Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM II

II. 1. PENGARUH SUHU TERHADAP KECEPATAN REAKSI ENZIM

DASAR PERCOBAAN

Suhu mempengaruhi kecepatan enzim dan sifat enzim. Pada suhu rendah yang
mendekati titik beku biasanya enzim tidak rusak namun aktivitasnya sangat rendah.
Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikkan terus maka
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena enzim mengalami denaturasi.

Dalam percobaan ini digunakan pepsin yang bekerja pada kasein susu sebagai
substrat. Pepsin mencerna kasein menjadi parakasein yang kemudian bereaksi dengan
kalsium dan menghasilkan endapan Ca-parakaseinat yang dapat diobservasi sebagai
hasil reaksi pepsin pada suhu.

CARA KERJA

1. Siapkan 4 tabung reaksi berisi 5 ml susus pertabung


2. Siapkan 4 tabung reaksi berisi 1 ml pepsin per tabung
3. Atur berpasangan 1 tabung susu dengan 1 tabung enzim menjadi 4 pasang
tabung : A, B, C, dan D
4. Rendamlah
- Pasangan A dalam Es
- Pasangan B pada suhu kamar
- Pasangan C dalam air suhu 370-400 C
- Pasangan D dalam air suhu 750-800 C
5. Setelah 5 menit tuanglah enzim kedalam pasangan substratnya dan
campurkanlah
6. Kembalikan campuran susu dan enzim kedalam air rendaman (kecuali B)
7. Catat waktu yang diperlukan (=t) sampai mulai terlihat ada gumpalan susu
8. Gambarkan kurva pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim (v = 1/t)

HASIL DAN KURVA

Tabung Suhu (0 C) Waktu (t) Kecepatan reaksi (v =1/t)


A Es (10OC) 6 menit 3 detik 1/6 = 0,16
B Suhu kamar 5 menit 1/5 = 0,2
(250C)
C Air (37-400C) 3 menit 1/3 = 0,3
KURVA

PEMBAHASAN

Pada tabung A, ketika tabung reaksi dimasukkan kedalam es, maka enzim
menjadi inaktif, karena kerja enzim dihambat oleh rendahnya suhu. Pada tabung B,
ketika enzim berada pada suhu ruangan, tetap terjadi penggumpalan, tetapi lebih
lambat, karena enzim tidak bekerja di suhu optimalnya. Pada tabung C, ketika tabung
dimasukkan kedalam penangan air dengan suhu 37OC, yang terjadi adalah kecepatan
reaksi enzim optimal. Pada tabung D, ketika tabung dimasukkan kedalam penangas air
dengan suhu 80OC, maka enzim terdenaturasi dan tidak dapat bereaksi dengan substrat.

Kesimpulannya, suhu sangat berpengaruh pada kecepatan reaksi enzim. Pada


suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak dapat
bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan mencapai
suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang
aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik
mencapai puncaknya pada suhu optimum. Enzim dalam tubuh manusia mempunyai
suhu optimum sekitar 37 C. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan
sampai 60 C, karena terjadi denaturasi( Hafiz Soewoto,2000) .
II. 2. PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT TERHADAP KECEPATAN REAKSI ENZIM

DASAR PERCOBAAN :

Apabila konsentrasi substrat (s) bertambah sementara keadaan lain tetap sama,
kecepatan reaksi juga meningkat sampai suatu batas (v maks). Pada titik maksimum ini
enzim telah jenuh dengan substrat.

CARA KERJA :

1. Siapkan 3 tabung A, B, C
2. Masukkan kedalam
- A : 5 ml susu
- B : 4 ml susu + 1 ml air
- C : 3 ml susu + 2 ml air
3. Letakkanlah ketiga tabung di penangas air dengan suhu 370 C
4. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml pepsin 0,2%
5. Campur dengan baik dan kembalikan kedalam penangas
6. Catat waktu yang diperlukan sampai terjadi penggumpalan susu

HASIL DAN KURVA :

Tabung Konsentrasi S Waktu (t) Kecepatan reaksi (v = 1/t)


(ml susu / ml larutan )
A 5 ml/5 ml 3 menit 1/3 = 0,3
B 4 ml/5 ml 8 menit 1/8 = 0,125
C 3 ml/5 ml 9 menit 1/9 = 0,1

KURVA :

PEMBAHASAN :

Pada suatu reaksi enzimatik bila konsentrasi substrat diperbesar, sedangkan


kondisi lainnya tetap, maka kecepatan reaksi (v) akan meningkat sampai suatu batas
kecepatan maksimum (V). Pada titik maksimum ini enzim telah jenuh dengan substrat.
Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan mengikat substrat membentuk kompleks
enzim-substrat [ES], kemudian kompleks ini akan terurai menjadi [E] dan produk [P].
Makin banyak kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi berlangsung sampai batas
kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melampaui batas kejenuhan kecepatan
reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim sudah berada dalam bentuk
kompleks E-S. Penambahan jumlah substrat tidak menambah jumlah kompleks E-S.
III . 3 . PENGARUH KONSENTRASI ENZIM TERHADAP KECEPATAN REAKSI ENZIM
DASAR PERCOBAAN

Kecepatan reaksi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim (E).
Semakin besar jumlah enzim semakin cepat reaksinya. Reaksi enzim dengan substrat
akan membentuk kompleks ES. ES ini akan dipecah menjadi hasil reaksi (P) dan enzim
bebas (E). Semakin banyak ES terbentuk semakin cepat reaksi berlangsung.

E + S === ES ==== E + P

CARA KERJA :

1. Masukkan kedalam 3 tabung reaksi masing-masing 5 ml susu


2. Siapkan 3 tabung A, B, C dan masukkan kedalam
- A : 1 ml pepsin 0,25%
- B : 0,5 ml pepsin 0,25% + 0,5 ml air
- C : 0,25% pepsin 0,25% + 0,75 ml air
3. Hangatkan keenam tabung dalam penangas air 370 C
4. Setelah 5 menit tuang pada A, B, C masing-masing 5 ml susu yang telah
dihangatkan tadi. Campur dan kembalikan kedalam penangas
5. Catat waktu yang diperlukan sampai terjadi penggumpalan susu

HASIL DAN KURVA :

Tabung ml pepsin dalam campuran Waktu (t) Kecepatan reaksi (V = 1/t)


reaksi
A 1 ml 2 menit = 0,5
B 0,5 ml 4 menit = 0,25
C 0,25 ml 6 menit 1/6 = 0,16

KURVA :

PEMBAHASAN :

Peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik.


Dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim [E]. Makin besar konsentrasi enzim, reaksi makin cepat( Hafiz
Soewoto,2000) .
Semakin besar konsentrasi enzim maka makin banyak pula produk yang
terbentuk dalam tiap waktu pengamatan. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan
bahwa konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan enzim. Jadi, makin besar
konsentrasi enzim, maka makin cepat laju reaksi.

II . 4. PENGARUH ZAT ANTISEPTIK TERHADAP KECEPATAN REAKSI ENZIM


DASAR PERCOBAAN :

Pengaruh berbagai zat antiseptik terhadap aktivitas enzim tidak sama.

CARA KERJA :

1. Siapkan 5 tabung reaksimasing-masing berisi 2 ml pepsin 0,2%


2. Tambahkan kedalam setiap tabung masing-masing 5 tetes kloroform, toluen,
fenol 5%, sublimat 1 % air
3. Tambahkan 5 ml susu murni dan campur dengan baik
4. Letakkan kelima tabung dalam penangas air 370 C
5. Perhatikan apakah penggumpalan terjadi dalam 4 tabung berisi zat antiseptik
6. Bandingkan kecepatan terjadinya penggumpalan dengan tabung tanpa antiseptik

HASIL :

Zat antiseptik atau air Ada/ tidak ada Waktu pembentukan


penggumpalan gumpalan
1. Kloroform Sangat ada 2 menit
2. Toluen Ada, paling sedikit 3 menit
dibandingkan dengan yang
lain
3. Fenol 5 % Ada 3 menit
4. Sublimat 1 % Sangat ada 1 menit
5. Air Sangat ada 3 menit

PEMBAHASAN :

Semakin besar kadar pada zat inhibitor maka waktu reaksi akan semakin lama.
Karena dengan adanya inhibitor maka substrat dan enzim akan semakin lama bereaksi
sehingga waktu yang dibutuhkan semakin lama. Karena inhibitor akan mengikat pada
sisi aktif pada substrat, sehingga menghambat enzim berikatan.

Daftar Pustaka
Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. Biokimia Eksperimen Laboratorium.Jakarta: Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai