OLEH :
PASCASARJANA
2023
PENDAHULUAN
Hepatotoksik adalah suatu keadaan dimana sel hati mengalami kerusakan karena zat-
zat kimia yang bersifat toksik.1 Hepatotoksik imbas obat adalah komplikasi potensial yang
hampir selalu ada pada setiap pemberian terapi obat-obatan, hal ini terjadi karena hati
berperan sebagai pusat metabolisme dari semua obat dan zat asing yang masuk ke tubuh.
Mekanisme hepatotoksik berawal dari metabolisme obat yang terjadi di hati.2
Hati adalah tempat metabolisme utama zat asing di dalam tubuh. Obat dikonsumsi
secara oral lalu di absorbsi dan beberapa zat tersebut akan mengalami metabolisme dan
hasilnya akan diedarkan melalui aliran darah ke bagian lainnya untuk dikeluarkan. 3
Peningkatan aktifitas enzim merubah bentuk obat menjadi metabolit reaktif, melalui fase 1
yaitu terlibatnya enzim cytochrome P450 dalam oksidasi, reduksi atau hidrolisis sehingga
tubuh akan berusaha mendetoksifikasi dengan menurunkan aktifitas enzim melalui konjugasi
glukuronidasi, sulfasi, asetilasi atau glutation yang disebut juga sebagai fase 2, kemudian
dilanjutkan pada fase 3 yaitu desposisi obat ke sirkulasi atau ke getah empedu. Pada
peningkatan metabolit reaktif dapat menyebabkan kerusakan sel.4
Akibat dampak besar yang bisa muncul karena paparan oleh radikal bebas melalui
proses metabolisme xenobiotik obat-obat yang salah satunya adalah paracetamol, maka
penelitian lebih jauh untuk eksplorasi bahan alam sebagai salah satu untuk mencegah
hepatotoksik yang sangat mudah di dapatkan, ekonomis, dengan efek samping yang minimal,
serta memiliki efek terapeutik seperti obat-obatan pilihan lain. Beberapa studi yang dilakukan
salah satu sumber bahan alam yang memiliki kadar antioksidan yang tinggi memiliki efek
hepatoprotektor adalah madu bee pollen.7
Berdasarkan studi yang ada madu dikatakan telah terbukti memiliki aktivitas
antioksidan karena memiliki kandungan flavonoid yang tinggi. Kandungan antioksidan lain
yang terkadung di dalam madu yaitu protein dan asam amino serta fitokimia golongan
polifenol. Selain itu, madu juga terbukti mengandung beberapa enzim antara lain seperti
glukosa oksidase dan katalase, serta beberapa vitamin yang penting bagu tubuh yaitu vitamin
A, B kompleks, C, E, dan juga betakaroten.8
Berdasarkan penejelasan diatas, maka peneliti merasa perlu dilakukan penelitian lebih
jauh tentang efektifitas bahan alam dalam hal ini madu bee pollen pada hewan uji tikus galur
wistar yang telah diberikan obat paracetamol.
RUMUSAN MASALAH
Pemberian madu bee pollen memiliki efek pencegahan hepatotoksisitas pada tikus galur
wistar yang diinduksi paracetamol.
DAFTAR PUSTAKA
1. Juliarta, I. G., Mulyantari, N. K., & I wayan Putu Sutirta Yasa. (2018). Gambaran
Hepatotoksisitas ( ALT / AST ) Penggunaan Obat AntiTuberkulosis Lini Pertama
Dalam Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru Rawat Inap Di RSUP Sanglah Denpasar
Tahun 2014. E Jurnal Medika, 7(10).
2. Loho IM, H. I. (2014). Drug-induced liver injury – tantangan dalam diagnosis. Jurnal
CKD, Vol 41(1).
3. Boyer TD, M. M. & S. A. (2012). Zakim and Boyer’s Hepatology A Text Book of
Liver Disease (6th ed). Elsevier saunders.
4. Ramappa, Vidyasagar, Aithal, G. P. (2013). Hepatotoxicity Related to Anti-
tuberculosis Drugs : Mechanisme and Management. Journal of Physiology and
Pharmacology, 3(1), 37–49.
5. Delita Prihatni, Ida Parwati, Idaningroem Sjahid, C. R. (2005). Efek Hepatotoksik
Anti Tuberkulosis Terhadap Kadar Aspartate Aminotransferase Dan Alanine
Aminotransferase Serum Penderita Tuberkulosis Paru. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory, 12(1), 1–5
6. Puspitasari ika.2010. Jadi Dokter Untuk Diri Sendiri. Yogyakarta:B First.
7. Rama Parmar, S., Vashrambhai, P.H. and Kalia, K. (2010) “Hepatoprotective Activity
of Some Plants Extract Against Paracetamol Induced Hepatotoxicity in Rats,” Journal
of Herbal Medicine and Toxicology, 4(2), pp. 101–106.
8. Yang, C. et al. (2003) “Liver fibrosis: Insights into migration of hepatic stellate cells
in response to extracellular matrix and growth factors,” Gastroenterology, 124(1), pp.
147–159. doi:10.1053/gast.2003.50012
9. Schramm, D.D. et al. (2003) “Honey with high levels of antioxidants can provide
protection to healthy human subjects,” Journal of agricultural and food chemistry,
51(6), pp. 1732–1735.
10. Ranneh, Y. et al. (2019) “Stingless bee honey protects against lipopolysaccharide
induced-chronic subclinical systemic inflammation and oxidative stress by
modulating Nrf2, NF-κB and p38 MAPK,” Nutrition and Metabolism, 16(1), pp. 1–
17. doi:10.1186/s12986-019- 0341-z.