Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018

Hal. 8-17

HEPATOSOMATIC INDEX (HSI) DAN DIAMETER HEPATOSIT MENCIT


(Mus musculus L.) SETELAH PAPARAN EKSTRAK AIR BIJI PEPAYA
(Carica papaya L.)

Perwitasari Wahyuningtyas, Agung Janika Sitasiwi,


Siti Muflichatun Mardiati
Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH, tembalang, Semarang, 50275, Telp: (024)7474754; Fax
(024)76480923
Email: perwitas33 @ gmail.com

ABSTRAK
Biji pepaya merupakan salah satu bagian dari tanaman pepaya yang dapat dipergunakan sebagai
obat tradisional. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh paparan ekstrak air biji pepaya (Carica
papaya L.) terhadap Hepatosomatic Index (HSI) dan diameter hepatosit mencit (Mus musculus L.).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan dengan 3 ulangan. P0 bahan uji berupa akuades, P1,
P2, P3 berupa bahan uji ekstrak air biji pepaya dengan dosis masing-masing 1,4; 3,5; dan 7 mg/mL.
Perlakuan diberikan secara oral selama 21 hari berturut-turut. Bobot badan mencit diukur setiap 7 hari
sekali. Setelah perlakuan berakhir, mencit ditimbang kemudian dikorbankan dengan cara dislokasi leher
dan hepar diambil melalui pembedahan. Selanjutnya, hepar ditimbang dan dibuat preparat dengan
pewarnaan HE. Penentuan HSI diperoleh dari bobot hepar dan bobot badan. Pengukuran diameter
hepatosit dilakukan dengan menggunakan fotomikrograf pada setiap sayatan 3 bidang pandang. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil analisis HSI pada kelompok perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05). Analisis
diameter hepatosit menunjukkan berbeda nyata (p<0,05). Kesimpulan penelitian setelah paparan
ekstrak air biji pepaya selama 21 hari adalah berpengaruh reversibel sehingga ukuran diameter hepatosit
mencit mengalami peningkatan tetapi tidak mengubah nilai HSI.
Kata kunci: Carica papaya, HSI, diameter hepatosit

ABSTRACT
Papaya seeds were one part of the papaya plants that can be used as a traditional medicine. The
purpose of this study was to test the effect of papaya seed extract (Carica papaya L.) to Hepatosomatic
Index (HSI) and hepatocytes diameter of mice (Mus musculus L.). This study was an experimental study
use Completely Randomized Design (CRD) that divided into 5 treatment groups with 3 replications. P0
test material in the form of aquadest, P1, P2, P3 in the form of papaya seeds extract test with dose
respectively 1.4; 3.5; And 7 mg / mL. Treatment were administered orally for 21 consecutive days. The
Body weights of mice were measured every 7 days. After treatment were terminated, the body weights
of mice were measured and then sacrificed by dislocation of the neck and the liver were taken by
surgery. Furthermore, the liver weights were measured and made histological preparations with HE
staining. The determination of HSI were obtained from liver weights and body weights. The
measurement of hepatocytes diameter were done by using photomicrograph at each incision 3 field of
view. Data were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA) at 95% confidence level. The analysis
result of HSI in the treatment group showed that there were no significant difference (p>0,05). The
analisys of hepatocytes diameter of the treatment group showed significant difference (p<0.05). It could
be concluded that exposure of papaya seeds extract for 21 days was a reversible effects so that the
hepatocytes diameter size of mice increases but didn’t changed the HSI.

