PROTEIN
Kelompok 4
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
METODE
Dalam praktikum kali ini dibutuhkan beberapa alat seperti Gelas Piala, Pipet
Tetes, Tabung Reaksi, Penagas Air, Penjepit Kayu tabung reaksi, Rak Tabung
Reaksi, Bulp Hitam, pipet mohr, Bulp jingga. Praktikum ini membutuhkan bahan
seperti Aquades, sampel – sampel Asam Amino (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin
0.02 % dan 2%, Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan
2%), Pereaksi Millon, Pereaksi Hopskins-Cole, Asam Sulfat pekat, Pereaksi
Ninhidrin, NaOH 10% pekat, Pb-Asetat, HNO3 pekat, dan CuSO4 0.1%.
Prosedur Percobaan
Larutan Sampel Protein (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin 0.02 % dan 2%,
Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan 2%) dimasukkan
kedalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 3 ml, dilanjutkan penambahan
pada setiap larutan protein dengan 3 tetes larutan Pereaksi Millon. Larutan
campuran Protein dan Pereaksi Millon masing-masing dipanaskan. Perubahan
warna yang terjadi diamati dan dicatat.
Larutan sampel Protein (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin 0.02 % dan 2%,
Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan 2%) sebanyak 2
ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dilanjutkan penambahan 2 ml larutan
Pereaksi Hopkins-Cole. Larutan campuran sampel Protein dengan Pereaksi
Hopkins-Cole ditambahkan 3 ml Asam Sulfat pekat diruang asam melalui dinding
tabung dengan hati-hati (Dilarang mengocok sampel pada uji ini). Setelah beberapa
detik akan terbentuk cincin berwarna ungu/violet yang menandakan sampel
mengandung Triptofan pada pertemuan dua fase yang terbentuk.
Larutan sampel Protein (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin 0.02 % dan 2%,
Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan 2%) sebanyak 3
ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dilanjutkan penambahan 0.5 ml larutan
Ninhidrin. Campuran larutan Protein dengan Ninhidrin dipanaskan dalam penagas
air selama 10 menit. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat data
pengamatannya.
Larutan sampel Protein (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin 0.02 % dan 2%,
Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan 2%) sebanyak 2
ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dilanjutkan penambahan 5 ml larutan
NaOH 10%. Campuran larutan Protein dengan Ninhidrin didihkanpanaskan dalam
penagas air selama 5 menit. Setelah 5 menit dilanjutkan dengan penambahan Pb-
Asetat dalam kondisi larutan campuran sedang didihkan. Larutan campuran
kembali didihkan setelah penambahan Pb-Asetat selama 5-10 menit. Perubahan
yang terbentuk diamati dan akan terbentuk endapan hitam, data dicatat.
Larutan sampel Protein (Albumin 0.02 % dan 2%, Gelatin 0.02 % dan 2%,
Kasein 0.02 % dan 2%, Pepton 0.02 % dan 2%, Fenol 0.02 % dan 2%) sebanyak 3
ml dimasukkan kedalam tabung reaksi. Dilanjutkan penambahan 1 ml larutan
NaOH 10%. Campuran larutan Protein dengan NaOH 10% ditetesi 1 tetes CuSO4
0.1% dan dikocok. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat data
pengamatannya. Bila tidak timbul warna, larutan campuran ditetesi dengan 1-2 tetes
CuSO4.
Albumin 2% +
-
Gelatin 0.02%
-
Gelatin 2%
Kasein 0.02% -
Kasein 2%
+
Pepton 0.02% -
Pepton 2% -
Fenol 0.02% +
Fenol 2% +
Keterangan: (+) mengandung asam amino, (-) tidak mengandung asam amino
Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang
ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada
gugus R-nya, yang akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi
millon(Handini 2009).
Dari hasil percobaan diketahui bahwa albumin, gelatin, kasein, dan Pepton
tidak mengandung tirosin baik konsentrasi 0.02% maupun 2%, keempatnya
menunjukan hasil yang negatif, sedangkan Fenol mengandung tirosin. Fenol,
albumin, dan kasein positif dalam uji millon karena tirosin memiliki molekul fenol
pada gugus R-nya dan albumin serta kasein mengandung tirosin sebagai salah satu
asam penyusunnya (Handini 2009). Hasil percobaan menunjukan sebagian
percobaan sesuai dengan literatur yang ada, namun pada kasein 0.02% menunjukan
hasil yang negatif, hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dimana larutan tercemar
dan sudah terkontaminasi sehingga tidak bereaksi dengan seharusnya.
Fungsi pemanasan adalah untuk membuat protein mengalami denaturasi
atau kerusakan, sehingga diharapkan molekul protein yang terdiri dari banyak
polipeptida dapat terputus menjadi molekul-molekul penyusunnya yang lebih kecil
sehingga hal ini diharapkan dapat mempercepat reaksi.
Tabel 2 Hasil uji Hopkins-Cole
Sampel Hasil Gambar
Albumin 0.02% +
Albumin 2% -
Gelatin 0.02% -
Gelatin 2% -
Kasein 0.02%
+
Kasein 2%
Pepton 0.02% +
Pepton 2% -
-
Fenol 0.02%
-
Fenol 2%
Keterangan: (+) mengandung asam amino, (-) tidak mengandung asam amino
Uji Hopkins-Cole dilakukan untuk mengetahui apakah senyawa protein
mengandung salah satu asam amino triptofan atau tidak. Percobaan uji Hopkins-
Cole dengan bahan yang sama dengan uji sebelumnya, didapatkan reaksi yang
positif terhadap senyawa albumin 2%, kasein 2%, dan pepton 2%. Triptofan akan
berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuaat sehingga membentuk cincin
berwarna ungu. Hal ini berarti senyawa albumin 2%, kasein 2% dan pepton 2%
mengandung triptofan dengan ditunjukan oleh adanya cincin berwarna ungu.
Namun pada gelatin tidak menunjukan hasil yang positif, padahal secara literatur
gelatin juga mengandung triptofan. Hal ini karena larutan gelatin telah
terkontaminasi sehingga proses reaksi terhambat sehingga triptofan tidak
berkondensasi dengan aldehida dibantu asam kuat. Pada Albumin 0.02%, Kasein
0.02% dan Pepton 0.02% tidak menunjukan hasil yang positif. Hal ini karena
kandungan sampel masing-masing yang terlalu sedikit dan tidak seimbang dengan
konsentrasi pereaksinya dan mendapatkan perlakuan yang sama dengan konsentrasi
sampel 2%, menyebabkan reaksi kondensasi aldehida dengan triptofan tidak
berjalan dengan seharusnya.
Triptofan merukan salah satu asam amino essensial yang tidak bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh. Gugus fungsinal triptofan adalah Indol, yang tidak
dimiliki oleh asam amino lainnya membuat triptofan menjadi prekusor dari banyak
senyawa penting tubuh seperti melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin
(suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin).
H H
CH2 CH2 CO 2H HC O CO 2H
+ HC O
N NH
N
H
H H H
triptofan asam glioksilat asam
2,3,4,5,tetrahidro-
-karbolin-4-karboksilat
+
Albumin 0.02%
Albumin 2% -
-
Gelatin 0.02%
-
Gelatin 2%
Kasein 0.02% -
Kasein 2% +
+
Pepton 0.02%
Pepton 2% +
Fenol 0.02%
-
-
Fenol 2%
Keterangan: (+) mengandung asam amino, (-) tidak mengandung asam amino
Uji Ninhidrin akan positif jika senyawa tersebut mengandung sedikitnya
satu gugus karboksil dan asam amino bebas atau alfa asam amino maupun gugus
hidroksil. Uji yang positif akan ditandai dengan terbentuknya warna biru ungu dan
untuk prolin, hidroksiprolin berwarna kuning. Berdasarkan hasil percobaan, hasil
positif ditunjukkan oleh albumin, kasein, dan pepton. Pada percobaan albumin dan
pepton membentuk warna biru ungu karena dapat bereaksi dengan Ninhidrin. Hal
ini menandakan kedua zat uji tersebut mempunyai gugus asam amino bebas.
Semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat
warnanya. Hal ini juga mendasari bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk
menentukan asam amino secara kuantitatif dan fenol menunjukkan hasil yang
negatif serta kasein menunjukkan hasil yang positif dengan membentuk warna
kuning Karena kasein mengandung gugus prolin atau hidroksiprolin.
Ninhidrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif
dari asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih
pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi
dengan NH3 sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan
absorpsi warna maksimum pada panjang gelombang 570 nm (Hamdan 2007).
Setelah dilakukan percobaan dengan bahan yang sama seperti uji
sebelumnya, didapatkan senyawa yang positif yaitu senyawa albumin 2%, pepton
2% dan 0.02% dan Pepton 2% dan 0.02%. Uji ini akan positif jika ada senyawa-
senyawa yang didalamnya mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan asam
amino bebas atau α-asam amino. Uji ninhidrin yang positif akan ditandai dengan
terbentuknya warna biru. Pada uji ini, Gelatin dan Fenol yang menunjukan hasil
yang negatif. Hal ini disebabkan karena larutan telah terkontaminasi terutama pada
gelatin. Kasein tidak mengandung asam amino bebas atau salah satu gugus
karboksil dan seharusnya tidak menunjukkan hasil yang positif, terjadi beberapa
perbedaan dari data yang didapat dengan literatur yang ada.
