Anda di halaman 1dari 12

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN MIANA TERHADAP GAMBARAN

HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN

Joni Tandi1, Nurulsafari Ali1, Rezky Yanuarty1


Program Studi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu

Email : nurulsafariali07@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the content of secondary metabolites in miana leaf ethanol extract,
and to determine the effective dose of miana leaf ethanol extract in regenerating male white rat
kidney cells. This study used 30 rats divided into 6 treatment groups, each group consisting of 5
test animals, namely normal group, negative control, positive control, dose of 150 mg/kg BW,
dose 200 mg/kg BW, and dose 250 mg/kg. kg body weight. The level of histological damage to
the renal tubules was observed with HE staining using an Olympus CX21 microscope. The data
from the scoring of the level of renal tubular damage were analyzed using the Kruskal-Wallis
test followed by the Mann-Whitney test to see the differences between treatments. The results
showed that the ethanolic extract of miana leaves contained secondary metabolites of alkaloids,
flavonoids, saponins, and tannins; miana leaf ethanol extract has an effect on kidney cell repair;
Miana leaf ethanol extract at a dose of 250 mg/kg BW is an effective dose in repairing kidney
cells with an average damage value of 0.4

Keywords: Miana Leaf, Kidney Histopathology, Male White Rat.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak
etanol daun miana, dan mengetahui dosis ekstrak etanol daun miana yang efektif dalam
meregenerasi sel ginjal tikus putih jantan . Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus yang dibagi
dalam 6 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor hewan uji yaitu kelompok normal,
kontrol negatif, kontrol positif, dosis 150 mg/kg BB, dosis 200 mg/kg BB, dan dosis 250 mg/kg
BB. Gambaran tingkat kerusakan histologis tubulus ginjal diamati dengan pewarnaan HE
menggunakan mikroskop Olympus CX21. Data hasil skoring tingkat kerusakan tubulus ginjal
dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat
perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun miana
mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin; ekstrak etanol
daun miana memberi efek terhadap perbaikan sel ginjal; ekstrak etanol daun miana pada dosis
250 mg/kg BB merupakan dosis yang efektif dalam memperbaiki sel ginjal dengan nilai rata-rata
nilai kerusakan 0,4

Kata kunci : Daun Miana, Histopatologi Ginjal, Tikus Putih Jantan.


PENDAHULUAN makanan-makanan yang tinggi akan
Diabetes melitus dapat lemak (lipid) dan protein, makanan jenis
menyebabkan kerusakan pada ginjal ini akan menyebabkan kinerja organ
akibat pembentukan dari senyawa ROS ginjal meningkat dari batas normalnya
(reactive oxygen species) . Pembentukan untuk menyaring zat-zat makanan yang
senyawa oksigen reaktif tersebut dapat tidak dibutuhkan oleh tubuh
meningkatkan modifikasi lipid, DNA dan (Kurniawati, 2018)
protein berbagai jaringan. Senyawa Tumbuhan miana merupakan
ROS yang berinteraksi dengan lapis tumbuhan yang memiliki nama ilmiah
ganda pada membran sel akan Coleus atropurpureus Benth
menghasilkan peroksidase lipid dan dikelompokkan dalam famili Lamiaceae
akan membentuk produk akhir yang yang tergolong dalam bangsa
stabil berupa melondialdhyde (MDA). Lamiales. Zat fitokimia yang terkandung
Reaksi penyerangan spesies reaktif dalam miana antara lain, minyak atsiri,
pada molekul DNA menyebabkan tanin, flavonoid, eugenol, steroid,
terjadinya kerusakan pada struktur saponin, fitol, streptozotocin dan
DNA. Salah satu parameter biologic quersetin. Miana ditafisrkan dapat
yang dapat digunakan dalam berperan menyembuhkan penyakit
identifikasi kerusakan DNA adalah 8- karena aktivitas farmakologis dari
Hidroksideoksiguanosin(-OHdg) (Tandi kandungan zat fitokimianya (Wakhidah
dkk,2016). dkk., 2018). Manfaat dari tumbuhan
Ginjal merupakan organ utama miana adalah sebagai penetralisir
untuk membuang produk sisa racun (antitoksik), menyembuhkan
metabolisme yang tidak diperlukan lagi hepatitis, menurunkan demam,
oleh tubuh, sebagai salah satu bagian menghambat pertumbuhan bakteri
dalam sistem urin, ginjal berfungsi (antiseptik), mengobati wasir, peluru
menyaring sisa hasil metabolisme haid, gangguan pencernaan makanan,
(terutama urea) dari darah dan radang paru, mengatasi perut mulas
membuangnya bersama dengan air dan diare dan sebagai antidiabetes
dalam bentuk urin. Penyakit ginjal (Palette, 2017).
memiliki banyak faktor penyebabnya Penelitian sebelumnya tentang
seperti pola hidup yang tidak sehat daun miana yang dilakukan oleh
sehingga mudah terserang radikal (Illyyani dkk., 2015) menyatakan
bebas dan menyebabkan penurunan bahwa ekstrak etanol daun miana
daya tahan tubuh. mengkonsumsi dosis pada dosis 200 mg/kg BB
dapat menurunkan kadar glukosa gendola merah pada dosis 400 mg/kg BB
darah pada tikus dengan persentase memiliki efek terbaik memperbaiki
55,69%. Penelitian yang dilakukan kerusakan ginjal dengan skoring nilai 0,8
oleh (Podungge dkk., 2017) (Tandi, J. 2017).
menyatakan bahwa daun miana Berdasarkan uraian di atas
memiliki kandungan senyawa peneliti tertarik untuk mengetahui
golongan flavanoid yang memiliki apakah ekstrak etanol daun miana
aktivitas antioksidan, berdasarkan (Coleus atropurpureus Benth) memiliki
hasil analisis diperoleh nilai AEAC efek terhadap histopatologi ginjal tikus
(Ascorbic Acid Equivalent Antioxidant putih jantan yang diinduksi
Capacity) sebesar 98,53 mg streptozotocin dengan pemberian dosis
AEAC/gram sampel dan IC50 ekstrak 150 mg/kg BB, 200 mg/kg BB
sebesar 324,80. Nilai IC50 tersebut dan 250 mg/kg BB.
termasuk dalam tingkatan lemah Data hasil pemeriksaan
(berada dalam kisaran 250-500 ppm). mikroskopis yang diperoleh berupa data
Penelitian lain yang dilakukan oleh skoring kerusakan pulau langerhans
(Anita dkk., 2019) menyatakan pankreas yang diamati menggunakan
bahwa daun miana (Coleus mikroskop Olympus CX21, lalu dianalisis
atropurpureus Benth) dapat secara statistik menggunakan analisa
menghambat pertumbuhan Anova satu arah (One Way Anova) pada
Escherichia coli dengan konsentrasi taraf kepercayaan 95%, selanjutnya
250 dilakukan uji lanjut Post hoc Least
Penelitian terdahulu tentang Significant Difference (LSD) untuk
histopatologi ginjal yang menggunakan mengetahui perbedaan yang bermakna
tanaman lain seperti ekstrak daun antar perlakuan. Apabila data yang
nangka menyatakan bahwa pada diperoleh tidaklah normal, maka
ekstrak etanol daun nangka pada dosis dianalisis menggunakan uji Kruskal
175 mg/kg BB sudah memiliki pengaruh Wallis dan jika terdapat perbedaan yang
terhadap perbaikan jaringan ginjal signifikan antar kelompok, dilanjutkan
dengan skoring rata-rata yaitu 0,6 (Tandi, dengan uji Mann Whitney untuk
J. 2020). Ekstrak daun jarak merah pada mengetahui lebih jelas letak perbedaan
dosis 400 mg/kg BB memiliki efek terbaik yang signifikan diantara kelompok uji.
dalam memperbaiki kerusakan ginjal Pengolahan data dilakukan dengan
dengan rata-rata skoring nilai 1,4 (Tandi, menggunakan program software SPSS
J. 2020). Pemberian Ekstrak etanol daun 23 (Tandi J, 2020).
METODE PENELITIAN Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
Alat dan Bahan Miana
Alat Pembuatan ekstrak daun
Ayakan mesh nomor 40, batang miana dilakukan dengan metode
pengaduk (pyrex), bejana maserasi, maserasi. Serbuk daun miana yang
blender(national), cawan porselin, telah diayak menggunakan ayakan
corong kaca (pyrex), dispo, erlenmeyer mesh no. 40, ditimbang 1000 gram lalu
(pyrex), gelas kimia (pyrex), gelas ukur dimasukkan ke dalam 2 bejana
(pyrex), gunting, jarum oral, glukotest maserasi masing-masing 500 gram
strip test, kandang hewan uji, labu ukur dengan menggunakan pelarut etanol 96
(pyrex), labu alas bulat (schott duran), % sebanyak 3 liter masing-masing 1,5
mikroskop Olympus CX21, pipet tetes, liter, ditutup, lalu didiamkan selama
pisau bedah, Rotary Vacum Evaporator 3x24 jam terlindung dari cahaya sambil
(Eyela), sentrifuge, sonde oral 3 ml sesekali diaduk. Ekstrak kemudian
(terumo syringe), spidol disaring menggunakan kertas saring
(snowman),tabung reaksi, timbangan sehingga diperoleh filtrat. Selanjutnya
analitik, timbangan hewan uji, wadah dipekatkan menggunakan Rotary
maserasi dan Waterbath (Tandi J, Vaccum Evaporator pada suhu 40-60°
2020). C kemudian dilanjutkan dengan
Bahan penguapan yang dilakukan dengan
Air suling, Asam klorida(merck), menggunakan waterbath dengan suhu
Besi (III) klorida, Citrate-buffer saline, 60° C hingga diperoleh ekstrak kental
daun miana (Coleus atropurpureus (Purwati, 2017).
Benth), Dragendrof LP, Etanol 96%, Pembuatan Suspensi Glibenclamid
eter, formalin 10%, Dosis glibenclamid pada manusia
glibenklamid,handskun, kapas (pro dewasa adalah 5 mg per hari, jika
medic),kertas saring, kertas perkamen, dikonversi pada tikus dengan berat
kloroform (merck), Larutan Mayer badan 200 gram maka dikali dengan
Hematoxylin-Eosin, larutan iodium, factor konversi 0,018 sehingga dosis
masker, Na CMC 0,5%, Natrium glibenclamid untuk tikus adalah 0,45
hidroksida, Natrium klorida, pakan mg/kg BB. Serbuk tablet glibenclamid
standar,Serbuk Magnesium, ditimbang setara dengan 3,6 mg
Streptozotocin, Parafin cair (Tandi J, kemudia disuspensi dalam Na CMC
2020). 0,5% hingga 100 ml, kemudian dikocok
hingga homogen.
Pembuatan Larutan Streptozotocin taraf kepercayaan 95%, selanjutnya
(STZ) dilakukan uji lanjut Post hoc Least
Streptozotocin ditimbang Significant Difference (LSD) untuk
sebanyak 0,32 gram lalu dilarutkan mengetahui perbedaan yang bermakna
menggunakan citrate-buffer saline antar perlakuan. Apabila data yang
dengan pH 4,5, lalu diinduksi pada tikus diperoleh tidaklah normal, maka
melalui intraperitonial. Dosis dianalisis menggunakan uji Kruskal
streptozotocin yaitu 40 mg/kg BB. Wallis dan jika terdapat perbedaan yang
ANALISIS DATA signifikan antar kelompok, dilanjutkan
Data hasil pemeriksaan dengan uji Mann Whitney untuk
mikroskopis yang diperoleh berupa data mengetahui lebih jelas letak perbedaan
skoring kerusakan pulau langerhans yang signifikan diantara kelompok uji.
pankreas yang diamati menggunakan Pengolahan data dilakukan dengan
mikroskop Olympus CX21, lalu dianalisis menggunakan program software SPSS
secara statistik menggunakan analisa 23 (Tandi J, 2020).
Anova satu arah (One Way Anova) pada

Hasil Dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth)

Senyawa Hasil
No. Metabolit Pereaksi
Sekunder Ekstrak Etanol Daun Miana Ket

Terbentuknya warna merah


1. Flavonoid Magnesium dan HCl +
bata

Terbentuknya endapan
2 Alkaloid Pereaksi Dragendorf +
merah-jingga

Terbentuknya warna biru


3. Tanin Penambahan FeCl3 +
kehitaman

Terbentuknya busa selama 5


4. Saponin Aquadest +
menit
Keterangan : (+) mengandung golongan senyawa yang diuji
Tabel 2. Skoring Tingkat Kerusakan Ginjal Tikus
Skor Kerusakan Ginjal
Kelompok Perlakuan Rerata ± SD p
1 2 3 4 5

Kontrol Normal 0 0 0 0 0 0,0 ± 0,000 0,000

Kontrol Negatif 2 2 2 2 2 2,0 ± 0,000

Kontrol Positif 0 0 0 1 0 0,2 ± 0,447

Dosis 150 mg/kgBB 1 1 1 2 1 1,2 ± 0,447

Dosis 200 mg/kgBB 1 1 1 1 1 1,0 ± 0,000

Dosis 250 mg/kgBB 0 0 1 1 0 0,4 ± 0,548

Gambar 1. Grafik Skoring Kerusakan Ginjal Tikus Putih Jantan

Skor Kerusakan Ginjal Hewan Uji


2.5 c
2 b
1.5 b a
a
Skor

1
0.5 a
0
Kontrol Kontrol Kontrol Dosis 150 Dosis 200 Dosis 250
Normal Negatif Positif mg/kgBB mg/kgBB mg/kgBB

Perlakuan

Keterangan :. huruf yang sama menyatakan berbeda tidak signifikan dan huruf yang
berbeda menyatakan berbeda signifikan
Gambar 2 Gambaran Histopatologi Dengan Sistem Skoring Pada Kerusakan Sel
tubulus ginjal Tikus Putih Jantan Perbesaran 400x dengan Pewarnaan
H&E

A.Skor 0 : tidak ada perubahan baik pada glomerulus(G) maupun pada


tubulus (T)

B.Skor 1 : Kerusakan ringan.Glomerulus(G) dan Tubulus (T) sel degeneratif


25%.

C.Skor 2 : Kerusakan sedang.Glomerulus (G) dilatasi capsula


bowman(panah),nekrotik sel 25-50%(lingkaran),Tubulus (T)
penebalan membrane basal.
Pembahasan perbedaan signifikan dari semua
Uji penapisan fitokimia untuk kelompok perlakuan hal tersebut dapat
mengetahui kandungan senyawa yang dibuktikan dengan melihat nilai
terdapat pada ekstrak etanol daun signifikansinya p = 0,000 yaitu (p <
miana . Hasil uji penapisan fitokimia 0,05) yang artinya terdapat perbedaan
menunjukkan ekstrak etanol daun dari tiap kelompok, dan dilakukan uji
miana mengandung senyawa seperti: lanjut Mann-Whitney untuk mengetahui
alkaloid, flavonoid, dan tannin adanya perbedaan tiap kelompok
Pengukuran kadar glukosa darah perlakuan . Hasil uji lanjut Mann-
dilakukan pada hari ke-0 sebelum Whitney skoring pengamatan cedera
diinduksi streptozotocin dengan dosis tubulus ginjal tikus putih jantan pada
40 mg/kg BB . Hal ini bertujuan untuk tabel 4.4 menunjukkan bahwa ada
mengetahui kadar glukosa darah awal perbedaan yang signifikan pada
pada hewan uji. Kadar glukosa darah gambaran histopatologi ginjal tikus dari
tertinggi pada hari ke-0 yaitu 61 mg/dl - kelompok normal berbeda signifikan
79 mg/dl dan kadar glukosa darah dengan kelompok kontrol negatif, dosis
terendah yaitu 80 mg/dl. Menurut Tandi 150mg/kg BB, dan dosis 200mg/kg BB
dkk., 2021 kadar glukosa darah (p < 0,05), tetapi berbeda tidak
dinyatakan normal jika berada di signifikan dengan kelompok kontrol
rentang 50-135 mg/dl, sehingga dapat positif dan dosis 250mg/kg BB (p >
dinyatakan bahwa semua hewan uji 0,05). Kelompok kontrol negatif
yang digunakan sebelum perlakuan berbeda signifikan dengan kelompok
mamiliki kadar glukosa darah yang kontrol normal, kelompok kontrol positif,
normal. Hasil pengukuran berat badan dosis 150mg/kg BB, dosis 200mg/kg
(BB) dilakukan pada hari ke-0 sebelum BB, dan dosis 250mg/kg BB (p < 0,05).
diinduksi streptozotocin, ini bertujian Kelompok kontrol positif berbeda
untuk mengetahui BB pada hewan uji. signifikan dengan kelompok kontrol
Berat badan pada hari ke-0 yaitu negatif, dosis 150mg/kg BB dan dosis
berkisar antara 200-250 gram yang 200mg/kg BB (p < 0,05), tetapi berbeda
berada pada kisaran sesui kriteria tikus tidak signifikan dengan kelompok
sehat. kontrol normal dan dosis 250mg/kg BB
Berdasarkan hasil uji non (p > 0,05). Kelompok dosis 150mg/kg
parametrik analisis Kruskal-Wallis Test, BB berbeda signifikan dengan
uji ini dilakukan untuk melihat adanya kelompok kontrol normal,kelompok
kontrol negatif , kelompok kontrol positif terjadi nekrosis dan piknosis pada sel
dan dosis 250mg/kg BB (p < 0,05), tubulus dan gloumerulus yang
tetapi berbeda tidak signifikan dengan diakibatkan oleh sorbitol dalam darah.
kelompok dosis 200mg/kg BB (p > Hal ini juga disebabkan oleh pemberian
0,05). Kelompok dosis 200mg/kg BB streptozotocin dan hanya diberikan
berbeda signifikan dengan kelompok suspensi Na CMC yang berfungsi
kontrol normal, kelompok kontrol menstabilkan larutan tetapi tidak
negatif, kelompok kontrol positif dan memberikan dampak terhadap
dosis 250mg/kg BB (p < 0,05), tetapi regenerasi sel tubulus dan gloumerulus
berbeda tidak signifikan dengan ginjal. Pada kelompok kontrol positif
kelompok dosis 150mg/kg BB (p > memiliki skor kerusakan 0 sama
0,05). Kelompok dosis 250mg/kg BB dengan kontrol normal, dapat dilihat
berbeda signifikan dengan kelompok pada gambar dimana tidak ada sel
kontrol negatif, dosis 200mg/kg BB dan tubulus dan gloumerulus yang
dosis 200mg/kg BB (p<0,05), tetapi mengalami nekrosis maupun apoptosis.
berbeda tidak signifikan dengan Hal ini dikarenakan walaupun pada
kelompok kontrol normal dan kelompok kontrol positif diinduksi streptozotocin
kontrol positif (p > 0,05). yang dapat menyebabkan kerusakan
Berdasarkan data nilai skor pada sel tubulus dan gloumerulus tetapi
kerusakan sel tubulus dan gloumerulus pada kontrol positif diberikan suspensi
pada 6 kelompok didapatkan bahwa glibenklamind untuk membantu
kelompok normal memiliki skor mengobati dalam mengendalikan kadar
kerusakan 0 dan dapat dilihat pada gula darah yang tinggi pada diabetes
gambar dimana tidak ada sel tubulus yang akan menyebabkan kerusakan
dan gloumerulus yang mengalami pada ginjal. Dan glibenklamind juga
nekrosis maupun apoptosis. Hal ini dapat memberikan dampak terhadap
dikarenakan pada kelompok normal regenerasi sel tubulus dan gloumerulus
tidak diberikan streptozotocin dan ginjal.
hanya diberikan suspensi Na CMC Berdasarkan data nilai skor pada
yang berfungsi sebagai penstabil kelompok eksperimen ekstrak etanol
larutan dan tidak memiliki dampak pada daun miana 150 mg/kg BB terjadi
sel ginjal. Pada kelompok kontrol keruskan ringan pada tikus no 1,2,3
negatif memiliki skor kerusakan paling sedangakn pada tikus no 4 dan 5
tinggi dengan rata-rata nilai skoring 2, terjadi kerusakan sedang, pada dosis
terjadi kerusakan sedang, dimana 150 mg/kg mempunyai rata-rata nilai
skoring tikus1,2 tingkat kerusakan ini BB dan 200 mg/kg BB. Karena pada
lebih tinggi dari kontrol normal dosis 150 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB
sedangkan dibandingkan dengan memiliki kandungan flavonoid yang
kelompok kontrol negatif tingkat lebih sedikit sehingga dosis 250 mg/kg
kerusakannya lebih rendah. Pada BB lebih efektif dalam
kelompok pemberian ekstrak etanol mempertahankan fungsi ginjal yang
daun miana dosis 200 mg/kg BB dapat membuat zat aktif di dalamnya
mengalami kerusakan ringan pada tikus terpenetrasi dengan baik dan dapat
no 1,2,3 dan 4 sedangkan pada tikus memberikan efek terapi yang sesui
no 5 mengalami kerusakan sedang dan untuk memperbaiki ginjal. Hal inilah
pada dosis 200 mg/kg BB mempunyai yang menyebabkan dosis 250 mg/kg
rata-rata nilai skoring tikus 1 dimana BB memiliki efek yang lebih baik dalam
tingkat kerusakannya lebih tinggi dari mencegah kerusakan cedera tubulus
kontrol normal sedangkan jika ginjal tikus putih jantan yang diinduksi
dibandingkan dengan kontrol negatif streptozotocin.
tingkat kerusakannya lebih rendah.
KESIMPULAN
Pada kelompok pemberian ekstrak
Berdasarkan hasil penelitian dapat
etanol daun miana dosis 250 mg/kg BB
disimpulkan bahwa:
terjadi kerusakan ringan pada tikus no
1. Ekstrak etanol Daun miana (Coleus
2 sedangkan pada tikus no 1,3,4 dan 5
atropurpureus Benth) mengandung
tidak terjadi kerusakan sama sekali,
senyawa metabolit sekunder yaitu
pada dosis 250 mg/kg BB mempunyai
alkaloid, flavonoid, dan tanin.
rata-rata nilai skoring tikus 0,4 dimana
2. Ekstrak etanol Daun miana (Coleus
tingkat kerusakannya berbeda tidak
atropurpureus Bent) dosis
signifikan dengan kontrol normal dan
150mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan
jika dibandingkan dengan kelompok
250 mg/kgBB memiliki efek
kontrol negatif juga mempunyai tingkat
memperbaiki sel ginjal tikus putih
kerusakan yang lebih rendah.
jantan (Rattus norvegicus).
Berdasarkan data skoring pada tabel
3. Ekstrak etanol Daun miana (Coleus
4.4 dapat dilihat bahwa dosis 150
atropurpureus Bent) dosis 250
mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 250
mg/kgBB dengan rata-rata
mg/kg BB memiliki efek terapi dalam
kerusakan 0,4 merupakan dosis
meregenerasi sel pada ginjal dan dosis
efektif dalam memperbaiki sel
250 mg/kg BB memiliki efek lebih baik
ginjal
dibandingkan dengan dosis 150 mg/kg
SARAN Joni, T. dkk. (2017) “Efek Ekstrak
Etanol Daun Gendola Merah
Berdasarkan hasil penelitian yang
( Basella alba L .) terhadap Kadar
telah dilakukan maka disarankan untuk Kreatinin , Ureum dan Deskripsi
Histologis Tubulus Ginjal Tikus
dilakukan penelitian lanjutan mengenai
Putih Jantan ( Rattus norvegicus )
ekstrak etanol daun miana (Coleus Diabetes yang Diinduksi
Streptozotocin,” 3(2), hal. 93–
atropurpureus Bent) dapat dijadikan
102. doi:
sebagai modalitas terapi pada 10.22487/j24428744.2017.v3.i2.8
813.
penderita gangguan ginjal, masih
memerlukan penelitian dengan Palette, T. (2017) “Efek Ekstrak Daun
Miana Ungu (Coleus
rancangan penelitian yang lebih baik scutellarioides (L) Benth)
dan waktu penelitian yang lebih lama. Terhadap Mycobacterium
Tuberculosis Pada Mencit Yang
DAFTAR PUSTAKA Telah Di Induksi Dengan
Anita, A. dkk. (2019) “Uji Daya Hambat Mycobacterium Secara
Ekstrak Daun Miana (Coleus Intraperitonium,” Manajemen
Atropurpureus) Terhadap Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Escherichia coli,” Jurnal Media Dengan Caput Succedaneum Di
Analis Kesehatan, 10(1), hal. 72. Rsud Syekh Yusuf Gowa Tahun,
doi: 10.32382/mak.v10i1.1040. 4, hal. 9–15.

Defriana, D., Fridayanti, A. and Rijai, L. Paramita, N. P. A. I. (2019) “Gambaran


(2015) ‘Efek Ekstrak Tanduk Kadar Kreatinin Serum Pada
Rusa Sambar (Cervus unicolor) Anggota Fitnes Center Di Rai
Terhadap Kadar Ureum Dan Fitnes Bandung,” Journal of
Kreatinin Tikus Putih (Rattus Chemical Information and
novergicus)’, Jurnal Sains dan Modeling, 53(9), hal. 1689–1699.
Kesehatan, 1(2), pp. 51–55. doi:
Podungge, M. R. dkk. (2017) “Isolasi
10.25026/jsk.v1i2.16.
dan Uji Aktivitas Antioksidan
Senyawa Flavonoid dari Daun
Fatma, R. Z. dkk. (2019) “Perbedaan
Miana ( Coleus
Kadar Ureum Pada Plasma
ScutelleroidePodungge, M.R.,
Lithium Heparin Dengan
Salimi, Y.K. & Duengo, S. 2017.
Penggunaan Separator Tube Dan
Isolasi dan Uji Aktivitas
Vacutainer Pada Pasien Post
Antioksidan Senyawa Flavonoid
Hemodialisa,” Journal of
dari Daun Miana ( Coleus
Chemical Information and
Scutelleroides Benth .),” Jurnal
Modeling, 53(9), hal. 1689–1699.
Entropi, 1(1), hal. 67–74.
Illyyani, S. dkk. (2015) “Pengaruh
Tandi, J. 2016. Efektivitas Ekstrak
Pemberian Ekstrak Etanol
Daun Gedi Merah Terhadap
Tanaman Iler ( Coleus
Glukosa Darah, Malondialdehid,
atropurpureus Benth ) Terhadap
8-Hdroksi-Deoksiguanosin,
Penurunan Kadar Glukosa Darah
Insulin Tikus Diabetes.J. Trop.
Pada Tikus Putih Jantan yang
Phar. Chem. 2016. Vol 3. No. 4
Diinduksi Aloksan,” 2(1), hal. 19–
25. Tandi, J., Tuldjannah, M., Yusak, K. T.
(2018) “Efek Nefroprotektif
Ekstrak Daun Gedi Merah
Terhadap Kadar Kreatinin /
Ureum Tikus Putih Jantan
Diinduksi Etilenglikol,” Jurnal
Farmasi, 15(2), hal. 160–167.

Tandi, J. dkk. (2017) “Efek


Nefroprotektif Kombinasi Ekstrak
Daun Gedi Merah dan Daun
Kumis Kucing pada Tikus Induksi
Etilen Glikol,” Journal Of Tropical
Pharmacy And Chemistry, 4(1),
hal. 27–34. doi:
10.25026/jtpc.v4i1.129.

Tandi, J. (2018) “Analisis Daun Gedi


Merah (Abelmoschus manihot (L)
medik) sebagai Obat Diabetes
Mellitus,” in. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, hal. 8–16.

Wakhidah, A. Z. dkk. (2018)


“Etnofarmakologi Tumbuhan
Miana (Coleus Scutellariodes (L.)
Benth) Pada Masyarakat
Halmahera Barat, Maluku Utara,”
Pro-Life, 5(2), hal. 567–578.
Tersedia pada:
http://explorer.natureserve.org.

Anda mungkin juga menyukai