Anda di halaman 1dari 26

PEMANASAN ZAT KIMIA

Praktikum Kimia Analitik

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Gita Nurhidayah 221030790409
2. Muhammad Aji Saputra 221030790405
3. Olla Sastri Ana 221030790388
4. Sinta Rahmadani Pratama Putri 221030790398

S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGGERANG
TA. 2022/2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………. 2

DAFTAR GAMBAR ………………………………………….. 3

DAFTAR TABEL ………………………………………………. 4


BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 5
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 5
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………. 6
1.3 Tujuan Pratikum …………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………….. 7
2.1 Definisi Pemanasan Zat Kimia ………………………………….. 7
2.2 Macam-macam Metode Sterilisasi ………………………………. 7
2.3 Proses Pembentukan Larutan ……………………………………. 8
BAB III METODE PENELITIAN …………………………. 11
3.1 Alat dan Bahan …………………………………………………... 11
3.2 Prosedur Percobaan ……………………………………………… 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………… 16
4.1 Hasil Percobaan Pemanasan Zat Kimia ………………………… 16
4.2 Pembahasan Pemanasan Zat Kimia …………………………….. 16
BAB V KESIMPULAN ………………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….. 21

2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pemanasan pada sediaan NaCL dan NaOH ……………….. 17
Gambar 2. Perubahan Warna dengan Air Mawar ……………………... 19

3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat Pratikum ………………………………………………... 11
Tabel 2. Bahan Pratikum ……………………………………………… 12

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memanaskan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan dipraktikan. Alat yang

digunakan adalah pembakar gas. Untuk memanaskan cairan digunakan

labu Erlenmeyer, tabung reaksi dan gelas kimia. Dalam proses

pemanasan bahan ini, perlu diperhatikan terjadinya loncatan/percikan

cairan akibat peningkatan suhu (Anif, 2019).

Agar tidak terjadi kesalahan saat pemakaian alat-alat laboratorium,

seorang praktikan sebaiknya mengetahui prinsip kerja dan fungsi dari

alat-alat laboratorium tersebut. Selain itu keselamatan alat-alat

laboratorium harus diperhatikan agar dapat berfungsi dengan baik.

Banyak sekali alat ukur yang diciptakan agar dapat berfungsi dengan

baik. Banyak sekali alat ukur yang diciptakan manusia baik yang

tradisional maupun yang sudah menjadi produk ternologi modern. Salah

satu contohnya alat ukur besaran massa seperti neraca alat timbangan.

5
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan

tempat dan biasanya tidak dipergunakan pada reaksi kimia, seperti

menimbang cawan, gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zar adalah

menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk membuat larutan atau

akan direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat

penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan

kertas timbang (Mulyani, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teknik penimbangan ?

2. Apa yang dimaksud dengan teknik penyaringan zat ?

3. Bagaimana teknik dasar penyaringan dan penimbangan ?

1.3 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui teknik – teknik dasar bekerja di laboratorium.
2. Dapat melakukan teknik – teknik dasar bekerja di laboratorium.
3. Mengetahui bagaimana cara memanaskan zat dalam Erlenmeyer.
4. Bagaimana memanaskan zat dalam tabung reaksi.
5. Bagaimana cara menyaring endapan.
6. Bagaimana cara meneteskan larutan kedalam tabung reaksi.
7. Mengetahui cara menimbang zat terlarut

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pemanasan Zat Kimia

Memanaskan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

mematangkan suatu cairan atau bahan yang akan dipraktikkan. Alat

yang digunakan adalah pembakar gas. Untuk memanaskan cairan

digunakan labu Erlenmeyer, tabung reaksi, dan gelas kimia. Dalam

proses pemanasan bahan ini, perlu diperhatikan terjadinya

loncatan/percikan cairan akibat peningkatan suhu (Anif, 2019).

2.2 Macam-macam Metode Sterilisasi

a. Metode Panas Kering

Proses sterilisasi melalui metode panas kering dilakukan dengan

menggunakan alat yang disebut sterilisator kering atau dry heat

sterilizer. Dalam metode ini, panas diradiasikan ke seluruh ruangan

oleh media sterilizer yang berupa infra merah. Panas akan tersebar

merata di seluruh bagian dalam alat sehingga akan mensterilkan alat

yang terdapat di dalamnya.

7
b. Metode Panas Uap Bertekanan

Selain metode panas kering ada juga metode panas basah yang juga

disebut sebagai metode panas uap bertekanan. Metode ini

memanfaatkan uap panas yang berasal dari air mendidih kemudian

dipadukan dengan tekanan yang tinggi. Untuk melakukan metode ini

dibutuhkan sebuah alat yang sering disebut autoclave.

c. Metode Kimiawi

Metode kimia yaitu sterilisasi dengan menggunakan zat-zat kimia.

Proses ini biasanya digunakan untuk proses awal sterilisasi

menggunakan panas uap atau panas kering. Jadi alat-alaat Kesehatan

sebelum disterilkan menggunakan autoclave atau sterilisator kering

disterilkan dengan metode kimiawi yaitu direndam dengan

menggunakan larutan kimia.

2.3 Proses Pembentukan Larutan

Proses pembentukan larutan dapat mengetahui salah satu mekanisme

tersebut:

1. Zat terlarut bereaksi secar kimia dengan pelarut dan membentuk zat

baru. Ada zat yang dapat bereaksi secara permanen dengan pelarut.

8
Sehingga terbentuk zat baru yang tidak dapat pindah lagi, contohnya

oksidan asam dan oksida basa dalam air yang masing-masing

membentuk asam atau basa.

2. Zat terlarut berekasi membentuk tersolvasi dengan pelarut.

Zat terlarut berinteraksi kuat dengan pelarut bila partikel zat tersebut

bersifat ion, atau polar dan pelarutnya juga bersifat polar. Jika zat

berupa ion, maka terjadi gaya ion-dipol antara ion zat terlarut dengan

pelarut. Gaya ini lebih besar dari gaya dipol-dipol antara molekul

pelarut. Akhirnya terjadi solvasi, yaitu pengurangan partikel zat

terlarut oleh molekul-molekul pelarut. Jika pelarutnya air disebut

hidrasi.

3. Zat pelarut berinteraksi dengan pelarut.

Suatu zat dapat larut dalam cairan walaupun daya tarik antar partikel

zat dengan pelarut sangat lemah. Hal ini dapat terjadi bila molekul

kedua zat bersifat non polar. Antara molekul zat terlarut dan pelarut

hanya terdapat gaya London yang relatif lemah. Akibanya proses

pelarutan lebih lama dibandingkan solvasi. Jika kedua zat (zat

terlarut dan pelarut) berwujud cair, kedudukan satu molekul pelarut

9
dapat digantikan oleh molekul zat terlarut. Sehingga kedua zat dapat

saling melarutkan.

10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
No ALAT JUMLAH

1 Buncen 1 buah

2 Kaki tiga 1 buah

3 Tabung reaksi 2 buah

4 Erlenmeyer 1 buah

5 Labu ukur 1 buah

6 Pipet tetes 1 buah

7 Pipet 25mL 1 buah

8 Bulp 1 buah

9 Gelas ukur 1 buah

10 Gelas piala 1 buah

11 Corong 1 buah

12 Kertas saring 1 buah

13 Batu didih 3 buah

Tabel 1. Alat Pratikum

11
Bahan
NO BAHAN JUMLAH

1 Air 40mL

2 NaCl 200mg

3 NaOH 75mg

Tabel 2. Bahan Pratikum


3.2 Prosedur Percobaan
A. Cara memanaskan zat dalam Erlenmeyer
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang 100mg NaCl dan 10 ml air
3. Nyalakan buncen letakkan di bawah kaki tiga dan diberi alas
kawat diatas kaki tiga
4. Masukkan NaCl kedalam erlenmeyer, tambahkan 10ml air
dan masukkan batu didih sebanyak 3 butir
5. Letakkan erlenmeyer di atas kaki tiga dengan nyala api
6. Tunggu beberapa menit hingga erlenmeyer menjadi panas
dan larutan NaCl didalamnya mendidih dan larut

12
B. Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi dengan penangas
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang 100mg NaCL dan 5ml air
3. Nyalakan buncen letakkan dibawah kaki tiga dan diberi alas
kawat diatas kaki tiga
4. Masukkan NaCL sebanyak 100mg ke dalam tabung reaksi,
tambahkan 5ml air dan masukkan batu didih sebanyak 3
butir
5. Siapkan 300 ml air dalam beker glass 500ml
6. Panaskan beker glass berisi air tsb dengan nyala api
spiritus,hingga mendidih
7. Masukkan tabung reaksi agar pemanasan merata
8. Lalu tunggu beberapa menit hingga tabung reaksi panas dan
larutan NaCL di dalamnya mendidih dan larut
C. Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi dengan alat penangas
(water bath)
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang 100mg NaOH dan 5ml air
3. Nyalakan bucen letakkan dibawah kaki tiga dan diberi alas
kawat diatas kaki tiga