Albumin 0.02% -
-
Albumin 2%
Gelatin 0.02% -
-
Gelatin 2%
-
Kasein 0.02%
Kasein 2% -
+
Pepton 0.02%
Pepton 2% -
-
Fenol 0.02%
-
Fenol 2%
Keterangan: (+) mengandung asam amino, (-) tidak mengandung asam amino
Uji belerang dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam bahan-bahan
yang diujikan terdapat asam amino sistein atau metionin atau tidak. Sistein dan
metionin merupakan asam amino yang mengandung S pada molekulnya. Reaksi
Pb-asetat dengan asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna hitam
atau kelabu. Penambahan NaOH dalam percobaan tersebut ialah untuk
mendenaturasi protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus
oleh Pb-asetat dan membentuk garam PbS (Handini 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahan-bahan yang positif
terhadap uji ini adalah senyawa albumin. uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah
didalam bahan-bahan tersebut terdapat asam amino sistein dan metionin atau tidak.
Sistein dan metionin merupakan asam amino yang mengandung atom S pada
molekulnya. Reaksi yang positif ditandai oleh adanya endapan garam PbS berwarna
kelabu. Hal ini karena adanya reaksi antara Pb-asetat dengan asam-asam amino
tersebut. Penambahan NaOH dalam hal ini adalah untuk mendenaturasikan protein
sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat
membentuk PbS. Pada hasil percobaan didapatkan bahwa hanya Pepton konsentrasi
2% saja yang menunjukan hasil yang positif. Hal ini karena Pepton memiliki sistein
didalamnya. Hal ini sebagian sesuai dengan literatur, albumin seharusnya memiliki
kandungan Sistein namun dalam hasil pengamatan menunjukan hasil yang negatif.
Hal ini karena Albumin telah terkontaminasi dengan zat lain sehingga tidak
bereaksi saat penambahan Pb-Asetat yang ditambahkan.
Albumin 0.02% +
Albumin 2% +
Gelatin 0.02% +
Gelatin 2% +
Kasein 0.02% +
Kasein 2% +
Pepton 0.02% -
Pepton 2% -
Fenol 0.02% -
Fenol 2% -
Keterangan: (+) mengandung asam amino, (-) tidak mengandung asam amino
Uji Biuret semua protein yang diujikan memberikan hasil positif. Biuret
bereaksi membentuk senyawa kompleks Cu dengan gugus -CO dan -NH pada asam
amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi dengan biuret karena tidak mempunyai
gugus -CO dan -NH pada molekulnya. Ketika suasana basa, Cu bereaksi dengan
beberapa jenis protein dan menghasilkan senyawa kompleks, reaksi biuret dapat
terjadi pada molekul yang mengandung dua gugus yang terikat pada 1 atom karbon/
atom nitrogen/ terikat langsung. Senyawa yang mengandung gugus diganti dengan
gugus atau gugus -CH2NH2 juga positif dalam uji biuret. Uji Biuret merupakan uji
karateristik dari protein.
Percobaan uji biuret menunjukan protein yang diujikan memberikan hasil
positif pada sampel Albumin 2% dan 0.02%, Gelatin 2% dan 0.02%, dan Kasein 2%
dan 0.02%. Hal ini sebagian sesuai dengan literatur, dimana seharusnya semua
sampel menunjukan hasil yang positif. Hal ini menunjukan bahwa Pepton dan Fenol
telah terkontaminasi dan diperlakukan tidak benar sehingga tidak terjadi reaksi
yang harusnya terjadi. Biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu
dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Fenol tidak bereaksi
dengan biuret karena tidak mempunyai gugus -CO dan -NH pada molekulnya.
Pepton seharusnya menujukan hasil yang positif, hal ini karena terjadi kesalahan
proses dalam perlakuan yang mengakibatkan tidak terjadinya reaksi antar gugus
Karboksil dengan Peptida dengan Cu.
Kegunaan serta fungsi protein pada hewan dengan manusia sama, hanya
dalam pecernaannya saja yang berbeda. Diantara kegunaan protein bagi tubuh baik
hewan maupun manusia diantaranya: sebagai enzim; alat pengangkut dan alat
penyimpan; pengatur pergerakan; penunjang mekanis; pertahanan tubuh/imunisasi;
media perambatan impuls saraf; dan pengendalian pertumbuhan.
KESIMPULAN
Hasil dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji
Millon menunjukkan hasil positif pada sampel Albumin 2% dan 0.02%, Fenol 2%
dan 0.02% dan Kasein 2%. Uji Ninhidrin menunjukkan hasil positif pada albumin
2%, kasein 0.02%, dan pepton 2% dan 0.02%. Uji Belerang positif terhadap pepton
2%. Uji Biuret positif terhadap albumin 2% dan 0.02%, gelatin 2% dan 0.02%, dan
kasein 2% dan 0.02%. Pengendapan oleh logam dan pengendapan oleh garam
positif terhadap albumin 2%, Kasein 2% dan Pepton 2%. Uji Hopkins-Cole
negative pada Gelatin dan Fenol.
DAFTAR PUSTAKA