Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PEMBUATAN LARUTAN

OLEH

NAMA : LITA FITRIA

NIM : A1L1 16 023

KELOMPOK : III A

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa atau fenomena

yang terjadi dialam, lebih spesifiknya lagi mempelajari tentang materi dan

perubahan yang menyertainya. Ilmu kimia seringkali dikatakan sebagai central

sains karena pada disiplin ilmu apapun selalu berkaitan dengan kimia. Seorang

ahli yang melakukan eksperimen tentang kimia dikatakan sebagai ilmuwan,

dimana ilmuwan tersebut melakukan peneletian tentang perubahan materi dan

perubahan yang menyertainya. Ketika mempelajari ilmu kimia tidak lepas dari

adanya larutan.

Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih

dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut

pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil

disebut zat terlarut atau solute. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat

tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan

yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi

melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara

homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan

konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.

Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau
lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat

terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung

sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut

konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil

solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Berdasarkan hal tersebut maka

dilakukanlah percobaan pembuatan larutan.


.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu:

1. Bagaimana cara membuat larutan sesuai dengan konsentrasi yang

diperlukan?

2. Bagaiman sifat-sifat dari larutan dengan berbagai konsentrasi tertentu?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu:

1. Dapat mengetahui cara membuat larutan sesuai dengan konsentrasi yang

dibutuhkan.

2. Dapat mengetahui sifat-sifat dari larutan dengan berbagai konsentrasi

tertentu.

1.4 Manfaat Percobaan

Manfaat yang diharapkan pada percobaan ini yaitu:

1. Memberikan informasi cara membuat larutan dengan berbagai konsentrasi

dan volume tertentu.

2. Sebagai bahan rujukan untuk percobaan di hari esok.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat

yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat

berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah

larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut.

Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.

Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam

mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

2.2 Konsentrasi

Menurut Adha (2015) konsentrasi larutan adalah komposisi yang

menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut.

Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik

jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu

suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam

keadaan jenuh (Putri dkk., 2017).

2.3 Asam Oksalat

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H₂C₂O₄ dengan

nama sistematis asam etanadioat. Asam oksalat merupakan jenis asam organik

yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Banyak ion logam
yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah

kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering

ditemukan. Secara umum, ada empat macam proses pembuatan asam oksalat

dengan bahan dasar yang berbeda, yaitu sintesis dari natrium formiat, fermentasi

glukosa, peleburan alkali, dan serta dari oksidasi karbohidrat dengan HNO₃

(Afriandi, dkk., 2015).

Asam oksalat merupakan turunan asam karboksilat. Asam oksalat

mengandung dua gugus karboksil. Gugus karboksil ini terletak pada ujung rantai

lurus karbon. Asam oksalat mempunyai rumus molekul C 2H2O4. Asam oksalat

merupakan turunan asam dikarboksilat yang kuat dan banyak terdapat di tanaman

dan sayuran. Asam oksalat dihasilkan dalam tubuh dengan metabolisme asam

glioksilat atau asam askorbat. Asam oksalat tidak dimetabolisme tetapi

diekskresikan dalam urin . asam ini dapat digunakan sebagai reagen analitis dan

sebagai reduktor (Febrianti, ddk., 2015)

2.4 Indikator Fenolftalein

Fenolftalein (Inggris) phenolphtalein adalah pewarna yang berperan

sebagai indikator pH. Fenolftalein sering digunakan sebagai indikator titrasi asam-

basa, untuk aplikasi ini, ia berubah warna dari tak berwarna dalam larutan asam

menjadi merah muda dalam larutan basa. Indikator ini merupakan suatu senyawa

kompleks yang dapat bereaksi dengan asam maupun basa dengan adanya

perubahan warna sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen melalui proses titrasi.

Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-asam kuat biasanya berupa

indikator sintetis, misalnya indikator fenolftalein (pp). Indikator ini merupakan


indikator sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang relatif mahal, dapat

menyebabkan polusi kimia, ketersediaan yang terbatas dan biaya produksi yang

tinggi (Apriani, dkk., 2016).

2.5 Etanol

Etanol atau etil alkohol adalah bahan kimia yang terdapat didalam minuman

beralkohol atau arak , bahan ini banyak digunakan sebagai pelarut dalam dunia

farmasi dan industri makanan dan minuman . Etanol tidak berwarna dan tidak

berasa ,namun memiliki bau yang khas dan mudah terbakar .Selain digunakan

dalam makanan dan minuman , etanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar

kendaraan bermotor , penggati minyak bumi. Etanol dapat dibuat melalui sintesa

kimia dan melalui fermentasi atau peragian bahan-bahan hasil pertanian yang

mengandung karbohidrat (Utami, 2009).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Anorganik dengan Judul Pembuatan Larutan

dilaksanakan pada hari sabtu, 20 oktober 2018 bertempat di Laboratorium Jurusan

Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

3.2 Alat-alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet skala 25 mL,

labu takar 250 mL dan 50 mL, pipet tetes, gelas kimia 250 mL, filler, botol

timbang, batang pengaduk, spatula, timbangan analitik dan botol semprot.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat,

indikator phenoptalien, etanol, logam Cu2+ dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Larutan Asam Oksalat

Ditimbang asam oksalat sebanyak 2,25 g. Setelah ditimbang dimasukkan

kedalam gelas kimia. Setelah itu diencerkan dengan menggunakan larutan

aquades. Kemudian diaduk sampai larut. Setelah larut dimasukkan kedalam labu
takar. lalu ditambahkan dengan larutan aquades sampai batas tera. Setelah itu

dihomogenkan.

3.3.2 Pembuatan Larutan Indikator Phenoptalien

Ditimbang indikator phenoptalein sebanyak 0,125 g. Setelah ditimbang

dimasukkan kedalam gelas kimia. Setelah itu diencerkan dengan larutan etanol.

Kemudian diaduk sampai larut. Setelah larut dimasukkan kedalam labu takar.

Lalu ditambahkan dengan larutan etanol sampai batas tera. Setelah itu

dihomogenkan.

3.3.3 Pembuatan Larutan Cu2+

Ditimbang logam Cu2+ sebanyak 6.242 g. Setelah ditimbang dimasukkan

kedalam gelas kimia. Setelah itu diencerkan dengan larutan aquades. Kemudian

diaduk sampai larut. Setelah larut dimasukkan kedalam labu takar. Lalu

ditambahkan dengan larutan aquades sampai batas tera. Setelah itu

dihomogenkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan

4.1.1. Pembuatan Larutan H2SO4 2,5 M 250 mL

Tabel 4.1. Pengamatan Pembuatan Larutan H2SO4 2,5 M 250 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Dipipet 34,32 mL asam sulfat pekat Tak berwarna, panas
2. Dilarutkan dengan sedikit air dalam gelas Tak berwarna, panas,
kimia larut
3. Dimasukkan dalam labu takar 250 mL, Tak berwarna
dihomogenkan

4.1.2. Pembuatan Larutan HCl 0,055 M 50 mL

Tabel 4.2. Pengamatan Pembuatan Larutan HCl 0,055 M 50 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Dilarutkan 0,22 mL HCl pekat dengan sedikit Menghasilkan panas, tak
aquades berwarna
2. Dimasukkan dalam labu takar 50 Ml Tak berwarna
3. Dihomogenkan Tak berwarna

4.1.3. Pembuatan Larutan KMnO4 0,02 M 250 mL

Tabel 4.3. Pengamatan pembuatan larutan KMnO4 0,02 M 250 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Ditimbang 0,79 gram Padatan ungu tua
2. Dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas Larut, ungu
kimia
3. Dimasukkan dalam labu takar 50 mL, Berwarna ungu
dihomogenkan
4.1.4. Pembuatan Larutan FeCl3 0,2 M 150 mL

Tabel 4.4. Pengamatan Pembuatan Larutan FeCl3 0,2 M 150 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Ditimbang 0,322 gram feri klorida Padatan
2. Dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas Larut
kimia
3. Dimasukkan dalam labu takar 100 mL,
dihomogenkan
4. Ditimbang lagi sebanyak 0,161 gram, lalu Berwarna kuning
dilarutkan dalam gelas kimia dengan sedikit
aquades, dimasukkan dalam labu takar 50 mL,
ditambahkan aquades hingga tanda tera,
dihomogenkan

4.1.5. Pembuatan Larutan C2H2O4 0,1 M 100 mL

Tabel 4.5. Pengamatan Pembuatan Larutan C2H2O4 0,1 M 100 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Ditimbang sebanyak 1,26 gram asam oksalat
2. Dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas Larut, tak berwarna
kimia
3. Dimasukkan dalam labu takar 100 mL,
dihomogenkan

