Anda di halaman 1dari 4

Cara-cara Promosi Kesehatan

Langkah-langkah strategi promosi kesehatan di tempat kerja


dilaksanakan melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja
(PPMP ~ Primary Health Care Approach). Untuk mencapai sasaran
masyarakat pekerja diperlukan pendekatan sistemik yang mampu
mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja. Ciri PPMP ini adalah :
Penyelenggaraan program promosi kesehatan di tempat kerja
harus bertumpu pada partisipasi aktif masyarakat pekerja atau
kerja sama interaksi antara penyelenggara program promosi
kesehatan di tempat kerja dengan masyarakat pekerja di tempat
kerja sasaran.
Adanya konsepsi dan pelaksanaan promosi kesehatan di tempat
kerja.
Adanya kegiatan program promosi kesehatan di tempat kerja yang
diselenggarakan melalui kemitraan triparteit (pemerintah,
manajemen tempat kerja dan pekerja atau serikat pekerja).

Tahapan langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan


masyarakat pekerja sebagai berikut :
Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi secara umum ialah suatu bentuk komunikasi yang
berlangsung dari pihak yang lemah kepada yang lebih kuat (berkuasa).
Dalam hal tempat kerja dapat dianalogikan dengan komunikasi antara
pekerja dengan pihak manajemen tempat kerja, dengan tujuan agar hak-
hak pekerja atas promosi kesehatan dapat diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi
Sosialisasi adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua
arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada
semua pekerja di semua tingkatan, agar semua pekerja
mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang
diprogramkan oleh manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi
agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan apa yang
diharapkan melalui pesan tersebut.
Telaah mawas diri (workers community diagnosis)
Telaah mawas diri sebenarnya merupakan ajang diagnosis
masalah oleh masyarakat pekerja terhadap kondisi kesehatan
kerja mereka. Secara singkat dapat digambarkan bahwa
masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan
kerja mereka sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di
sekeliling mereka. Atas dasar kedua hal ini (masalah dan potensi),
dibuatlah diagnosis masalah kesehatan kerjanya. Dalam hal ini,
kewajiban bagi manajemen tempat kerja adalah mencarikan cara
yang tepat agar mempermudah mereka dalam mengenali masalah
dan menggali potensi yang mereka miliki.

Pelaksanaan kegiatan (workers community treatment)


Dalam hal ini, masyarakat pekerja menjalankan upaya
penanggulangan masalah. Serangkaian kegiatan yang disusun
diharapkan dapat secara bertahap mengatasi masalah-masalah
kesehatan kerja yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan apakah
resep mereka sudah tepat. Namun perlu dipantau agar bila
ternyata ada kekeliruan, bisa segera diperbaiki.

Memantau/menyesuaikan
Selama program promosi kesehatan di tempat kerja berlangsung,
pemantauan perlu dilakukan. Setiap perubahan perilaku yang terjadi
perlu diperhitungkan, dan perubahan lingkungan baik yang positif
(mendukung) maupun yang negatif (menghambat) perlu diketahui,
diantisipasi dan dihadapi secara tepat. Dengan demikian program
promosi kesehatan dapat berjalan terus, berkembang dan mencapai
sasarannya.

Evaluasi
Pada akhirnya setelah program dijalani sesuai rencana, maka dilakukan
evaluasi ; apakah proses pelaksanaan berlangsung sesuai dengan
rencana?, apakah ada perubahan perilaku pekerja kearah positif?,
apakah perubahan keadaan sehubungan dengan promosi kesehatan
yang dilakukan?

Pembinaan dan pengembangan


Kegiatan pembinaan dan pengembangan merupakan siklus lanjut
dari lingkaran pemecahan masalah-masalah kesehatan kerja. Pada satu
periode akhir kegiatan, tahap selanjutnya adalah worker community
development yang kemudian berputar kembali ke langkah workers
community diagnosis, workers community prescription dan workers
community treatment, Inspection/adaptation, evaluation sebab akan
timbul problematik baru yang lebih tinggi tingkatnya. Bila ini berjalan,
maka akan terjadi proses pembinaan dan pengembangan sesuai dengan
tingkat perkembangan masalahnya.
Jenis Metode Promosi Kesehatan
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan
Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari
sasaran promosi.
3.1.1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.Dalam hal ini para penyuluh
langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di
sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan
di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak
langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia
menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya
publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb

3.1.2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai


a. Pendekatan PERORANGANDalam hal ini para penyuluh
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran
secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon,
dan lain-lain
b. Pendekatan KELOMPOKDalam pendekatan ini petugas
promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode
penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan,
Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan MASALPetugas Promosi Kesehatan
menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang
jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini
adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll

3.1.3. Berdasarkan Indera Penerima


a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan
diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan
Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding,
Pemutaran Film
b. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh
sasaran melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat
radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode KOMBINASI. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi
cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman


Pengelolaan Promosi Kesehatan, Dalam Pencapaian PHBS, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan
Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008
Fitrihana, Noor. 2008. Memperbaiki kondisi kerja di industri
garmen.
http://industri.unand.ac.id/blog/lusi/2008/10/16/memperbaiki-kondisi-
kerja-di-industri-garmen/. Diakses 18 Mei 2009.

Anda mungkin juga menyukai