Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KESETIMBANGAN KIMIA DAN BERAT MOLEKUL

Jurnal ini Diajukan untuk Memenuhi tugas Praktikum Kimia Fisik yang
Dibimbing oleh Bapak Agust.Ngatin.Drs. MT

Disusun oleh

Diki Wahyudi (201424007)

Farhan Dermawan (201424008)

Hani Maryati (201424009)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
Nama : Diki Wahyudi

Nama Teman : 1. Farhan Dermawan

2. Hani Maryati

Kelompok :3

I. Judul
Kesetimbangan Kimia dan Penentuan Berat Molekul

II. Tujuan Percobaan


2.1 Tujuan Kesetimbangan Kimia
1) menjelaskan pengaruh ion senama dan pereaksi lain pada reaksi
kesetimbanag Fe^(3+) + SCN = FeSCN^(2-)
2) Menjelaskan pengaruh konstrasi pereaksi pada kesetimbangan
kompleks besi (III) tiosinat
2.2 Tujuan Penentuan Berat Molekul
1) Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap
dengan metoda penurunan titik beku atau kenaikan titik didih
2) Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan
metoda penentuan massa jenis gas.
III. Prinsip Dasar Teori
3.1 Prinsip Dasar Kesetimbangan Kimia
Keadaan setimbang suatu reaksi dicapai bila kecepatan reaksi
pembentuk zat-zat produk sama dengan kecepatan reaksi pembentukan
zat-zat reaktan dan konsentrasi zat-zat tidak mengalami penambahan
atau pengurangan. Dalam keadaan yang setimbang tidak terjadi
perubahan secara makroskopis (perubahan dapat diamati dan diukur).
Kesetimbangan kimia sifatnya dinamis, artinya reaksi terus berlangsung
dalam dua arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama. Henry
Louis Le Chateleir menyimpulkan pengaruh faktor luar terhadap
kesetimbangan yang di kenal dengan azas Le Chatelier “Jika terhadap
suatu kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, maka reaksi akan
bergeser untuk menghilangkan pengaruh reaksi tersebut.”
kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh konsentrasi dan volume zat
yang ditambahkan pada saat pencampuran dan pengenceran. Perubahan
konsentrasi dapat ditandai dengan perubahan warna larutan. apabila
konsentrasi salah satu zat diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser
kearah yang berlawanan dari zat tersebut, sebaliknya jika konsentrasi
salah satu zat diperkecil maka akan bergeser kearah zat tersebut..
Pengaruh konsentrasi pada kesetimbangan akan lebih kuat dibandingkan
pengaruh volume.

3.2 Prinsip Dasar Berat Molekul


Berat molekul dapat diketahui dengan menggunakan fungsi perhitungan
kerapatan dari gas. Cara tersebut dapat dilakukan dengan menampung
volume suatu gas yang akan dihitung berat molekunya dengan berat gas
yang telah diketahui berat molekulnya pada suhu dan tekanan yang
sama. Persamaan gas ideal bersama massa jenis gas dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Apabila jumlah mol
dari suatu gas senyawa tertentu dinyatakan dalam mol (n) maka suatu
bentuk persamaan umum mengenai sifat-sifat gas dapat diketahui. Gas
memiliki banyak molekul. Molekul-molekul tersebut selalu bergerak
dengan kecepatan dan arah yang berbeda-beda setiap molekul. Molekul
gas menyebar secara merata di semua bagian ruangan yang ditempati.
Gaya atau interaksi antar molekulnya sangat kecil hampir sekali tidak
ada interaksi. Gas tentunya memilik berat molekul. Berat molekul gas
dapat dihitung. Beberapa senyawa yang ada seperti padat dan cair dapat
menjadi gas, jika senyawa tersebut bersifat volatil.
IV. Alat dan Bahan
4.1 Alat dan Bahan Kesetimbangan Kimia
Tabel Alat yang digunakan
No Nama alat Jumlah
1 Gelas kimia 500 mL 1
2 Gelas Kimia 100 mL 3
3 Labu Takar 25 mL atau 50 1
mL
4 Pipet Seukuran 5 mL
5 Pipet Seukuran 10 mL
6 Gelas ukur 10 mL 2
7 Pipet Tetes
8 Pipet Volume 10 mL
9 Pipet Volume 5 mL
10 Tabung Reaksi 20
11 Rak Tabung Reaksi
12 Spatula
13 Labu Erlenmeyer 250 mL
14 Penangas
15 Termometer
16 Bola pipet

Bahan kimia yang digunakan

No Nama Bahan Kimia Jumlah


1 Aquades / Air Suling
2 larutan Fe(NO3)3 atau FeCl3
0,2M

3 larutan KSCN 0,002M

4 kristal Na2HPO4

5 larutan Pb(NO3)2= 0,075M

6 Larutan KCl 0,5M


7 Larutan amoniak 0,05M
4.2 Alat dan Bahan Berat Molekul

Tabel Alat Metoda KenaikanTitikDidih


No Nama alat Jumlah
1 gelas kimia 250 mL 1
2 Erlenmeyer 250 mL 2
3 Termometer 1
4 pemanas/hot plate 1
5 statif dan holder 1set
6 gelas ukur 50 mL
7 kaca arloji
8 Timbangan
9 Pengaduk
10 Spatula

Tabel Alat Penentuan BM Berdasarkan Massa JenisZat

No Nama Alat Jumlah


1 Erlenmeyer 100 mL 1
2 waterbatch / Hot plate 1
3 Aluminium foil secukup
nya
4 statif dan klem 1 set
5 Desikator
6 neraca analitik
7 Piknometer
8 Termometer
9 pipet seukuran 5 mL 1
10 Karet
Tabel Bahan Kimia

Digunakan pada Kenaikantitikdidih (∆Tb)

No Nama bahan kimia Jumlah


1 Aquades secukupnya
2 gula /glukosa 15 gram
3 garam dapur / NaCl 10 gram

Tabel Bahan Kimia

Penentuan berdasarkan massa jenis zat

No Nama baha kimia jumlah


1 Aquades secukupnya
2 Aseton 5, 0 mL
V. Keselamatan Kerja
5.1 Keselamatan Kerja Kesetimbangan Kimia
1) Bahan yang digunakan aseton dan alatnya menggunakan pemanas.
Aseton mudah menguap sehingga harus dilakukan dengan hati-hati
saat melakukan pemasangan pada water batch dan saat mengeluarkan
dari water batch. Jika panas gunakan sarung tangan yang tahan panas
atau hati-hati saat melepaskan klem dari statifnya.
2) Pada saat pemansan dan pengamatan suhu lakukan dengan hati-hati
jika terkena bahan kimia segera lakukan pencucian.
3) Selama praktikum, gunakan jas lab dan sepatu tertutup, dan pastkan
bahwa anda siapuntuk melakukan praktikum dengan aman dan siap
menggunakan alat yang tepat sesuaidengan penggunaannya
4) KSCN bersifat racun berhati-hatilah dan gunakan masker
5) Setelah praktikum, bersihkan tempat kerja seperti semula dan buanglah
sampah ataulimbah pada tempatnya
6) Kembalikan alat kepada petugas atau teknisi/analis yang bertugas di
lab tersebut

5.2 Keselamatan Kerja Berat Molekul


1) Hati-hati dalam melakukan pemanasan,khusunya pada saat melakukan
pengamatan suhu dan mengangkat larutan panas.
2) Gunakan sarung tangan tahan panas ( asbes ) atau gunakan serbet yang
rapi saat mengangkat larutan dalam erlenmeyer

VI. Prosedur Kerja


6.1 Prosedur Kerja Kesetimbangan Kimia
1) Ukur volume KSCN sektar 10 ml, tuangkan kedalam gelas kimia
2) Tambahkan FeCL sebanyak 3 tetes ke dalam larutan KSCN, dan akan
beraksi menjad warna merah
3) Masukan larutan campuran tersebut kedalam masing – masing 5
tabung reaksi sebanyak 2 ml
4) Isikan masing – masing tabung reaksi dengan
• Tabung 1 : Warna standar
• Tabung 2 : + 5 tetes lar. Fe 3+
• Tabung 3 : + 5 tetes lar KSCN
• Tabung 4 : + 5 butir Na2HPO4
• Tabung 5 : + 1 ml larutan NH4OH
5) Amati perubahan warna yang terjadi dalam tabung reaksi

6.2 Prosedur Kerja Berat Molekul


1. Siapkan Alat dan bahan yang aka dipakai untuk praktikum
2. Siapkan labu erlenmeyer 250 ml yang kering dan bersih
3. Timbang erlenmeyer kosong yang sudah ditutupi oleh alumunium foil
diatasnya. Catat hasil penimbangan
4. Erlenmeyer diisi degan 5 ml aseton, tutup kembali erlenmeyer dengan
alumunium foil lalu beri lubang kecil pada alumunium foil dengan
menggunakan jarum. Dipasangkan pada statif dan diletakan diatas
pemanas air.
5. Panaskan erlemeyer, catat suhu sebelum pemanasan.
6. Panaskan hingga aseton dalam erlenmeyer menguap. Matikan
penangas, Lalu catat suhu akhirnya
7. Angkat erlenmeyer yang sudah dipanaskan. Masukan kedalam
desikator sampai keadaan erlenmeyer dingin
8. Timbang kembali erlenmeyer yang sudah didinginkan, catat hasil
penimbangan

VII. Data Pengamatan


7.1 Data Pengamatan Berat Molekul

Metode penentuan massa jenis gas

Berat labu (+ tutup) kosong = 59,9030 gram


Berat labu + aseton (dingin) = 63,1440 gram
Massa aseton = 3,241 gram
Berat labu kosong = 20,826 gram
Berat labu + air = 194,939 gram
Berat air pada labu = 135,036 gram
Suhu penangas = 67 oC = 340 K
Tekanan = 0,9956 atm
Metode kenaikan titik didih

1. Menentukan Kd air dengan NaCl


o Titik didih air = 97 oC
o Titik didih larutan NaCl = 100,5 oC
o Massa NaCl = 20,005 gram
o Volume air = 100mL
o Massa aquades = 106,35 gram
o Massa jenis aquades = 106,35 gram
o ΔTd = 3,5 oC
o Kenaikan titik didih molal =0,5543
2. Menghitung Massa Molekul (Mr) zat x (nonelektrolit)
o Massa zat x = 20,125 gram
o Massa aquades = 100mL x 1,0635
gr/mL
= 106,35 gram
o Titik didih aquades = 97 oC
o Kd air (dari hitungan pertama) = 0,5442 oC/m
o Titik didih larut x = 99 oC
o Kenaikan titik didih larutan = 2 oC
o Molalitas larutan = 3,6751 molal
o Mr = 51,4951 gr/mol
7.2 Data Pengamatan Kesetimbangan Kimia

Tabel Kesetimbangan Kimia dan Faktor yang Berpengaruh

Tabung Prosedur Pengamatan Warna Larutan


Endapan
10 mL lar KSCN + 3 tetes Terjadi Perubahan Warna
FeCl3
menjadi Merah
1 Standar Standar ( Berwarna Merah )
2 +5 tetes larutan Fe 3+ Orange Pekat
3 + 5 tetes KSCN Orange Muda
4 + 5 butir Na2HPO4 Bening
5 + 1 mL larutan amonia Kuning Bening

Tabel Data Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan

Tabung Prosedur Pengamatan Warna Larutan


Endapan
5 mL lar KSCN 0,002 N Tidak Berwarna
(setiap tabung 1-5)
1 + 5 mL larutan Fe 3+ (0,2 M) Orange Tua
2 + 5mL lar Fe 3+ Orange
3 + 5mL lar Fe 3+ Orange Bening
4 + 5mL lar Fe 3+ Kuning Bening
5 + 5mL lar Fe 3+ Bening Keruh
VIII. Pengolahan Data
8.1 Pengolahan Data
8.1.1 Pengolahan Data Berat Molekul

Pentuan Massa Jenis


• Massa Air piknometer
Berat piknometer + air – Berat piknometer kosong = 47,414 –
20,828 = 26,586 gram
𝑚 26,586 𝑔𝑟
ρ= = = 1,0634 ⁄𝑚𝐿
𝑣 25
• Massa Aquades erlenmenyer
Berat erlenmeyer + air – Berat Erlenmeyer kosong = 194,939 –
59,903 = 135,036 gram
𝑚 135,036
v= = = 126,9851 𝑚𝐿 = 0,1269 𝐿
ρ 1,0634

• Massa gas erlenmeyer


Berat Erlenmeyer – berat Erlenmeyer kosong = 63,144 – 59,903 =
3,241 gram
𝑚 3,241 𝑔𝑟
ρgas = = = 25,5397 ⁄𝐿
𝑣 0,1269
• Berat molekul
Diketahui : ρ = 25,5397 gr/L
R = 0,08206 L.atm/mol.K
T = 67°C = 340 K
P = 0,9956 atm

𝜌𝑅𝑇 25,5397 𝑥 0,08206 𝑥 340 𝒈𝒓


𝑚𝑟 = = = 𝟕𝟏𝟓, 𝟏𝟗𝟑𝟔 ⁄𝒎𝒐𝒍
𝑃 0,9956
Penentuan Titik Didih
• Molal NaCl
𝑔𝑟 1000 20,005 1000
𝑚= 𝑥 = 𝑥 = 3,215 m
𝑚𝑟 𝑔𝑟𝑝𝑒𝑙 58,5 106,34

• Kb
8.1.2 Pengolahan Data Kesetimbangan
Reaksi Kesetimbangan

Tabung 1

Fe³+ + 3KSCN → Fe(SCN)3 + 3K+

Terbentuk warna merah darah. Hal ini di sebabkan karena terjadi


pergeseran kesetimbangan ke arah kanan (terjadi perubahan warna
menjadi merah kecoklatan).

Tabung 2

Fe³+ + 3KSCN → Fe(SCN)3 + 3K+

(+Fe³+ )

Terbentuk warna Orange Pekat. Hal ini disebabkan adanya penambahan


konsentrasi ion Fe3+,, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah kanan.

Tabung 3

Fe³+ + 3KSCN → Fe(SCN)3 + 3K+

(+ SCN-)

Terbentuk warna Orange Bening. Hal ini disebabkan karena adanya


penambahan konsentrasi, sehingga kesetimbangan bergeser ke arah kanan.

Tabung 4

Fe³+ + 6KSCN + Na2HPO4 → 2Fe(SCN)3 + 3K2HNO4+ 6Na+

Larutan menjadi bening . Hal ini disebabkan Na2HPO4 mengikat ion Fe3+
sehingga menambah komponen pereaksi dan reaksi bergeser ke arah kiri.

Tabung 5

Fe3+ + SCN- → Fe(SCN)2+


(+ NH3)

Larutan menjadi berwarna kuning bening. Hal ini di sebabkan oleh adanya
NH3 yang terikat pada Fe3+ dan SCN- sehingga menyebabkan terbentuknya
ion kompleks dan warnanya menjadi bening kekuningan. Jumlah ion
Fe(SCN)2+ semakin berkurang dan mengakibatkan konsentrasi ion
Fe(SCN)2+ juga berkurang.

Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan

Tabung 1 Tabung 4

[Fe3+] = 0,02 M V1.M1 = V2.M2

Tabung 2 10 mL x 0,0008 M = 50 mL x M2

V1.M1 = V2.M2 10 𝑚𝐿𝑥 0,0008𝑀


M2 = 50 𝑚𝐿

10 mL x 0,02 M = 50 mL x M2
M2 = 0,00016 M
10 𝑚𝐿𝑥 0,02 𝑀
M2 = [Fe3+] = 0,00016 M
50 𝑚𝐿

M2 = 0,004 M Tabung 5

[Fe3+] = 0,004 M V1.M1 = V2.M2

Tabung 3 10 mL x 0,00016 M = 50 mL x M2

V1.M1 = V2.M2 10 𝑚𝐿𝑥 0,00016 𝑀


M2 = 50 𝑚𝐿

10 mL x 0,004 M = 50 mL x M2
M2 = 0,00003 M
10 𝑚𝐿𝑥 0,004 𝑀
M2 = [Fe3+] = 3 x 10-5 M
50 𝑚𝐿

M2 = 0,0008 M

[Fe3+] = 0,0008 M
IX. Pembahasan
9.1 Pembahasan Berat Molekul

Penentuan Titik Didih


Titik didih adalah ssuhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan di permukaan.Penentuan berat molekul zat terlarut berdasarkan
metode kenaikan titik didih (∆Td) dilakukan dengan melarutkan zat
terlarut dalam zat pelarut dan dididihkan kemudian dihitung besarnya
kenaikan titik didih.
Dari praktikum kali ini didapat titik didih air sebesar 97ºC terdapat
molal NaCl sebesar 3,2157 molaldan diketahui kb sebesar 0,5543 nilai kb
ini digunakan untuk menentukan berat molekulnya.
Utuk menentukan berat molekulnya timbang zat nya lalu larutkan
dengan 100 mL aquades selanjutnya panaskan sampai mencapai titik
didih. Molalitas zat tersebut dapat diketahui yaitu sebesar 3,6751 molal,
dan setelah semua lengap bert molekul bisa diketahui, berat molekul
zatnya sebesar 51,4951 gr/mol,

Metode Pentuan Massa Jenis


Metode Penentuan Massa Jenis Gas Menentukan berat molekul dengan
metoda penentuan massa jenis gas dapat dilakukan dengan menggunakan
alat Victor Meyer. Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih
kecildari 100 ̊C ditempatkan dalam labu Erlenmeyer tertutup dan
dipanaskan maka uap yang dihasilkan cairan akan mendorong udara yang
ada dalam labu keluar untuk mencapai titik keadaan setimbang,dimana uap
caiaran dalam labu sama dengan tekanan udara luar dan volume uap
dengan volume labu serta suhunya sama dengan suhu air dalam penangas.
Dari hasil percobaan menggunakan 5 mL aseton diperoleh molal NaCl
sebesar 26.586 gram dengan massa jenis air sebesar 1.0634 gr/Jr, massa
Aquades erlenmeyer sebesar 135.036 gram dengan volume 0.1269 liter,
massa gar erlenmeyer adalah sebesar 3.241 gram dengan diketahuinya
berat jenis gas maka kita akan dapat menentukan berat molekul persamaan
gas idealyaitu Mr = d R T/P sehigga didapat berat molekul 715.1936
g/mol dan ini sangat berbeda jauh dengan berat molekul aseton yaitu 58
g/mol, hal ini terjadi akibat kesalahan pada proses praktikum, salah
staunya salah baca skla thermometer

9.2 Pembahasan Kesetimbangan Kimia


Dalam paraktikum ini digunakan larutan KSCN dan FeCl
untuk diketahui kesetimbangan kimia nya

Percobaan Pertama
Tabung 1 yang diisi dengan larutan campuran FeCl dan KSCN
dijadikan sebagai pembanding atau standar bagi tabung lainnya. Diperoleh
data bahwa setelah larutan besi nitrat direaksikan dengan larutan ion
tiosianat menghasilkan larutan yang berwarna Merah darah. Reaksi yang
terbentuk adalah:

Fe+(aq) + SCN-(aq) ↔FeSCN2(aq) + KCl (aq)

Perubahan warna ini terjadi karena adanya perubahan konsentrasi


larutan. Seperti yang diketahui bersama bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia yaitu perubahan konsentrasi,
perubahan tekanan, perubahan volume dan perubahan suhu.

Tabung kedua, larutan awal ditambah dengan larutan Fe 3+, warna


larutan yang semula merah berubah menjadi lebih pekat daripada tabung
1. Hal ini dikarenakan larutan tersebut karena penambahan konsentrasi Fe
3+ yang seperti kita tahu bahwa yang menyebabkan warna merah darah
adala Fe.

Tabung ketiga, ketika larutan awal ditambah KSCN maka


kesetimbangan akan bergeser ke arah produk.

Tabung keempat,Larutan awal ditambah dengan beberapa butir


N2HPO4, hasilnya adalah warna yang semula merah menjadi bening dan
terdapat endapan. Adanya endapan pada larutan tersebut terjadi karena
adanyaunsur logam pada larutan FeSCN, sedangkan warna berubah
menjadi bening karena adanya reaksi antara FeSCN3+dengan NaHPO4,
dimana Fe3+akan berikatan dengan ion PO43-membentuk FePO4.
Kemudian ion SCN-akan diikat oleh H+dan membentuk HSCN,
sedangkan Na+tidak berikatan dengan senyawa lain. Reaksi yang
terbentuk adalah:
FeSCN2+(aq) + Na2HPO4(s) ↔FePO4(aq) + HSCN(aq) + 2Na+(aq)
Fe3+berikatan dengan PO43-membentuk FePO4yang sukar larut.
Penambahan PO43-sama dengan mengurangi Fe3+, sehingga intensitas
warna larutan berkurang.
Kesimpulan dari percobaan pertama adalah warna tiap tabung mulai
dari tabung 1-5 mengalami perubahan, hal ini diakibatkan ditambahkannya
cairan cairan sesuai masing masing prosedur sehingga terdapat perubahan
warna , adanya perubahan warna ini membuktikan terjadinya kesetimbangan
kimia dan arah kesetimbangan tergantung pada jumlah zat , suhu, tekanan,
serta konsentrasi larutan
Percobaan Kedua
Percobaan kedua, perubahan warna yang menjadi semakin pudar hal
ini diakibatkan dari perubahan konsentrasi larutan Fe3+ tiap tabung, sehinga
perubahan warnanya menjadi lebih pudar bukan semakit pekat.

Percobaan kedua mempelajari tentang kesetimbangan besi (III) –


tiosianat yang direaksikan dengan larutan Fe3+ dengan berbagai konsentrasi.
Prinsip pada percobaan ini adalah dengan cara menambahkan konsentrasi
zat pada suatu larutan dan diamati perubahan akhirnya akibat dari pengaruh
penambahan konsentrasi zat tersebut. Pada percobaan ini perubahan warna
yang terjadi berbeda-beda pada setiap larutan setelah dilakukan pengenceran
atau penambahan volume. Tabung pertama dijadikan sebagai standar yang
berisi campuran antara KSCN dan Fe3+. Sedangkan pada tabung 2, 3, 4 dan
5 ditambahkan Fe3+ yang telah diencerkan.

Tabung pertama yang telah ditambahkan Fe3+0,02 M menunjukkan


warna orange tua. Tabung kedua yang ditambahkan Fe3+ 0,004 M
menunjukkan warna orange. Tabung ketiga yang ditambahkan Fe3+ 0,0008
M menunjukkan warna orange bening.Tabung keempat yang ditambahkan
Fe3+ 0,00016 M menunjukkan warna kuning bening. Tabung kelima yang
ditambahkan Fe3+ 0,00003 M menunjukkan warna bening keruh.

Larutan yang hasil akhirnya mengalami perubahan, pastinya


mengalami pegeseran kesetimbangan karena sistem dari larutan tersebut
berusaha melawan gaya aksi yang diberikan pada larutan yaitu berupa
pergeseran untuk menghilangkan pengaruh dari gaya aksi tersebut. Dalam
hal ini perubahan yang ditunjukan adalah dengan perubahan warna pada
larutan yang di uji. Hal tersebut memperlihatkan jika konsentrasi diperbesar
maka sistem akan mengurangi komponen tersebut. Bila ke dalam suatu
sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu komponennya ditambah maka
kesetimbangan akan bergeser dari arah penambahan konsentrasi dan bila
salah satu komponen dikurangi maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pengurangan itu. Selain itu, volume juga sangat berpengaruh pada
kesetimbangan. Pengenceran pada larutan menyebabkan volum menjadi
besar.
X. Kesimpulan
10.1 Kesetimbangan Kimia
1. Dalam sistem kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu
komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari
arah penambahan itu, dan bila salah satu komponennya dikurangi
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa konsentrasi berpengaruh pada
sistem kesetimbangan dan hal tersebut dapat dilihat dari perubahan
warna dan kepekatan larutan.
2. Dalam sistem kesetimbangan,jika volume diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien yang kecil. Bila
pada sistem kesetimbangan volume diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah koefisien yang besar.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa volume berpengaruh pada sistem
kesetimbangan dan hal tersebut dapat dilihat dari perubahan warna
dan kepekatan larutan.

10.2 Berat Molekul

Pada proses pemanasan larutan aseton setelah semua udara keluar,


uap cairan akan keluar sampai keadaan kesetimbangan tercapai,yaitu
tekanan uap cairan dalam labu sama dengan tekanan udara luar. Pada
kondisi kesetimbangan, labu berisi hanya berisi uap cairan dengan tekanan
sama dengan tekanan atmosfer. Pada praktikum kali ini terdapat kesalahan
yang mana didapat berat molekul 715.1936 g/mol dan ini sangat berbeda
jauh dengan berat molekul aseton yaitu 58 g/mol. Kesalahan ini bisa
terjadi karena bisa jadi salah baca skla pada thermometer
Daftar Pustaka

Yahya, Utoro dkk (1982), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Laboratorium


Kimia Fisika FMIPA, Universitas Gadjah MadaYogyakarta.
Hulupi, Mentik dkk (1996), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika,
Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung.

Bird, Tonny (1997), Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas,


PT Gramedia,Jakarta.
Sukardjo, Dr., Prof. Kimia Fisika. Jakarta: Angkasa.
Daniel, (1990), Kimia Fisik.
Liprot, G.F., Cs., (1985), Modern Physical Chemistry, Denmark: Bell &
Hyman Limited.
Day, R.A., dan Underwood A.L., Kimia Analitik, Erlangga
Fisika.Hajar.19 September 2017.Laporan Praktikum Kesetimbangan Kimia.
Diunduh dari https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-
kesetimbangan-kimia.html diakses tanggal 22 Januari 2021.
Nafiun.com.2013. Praktikum Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan.
Diunduh dari https://www.nafiun.com/2013/06/pengaruh-konsentrasi-
terhadap-pergeseran-kesetimbangan-kimia.html diakses tanggal 22 Januari
2021

Anda mungkin juga menyukai