4.1.6. Pembuatan Larutan NH3 1 M 100 mL

Tabel 4.6. Pengamatan Pembuatan Larutan NH3 1 M 100 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Dipipet ammonia cair 9,8 Ml Larutan tak berwarna
2. Dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas Larut, berbau menyengat
kimia
3. Dimasukkan dalam labu takar 100 mL, Tak berwarna
ditambahkan aquades hingga tanda tera,
dihomogenkan

4.1.7. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M 500 mL

Tabel 4.7. Pengamatan Pembuatan Larutan NaOH 0,1 M 500 mL


No Perlakuan Pengamatan
.
1. Ditimbang NaOH sebanyak 2 gram Padatan berwarna putih
2. Dilarutkan dengan sedikit aquades Larut, Tak berwarna
3. Dimasukkan dalam labu takar 500 mL, Tak berwarna
ditambah aquades hingga tanda tera,
Dihomogenkan

4.2 Pembahasan

Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih

dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut

pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil

disebut zat terlarut atau solute. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat

tersebut komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan

yang lainnya lagi. Dalam suatu larutan emiliki konsentrasi. Konsentrasi adalah

kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah

satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.

Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu

pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif

terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat.

Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah

atau encer.
Pembuatan larutan ini menggunakan aquades sebagai pelarut. Sedangkan

zat terlarutnya adalah Cu2+ dan Asam Oksalat. Hal yang paling utama dalam

proses pembuatan larutan yang harus diperhatikan adalah menentukan konsentrasi

dalam bentuk molaritas, molalitas, normalitas, fraksi mol, dan ppm. Hal ini

dimaksudkan agar dapat menentukan berapa massa (gram) yang dibutuhkan

untuk membuat larutan, Cu2+ dan Asam Oksalat serta pembuatan Indikator

Fenolftalein. Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan

pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan

pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan yang telah diperoleh, diketahui

massa KMnO4 0,79 gram, massa FeCl3 1,625 gram, massa C2H2O4 0,9 gram, dan

massa NaOH 2 gram. Sedangkan untuk volume yang digunakan untuk pembuatan

larutan adalah H2SO4 34,4 mL, HCl 0,228 mL dan NH3 7,5 mL. Dalam proses

pembuatan larutan ini, ketiga larutan tersebut untuk semua bahan terlarut dalam

air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam labu takar dan dengan adanya

pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.

Proses pengencaran untuk larutan yang masih dalam bentuk padatan

biasanya diencerkan terlebih dengan menambahkan pelarut aquades. Tujuan

penambahan aquades pada setiap zat terlarut adalah agar bahan lebih cepat larut.

Pada proses pengenceran ini biasanya akan terjadi perubahan volume dan

perubahan konsentrasi. Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari

ketiga larutan tersebut ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih besar dari

konsentrasi mula-mula atau mengalami kenaikan konsentrasi sehingga larutannya

kurang encer dari semula. setelah ditambahkan pelarut air konsentrasinya naik
menjadi 12,06 M dan pada larutanNH3 juga demikian awalnya berkonsentrasi

1M setelah diencerkan konsentrasinya berubah menjadi 13,3 M. dan untuk

menentukan volume larutan KMnO4, FeCl3, dan C2H2O4 dapat digunakan rumus-

rumus pengenceran, yakni M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus

banyaknya jumlah zat (mol), sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu,

percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah

sesuai dengan teori yang mendasari, yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu

memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu

pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi

jumlah zat terlarut tidak berubah.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini adalah:

1) Teknik pembuatan larutan memelukan ketelitian dan skill dalam membuat

larutan

2) Membuat larutan dengan berbagai satuan konsentrasi. Satuan konsentrasinya

yaitu Molaritas (M), molalitas (m), persen berat per berat (% W/W), persen

berat per volum (% W/V), persen volum per volum (% V/V), Normalitas (N),

ppm, dan fraksi mol (X).

3) Pengenceran larutan dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah

adalah apabila larutan yang lebih pekat, sesuai dengan satuan konsentrasi

larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan dan jumlah zat terlarut

sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, memenuhi persamaan ;

V1 x M1 = V2 x M1

5.2 Saran

Saran yag dapat saya ajukan yaitu agar dalam proses pembuatan larutan

harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Karena, apabila praktikan tidak teliti

atau salah dalam melakukan perhitungan maka akan mempengaruhi konsentrasi

dari larutan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung


Putri, L. M. A., Trapsilo P., Dan Bambang S. 2017. Pengaruh Konsentrasi Larutan
Terhadap Laju Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6
(2).

Anda mungkin juga menyukai