Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pancreatin merupakan ekstrak dari pancreas dan terdiri dari amilase, tripsin, serta
lipase. Umumnya digunakan pada keadaan dimana sekresi dan pankreas tidak mencukupi.
Misalnya radang pancreas dan untuk membantu pencernaan di usus, misalnya pada penyakit
sariawan usus (“Spure”). Lipase inaktif pad pH < 4 sedangkan pritease stabil pada pH 1-7 tetapi
diuraikan oleh pepsin lambung. Oleh karenanya pancreatin hanya dapat bekerja dalam suasana
pH 4-7. Pancreatin dibuat dari pancreas sapi atau babi dan USP membentuk aktivitas minimal
untuk protease, lipase, dan amilase dari masing – masing 25000, 20000, dan 25000 U-USP/g
(Tjay&Rahardja, 2007)

Pankreatin merupakan enzim pencernaan yang mengandung enzim protease, lipase dan
amilase dalam ratio tertentu. Dimana enzim pencernaan ini disekresikan oleh eksokrin atau sel
– sel tertentu. Dengan kata lain, enzim pankreatin adalah obat khusus yang dimaksudkan untuk
mengganti enzim pencernaan yang dibutuhkan ketika tubuh tidak memungkinkan untuk
menghasilkannya dengan baik. Di dalam buah dan sayuran juga terkandung enzim – enzim
yang membantu menghambat dan menghancurkan sel kanker. Enzim proteolitik yang terdiri
dari campuran enzim pankreatin, tripsin, kimotripsin, bromelin (terdapat dalam buah nanas)
dan papain (terdapat dalam buah papaya) (Mangan, 2009).

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang mengandung
sulfur (metionon, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Dalam makhluk
hidup, berperan sebagai pembentuk struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran
fisiologis. Berdasarkan bentuk molekulnya, protein digolongkan menjadi protein globular (
albumin, globulin dan haemoglobin) dan protein serabut ( keratin pada rambut dan fibroin pada
sutra) (Bintang, 2010).

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi – reaksi kimia
didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut serta
dalam reaksi, katalisator ikut kembalike keadaan semula bila reaksi telah selesai. Enzim adalah
katalisator protein untuk reaksi – reaksi kimia pada sistem biologi. Sebagian besar reaksi
tersebut tidak dikatalisis oleh enzim. Enzim bekerja sangat spesifik, suatu enzim hanya dapat
mengkatalis satu atau beberapa reaksi. Contohnya, enzim proteasemerupakan jenis enzim
golongan hydrolase yang berfungsi untuk menghidrolisis protein saja (Muhhamad, 1983).
Protease ialah enzim yang sangat kompleks mempunyai sifat kimia, sifat fisika, dan
sifat katalitik yang sangat bervariasi. Protease dapat dihasilkan secara ekstraseluler dan
intraseluler dan mempunyai peran penting dalam metabolisme sel dan keteraturan prosel dalam
sel. Protease adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan protein molekul hidrolisis ikatan
peptide. Berdasarkan mekanisme reaksi dan residu situs aktif yang terlibat dalam mekanisme
tersebut protease diklasifikasikan menjadi serin protease, aspartate protease, dan zinc (metallo)
protease (Hardiany, 2013).

Enzim protease adalah enzim yang mengkatalis pemecahan molekul protein dengan
cara hidrolisis. Enzim protease dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu endopeptidase dan
eksopeptidase. Endopeptidase hanya memecah protein pada tempat – tempat tertentu dalam
molekul protein, dan basanya tidak mempengaruhi gugusm pada ujung molekul protein.
Sedangkan eksopeptidase memecah protein pada kedua ujung molekul protein.
Karboksipeptidase dapat melepaskan asam amino yang mempunyai gugus -COOH bebas pada
molekul protein, sedangkan aminopeptidase pada ujung lain yang mempunyai gugus -NH2
bebas (Muhhamad, 1983).

Sumber enzim protease yang telah diketahui berasal dari hewan, mikroba dan tanaman.
Tanaman merupakan sumber enzim protease terbesar (43,85%) diikuti oleh bakteri (18,09%),
jamur (15,08%), hewan (11,15%), alga (7,42%) dan virus (4,41%). Enzimprotease dari
tanaman memiliki spesifikasi substrat yang luas, aktifitas dan stabilitas yang tinggi pada
berbagai variasi temperature, pH, ion logam, inhibitor serta pelarut organic. Hal ini membuat
protease dari tanaman merupakan pilihan yang sangat baik untuk industry makanan, medis,
bioteknologi dan farmaakologi (Noviyanti et al., 2012).

Metode Lowry merupakan pengembangan dari metode Biurret. Dalam metode ini
terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana metode
biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan
mereduksi reagen Folin-ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-phosphotungstat, menghasilkan
heteropolu-molybdenum blue akibat reaksi oksidasi gugus aromatic ( rantai samping asam
amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna biru intensif yang dapat dideteksi secara
kalorimetri. Kekuatan warna biru terutama bergantung pada kandungan residu trutphan dan
tyrosinnya (Lowry , 1951).

Sentrifugasi merupakan salah satu metode dasar yang sangat penting dalam studi
biologi molecular. Sentrifugasu tidak hanya dapat dipergunakan untuk memisahkan sel danri
organelnya melainkan digunakan juga untuk pemisahan molekuler. Prinsip sentrifugasi
didasarkan pada fenomena bahwa partikel yang tersuspensi didalam suatu wadah akan
mengendap pada wadah karna pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebut dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengaruh gravitasi terhadap partikel (Yuwono, 2011).

Teknik filtrasi gel telah dilakukan untuk desalting protein. Molekul protein yang lebih
besar dari ukuran pori – pori dan gel tidak termasuk dalam struktur gel dan dielusi dengan
volume kosong dari kolom dengan matriks gel filtrasi. Molekul garam yang lebih kecil akan
melalui pori – pori kecil dan melalui pori – pori gel sedangkan protein tidak (Schawartz&Zalan,
1965).
DAFTAR PUSTAKA

Bintang, M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga. Jakarta.

Hardiany, N. S. 2013. Cathepsin dan Calpain: Enzim Pemecah Protein dalam Sel. Cathepsin
dan Calpain. Vol. 1 (1).

Lowry, R. F. R. 1951. Protein Measurement with the Folio Phenol Reagen. Kluwer Academic
Publisher. New York.

Mangan, Y. 2009. Solusi Sehat Mencegah dan Mengatasi Kanker. Argo Media Pustaka.
Tangerang.

Muhhamad, W. 1983. Biokimia Proteina, Enzima, dan Asam Nukleat. ITB. Bandung.

Noviyanti, T., P. Ardiningsih, & W. Rahmalia. 2012. Pengaruh Temperatur Terhadap Aktivitas
Enzim Protease Dari Daun Sansakng (Pycnarrhena Cauliflora Diels). JKK. Vol. 1(1),
31-34.

Schawartz, A.N. & Zalan, B.A. 1956. Desalting of protein, peptides, and amino acids on
polyacrylamide gel. Journal of Analytical Biochemistry. Vol 14 (321-327).

Tjay, T.H. & Rahardja K. 2007. Obat – obat Penting Kasiat Penggunaan dan Efek – efek
Sampingnya. Elex Media Kompsetindo. Jakarta.

Yuwono, T. 2011. Biologi Molekuler. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai