Dampak
Dampak yang ditimbulkan jika anak mengalami stunting diantaranya:
1. Anak stuntinglebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami
stuntinglebih berat menjelang usia dua tahun. Akibat jangka panjang yang
ditimbulkan adalah terganggunya perkembangan fisik, mental, kognitif dan intelektual
sehingga anak tidak mampu belajar secara optimal. Anak stuntingmempunyai
kemampuan kognitif yang rendah dan meningkatkan risiko kematian. (UNICEF,1998)
2. Anak stunting pada usia lima tahun cenderung tidak dapat diperbaiki sehingga
akan berlanjut sampai dewasa. Wanita dewasa yang stunting berisiko melahirkan anak
dengan BBLR. (Allen,2001)
DAMPAK KOGNITIF
Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering
absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini
memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak dalam kehidupannya dimasa
yang akan datang.
DAMPAK FISIK
-Adanya fenomena barker, yaitu dampak lanjutan dari stunted yang berefek pada
kesehatan dan produktivitas anak.
-Anak tersebut lebih mudah terserang penyakit Diabetes mellitus, jantung koroner dll
Dampak mental
Faktor Stunting
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui panca indera. Pengetahuan gizi dipengaruhi juga oleh tingkat
pendidikan (Notoatmodjo, 2005). Menurut hasil penelitian Irawati, A., dkk (1992)
tentang pengetahuan gizi murid SD dan SLTP di Kodya Bogor menemukan bahwa
tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
pemilihan makanan. Kurangnya pengetahuan gizi, ketidakteraturan perilaku dan
kebiasaan makanan dapat menjadi penyebab terjadinya masalah gizi.
Hasil penelitian Irawati, 1998 tentang pemberian tambahan pengetahauan gizi
dan kesehatan pada murid SD menyatakan bahwa pengetahuan gizi sebaiknya
diberikan sejak dini sehinga dapat memberi kesan mendalam dan dapat menuntun
anak dalam memilih makanan yang tepat. Selain itu, anak juga dapat memahami dan
menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mengkonsumsi makanan yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari menurut. Pengetahuan gizi anak selain didapat dari orang
tua dan lingkungan sekitar juga dapat diperoleh dari berbagai media seperti televisi
(iklan), radio, koran, spanduk dan pendidikan gizi yang diperoleh dari sekolah.
Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyebab langsung pada masalah gizi. Hadirnya
penyakit infeksi dalam tubuh anak akan membawa pengaruh terhadap keadaan gizi
anak. Sebagai reaksi pertama akibat adanya infeksi adalah menurunnya nafsu makan
anak yang berarti bahwa berkurangnya masukan (intake) zat gizi ke dalam tubuh
anak. Keadaan berangsur memburuk jika infeksi disertai muntah yang mengakibatkan
hilangnya zat gizi. Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun, jika
berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan karena menghilangkan nafsu
makan anak (Arisman, 2004).
Sedangkan menurut Bukit (1999) penyakit infeksi dapat memberikan dampak
terhadap status gizi dan sebaliknya, penyakit infeksi juga dapat diawali oleh status
gizi kurang. Sisi lain keadaan malnutrisi mempengaruhi respons imun tubuh yang
akhirnya juga berpengaruh terhadap perjalanan penyakti infeksi. Pada anak yang
menderita diare berulang dan lama akan mempunyai berat badan lebih rendah dari
pada anak yang tidak pernah menderita diare. Diare yang berat dan berulang akan
menyebabkan seorang anak menderita KEP dan keadaan ini menyebabkan tingginya
hambatan pertumbuhan, morbiditas dan mortalitas.
Tanda-tanda stinting
CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK
- Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam,
tidak banyak melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika
ditempatkan dalam situasi penuh tekanan.
- Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan
performa yang buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam
koordinasi dan kecepatan gerak.
- Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
- Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak,
panjangnya testis dan volume testis
- Wajah tampak lebih muda dari umurnya
- Pertumbuhan gigi yang terlambat
Pencegahan
Pencegahan kasus stunting sendiri secara umum bias dilakukan dengan beberapa cara;
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai beumur 6 bulan. Setelah itu
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang
sesuai dengan tingkatan umur.
2. Anak diberikan makanan bervariasi, seimbang antara kandungan protein,
lemak, vitamin, dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal
10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya
karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi badan anak dengan mengikuti program
posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak
sesuai segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Yang terpenting adalah gizi ibu pada masa kehamilan harus dijaga dengan baik
karena memiliki pengaruh yang besar pada bayi.
Beberapa langkah pencegahan diatas dirangkum dalam beberapa program yang
dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah. Salah satu program tersebut adalah SUN
Movement atau Scaling Up Nutrition Movement. Cara lainnya adalah dengan
mengikuti seminar yang diselenggarakan lembaga dunia, misalnya seminar dan
pameran pangan nasional Jakarta Food Security Summit: Feed Indonesia Feed the
World yang digelar tahun 2012, memberikan pelatihan khusus bagi petugas kesehatan,
bidan, ahli gizi, dan relawan masyarakat untuk menangani dengan cepat kasus gizi
buruk, meningkatkan anggaran untuk memperbaik mutu pelayanan kesehatan, serta
kualitas pangan dan lainnya.
