung improved Neaubauer. Basofil,
secara oral dilakukan selama 28 eusinofil, netrofil, limfosit, dan
hari, dimana pada kelompok satelit monosit ditentukan dengan metode
kontrol dan satelit dosis atas Hitung Jenis Leukosit (differential
dilakukan pengamatan reversibilitas cell count).
selama 14 hari setelah akhir 4. Analisis data
pemberian sediaan uji. Pengambilan Profil hematologi meliputi nilai
darah dan pembedahan dilakukan hematokrit, mean corpuscular
pada hari ke-29 untuk kelompok hemoglobin concentration atau
kontrol, dosis bawah, dosis tengah, volume eritrosit rata-rata (MCV),
dosis atas, sedangkan untuk MCH, dan MCHC ditentukan melalui
kelompok satelit kontrol dan satelit perhitungan sebagai berikut:
dosis atas dilakukan pada hari ke-43
(BPOM, 2014). Hematokrit (%) = (Eritrosit/100
3. Pengujian hematologi mL darah) x 100% (1)
Darah tikus diambil
menggunakan alat suntik steril dan MCV(µ3/sel) = 10 x Hematokrit
selalu dijaga agar tidak terkena air (%) : Eritrosit (106 sel/μL) (2)
untuk menghindari terjadinya
hemolisa. Setelah hewan di anestesi, MCH (pg/sel) =
darah diambil melalui jantung. hemoglobin/eritrosit (3)
Sebanyak 0,5 mL darah dimasukkan
kedalam tabung mikrosentrifus yang MCHC (g/DI) = hemoglobin/
mengandung antikoagulan EDTA hematocrit (4)
sebanyak 10 µL/1 mL (Depkes RI,
2014). Kadar hemoglobin Selanjutnya data-data profil
ditentukan dengan cara 5 µL darah hematologi yang diperoleh dianalisis
dicampurkan dengan reagen menggunakan SPSS menggunakan uji
hemoglobin dan diuji menggunakan One Way Anova.
spektrofotometri UV-VIS metode
enzimatik. Kadar eritrosit

335
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Hasil dan Pembahasan menggunakan One Way Anova dan uji


Ekstraksi simplisia daun bawang Post-Hoc LSD untuk melihat perbedaan
dayak menggunakan simplisia daun nyata antar kelompok. Tidak terdapat
bawang dayak sebanyak 108,495 gram. peningkatan dan penurunan yang
Metode Ekstraksi yang digunakan adalah signifikan dari kelompok uji maupun
maserasi menggunakan pelarut etanol kelompok satelit pada tikus jantan
70% sebagai cairan penyari. Penggantian dan tikus betina. Hemoglobin memiliki
pelarut dilakukan setiap 1x24 jam Fe yang berfungsi mengikat oksigen dan
selama 3 hari. Selanjutnya maserat yang mengakutnya dari paru-paru, dan
telah didapatkan kemudian dipekatkan dalam peredaran darah untuk dibawa ke
menggunakan rotary evaporator. Tujuan jaringan, serta membawa karbon
pemekatan dengan rotary evaporator dioksida dari jaringan tubuh ke paru-
dan waterbath pada suhu 40°C dan paru (Guyton, 1983). Hasil ini
dijaga suhunya agar senyawa metabolit menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
tidak rusak karena pemanasan tinggi. etanol daun bawang dayak tidak
Hasil pemekatan diperoleh ekstrak menganggu ikatan antara Fe dan
kental dengan rendemen 25,1%. oksigen sehingga kadar oksigen di
Parameter hematologi yang dalam darah untuk kebutuhan jaringan
diamati meliputi konsentrasi tercukupi. Hemoglobin akan
hemoglobin, jumlah eritrosit (RBC/Red melakukan fungsinya dengan baik, jika
Blood Cell), jumlah leukosit kosentrasi hemoglobin sesuai jumlah
(WBC/White Blood Cell), angka eritrositnya dalam volume darah. Hal
hematokrit, jumlah platelet ini bisa dilihat dari hasil pengukuran
(trombosit), perhitungan 16 tetapan MCHC (Jain, 1993). Diagram pengukuran
darah yaitu: MCV, MPV (mean platelet hemoglobin dapat dilihat pada Gambar
volume atau volume platelet rata-rata), 1.
MCH (mean corpuscular haemoglobin Pengujian kadar leukosit dengan
atau banyaknya hemoglobin per mencampurkan 5 µL darah dan reagen
eritrosit) dan MCHC (mean corpuscular Turk, kemudian ditempatkan pada
haemoglobin concentration atau kadar bilik hitung improved Neaubauer dan
kadar hemoglobin per eritrosit). dilihat dibawah mikroskop. Kadar rata-
Kadar hemoglobin ditentukan rata leukosit tikus jantan dan betina
dengan mencampurkan darah dan pada dosis atas berada pada kadar
reagen hemoglobin, kemudian diujikan normal leukosit., kecuali kelompok
dengan menggunakan spektrofotometri kontrol betina dan kelompok satelit
UV-VIS metode enzimatik. Kadar kontrol jantan. Kadar normal leukosi
hemoglobin secara keseluruhan pada berada pada rentang 6,6-12,6 103/mm3
penelitian ini berada dalam rentang (Mitruka, 1977). Data selanjutnya
normal yaitu 11,5-16,1 g/Dl (Mitruka, dianalisis menggunakan One Way
1977). Data selanjutnya dianalisis Anova dan uji Post-Hoc LSD untuk

336
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

melihat perbedaan nyata antar normal, kecuali tikus betina kelompok


kelompok. Pada tikus jantan tidak dosis atas dan satelit kontrol. Rentang
terdapat penurunan signifikan antar normal leukosit yaitu 6,76-9,2 106/mm3
kelompok. Tidak terdapat perbedaan (Mitruka, 1977). Data selanjutnya
signifikan pada kelompok satelit dosis dianalisis menggunakan One Way
atas terhadap kelompok satelit kontrol Anova dan uji Post-Hoc LSD untuk
maupun kelompok dosis atas melihat perbedaan nyata antar
mengindikasikan bahwa penurunan kelompok. Hasil analisis menunjukkan
kadar leukosit pada dosis atas bersifat bahwa tidak terdapat perbedaan yang
reversible. Sedangkan pada tikus betina, signifikan antar kelompok perlakuan,
terdapat perbedaan yang signifikan baik pada tikus betina maupun tikus
antara kelompok kontrol dengan jantan sehingga dapat dikatakan ekstrak
kelompok dosis tengah. Hal ini etanol daun bawang dayak tidak
menunjukkan bahwa dosis tengah mempengaruhi kadar eritrosit pada tikus
ekstrak etanol daun bawang dayak jantan dan betina. Hasil ini juga
dapat meningkatkan kadar leukosit tikus menunjukkan kadar oksigen dalam
betina secara maksimal. Pada dosis atas darah, dan kebutuhan untuk
tikus betina terjadi penurunan kadar melaksanakan fungsi eritrosit tercukupi.
yang jauh terhadap dosis tengah, hal Eritrosit dapat menjalankan fungsinya
ini menunjukkan bahwa kadar leukosit dengan baik dan nutrien untuk
terhadap ekstrak etanol daun bawang memproduksi eritrosit tercukupi, jika
dayak dosis atas telah jenuh sehingga memiliki ukuran yang normal. Hal ini
terjadi penurunan kadar. Faktor lain bisa dilihat dari hasil MCV (Jain, 1993).
yang diduga mempengaruhi penurunan Eritrosit berfungsi sebagai pengangkut
kadar leukosit dosis atas adalah hemoglobin yang selanjutnya
banyaknya leukosit dari sirkulasi darah membawa oksigen dari paru-paru ke
yang masuk ke jaringan. Diagram jaringan, nutrien yang disiapkan saluran
pengukuran leukosit dapat dilihat pada pencernaan, sisa hasil metabolisme
Gambar 2. yang diseksresikan ke ginjal, serta
Pengujian kadar eritrosit dengan kelancaran sirkulasi darah. Jumlah
mencampurkan 5 µL darah dan reagen eritrosit rendah memberi Gambaran
Hayem, kemudian ditempatkan pada kondisi anemia, sedangkan jumlah
bilik hitung improved Neaubauer dan eritrosit tinggi memberi Gambaran
dilihat dibawah mikroskop. Secara kondisi polisetamia (Guyton, 1983).
keseluruhan, kadar eritrosit tikus jantan Diagram pengukuran eritrosit dapat
dan betina masuk dalam rentang dilihat pada Gambar 3.

337
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Gambar 1. Diagram hemoglobin tikus jantan dan betina

Gambar 2. Diagram leukosit tikus jantan dan betina

Gambar 3. Diagram eritrosit tikus jantan dan betina

Penentuan kadar hematokrit betina mengalami peningkatan dan


melalui perhitungan yaitu Hematokrit penurunan kadar yang tidak berbeda
(%) = (Eritrosit/100 mL darah) x 100%. signifikan. Hal ini menandakan bahwa
Kadar hematokrit pada tikus jantan pemberian ekstrak etanol daun
berada dalam rentang normal, bawang dayak tidak mempengaruhi
sedangkan untuk tikus betina kelompok kadar hematokrit hewan uji.
kontrol dan satelit kontrol kadar Hematokrit adalah proporsi komponen
hematokritnya berada dibawah rentang darah dalam volume darah, yang terdiri
normal. Rentang normal kadar dari sel darah merah.Hematokrit
hematokrit yaitu 37,2-50,6 % (Mitruka, dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran
1977). Data selanjutnya dianalisis eritrosit, serta faktor-faktor yang
menggunakan One Way Anova dan uji mempengaruhi eritrosit (Guyton, 1983).
Post-Hoc LSD untuk melihat Diagram pengukuran hematokrit dapat
perbedaan nyata antar kelompok. Kadar dilihat pada Gambar 4.
rata-rata hematokrit tikus jantan dan

338
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Kadar trombosit ditentukan Kadar MCV melalui


dengan mencampurkan darah dan perhitungan MCV(µ3/sel) = 10 x
reagen Rees Ecker, kemudian Hematokrit(%) : Eritrosit (106 sel/μL).
ditempatkan pada bilik hitung Kadar MCV secara keseluruhan
improved Neaubauer dan dilihat kelompok uji tikus jantan dan betina
dibawah mikroskop. Kadar trombosit berada dalam rentang normal yaitu 49,8-
pada hampir semua kelompok baik 65,5 µ3/sel (Mitruka, 1977). Data
pada tikus jantan maupun tikus betina selanjutnya dianalisis menggunakan One
berada dibawah rentang normal. Untuk Way Anova dan uji Post-Hoc LSD
tikus jantan, kelompok dosis bawah, untuk melihat perbedaan nyata antar
tengah dan atas berada pada rentang kelompok. Kadar rata-rata MCV tikus
trombosit normal, dan pada tikus betina betina dan jantan mengalami kenaikan
hanya kelompok satelit kontrol yang dan penurunan, namun tidak terdapat
berada pada rentang normal. Rentang perbedaan yang signifikan antar
normal trombosit yaitu 150-460 ribu/ul kelompok. Sehingga dapat disimpulkan
(Mitruka, 1977). Data selanjutnya bahwa kada MCV terhadap pemberian
dianalisis menggunakan One Way Anova sedian uji baik pada tikus jantan
dan uji Post-Hoc LSD untuk melihat maupun tikus betina tidak
perbedaan nyata antar kelompok. Kadar mempengaruhi nilai normal MCV.
rata-rata trombosit tikus jantan dan Hasil ini menunjukkan hewan uji
betina mengalami peningkatan dan memiliki rata-rata ukuran eritrosit yang
penurunan kadar, namun tidak berbeda normal. Kondisi ini menunjukkan
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrien sebagai bahan baku
pemberian ekstrak etanol daun untuk memproduksi eritrosit tercukupi,
bawang dayak pada tikus jantan dan kecepatan, dan aktivitas atau fungsi
betina tidak mempengaruhi kadar eritrosit dalam sirkulasi darah berjalan
trombosit pada seluruh kelompok uji. baik. Istilah mean corpuscular volume
Trombosit memiliki waktu edar dalam (MCV) adalah mengkategorikan ukuran
dalam sirkulasi darah selama 8-10 hari rata-rata eritrosit. Perubahan ukuran
dan berperan dalam penutupan luka eritrosit bisa mempengaruhi viskositas
pada tubuh. Apabila trombosit berada cairan darah, sehingga bisa
diluar tubuh selama 24 jam atau lebih mempengaruhi fungsi, aktivitas, dan
dan berada pada suhu penyimpanan kelancaran sirkulasi darah (Frandson,
yang tidak sesuai akan menyebabkan 1992). Diagram pengukuran MCV dapat
kerusakan trombosit. Diagram dilihat pada Gambar 6.
pengukuran trombosit dapat dilihat pada
Gambar 5.

339
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Gambar 4. Diagram hematokrit tikus jantan dan betina

Gambar 5. Diagram trombosit tikus jantan dan betina

Gambar 6. Diagram MCV tikus jantan dan betina

Kadar MCH pada beberapa perbedaan kadar yang signifikan pada


kelompok uji tikus jantan dan betina kelompok dosis bawah dan dosis tengah
melebihi rentang normal, yaitu terhadap kelompok kontrol, namun hal
kelompok dosis tengah, dosis atas dan ini bersifat reversible. Hal ini
satelit kontrol pada tikus jantan; serta menunujukkan pemberian ekstrak
kelompok normal dan dosis atas pada etanol daun bawang dayak tidak
tikus betina. Rentang normal kadar MCH mempengaruhi kadar normal MCH.
yaitu 14,2-19 pg/sel (Mitruka, 1977). Indeks MCH adalah nilai yang
Berdasarkan grafik diatas, kadar rata- mengindikasikan berat Hb rata-rata di
rata MCH tikus jantan tidak mengalami dalam sel darah merah. Diagram
perbedaan yang signifikan antar pengukuran MCH dapat dilihat pada
kelompok. Sedangkan kadar rata-rata Gambar 7.
MCH pada tikus betina terjadi

340
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Gambar 7. Diagram MCH tikus jantan dan betina

Gambar 8. Diagram MCHC tikus jantan dan betina

Penentuan kadar MCHC melalui sekunder golongan alkaloid, flavonoid,


perhitungan yaitu MCHC = triterpenoid, saponin dan fenolik.
hemoglobin/hematokrit. Kadar rata-rata Ekstrak etanol daun bawang dayak tidak
MCHC tikus jantan dan betina pada memiliki efek hematotoksik pada tikus
semua kelompok berada pada rentang putih galur wistar setelah pemberian
normal yaitu 26,2-36,1 g/DI (Mitruka, secara berulang selama 28 hari. Secara
1977). Data selanjutnya dianalisis umum, ekstrak etanol daun bawang
menggunakan One Way Anova dan uji dayak tidak mempengaruhi profil
Post-Hoc LSD untuk melihat hematologi pada tikus putih yang
perbedaan nyata antar kelompok. diberikan secara oral selama 28 hari.
Kadar rata-rata MCHC tikus jantan dan
betina terjadi peningkatan dan Daftar Pustaka
penurunan kadar, namun tidak berbeda Ali AS, Ismoyowati, dan Indrasanti D.
signifikan terhadap kelompok kontrol. (2013). Jumlah eritrosit, kadar
Diagram pengukuran MCHC dapat dilihat hemoglobin dan hematokrit
pada berbagai jenis itik lokal
pada Gambar 8. terhadap penambahan probiotik
dalam ransum. Jurnal Ilmiah
Kesimpulan Peternakan. 1(3): 1001-1013.
Ekstrak etanol daun bawang
dayak mengandung senyawa metabolit

341
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 332-342

Astawan M, Wresdiyati T, Arief II dan Eleutherine americana with


Suhesti E. (2011). Gambaran Inhibitory Activity on
hematologi tikus putih (Ratus Lipopolysaccharide-Induced
norvegicus) yang diinfeksi Nitric Oxide Production. Chem.
Escherichia coli enteropatogenik Pharm. Bul. 56(9): 1314–1316
dan diberikan probiotik. Media
Peternakan. 34(1): 7-13. Harborne JB. (2006). Metode fitokimia
penentuan cara modern
Badan Pengawas Obat dan Makanan. menganalisis tumbuhan.
(2010) Apakah produk herbal Bandung: Institut Teknologi
yang anda konsumsi aman, Bandung.
bermutu dan bermanfaat.
Jakarta: Badan Pengawas Obat Jain NC. (1993). Essentials of Veterinary
dan Makanan Haematology. Philadelphia: Lea
and Fabiger.
Departemen Kesehatan RI. (2014)
Pedoman uji toksisitas nonlinik Mitruka BM, Rawnsley HM. (1977).
secara in vivo. Jakarta: Clinical, Biochemical and
Direktorat Jendral POM; 2014. Haematological References
Values in Normal Experimental
Firdaus R. (2006). Telaah Kandungan Animals. Masson Publishing.
Kimia Ekstrak Etanol Umbi USA: Inc. New York.
Bawang Tiwai (Eleutherine
americana (L.) Merr.). Skripsi. Purwaningsih EH. (2013). Jamu, obat
Institut Teknologi Bandung. tradisional asli Indonesia pasang
Bandung surut pemanfaatannya di
Indonesia. eJKI. 1(2): 85-89.
Frandson RD. (1992). Anatomi dan
fisiologi ternak, Edisi ke-4. Republik Indonesia. Peraturan Kepala
Yogyakarta: Gadjah Mada Badan Pengawas Obat dan
University Press Makanan Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 2014 tentang
Galingging RY. (2009). Bawang Dayak Pedoman uji toksisitas nonklinik
(Eleutherine palmifolia) Sebagai secara in vivo. Berita Negara
Tanaman Obat Multifungsi. Republik Indonesia Tahun 2014
Warta Penelitian dan Nomor 875. Jakarta: Menteri
Pengembangan; 15(3): 2-4 Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2014.
Guyton AC. (1983). Fisiologi manusia
dan mekanismenya terhadap Tjay, Hoan T, dan Rahadrja K. (2007)
penyakit. Jakarta: EGC. Obat-obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek
Han AR, et al. (2008). Identification of a Sampingnya. Edisi Keenam.
New Naphthalene and Its Jakarta: Elex Media
Derivatives from the Bulb of Komputindo.

342

Anda mungkin juga menyukai