Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

1.1 Tabel Hasil Pengamatan

A. Uji Biuret

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. 3 ml terbentuknya Hasil posistif
protein + 1 endapan ditunjukan dengan
ml NaOH berwarna perubahan warna
40% + ungu. (+) sampel menjadi
CuSO warna ungu yang
disebabkan oleh
karena adanya
kompleks ion Cu+
dengan ikatan
peptida protein.

B. Reaksi Millon-Nesse

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. 2 ml protein Terbentuk Hasil negatif, untuk
+ 1 ml larutan hasil positif
reagen berwarna ditunjukkan dengan
HgSO4 + 1 kuning (-) adanya warna
ml NaNO2 hitam pekat, yang
menandakan
adanya tirosin
C. Uji Hopskins-Cole

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. Larutan Terbentuknya Hasil positif
protein + 1 warna ungu ditunjukan oleh
tetes pada tengah lapisan berwarna
formalde atau zona ungu yang
hida + 1 kontak kedua terbentuk diantara
tetes HgSO4 larutan. (+) zona kontak kedua
+ 1 ml larutan
H2SO4
pekat

D. Uji Xanthoprotein

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. 3 ml larutan Terbentuknya Hasil positif
protein + 1 ml larutan ditunjukkan dengan
HNO3 pekat + berwarna terbentuknya larutan
NaOH kuning pekat kuning pekat setelah
ditambahkan larutan
basa (NaOH)
2. 3 ml larutan Larutan Hasil positif
protein + 1 ml berwarna ditunjukan oleh
HNO3 pekat. kuning muda warna kuning pekat
setelah penambahan
alkali.
E. Uji Sulfur

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. 1 ml larutan Terbentuknya Hasil positif yaitu
protein warna coklat terbentuknya timah
(serum setelah sulfida yang
darah) + 1 penambahan ditandai dengan
ml NaOH timah asetat. terbentuknya warna
40% + 1 ml (+) coklat hingga hitam
timah asetat

F. Uji Ninhidrin

No Sampel Hasil Interpretasi hasil Gambar


. Pengamatan
1. 5 ml larutan Terbentuknya Hasil posistif
protein + 0,5 larutan ditunjukan oleh
larutan berwarna biru terbentuknya
triketoni setelah larutan warna biru
nhidrin pemanasan. setelah dilakukan
hidrat 0,1% (+) penambahan
larutan
triketonihidrin
hidrat kemuadian
dipanaskan dan
didinginkan.
G. Pengendapan Oleh Garam Logam Berat

No Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar


. Pengamatan
1. 2 ml protein Terbentuk Hasil positif
(Putih Telur) endapan ditunjukkan
+ 1 tetes berwarna dengan adanya
ZnSO4 putih endapan yang
terbentuk
2. Putih telur + Terbentuk Hasil positif
AgNO3 endapan ditunjukkan
berwarna dengan adanya
putih endapan yang
terbentu
3. Putih telur + Terbentuk Hasil positif
timah asetat endapan ditunjukkan
berwarna dengan adanya
putih endapan yang
terbentuk
4. Putih telur + Terbentuk Hasil positif
HgSO4 endapan ditunjukkan
berwarna dengan adanya
putih endapan yang
terbentuk
5. Putih telur + Terbentuk Hasil positif
CuSO4 endapan ditunjukkan
berwarna dengan adanya
putih endapan yang
terbentuk
6. Putih telur + Terbentuk Hasil positif
FeCl3 encer endapan pada ditunjukkan
larutan dengan adanya
endapan yang
terbentuk

H. Pengendapan protein oleh reagen alkaloid

No Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar


. Pengamatan
1. Putih telur Pada larutan Larutam berwarna
encer + asam terbentuk putih keruh dan
sulfosalisilat endapan terdapat endapan
20% berwarna (+)
putih
2. 2 ml protein + Pada larutan Pada larutan
2 ml reagen terbentuk terbentuk endapan
Esbach endapan berwarna kuning
berwarna (+)
kuning
3. Protein + 10 Pada larutan Larutam berwarna
tetes potasium terbentuk hijau keruh dan
ferosianida endapan terdapat endapan
5% dan asam berwarna (+)
glasial hijau muda

I. Pengendapan protein oleh garam dan alkohol pekat

No Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar


. Pengamatan
1. 5 ml protein + Positif (+) Larutam berwarna
Amonium putih keruh dan
sulfat padat terdapat endapan
berlebih
2. 2 ml etanol Positif (+) Terbentuk
pekat + 1-2 endapan berwarna
tetes protein putih setelah
pekat (Serum ditambahkan
darah) dengan etanol
pekat

J. Pengendapan albumin dan globulin

No Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar


. Pengamatan
1. 2 ml serum Positif (+) Larutam berwarna
darah encer + kemerahan dan
1 tetes Asam terdapat endapan
sulfosalisilat
2. 2 ml serum Negatif (-) terbentuk
darah encer + gumpalan pada
1 tetes larutan, setelah
Indikator ditambahkan
klor-fenol red NaOH, gumpalan
+ asam asetat yang terbentuk
2% + NaOH hilang

K. Efek asam kuat pada protein

No Sampel Hasil Interpretasi Hasil Gambar


. Pengamatan
1. 3 ml asam Positif (+) Larutam bening
nitrat pekat + dan terbentuk
larutan endapan pada
protein lapisan larutan
2. 1 ml asam menetralkan Dinetralkan
amino + basa dari dengan NaOH,
larutan asam amino setelah itu larutan
formaldehida akan berubah
+ 1 tetes menjadi warna
fenolftalein + pink, kemudian
NaOH 10% kedua larutan
dicampurkan dan
warna menjadi
bening

1.2 Pembahasan

A. Uji Biuret
Metode biuret didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua
atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu
dengan garam Cu dalam larutan alkali.Metode biuret ini merupakan
metode yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein karena
seluruh protein mengandung ikatan peptida. Pengujian secara biuret ini
sampel harus berupa larutan, jadi sampel terlebih dahulu dibuat menjadi
larutan. Sampel berupa padatan harus dihaluskan terlebih dahulu dibuat
menjadi larutan.Untuk hasil yang lebih baik maka menggunakan kontrol
positif dan kontrol negatif sebagai pembanding. Kontrol positif yang
digunakan yaitu putih telur karena putih telur mengandung protein sebesar
12,8% - 13,4%. Reaksi ini positif protein dengan timbulnya warna ungu.
Dari hasil analisis semua sampel memberikan reaksi positif dengan
warna ungu yang terbentuk berbanding langsung dengan konsentrasi
protein, dimana semakin meninggkat intensitas warnannya konsentrasi
protein semakin besar. Kontrol negatif memberikan warna biru yang
merupakan warna dari garam Cu. Dalam praktikum ini sampel
memberikan hasil reaksi yang positif. Hal ini ditandai dengan munculnya
endapan berwanra ungu saat cairan putih telur encer dicampurkan dengan
40% NaOH 1mL dan tetes demi tetes CuSO4 dengan kondisi telah
melewati proses pemanasan.

B. Uji Millon-Nesse
Uji millon-Nasse yang bertujuan untuk mengetahui adanya asam
amino tirosin pada putih telur (protein). Prinsip kerja pada uji Millon-
Nasse ini adalah terbentuknya warna merah sebagai indicator adanya
asam amino tirosin. Pada praktikum ini, saat larutan protein (putih telur)
ditambahkan dengan reagen HgSO4 dan juga NaNO2 menunjukkan hasil
negative, karena pada hasil praktikum yang dilakukan larutan berwarna
putih dan terbentuk endapan berwarna kuning menunjukkan tidak adanya
kandungan tirosin yang terdapat pada protein putih telur. Tirosin yang ter-
golong asam amino non-esensial, sehingga tidak terkandung dalam
globulin putih telur. Sementara jika hasil positif maka laurtan akan
berwarna hitam pekat yang menandakan adanya tirosin.

C. Uji Hopkins Cole


Uji Hopkins Cole yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan
asam amino triptofan dalam molekul albumin. Prinsip kerja pada uji
Hopkins Cole adalah terjadi kondensasi antara gugus aldehid dari
formaldehid dengan gugus indol dari asam amino tryptophan yang akan
membentuk warna ungu. Pada praktikum ini Uji Hopkins Cole yang
dilakukan pada sampel terbentuk warna ungu pada tengah atau zona
kontak pada kedua larutan yang berarti bahwa hasil positif bahwa pada
molekul protein putih telur mengandung asam amino esensial yang salah
satunya adalah tryptophan. Warna ungu pada uji ini juga terbentuk karena
gugus indol berikatan 27 dengan aldehid yang berasal dari formaldehid.
Hasil yang didapatkan dari praktikum ini sesuai denga literature yaitu
protein pada putih telur mengandung asam amino tryptophan.

D. Uji Xantoprotein
Pada uji ini prinsipnya adalah Asam amino aromatik direaksikan
dengan asam nitrat menyebabkan nitrasi cincin aromatik dan membentuk
produk nitro berwarna kuning (turunan nitro). Ketika larutan basa kuat
ditambahkan, warna menjadi lebih gelap (dari kuning ke jingga). Hasil
postif : tirosin, triptofan, dan fenilalanin (hanya dengan pemanasan lama).
Fenilalanin sulit memberikan hasil positif pada kondisi normal sehingga
tidak membentuk warna jingga tanpa pemanasan lama. Tujuan uji ini
adalah untuk mengidentifikasi asam amino aromatik (mempunyai cincin
benzena). Prosedur kerjanya adalah, masukkan 3mL larutan protein ke
dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 1mL asam nitrat (NHO3) pekat,
lakukan inkubasi dalam penangas air mendidih. Hasil reaksi terbentuk
endapan yang memberikan warna kuning pada larutan, bagi larutan ke
dalam dua tabung pada tabung 1 ditambahkan NaOH dan pada tabung 2
tidak ditambahkan NaOH. Hasil akhir pada uji Xantoprotein pada protein
ini adalah terbentuknya warna kuning pekat setelah penambahan alkali
yang menunjukkan hasil positif pada uji ini.

Anda mungkin juga menyukai