1
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

Keywords: Carica papaya, HSI, hepatocytes diameter

PENDAHULUAN pankreas atau meningkatkan uptake glukosa ke


jaringan.
Penggunaan obat herbal menjadi salah
satu pilihan untuk pencegahan, pengobatan,
serta penambah daya tahan tubuh. Tanaman
masih merupakan sumber utama dalam Lohiya et al. (2002) menyatakan bahwa
pencarian obat baru. Hal tersebut menjadi zat-zat aktif yang terkandung dalam biji pepaya
alasan bahwa pemanfaatan tanaman memiliki dapat berefek sitotoksik, sitostatis, anti
prioritas untuk diteliti mengingat bahan obat- androgen, atau berefek estrogenik. Efek
obatan dari tanaman mempunyai keuntungan sitotoksik dalam tubuh dapat diamati melalui
tersendiri. Beberapa keuntungannya yaitu struktur dan fungsi organ. Organ yang dapat
toksisitasnya yang rendah, mudah diperoleh, dijadikan indikator terhadap senyawa-senyawa
harganya murah, serta efek samping yang toksik salah satunya adalah hepar. Hepar atau
ditimbulkan relatif rendah (Rusmiati, 2004). hati merupakan organ yang sangat rentan
Tumbuhan yang dapat digunakan terhadap pengaruh senyawa-senyawa kimia.
sebagai obat tradisional dan penting untuk Patologi hepar erat kaitannya dengan makanan
dijadikan bahan penelitian salah satunya adalah dan minuman yang dikonsumsi oleh suatu
tanaman pepaya (Carica papaya L). individu. Perubahan struktur histologi pada hati
Kandungan kimia yang terdapat pada pepaya dapat dipengaruhi oleh masuknya jumlah dan
diantaranya adalah polisakarida, vitamin, jenis senyawa tertentu ke dalam organ tersebut,
mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, karena senyawa-senyawa yang masuk ke dalam
lemak dan minyak, lektin, saponin, flavonoid, tubuh akan mengalami absorbsi, distribusi,
sterol (Krishna et al., 2008). metabolisme, dan ekskresi di dalam tubuh
Hasil Penelitian Siburian dkk. (2008) (Guyton and Hall, 2008). Wulandari (2008)
mengenai biji pepaya menunjukkan bahwa biji menyatakan bahwa hepar sering mengalami
pepaya diduga mengandung senyawa bersifat kerusakan akibat masuknya bahan toksik.
antifertilitas. Penelitian yang dilakukan Uche- Suplai darah ke hati sekitar 80% berasal dari
Nwachi et al. (2011) membuktikan bahwa saluran pencernaan, maka bahan-bahan toksik
ekstrak biji pepaya berpotensi untuk dijadikan yang diabsorbsi usus akan dibawa ke hati
bahan kontrasepsi bagi pria. Hal tersebut dapat melalui vena porta. Bahan toksik dapat
terjadi karena ekstrak biji pepaya memiliki menyebabkan bermacam-macam jenis efek
kemampuan untuk menekan proses toksik seperti steatosis, nekrosis, kolestasis, dan
spermatogenesis. Proses spermatogenesis sirosis.
tersebut dihambat oleh penekanan enzim Sel-sel hepatosit pada hepar merupakan
esensial untuk sintesis testosteron dan estradiol sel yang mempunyai aktivitas tinggi, sehingga
yang diperlukan dalam produksi jumlah yang mudah rusak, namun juga mempunyai sifat
cukup dari spermatozoa untuk kebutuhan mudah beregenerasi dengan cara mitosis untuk
fertilitas pria. Venkateshwarlu et al. (2013) menggantikan sel yang rusak. Kerusakan sel
membuktikan bahwa ekstrak biji pepaya hepatosit ditandai dengan pembengkakan sel
terbukti meningkatkan berat badan dan dan atrofi pada sel hepatosit akibat mitosis sel
menormalkan kembali kadar glukosa darah. terhambat. Perubahan struktur sel yang berupa
Ekstrak tersebut juga terbukti dapat pembengkakan sel disebut sebagai perubahan
menormalkan kadar SGOT/SGPT pada tikus degeneratif. Kerusakan degeneratif sifatnya
diabetes secara signifikan dengan mekanisme reversibel yang artinya bisa diperbaiki apabila
meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta penyebabnya segera dihilangkan (Utari dan

2
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

Saraswati, 2009). Penelitian ini dilakukan Laurence and Bacharach (1964) menyatakan
untuk menguji efek paparan ekstrak air biji konversi dosis dari tikus ke mencit sebesar
pepaya (Carica papaya L.) terhadap 0,14, sehingga dosis untuk mencit yang didapat
Hepatosomatic Index (HSI) dan diameter adalah 1,4 mg, 3,5 mg dan 7 mg.
hepatosit mencit (Mus musculus L.).
Cara Perlakuan Hewan Uji
METODE PENELITIAN

Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan dalam penelitian ini Mencit betina dipelihara pada kandang
adalah seperangkat kandang pemeliharaan dan terpisah dengan kepadatan 3 ekor per kandang,
perlengkapannya, neraca Ohaus, neraca setelah diaklimasi dalam kondisi laboratorium
analitik, pinset, jarum gavage, spuit volume 1 selama 2 minggu. Pemberian pakan dan minum
ml, cawan petri, tabung erlenmeyer, gelas ukur, dilakukan ad libitum. Pemberian perlakuan oral
kompor listrik (hot plate), gelas benda, blender, dengan volume 0,5 ml per hewan uji pada sore
oven, tempat pakan dan tempat minum hewan hari (jam 15.00-selesai), selama 21 hari
uji, seperangkat alat bedah, botol flakon, berturut-turut. Bobot badan mencit diukur
seperangkat alat pembuatan preparat, dan setiap 7 hari sekali. Konsumsi pakan di ukur
mikroskop. setiap 3 hari sekali. Konsumsi minum diukur
Bahan yang diperlukan dalam penelitian setiap 1 hari sekali. Penimbangan bobot mencit
ini adalah hewan uji berupa mencit (Mus dilakukan dengan menggunakan neraca Ohaus
musculus L.) betina galur Swiss Webster dengan ketelitian 0,1 gram. Penimbangan
berumur 2,5 bulan. Bahan uji berupa biji dilakukan di awal perlakuan, setiap minggu,
papaya lokal (Carica papaya L.) yang didapat dan pada akhir perlakuan.
dari daerah Gedawang, Banyumanik,
Semarang, akuades, pellet, sekam, Buffer Pengukuran Hepatosomatic Index (HSI)
Neutral Formalin 10 %, alkohol (dengan Mencit di dislokasi leher, kemudian
konsentrasi 70-90%), parafin, xylol, toluol, dibedah dari bagian abdomen bawah untuk
canada balsam, albumin mayers, pewarna diambil organ hepar-nya pada akhir penelitian.
hematoxylin, pewarna eosin. Organ yang telah diambil kemudian dicuci
dengan garam fisiologis setelah itu diukur
Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya bobotnya untuk mengetahui Hepatosomatik
Biji pepaya yang diperoleh dengan cara Index (HSI). Hepatosomatic Index sesuai
memisahkan biji dari buah pepaya berasal dari dengan Dewi dkk. (2014) dihitung berdasarkan
satu pohon. Biji yang diperoleh, dicuci bersih bobot hepar (g)/bobot badan (g)x100.
dengan air mengalir. Setelah dicuci, kemudian
dikeringkan dengan oven pada suhu 45-500C Pembuatan Preparat
sampai kering. Biji yang telah kering, dibuat Pembuatan preparat menggunakan
tepung dengan cara dihaluskan dengan blender, metode parafin. Sampel organ setelah difiksasi
kemudian diayak. Tepung ditimbang sesuai kedalam botol flakon yang berisi larutan
dosis yang ditentukan untuk penyediaan Buffered Neutral Formalin (BNF) 10%,
sebagai larutan stok. selanjutnya dilakukan proses pencucian dengan
alkohol 70%, dan dehidrasi alkohol bertingkat
Menentukan Konsentrasi Bahan Uji dan penjernihan. Proses dehidrasi dan
Dosis yang pernah diuji menggunakan penjernihan dengan cara memasukkan
hewan uji tikus adalah sebesar 10 mg/ekor dan potongan jaringan kedalam alkohol bertingkat
50 mg/ekor (Lohiya et al.,1994). Berdasarkan dan toluol. Proses infiltrasi parafin dilakukan

3
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

dengan cara memasukkan potongan jaringan ke garis horizontal (x) dan garis vertikal (y)
dalam campuran toluol-parafin dengan apabila penampang hepatosit berbentuk bulat.
perbandingan 2:1, 1:1, selama 30 menit, Apabila penampang hepatosit berbentuk oval
kemudian parafin murni I selama 30 menit, maka pengukuran diameter hepatosit dengan
parafin murni II, dan parafin murni III selama cara membagi penampang hepatosit secara
60 menit, setelah itu dilakukan penanaman tegak lurus berdasarkan jarak terdekat (y) dan
jaringan (embedding). Proses selanjutnya jarak terjauh (x). Pengukuran menggunakan
adalah pemotongan organ dengan mikrotom rumus x+y/2.
dengan ketebalan 8 mikron, kemudian
penempelan irisan pada gelas benda yang Analisis Data
sebelumnya telah diolesi dengan albumin Data Hepatosomatic Index (HSI) dan
mayers, setelah itu pada bagian permukaan diameter hepatosit hepar yang didapat
ditetesi sedikit aquades lalu dipanaskan di atas dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA
hot plate sehingga dapat menempel dengan dengan taraf signifikansi 5% dengan taraf
sempurna, selanjutnya masuk pada proses kepercayaan 95%. Data diameter hepatosit dan
pewarnaan hematoxylin dan eosin (Mardiati HSI dianalisis menggunakan uji lanjut dengan
dan Saraswati, 2014). uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Pengukuran Diameter Hepatosit HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analysis Of Varians (ANOVA)
Pengukuran diameter hepatosit
pengaruh paparan ekstrak air biji pepaya
dilakukan dibawah fotomikrograf dengan
terhadap HSI dan diameter hepatosit mencit
perbesaran 400x dengan cara membagi
tersaji pada Tabel 1.
penampang menjadi tegak lurus berdasarkan

Tabel 1. Hasil Analisis rerata bobot badan, bobot hepar, HSI, dan diameter hepatosit
Perlakuan
Variabel Ukur P0 P1 P2 P3
X ± SD X ± SD X ± SD X ± SD
Bobot Badan (gr) 25,17a±0,45 27,77a±3,07 26,67a± 0,85 26,43a±1,50

Bobot Hepar (gr) 1,7a±0,11 1,54a±0,12 1,62a± 0,19 1,69a± 0,25

Hepatosomatic 6,75a±0,58 5,56a±0,33 6,07a±0,81 6,37a±0,59


Index (%)
Diameter 25,99a ±0,58 26,27a± 0,90 29b± 0,70 32,40c±1,43
Hepatosit (µm)
Keterangan: Angka yang diikuti superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata
(p>0,05).
P0 : kelompok kontrol dengan akuades 0,5 ml
P1 : kelompok perlakuan bahan uji konsentrasi 1,4 mg/0,5 ml
P2 : kelompok perlakuan bahan uji konsentrasi 3,5 mg/0,5 ml
P3 : kelompok perlakuan bahan uji konsentrasi 7 mg/0,5 ml

Berdasarkan hasil ANOVA bobot paling tinggi ditunjukkan pada perlakuan P1


badan (Tabel 1.) menunjukkan bahwa bahan uji (27,77±3,07), P2 (26,67±0,85) selanjutnya P3
yang diberikan memberikan pengaruh yang (26,43±1,50), dan P0 berkisar antara
tidak signifikan (p>0,05) terhadap bobot badan 25,17±0,45. Hasil analisis rerata bobot badan
mencit. Rerata bobot badan mencit dari yang pada semua perlakuan menunjukkan bahwa

4
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

pemberian bahan uji tidak mempengaruhi hasil penelitian menunjukkan tidak berbeda
pertambahan bobot badan. Kisaran bobot badan nyata antar perlakuan (p>0,05). Rust (2002)
dalam penelitian ini masih memenuhi kriteria menyatakan bahwa perubahan bobot, fisiologis,
normal. Smith dan Mangkoewidjojo (1988) dan morfologis hepar berkaitan dengan pakan
menyatakan bobot badan mencit betina dewasa yang dikonsumsi, kesehatan, dan asupan zat
pada umumnya berkisar 18-35 g. Hasil toksik dalam tubuh hewan. Hasil menunjukkan
penelitian dapat diartikan bahwa paparan bahwa pemberian pakan dan bahan uji dengan
ekstrak air biji pepaya tidak menyebabkan konsentrasi yang diberikan tersebut diduga
pertambahan bobot badan yang signifikan. tidak berpengaruh nyata terhadap bobot badan
Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian dan bobot hepar, dan juga menggambarkan
Siburian dkk. (2008) yang menjelaskan bahwa bahwa bahan uji diduga tidak bersifat toksik
pemberian ekstrak biji pepaya pada mencit karena salah satu fungsi hepar adalah untuk
betina selama 10 hari dalam tahap prakopulasi menetralkan zat racun yang masuk ke dalam
dengan dosis 10 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan tubuh.
75 mg/kg BB menunjukkan paparan tersebut Berdasarkan hasil ANOVA (Tabel 1.)
tidak berpengaruh nyata terhadap berat badan. menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji
Berdasarkan hasil ANOVA (Tabel 1.) pepaya berpengaruh terhadap peningkatan
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji ukuran diameter hepatosit mencit. Hasil analisis
pepaya tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap diameter hepatosit mencit menunjukkan
bobot hepar hewan uji. Hasil analisis rerata terdapat perbedaan nyata (p<0,05) terhadap
bobot hepar pada semua perlakuan rerata diameter hepatosit mencit pada
menunjukkan bahwa pemberian bahan uji tidak kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap ataupun antar kelompok perlakuan setelah
bobot hepar hewan uji. Rerata bobot hepar dari pemberian ekstrak air biji pepaya. Hasil uji
masing-masing kelompok yaitu sebagai berikut lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan
P0 (1,7±0,11), P1 (1,54±0,12), P2 (1,62±0,19), kelompok P0 tidak berbeda nyata dengan
dan P3 (1,69±0,25). Hasil analisis data kelompok P1 tetapi berbeda nyata dengan
menunjukkan bahwa rerata bobot hepar hewan kelompok P2 dan P3, sedangkan kelompok P2
uji pada seluruh kelompok perlakuan tersebut berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P0,
masih dalam kisaran yang normal. Rogers and P1, dan P3. Perlakuan pada kelompok P3
Renee (2012) menyatakan bahwa berat hepar berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P0,
mencit berkisar antara 1,5-2 gr. P1, dan P2. Diameter dari yang paling lebar
Berdasarkan hasil ANOVA (Tabel 1.) terdapat pada kelompok perlakuan P3
menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air biji (32,40±1,43), kemudian P2 (29±0,70),
papaya tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap selanjutnya P1 (26,27±0,89), dan yang paling
HSI. Hasil analisis HSI pada semua perlakuan rendah adalah P0 dengan rata-rata 25,99±0,58.
dari yang tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan Hasil perbandingan diameter hepatosit mencit
kelompok P0 dengan rata-rata (6,75±0,58), pada setiap perlakuan disajikan pada Gambar 1.
kemudian perlakuan kelompok P3 (6,37±0,60),
selanjutnya P2 (6,07±0,81), dan P1
(5,56±0,33). Nilai HSI dipengaruhi oleh bobot
badan dan bobot hepar hewan uji. Affandi dkk.
(2005) menyatakan bahwa nilai HSI perlu
diketahui karena hepar secara umum berfungsi
sebagai metabolisme nutrisi dan zat lain yang
masuk ke dalam tubuh, serta tempat
memproduksi cairan empedu. Nilai HSI dari