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/
196710051993022-AI_NURHAYATI/Ibu_Hamil.pdf
http://mca-indonesia.go.id/wp-content/uploads/2013/10/Gerakan-Nasional-
Percepatan-Perbaikan-Gizi.pdf
Penanggulangan
A. Peran Puskesmas
Mengatasi masalah medis yang mengatasi gizi buruk stunting
seperti : mengaktifkan posyandu , memberi suplementasi gizi , pelayanan kesehatan
dasar (puskesmas) .
Penyuluhan gizi melalui promosi Kadarsi ( Keluarga sadar gizi)
misalnya : ASI ekslusif , Gizi seimbang
Perawatan Balita / keluarga gizi buruk dan stunting : Balita yang sembuh dan
perlu PMT (Pemberian makanan tambahan) , perlu dikembalikan kepada pemulihan
gizi untuk di berikan PMS dan Balita yang sembuh , Tidak perlu PMT , di kembalikan
kepada masyarakat tetapi tetap melakukan pengontrolan / Pendampingan pasca
perawatan.
Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN ( sistem
kewaspadaan diri) KLB ( Kejadian Luar Biasa) Gizi buruk , sistem kewaspadaan
pangan dan gizi (SKGP) , untuk meningkatkan program manajemen gizi.
B. Peran Pemerintah :
pemerintah melakukan program2 untuk mencegah dan menanggulangi kurang gizi
dan stunting
Program positive deviance : Positive Deviance (PD) atau penyimpangan
positive adalah sebuah program baru di dalam dunia kesehatan, yang bertujuan untuk
menangani kasus gizi buruk atau gizi kurang bagi anak-anak Balita yang ada di
seluruh Indonesia. Disebut dengan penyimpangan positive karena anak-anak
penderita gizi buruk yang berada di satu lingkungan bisa mencontoh perilaku hidup
sehat anak-anak yang tidak menderita gizi buruk.Program PD ini lebih
mengembangkan konsep pemberdayaan dan keterlibatan masyarakat secara penuh
untuk mengatasi masalah gizi buruk, sangat jauh berbeda dengan program PMT
(Pemberian Makanan Tambahan) yang dikembangkan oleh pemerintah.
Pemerintah siapkan taburia
Suplementasi lewat Taburia adalah solusi jangka pendek un
tuk mengatasi kekurangan nut-risi. Idealnya, tetap melalui perubahan pola makan
menjadi lebih seim
bang dan beragam, kata
dr Minarto. Suplemen Taburia mengandung vitamin dan mineral. Cara pakainya
relatif lebih gampang, tinggal ditaburkan ke atas makanan. Taburia berupa serbuk
tabur mengandung 12 vitamin dan empat mineral penting, yakni yodium, selenium,
seng dan zat besi. Seluruhnya merupakan nutrisi pokok yang dibutuhkan dalam masa
tumbuh kembang anak yang berusia antara 6-24 bulan. Selain harus segera disantap
sampai habis, Taburia sebaiknya tidak dicampur dengan makanan panas karena lemak
yang menyelubungi zat besi bisa rusak sehingga memicu rasa tidak enak.
Program keluarga Harapan ( PKH) Memberikan bantuan kepada masyarakat (
rumah Tangga) yang miskin
bantuannya bersifat langsung ( tunai)
Raskin (beras Miskin) pembagian beras kepada masyarakat
Pemberian ASI EKSLUSIF ( peyuluhan ) tentang ASI manfaat2nya
SUN ( scaling up Nutrition)
Scaling Up Nutrition adalah dorongan global untuk tindakan dan investasi untuk
meningkatkan gizi ibu dan anak. Eveidence menunjukkan bahwa nutrisi yang tepat
selama 1000 hari antara kehamilan seorang wanita dan ulang tahun kedua anaknya
memberikan anak-anak awal yang sehat dalam hidup. Gizi buruk selama periode ini
mengarah pada konsekuensi ireversibel seperti pertumbuhan terhambat dan
perkembangan kognitif terganggu. Meningkatkan gizi merupakan prasyarat untuk
mencapai tujuan pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, menurunkan angka
kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi penyakit - yang semua
berkontribusi untuk masa depan yang lebih kuat bagi masyarakat dan bangsa.
Target MDGS
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui
agar semua negara:
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak
usia di bawah 5 tahun.
Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam
proses melahirkan.
Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi
adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.
Antropometri sebagai indicator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.
Beberapa indeks antropometri
yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas
perubahanperubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi,
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.
Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung, di bagi menjadi tiga yaitu :
Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena penyebab tertentu dan
data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa
faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-
lain.
Indeks antropometri
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Beberapa indeks
antropometri, sebagai berikut: