Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

DISUSUN OLEH

NAMA : SUCI AYU LESTARI


NPM : E1K023015
PRODI : PROTEKSI TANAMAN
KELOMPOK : 4 ( EMPAT )
HARI/JAM : SELASA, 08:00 - SELESAI
TANGGAL : 17 OKTOBER 2023
KO-ASS : MUHAMMAD FARHAN WIJAYA (E1G022066)
DOSEN : 1. Dra.DEVI SILSIA . SP,.M.,SI
: 2.AGUSTIN ZARKANI,SP.,M.SI.,PH.D
OBJEK PRAKTIKUM : TITRASI ASAM DAN BASA

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI ................................................................................................................

BAB1 ................................................................................................................

PENDAHULUAN ................................................................................................................

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................


1.2 Tujuan Percobaan .........................................................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................

BAB3. ...................................................................................... METEDOLOGI

3.1 Alat dan Bahan..............................................................................................................


3.2 Cara Kerja ................................................................................................................

BAB 4. HASIL PENGAMATAN.................................................................................................

BAB5. .................................................................................... PEMBAHASAN

BAB 6. PENUTUP .................................................................................................................

6.1 Kesimpulan .................................................................................................................


6.2 Saran .................................................................................................................

BAB7. .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................

I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisa volumetrik adalah suatu cara menentukan jumlah


( kuantitatif ) suatu zat. Analisa ini tergantung pada pengukuran volume yang
tepat dari dua macam larutan yang bereaksi sempurna . Salah satu larutan harus di
ketahui konsentrasi nya, larutan ini di sebut larutan standar sedangkan larutan
yang lain akan di tentukan konsentrasinya oleh larutan standar. Proses penentuan
konsentrasi ini di sebut titrasi. Dalam proses titrasi suatu larutan di tambahkan
sedikit demi sedikit pada larutan yang volumenya telah diketahui, sampai tercapai
titik ekivalen, yaitu jumlah stoikhiometri (perbandingan mol) dari kedua pereaksi.
Titik akhir titrasi/reaksi di ketahui ketika indikator yang di gunakan tepat
mengalami perubahan warna.

Ada empat macam reaksi yang di gunakan dalam tirasi :

1. Reaksi asam-basa
2. Reaksi redoks
3. Reaksi pengendapan
4. Reaksi pembentukan kompleks

Titrasi ini berdasarkan reaksi penetralan asam dengan basa. Pada


titik ekivalen, jumlah asam yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang di
pakai . Untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya digunakan indikator asam
basa yaitu suhu zat yang dapat berubah warna yang tergantung pada ph larutan.
Indikator harus dipilih sehingga ph titik ekivalen titrasi terdapat pada daerah
perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi menggunakan indikator
tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah tercapai. Jadi titik
akhir titrasi adalah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai. Titik
akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya di sebut
kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil
kesalahan titrasi ini. (Team penyusun, 2014)
1.2 Tujuan

1. mahasiswa mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh


yang mengandung asam
2. mahasiswa mampu menstandarisasi larutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Titrasi asam basa merupakan penetapan konsentrasi senyawa yang


bersifat asam dengan larutan standar yang bersifat basa begitupun
sebaliknya dengan penetesan larutan standar melalui buret ke dalam
larutan yang ingin diketahui konsentrasinya pada Erlenmeyer hingga
mencapai titik ekuivalen (Budi et al., 2020).
Suatu zat yang dapat mengklasifikasikan asam maupun basa dalam
suatu larutan disebut indikator asam basa. Perubahan warna pada suatu
larutan akan terjadi pada saat pengujian menggunakan indikator, sehingga
dapat dibedakan larutan tersebut bersifat asam atau basa. Larutan asam
lebih sering diuji menggunakan indikator sintetis, seperti kertas indikator
universal, kertas lakmus, fenolftalein dan metil jingga, kertas indikator
ekstrak kulit buah manggis menghasilkan gradasi warna hijau yang
berbeda setelah diuji pada larutan basa sedangkan kertas lakmus hanya
mampu membedakan suatu larutan bersifat asam atau basa saja
( kurniawati, 2020).
Titrasi asam basa dinyatakan sedang, yaitu pada titrasi asam kuat
basa kuat sebesar 1,7601% dan pada titrasi asam lemah basa kuat sebesar
2,0742%. Sedangkan kecermatannya, penggunaan ekstrak daun Pucuk
Merah sebagai indikator pH alami titrasi asam kuat basa kuat sebesar
0,9167% dan pada titrasi asam lemah basa kuat sebesar 1,1550%.
Sehingga penggunaan ekstrak daun Pucuk Merah lebih tepat dan lebih
cermat sebagai indikator pH alami titrasi asam kuat basa kuat (Rusiani,
2017).

Pengembangan keterampilan generik sains pengamatan dalam


percobaan titrasi asam basa yaitu saat mengamati langsung terjadinya
perubahan warna larutan pada saat titik ekivalen maupun mencari
keterkaitan-keterkaitan sebab akibat dari pengamatan tersebut.
Keterampilan generik sains kesadaran akan skala dalam titrasi asam basa
dapat dilihat pada perhitungan pH saat titik ekivalen maupun menentukan
konsentrasi dari suatu larutan. Pengambilan kesimpulan hubungan antara
reaksi titrasi asam basa dengan kurva sesuai teori diperlukan keterampilan
generik sains inferensi logika (Rosaldi, 2018).
Titrasi asam basa disebut juga titrasi asidi alkalimetri. Kadar atau
konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri
dengan teknik titrasiasam basa.Volumetri adalah teknik analisis kimia
kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume
larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan
kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan
warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan
berdasarkan persamaan reaksi. Reaksi penetralan asam basa dapat
digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. Dalam
hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan larutan basa, atau
sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen asam dan basa tepat habis
bereaksi. Jika molaritas salah satu larutan asam atau basa diketahui, maka
molaritaslarutan yang satu lagi dapat ditentukan. (Maryani, 2012 ).
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan

 NaOH 0,1 M
 HCL 0,1 M
 H2C2O4
 Indikator penolphetalein
 Erlemeyer
 Buret 50 ml
 Statis dan klem
 Gelas ukur 25 ml atau 10ml
 Corong kaca
3.2 Prosedur kerja

3.2.1 Standarisasi larutan NaOH 0,1 M

Mencuci buret akan digunakan untuk standarisasi dan membilas


dengan 5 mL larutan NaOH . Memutar kran buret untuk mengeluarkan
cairan yang tersisa dalam buret, selanjutnya mengisi buret dengan 5 mL
NaOH untuk membasahi dinding buret. Kemudian mengeluarkan
larutan dari buret. Lalu memasukkan larutan NaOH lagi ke dalam buret
sampai skala tertentu. Mencatat kedudukan volum awal NaOH dalam
buret .

Proses standarisasi :

 Mencuci 3 erlemeyer, pipet 10 mL larutan asam oksalat 0,1 M dan


memasukan ke dalam setiap Erlemeyer dan menambahkan ke dalam
masing-masing Erlemeyer 3 tetes indikator penolphtalein (PP).
 mengalirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi
sedikit sampai terbentuk warna merah mudayang tidak hilang
apabila gelas Erlemeyer digoyang.
 Mencatat volume NaOH tercapai
 Mengulangi dengan cara yang sama untuk Erlemeyer ke II dan III.
 Menghitung molaritas ( M ) NaOH

3.2.2 Penentuan konsentrasi HCL

 Mencuci 3 erlemeyer, pipet 10 Ml larutan HCL 0,1 M dan


memasukkan ke dalam setiap erlemeyer.
 Menambahkan kedalam masing-masing Erlemeyer 3 tetes
indikator penolphtalein (PP )
 Mengalirkan larutan NaOH yang ada dalam buret sedikit demi
sedikit sampai terbentuk warna merah muda yang tidak hilang
apabila gelas erlemeyer di goyang
 Mencatat volume NaOH terpakai
 Mengulangi dengan cara yang sama untuk erlemeyer ke II dan ke
III
 Menghitung molaritas (M) HCl
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Standarisasi NaOH dengan larutan asam oksalat


No Prosedur Ulangan Rata-rata
I II III
1 Volume larutan asam oksalat 0,1 M 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
2 Volume NaOH terpakai 12 mL 11 mL 11,5 mL 11,5 mL
3 Molaritas (M) NaOH 0,020 M 0,022 M 0,021 M 0,021 M

Standarisasi HCI dengan larutan HCI


No Prosedur Ulangan Rata-rata
I II III
1 Volume larutan HCI 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
2 Volume NaOH terpakai 4,5 mL 4 mL 4,3 mL 4,2 mL
3 Molaritas (M) NaOH Berdasarkan hasil percobaan di atas 0,021 M
4 Molaritas (M) larutan HCI 0,06 mL 0,0675 mL 0,0627 mL 0,0634M
BAB V

PEMBAHASAN

Reaksi asam basa dapat digunakan untuk menentukkan konsentrasai


larutan asam atau larutan basa. Penentuan itu dilakukan dengan cara meneteskan
larutan basa yang telah diketahui konsentrasinya kedalam sejumlah larutan asam
yang belum diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Penetesan dilakukan hingga
asam dan basa tepat habis bereaksi. Waktu penambahan hingga asam dan basa
tepat habis disebut titik ekuivalen. Dengan demikian, konsentrasi asam atau basa
dapat ditentukan jika salah satunya sudah diketahui. Proses penetapan konsentrasi
tersebut disebut titrasi asam basa.

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat lain
yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan bardasarkan
jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan
reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi
yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk tetrasi yang
melibatkan BGpembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

5.1 Perhitungan standarisasi larutan NaOH dengan larutan Asam Oksalat

 Molaritas NaOH percobaan 1 Molaritas NaOH pada percobaan II


Mol = Gram/Mr Mol = Gram/Mr
= 10/40 = 0,25 mol = 10/40 = 0,25 mol
M = mol/liter larutan M = mol/liter larutan
= 0,25/12 ml = 0,020 = 0,25/11 mL = 0,022M
 Molaritas NaOH pada percobaan III
Mol = Gram/Mr
= 10/40 = 0,25 mol
M = mol/liter larutan
= 0,25/11,5 ml = 0,021

Jadi molaritas rata-rata NaOH adalah sebagai berikut :


0,020 M + 0,022 M + 0,021 M / 3 = 0,021 M
Jadi kadar NaOH pada proses titrasi yang dilakukan adalah sebanyak
0,021 M.

 Molaritas HCl pada percobaan I Molaritas HCl pada percobaan


II
Mol = Gram/Mr Mol = Gram/Mr
= 10/36,5 = 0,27 mol = 10/36,5 = 0,27 mol
M = mol/liter larutan M = mol/liter larutan
= 0,27/4,5 mL = 0,27/ 4 mL
= 0,06 M = 0,0675 M

 Molaritas HCl pada percobaan III


Mol = Gram/Mr
= 10/36,5 = 0,27 mol
M = mol/liter larutan
= 0,27/4,3 mL
= 0,0627 M

Jadi molaritas rata-rata HCl adalah sebagai berikut :


0,06 M + 0,0675 M + 0,0627 M / 3 = 0,0634 M
Jadi kadar HCl pada proses titrasi yang dilakukan adalah sebanyak
0,0634 M.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari praktikum di atas dapat di simpulkan bahwa :

1. Dalam melakukan teknik titrasi caranya yaitu meteskan larutan penitrasi


perlahan-lahan ke dalam larutan yang akan dititrasi. Penetesan akan
dihentikan jika sudah tercapai titik akhir titrasi, titik titrasi diketahui dari
perubahan warna indikator.
2. Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl telah mencampai standarlisasi
pencampuran yaitu dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening
hingga menjadi pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi
hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati
melakukan praktikum ini. Setelah volume NaOH (basa) diketahui, barulah
Konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.

6.2 Saran

Dalam melakukan praktikum, praktikan sebaiknya harus berhati-


hati dalam menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium, dan dalam
melakukan praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam
mengukur volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat
mempengaruhi hasil konsentrasi HCl.
DAFTAR PUSTAKA

Untari, Budi, dkk., 2020. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Kandungan

Jenis Asam Lemak dalam Minyak yang Dipanaskan dengan Metode

Titrasi Asam Basa dan Kromatografi Gas. Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi.

Vol 1 : Hal 1-10.

Rusiani,Aisyah P. 2017. Pengembangan Penuntun Peratikum Titrasi Asam Basa

Mengunakan Indikator Alami Berbasis Pendekatan Saintifik, Jurnal


Tadris

Kimiya, Vol 2, No 2, Hal 159-168.

Kurniawati, Amelia.2020. Ekstraksi Dan Analisis Zat Warna Ekstrak Kulit Buah

Manggis Serta Aplikasinya Sebagai Indikator Asam-Basa, Jurnal Of

Charmical Science, Vol 9, No 1, Hal 57-62.

Rosadi, Irfan. 2018. Dasain Lembar Kerja Pratikum Titrasi Asam Basa Berbasis

Keterampilan Generik Sain Pengamatan, Kesadaran Akan Sekala Dan

Inferensi Logika Siswa, Universitas Negeri Semarang.

Maryani, 2012. Modul Menerapkan Dasar-Dasar kerja di Laboratorium Resep


dan

Kimia. Erlangga.
LAMPIRAN POTO LARUTAN HCl

Anda mungkin juga menyukai