5
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

terlihat sel membesar dengan gambaran


Diagram Rerata Diameter Hepatosit
(µm) vakuola pada sitoplasma sel (Dewi dan
Saraswati, 2009).
35 32.4
29 Mekanisme terjadinya pembengkakan
30 26.27 sel yaitu dalam cairan tubuh terdapat berbagai
25.99
25 macam elektrolit, baik yang berada di luar sel
P0 maupun berada di dalam sel. Untuk menjaga
20
P1 kestabilan lingkungan internal sel, maka
15
P2 keseimbangan ion Na+ dan K+ di dalam dan di
10 luar sel harus terjaga. Sel harus mengeluarkan
P3
5 energi metabolik untuk memompa ion Na+
P0 P1 P2 P3 keluar dari sel. Jika terjadi kerusakan sel, maka
Perlakuan sel tidak mampu memompa ion Na+ keluar dari
sel, akibatnya yaitu terjadinya influks air ke
Gambar 1. Diagram rerata peningkatan diameter dalam sel karena terjadi osmosis yang berakibat
hepatosit mencit pada seluruh pada perubahan struktur sel yang berupa
kelompok perlakuan setelah paparan
pembengkakan sel (Dewi dan Saraswati, 2009).
ekstrak air biji pepaya selama 21 hari.
Maulida dkk. (2013) menyatakan bahwa
perubahan struktur sel hepar dapat bersifat
Jumlah hepatosit tidak dihitung dalam
reversible dan irreversible. Dewi dan Saraswati
penelitian ini, sehingga diduga tidak semua
(2009) menyatakan bahwa perubahan struktur
hepatosit mengalami peningkatan ukuran.
sel yang berupa pembengkakan sel disebut
Peningkatan rerata ukuran diameter hepatosit
sebagai perubahan degeneratif. Kerusakan
dalam setiap kelompok perlakuan (Gambar 1.)
degeneratif sifatnya reversible. Perubahan
diduga dapat diartikan sebagai salah satu gejala
struktur sel degenereratif merupakan perubahan
awal terjadinya kerusakan sel yang diawali oleh
yang bersifat reversible dimana sel kembali ke
pembengkakan sel. Price and Wilson (2005)
struktur normal sehingga menyebabkan bobot
menyatakan bahwa hepatosit akan mengalami
hepar dan HSI tidak berbeda nyata sehingga
pembengkakan jika terjadi osmosis, sehingga
dapat diartikan bahwa mekanisme tersebut
air dari luar sel dapat masuk ke dalam sel hepar.
diduga terjadi dalam penelitian ini.
Osmosis dapat terjadi bila ada senyawa khusus
Kerusakan hepatosit ditandai dengan
yang berada dalam tubuh yang memiliki
adanya degenerasi sel. Tamad dkk. (2011)
tekanan yang lebih rendah daripada suasana
menyatakan bahwa degenerasi merupakan
dalam sel, sehingga air akan masuk dari luar sel
cedera karena toksik dan dapat menyebabkan
ke dalam sel, menyebabkan sel akan mengalami
pembengkakan atau edema hepatosit.
pembengkakan.
Degenerasi sel dapat berupa degenerasi
Pembengkakan sel yang sering dijumpai
parenkimatosa, hidropik dan melemak. Utomo
terjadi karena adanya penimbunan cairan yang
dkk. (2012) menyatakan bahwa degenerasi
ada di dalam sitoplasma sel, hal tersebut dapat
parenkimatosa merupakan degenerasi paling
disebabkan karena gangguan pada pengaturan
ringan yang ditandai dengan adanya terjadi
cairan sel, yang antara lain disebabkan karena
pembengkakan dan kekeruhan sitoplasma.
adanya kerusakan pada membran sel akibat zat
Degenerasi ini bersifat reversible karena hanya
toksik. Akibat gangguan pengaturan cairan
terjadi pada mitokondria dab retikulum
dalam sel mengakibatkan adanya influks air ke
endoplasma akibat gangguan oksidasi. Sel yang
dalam sel, akibatnya sebagian organela seperti
terkena jejas tidak dapat mengeliminasi air
retikulum endoplasma, mitokondria berubah
sehingga tertimbun di dalam sel dan sel
menjadi kantong-kantong yang berisi air,
mengalami pembengkakan. Degenerasi
sehingga pada pengamatan dibawah mikroskop

6
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

hidropik merupakan derajat kerusakan yang memerlukan waktu yang lama untuk dapat
lebih berat, tampak vakuola yang terisi air diekskresikan dan dimetabolisme, sehingga
dalam sitoplasma yang tidak mengandung kontak alkaloid dan sel-sel hepar menjadi lebih
lemak atau glikogen. Degenerasi tersebut lama dan merusak sel-sel hepar. Lengkong dkk.
bersifat reversibel meskipun tidak menutup (2013) menyatakan bahwa paparan alkaloid
kemungkinan bisa menjadi irreversibel apabila dengan konsentrasi tinggi dan periode
penyebab cederanya menetap. pemberian lama maka akan menyebabkan
Maulida dkk. (2013) menyatakan bahwa pembesaran sel akibat akumulasi lipid. Bouzidi
degenerasi yang berlangsung secara terus- et al. (2011) menyatakan bahwa alkaloid dapat
menerus akan menyebabkan kerusakan sel yang menimbulkan gambaran histopatologi berupa
ditandai dengan kematian sel secara permanen hepatosit yang mengalami nekrosis pada area
yang disebut nekrosis. Andreas dkk. (2015) sentrilobular, dan dilatasi pada vena sentralis,
menyatakan bahwa hepatosit yang mengalami tetapi pada penelitian ini dosis yang diberikan
degenerasi lemak tampak sebagai sel yang diduga belum mampu menyebabkan kerusakan
memiliki vakuola kecil (mikrovesikular) di permanen hepatosit.
sitoplasma pada tahap awal dan akan Tannin juga merupakan salah satu
berkembang menjadi vakuola yang berukuran senyawa yang terkandung dalam ekstrak air biji
lebih besar (makrovesikular) sehingga pepaya yang diduga mempengaruhi
menekan nukleus ke tepi. Amalia (2009) peningkatan ukuran rerata diameter hepatosit
menyatakan bahwa nekrosis adalah kematian mencit setelah paparan ekstrak air biji pepaya
sel atau jaringan pada makluk hidup terlihat pada kelompok perlakuan tertinggi. Ismarani
pada perubahan mikroanatominya. Inti sel (2012) menyatakan bahwa tannin digunakan
menjadi lebih padat (piknotik) dan dapat hancur untuk mengendapkan protein, yang
bersegmen segmen (karioreksis) kemudian sel menghambat dalam penyerapan gizi. Asupan
menjadi esinofilik. besar tannin dapat menyebabkan kerusakan
Naggayi et al. (2015) menyatakan hepar. Ajizah (2004) menyatakan bahwa tannin
terdapat beberapa senyawa pada biji pepaya diduga dapat mengkerutkan membran sel
yang dapat larut dalam air adalah saponin, sehingga mengganggu permeabilitas membran
tanin, flavonol, glikosida, terpenoid, alkaloid, sel untuk menjaga keseimbangan ion Na+ dan
pereduksi gula, asam amino, lemak, protein, K+ di dalam sel, akibatnya terjadi
fenol, vitamin, sterol, dan triterpenes tetapi pembengkakan sel.
kandungan senyawa yang paling dominan Peningkatan diameter hepatosit diduga
dalam biji pepaya adalah alkaloid, tannin, dan bukan merupakan suatu tanda kerusakan
saponin. Nurqolbiah dkk. (2014) menyatakan permanen hepatosit dikarenakan adanya
bahwa metabolit sekunder yang diduga juga kerusakan permanen hepatosit seharusnya
dapat menyebabkan kerusakan seluler hepatosit diikuti oleh penurunan atau kenaikan bobot
adalah saponin dan alkaloid. Bogoriani (2015) badan dan bobot organ yang signifikan terhadap
menyatakan bahwa saponin diduga toksik suatu individu. Eriadi dkk. (2016) menyatakan
terhadap mamalia tergantung pada konsentrasi bahwa berat relatif organ hepar merupakan
dan jalur perlakuannya. Saponin ini dapat petunjuk yang sangat peka terhadap efek toksik
menyebabkan hemolisis sel darah merah dan di dalam hepar. Lu (1995) menyatakan bahwa
iritasi gastroinstestinal sehingga dapat peningkatan bobot organ juga merupakan suatu
menganggu lingkungan ekstra sel dari sel kriteria paling peka untuk toksisitas. Data bobot
hepatosit. Khan (2007) menyatakan bahwa badan dan bobot hepar menunjukkan perbedaan
alkaloid merupakan metabolik yang bersifat yang tidak nyata pada seluruh kelompok
toksik, salah satu alasan yang menyebabkan perlakuan, hal ini dapat diartikan bahwa bahan
alkaloid ini bersifat toksik dikarenakan alkaloid

7
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

uji tidak menyebabkan adanya proses Fakultas Kedokteran, Universitas


degenerasi permanen. Diponegoro Semarang.
Pembengkakan diduga dapat terjadi
Andreas, H., H.F. Trianto, M.I. Ilmiawan. 2015.
karena adanya vakuola pada sel. Adanya
Gambaran Histologis Regenerasi Hati
vakuola dalam sel diduga dapat diartikan bahwa
Pasca Penghentian Pajanan
terdapat akumulasi hasil metabolisme hepatosit
Monosodium Glutamat pada Tikus
yang tersimpan di dalam sel. Saraswati et al.
Wistar. Jurnal Fakultas Kedokteran
(2013) menyatakan bahwa vakuola merupakan
Universitas Tanjungpura. 3(1):29-36.
tempat penyimpanan hasil metabolisme
hepatosit sebelum di distribusikan ke jaringan Bogoriani, N.W. 2015. Saponin Daun Andong
lain. Sulistianto (2004) menyatakan bahwa (Cordyline terminalis kunth)
hepar merupakan organ yang rentan mengalami Menurunkan Kolesterol Plasma
kerusakan oleh zat-zat toksik. Hepar juga Dengan Meningkatkan Ekskresi
dikenal sebagai organ yang memiliki daya Kolesterol dan Asam Empedu Feses
regenerasi yang cepat. Price and Wilson (2005) pada Tikus Wistar serta Membentuk
menyatakan bahwa gangguan suatu sel karena Kompleks dengan Kolesterol. Skripsi.
rangsang tertentu akan memunculkan Universitas Udayana Denpasar.
mekanisme adaptasi apabila rangsang Bouzidi, A., N. Mahdeb, N. Kara. 2011.
dihentikan ataupun terjadi reaksi pemulihan. Toxicity studies of alkaloids of seeds
Reaksi pemulihan atau regenerasi sel of datura stramonium and synthesis
memungkinkan sel dapat kembali seperti alkaloids in male rats. J. Med. Plant.
keadaan sebelumnya. Berdasarkan hasil yang Res. 5(15):3421-3431.
didapatkan, analisis rerata diameter hepatosit
setelah paparan ekstrak air biji pepaya pada Dewi, U.K., T.R. Saraswati. 2009. Efek rebusan
konsentrasi tertinggi dapat diartikan bahwa daun tapak dara pada dosis dan
terdapat pengaruh yang signifikan tetapi masih frekuensi yang berbeda terhadap
aman untuk digunakan dalam dosis 7 mg/ekor. kerusakan dan akumulasi glikogen
Hal tersebut dapat disebabkan karena daya pada hepar mencit (Mus musculus).
regenerasi hepar. Jurnal Bioma. 1(11):1-5.
Dewi, M.K., U.A. Lantika, S. Ahmad. 2014.
SIMPULAN Efek Ekstrak Air Daun Sirsak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Anonna muricata L.) terhadap
pemberian ekstrak air biji pepaya berpengaruh Distribusi Lemak Tubuh pada Tikus
Jantan Galur Wistar Model Obesitas.
secara reversibel sehingga ukuran diameter
Prosiding Seminar Nasional
hepatosit mengalami peningkatan tetapi tidak Penelitian Sains, Teknologi, dan
mengubah nilai HSI. Kesehatan. 4(1): 81-88.
Eriadi, A., H. Arifin, Nirwanto. 2016. Uji
DAFTAR PUSTAKA toksisitas akut ekstrak etanol daun
kirinyuh (Chromolae nodorata (L)
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella
R.M.King & H.Rob) pada mencit
typimurium Terhadap Ekstrak Daun putih jantan. Jurnal Farmasi Higea.
Psidium guajava L. Jurnal 2(8):122-132.
Bioscientiae. 1(1): 31-38.
Guyton, A.C, J.E. Hall. 2008. Buku Ajar
Amalia, N. 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Fisiologi Kedokteran, edisi ke–11.
Valerian (Valeriana Officinalis) Jakarta: EGC. Hlm. 881-883.
terhadap Hepar Mencit BALB/C.
Ismarani. 2012. Potensi Senyawa Tannin
Karya Tulis Ilmiah. Semarang:
Dalam Menunjang Produksi Ramah

8
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

Lingkungan. Jurnal Agribisnis Mardiati, S.M., T.R. Saraswati. 2014. Buku


Pengembangan Wilayah (CEFARS). Penuntun Praktikum Mikroteknik
2(3): 46-55. Hewan. Semarang: Fakultas Sains
dan Matematika Jurusan Biologi
Khan, H. 2007. Vinca alkaloids-Periwinkle
Universitas Diponegoro Semarang.
Vine. Interscience. Online.
http://www3.interscience.wiley.com. Maulida, A., S. Ilyas , Hutahaeans. 2013.
Diakses pada tanggal 16 Agustus Pengaruh pemberian vitamin c dan e
2017. terhadap gambaran histologis hepar
mencit (Mus musculus L.) yang
Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel. 2008.
Dipajankan Monosodium Glutamat
Review on Nutrional, Medicinal, and
(msg). Jurnal Saintia Biologi.
Pharmacological Properties of
1(2):15-20.
Papaya (Carica papaya L.). Journal
Natural Product Radiance. 7(4): Naggayi, M., M. Nozmo, I. Ezekiel. 2015. The
364–73. Protective Effects of Aqueous Extract
on Carica papaya seeds in
Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan
Paracetamol Induced Nephrotoxicity
Hewan Coba. Yogyakarta: Gadjah
in Male Wistar Rats. Journal African
Mada University Press.
Health Sciences. 15 (2): 598-605.
Laurence, D.R., A.L. Bacharach. 1964.
Nurqolbiah, E., I. Kusharyanti, S.N. Nurbaeti.
Evaluation Of Drug Activities:
2014. Uji toksisitas fraksi air
Pharmacometrics. London: Academic
Impatiens balsamina pada tikus betina
Press.
galur Sprague dawley. Jurnal Pharm
Lengkong, A.B., C. Kairupan, M.F. Durry. Sci Res. 1(1):16-29.
2013. Gambaran Histopatologik Hati
Price, S.A., L.M. Wilson. 2005. Patofisiologi:
Tikus Wistar yang Diinduksi CCL4
Konsep Klinis Proses-proses
dan Diberi Air Rebusan Tanaman
Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku
Cakar Ayam (Selaginella
Kedokteran EGC.
doederleinii Hieron). Jurnal e-
Biomedik. 2(1): 940-945. Rogers A.B., Z.D. Renee. 2012. Comparative
Anatomy and Histology: A Mouse
Lohiya, N.K., R.B. Goyal, D. Jayaprakash, A.S.
and Human Atlas. USA: Elsevier Inc.
Ansari, S. Sharma, 1994. Antifertility
Hlm. 193-196.
Effects of Aqueous Extract of Carica
papaya Seeds in Male Rats. Journal Rusmiati, L. A. 2004. Struktur Histologis
Planta Med. 60(5): 400-404. Organ Hepar dan Ren Mencit (Mus
musculus L.) Jantan Setelah
Lohiya, N.K., B. Manivannan, P.K. Mishra, S.
Perlakuan Dengan Ekstrak Kayu
Sriram, S.S. Bhande, S. Panerdoss.
Secang (Caesalpinia sappan L.).
2002. Chloroform Extrac of Carica
Jurnal Biosciantiae. 1 (1): 23-30.
papaya Seed Induces Long – Term
Reversible Azoospermia In Langur Rust, M.B. 2002. Nutritional Physiology. In:
Monket. Asian Journal Androl. 4 (1): Halver, J.E., R.W. Hardy(eds.). Fish
17-26. nutrition. USA: Academic Press.
Hlm: 822.
Lu, F.C. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ
Sasaran, dan Penilaian Resiko, edisi Siburian, J., J. Marlina, A. Johari, 2008.
ke-2. Jakarta: UI Press. Pengaruh Ekstrak Bii Pepaya (Carica
papaya L.) pada Tahap Prakopulasi

9
Jurnal Biologi, Volume 7 No 1, Januari 2018
Hal. 8-17

Terhadap Fungsi Reproduksi Mencit Diinduksi Pemanis Buatan. Jurnal


(Mus musculus L.) Swiss Webster MIPA UNNES. 35(2):122-129.
Betina. Laporan Penelitian. PS
Venkateshwarlu, E., P. Dileep, R.K. Reddy, P.
Pendidikan Biologi Jurusan
Sandhya. 2013. Evaluation of
Pendidikan MPA FKIP Universitas
Antidiabetic Activity of Carica
Jambi.
papaya Seeds on Streptozocin
Smith, J. B., S. Mangkoewidjojo. 1998. Induced Type-II Diabetic Rats.
Pemeliharaan, Pembiakan dan Journal of Advanced Scientific
Penggunaan Hewan Percobaan di Research. 4(2): 38-41.
Daerah Tropis. Jakarta: Penerbit
Wulandari, R. 2008. Pengaruh Penambahan
Universitas Indonesia. Hlm. 228-233.
Yeast pada Pemberian Lamtoro
Sulistianto, D.E., M. Hartini, N.S. Handjani. Merah (Acacia villosa) terhadap
2004. Pengaruh pemberian ekstrak Histopatologi Hati Tikus. Skripsi.
buah mahkota dewa [Phaleria Fakultas Kedokteran Hewan Institut
macrocarpa (Scheff) Boerl] terhadap Pertanian Bogor.
struktur histologis hepar tikus putih
(Rattus norvegicus L.) setelah
perlakuan dengan karbon tetraklorida
(CCl4) secara oral. Jurnal Biosmart.
2(6):91-98.
Tamad, F.S.U., Z.S. Hidayat, H. Sulistiyo.
2011. Gambaran Histopatologi
Hepatosit Tikus Putih Setelah
Pemberian Jintan Hitam Dosis
500mg/Kgbb, 1000mg/Kgbb, dan
1500mg/Kgbb Selama 21 Hari
(Subkronik). Mandala of Health.
5(3):1-5.
Uche-Nwachi, E.O., C.V. Mitchell., C. Mc
Ewen. 2011. Stereodogenic Enzyme
Histochemistry in the Testis of
Sprague Dawley Rats Following the
Administration the Water Extracts
from Carica Papaya Seed. Africa
Journal Tradir Complement Altern
Med. 8(1): 69-78.
Utari, K.D., T.R. Saraswati. 2009. Efek
Rebusan Daun Tapak Dara pada
Dosis dan Frekuensi yang Berbeda
terhadap Kerusakan dan Akumulasi
Glikogen pada Hepar Mencit (Mus
musculus). Jurnal Bioma. 11(1): 1-5.
Utomo, Y.,A. Hidayat, M. Dafib, F.A. Sasi.
2012. Studi Histopatologi Hati
Mencit (Mus musculus L.) yang

10

Anda mungkin juga menyukai