13
4. Masukkan NaOH sebanyak 100mg ke dalam tabung reaksi,
tambahkan 5ml air dan masukkan batu didih sebanyak 3
butir
5. Siapkan 300 ml air dalam beker glass 500 ml
6. Panaskan beker glass berisi air tersebut dengan nyala api
spiritus, hingga mendidih
7. Masukkan tabung reaksi agar pemanasan merata
8. Lalu tunggu beberapa menit hingga tabung reaksi panas dan
larutan NaOH di dalamnya mendidih dan larut
D. Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi dengan alat penangas
(water bath)
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang 100mg NaOH dan 5ml air
3. Masukkan NaOH sebanyak 100mg ke dalam tabung reaksi,
tambahkan 5ml air dan masukkan batu didih sebanyak 3
butir
4. Siapkan Alat penangas air, atur suhu hingga 100 derajat
celcius
5. Masukkan tabung reaksi agar pemanasan merata
6. Lalu tunggu beberapa menit hingga tabung reaksi panas dan
larutan NaOH di dalamnya mendidih dan larut

14
E. Cara memanaskan zat dalam tabung reaksi dengan Hot plate
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Timbang 100mg NaOH dan 5ml air
3. Masukan larutan NaOH dan 5ml air ke dalam erlenmeyer
4. Nyalakan Hot plate dan atur suhu 100derajat Celcius dan
atur pemutar 150rpm
5. Masukkan stirrer magnetic ke dalam Erlenmeyer berisi
larutan NaOH tadi
6. Lalu tunggu beberapa menit hingga Erlenmeyer panas dan
larutan NaOH di dalamnya mendidih dan larut

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan Pemanasan Zat Kimia

Pada pratikum ini kita membuat 2 percobaan,

1. Percobaan pemanasan pada sediaan NaCL dan NaOH

Pemanasan zat yang menggunakan 2 bahan yaitu NaCL dan NaOH

dengan berat zat NaCL 500 mg dan 100 mg dan untuk NaOH 100

mg dan 300 mg, semua dipanaskan dengan waktu yang berbeda-

beda agar larut. Pada larutan pertama yaitu :

- 500 mg NaCL dipanaskan selama 5 menit.

- 100 mg NaCL dipanaskan selama 2 menit.

- 100 mg NaOH dipanaskan selama 6 menit.

- 300 mg NaOH dipanaskan selama 12 menit.

16
17
Gambar 1.Pemanasan pada sediaan NaCL dan NaOH

2. Percobaan perubahan warna pada Bunga Mawar

Perubahan warna pada bahan sabun cair, soda, air kapur, dan

perasan jeruk nipis yang dicampur dengan air mawar sebanyak 3

mL kedalam tabung reaksi. Lalu dapat berubah warna :

- Percobaan pertma Air Sabun + Air Mawar berubah warna

menjadi Abu-abu

- Percobaan kedua Air Soda + Air Mawar berubah warna menjadi

Ungu

18
- Percobaan ketiga Air Kapur + Air Mawar berubah warna

menjadi Hijau

- Percobaan keempat Aie Jeruk + Air Mawar berubah warna

menjadi Merah

Gambar 2. Perubahan warna dengan Air Mawar

19
BAB V
KESIMPULAN

Dari praktikum ini kita telah membuat dua percobaan yang


pertama percobaan pemanasan zat yang kedua perubahan warna.
Dari percobaan pertama kita dapat menyimpulkan bahwa zat NaCL
lebih cepat larut jika dipanaskan dari pada zat NaOH yang
membutuhkan waktu lebih lama untuk larut.
Percobaan kedua yaitu menggunakan metode perubahan
warna yang mendapatkan hasil berbeda-beda. Dapt disimpulkan
bahwa dari ke empat bahan tersebut walaupun bahan campurannya
sama, warna yang dihasilkan berbeda atau tidak sama.

20
DAFTAR PUSTAKA

Haris, Anif Rizqiyanti. 2019. Petunjuk Praktikum Teknik Laboratorium.


Semarang: Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Walisongo Semarang.

Khamidinal. 2016. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahmudah, Rifa’atul, dkk. 2018. Praktikum Kimia Dasar I. Universitas


Islam Negri Maulana Malik Ibrahim: Malang.

BSE, Tim. 2013. Teknik Dasar Pekerjaan Laboratorium Kimia. Buku


Sekolah Elektronik.

Fatoni, Indah. 2015. Panduan Teknis Penggunaan Alat dan Bahan Praktikum
Kimia Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka.

Hendayan, Sumar. 1994. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia.


Bandung: IKP Bandung.

Kurniawati, Dewi. 2018. Mengenal Peralatan di Laboratorium. Surakarta:


PT Aksara Sinergi Media.

21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai