Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Judul Praktikum
Pengaruh berbagai jenis tanah (tanah kebun, tanah humus, tanah andosol)
terhadap pertumbuhan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) 

1.2 Latar Belakang


Semua makhluk hidup dalam hidupnya mengalami proses perubahan
biologis seperti perubahan bentuk, ukuran, maupun volumenya. Perubahan
tersebut terjadi disebabkan semua organisme tersebut mengalami pertumbuhan
dan perkembangan.Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri seperti
makhluk hidup lainnya.Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya
suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan
bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh,
tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis
menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan
perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan  merupakan dua proses yang berjalan
secara stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya
perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat
fungsional.
Tumbuhan  yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih
hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan
kecambah (plantula). Awalperkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa
dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi
ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan
proses imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial
air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit  pembungkusnya dan juga memicu
perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan
pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan
pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian
embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga
tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar
lembaga/calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan bayang lembaga
(kaulikulus).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
salah satunya, yaitu pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah. Pengaruh tersebut dapat disebabkan
karena setiap media tanam mengandung unsur dan struktur yang berbeda-beda.
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang
akan ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban
daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, cahaya dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara.
1.3 Rumusan Masalah
 Adakah pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang merah ?
 Apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan tersebut ?
1.4 Tujuan Penelitian
 Mengetahui adanya pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang merah
 Menjelaskan perbedaan yang terjadi akibat perbedaan media tanam
1.5 Manfaat Penelitian
 Sebagai number informasi dan pengetahuan bagi pembaca yang belum
mengetahui pengaruh perbedaan media tanam terhadap pertumbuhan
kacang hijau.
 Sebagai number informasi dalam perkembangan teknologi pertanian.
1.6 Hipotesis

 Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berbeda.


 Kacang merah akan lebih cepat tumbuh dan berkembang di media tanam
tanah subur daripada pasir, tanah aluvial dan tanah liat.
1.7 Variabel
 Variabel bebas : Media tanam.
 Variabel control : Biji kacang merah, air, cahaya matahari.
 Variabel terikat : Tinggi tumbuhan, pertumbuhan serta jumlah daun,
jumlah biji yang dihasilkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan
sejajar dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya yang terjadi pada diri kita, kalau
diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan keadaan saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali
ke asal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan
massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi
karena pertambahan jumlah sel. Contohnya bayi yang baru lahir ukurannya + 45
cm dengan berat badan + 3 kg. Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi badan
dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat
seluler, perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah
membentuk jaringan yang menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan
perkembangan ditandai dengan munculnya bunga atau buah. Sedang pada hewan
dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi sehingga siap untuk
menghasilkan keturunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan dapat
dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh.
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari
dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Yang termasuk kategori ini adalah faktor gen
dan keadaan hormonal.
a.Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh,
warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga
menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang
memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat
sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor
yang menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi
oleh faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas
berbuah, dan berbuah lebat jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai.
Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi lingkungannya tidak sesuai,
pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik. Demikian juga ternak
unggul hanya akan berproduksi secara optimal bila diberi pakan yang baik dan
dipelihara di lingkungan yang sesuai.
b.Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di
dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang
nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam
jenisnya.
1)Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon atau zat pengatur tubuh.
Beberapa di antaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan
bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan
tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang
perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan
munculnya bunga lebih cepat.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat
penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.

2. Faktor Luar (Eksternal)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai
berikut.
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme
tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu
harus cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tubuhmu.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi
tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air.
Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida (CO2) diubah menjadi zat
makanan dengan bantuan sinar matahari. Meskipun tidak berperan langsung
dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya
suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua
makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia
memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan
tertentu. Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi
yang ditanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat
dipanen daripada padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata
rendah). Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan
perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan
pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun
keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena
cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila
kecambah disimpan di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan
tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan
pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia
juga membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk
hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat
berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian.
Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah
yang lembab berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang
lembab banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan.
Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan
juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah
tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah
ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan
air. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai sejak perkecambahan biji.
Kecambah kemudian berkembang menjadi tumbuhan kecil yang sempurna.
Setelah tumbuh hingga mencapai ukuran dan usia tertentu, tumbuhan akan
berkembang membentuk bunga dan buah atau biji sebagai alat
perkembangbiakannya. Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di daerah
meristematis (titik tumbuh), yaitu bagian yang mengandung jaringan meristem.
Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar, dan kambium. Aktivitas jaringan
meristem yang terletak di ujung batang/akar menghasilkan pola pertumbuhan
yang berbeda bila dibandingkan dengan jaringan meristem di kambium. Oleh
karena itu pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan Primer

Daerah Pertumbuhan pada Akar


Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas
jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer
terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di
ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan
bertambah panjang.
Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu
daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan,
daerah perpanjangan, dan daerah diferensiasi.
a. Daerah pembelahan
Daerah pembelahan terletak di bagian paling ujung. Di daerah ini sel-sel baru
terus-menerus dihasilkan melalui proses pembelahan sel. Daerah inilah yang
disebut daerah meristematis.
b. Daerah pemanjangan
Daerah pemanjangan terletak di belakang daerah pembelahan. Di daerah ini sel-
sel hasil pembelahan akan tumbuh sehingga ukuran sel bertambah besar.
Akibatnya di daerah inilah yang mengalami pemanjangan.
c.Daerah diferensiasi
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel yang telah
tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel mengalami
diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem, dan floem. Sebagian lagi
membentuk parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem
sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada
batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium
senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu
sedangkan pembelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas
jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar.
Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami
pertumbuhan sekunder.
Aktivitas pertumbuhan kambium tidak selalu sama antara musim
penghujan dengan musim kemarau. Di musim penghujan, air dan zat hara terlarut
tersedia dengan melimpah sehingga pembelahan sel lebih giat. Sebaliknya di
musim kemarau, ketersediaan air berkurang sehingga aktivitas pembelahan sel
berkurang. Aktivitas pembelahan yang berbeda ini tampak sebagai cincin-cincin
konsentris pada batang yang disebut lingkaran tahun. Perkembangan pada
tumbuhan merupakan diferensiasi atau spesialisasi sel atau bagian-bagian
tumbuhan untuk melakukan fungsi khusus (menjadi dewasa). Perkembangan pada
tingkat sel misalnya sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem mengalami
diferensiasi membentuk jaringan pengangkut.
Contoh perkembangan pada tingkat organ misalnya terbentuknya organ
generatif yaitu munculnya bunga. Beberapa jenis tumbuhan memiliki umur yang
berbedabeda untuk berkembang menjadi dewasa. Masa dewasa ditandai dengan
kemampuan berkembang biak secara generatif. Jadi ketika suatu tumbuhan telah
membentuk bunga berarti tumbuhan itu telah dewasa dan dapat bereproduksi
secara generatif (menghasilkan biji). Biji merupakan calon individu yang dapat
tumbuh dan berkembang jika menemukan kondisi lingkungan yang sesuai.

2.2 Kacang Merah


Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) atau kacang jogo (kacang buncis tipe
tegak) berasal dari Amerika. Penyebarluasan tanaman kacang merah dari Amerika
ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran adalah Inggris dan
pengembangan dimulai sejak tahun 1594, ke negara-negara Eropa dan Afrika
hingga ke Indonesia.  Pembudidayaan tanaman kacang merah di Indonesia telah
meluas ke berbagai daerah. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman kacang merah
di Indonesia sekitar 3.200 Ha, tahun 1969-1970 seluas 20.000 Ha dan tahun 1991
mencapai 79.254 Ha dengan produksi 168.829 ton. Di Indonesia, daerah yang
banyak ditanami kacang jogo adalah Lembang (Bandung), Pacet (Cipanas), Kota
Batu (Malang), dan Pulau Lombok (Astawan, 2011).

Tanaman kacang merah tergolong dalam tanaman semak merambat yang


membutuhkan penyangga ketika tumbuh. Kacang merah tumbuh dengan memiliki
tinggi sekitar 3,5 m hingga 4,5 m.  Sedangkan buahnya berbentuk polong serta
memanjang.  Dalam satu polong umumnya terdapat 2 hingga 3 biji kacang
merah.  Bentuk biji kacang merah memiliki ukuran lebih besar dibanding biji
kacang hijau ataupun kacang panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau
merah bata.  Jika kulit biji dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna
putih. Tanaman kacang merah dapat tumbuh baik pada daerah berhawa dingin
atau basah dengan ketinggian antara 1.400 m hingga 2.000 m diatas permukaan
laut.  Temperatur yang dibutuhkan kacang merah untuk tumbuh adalah sekitar
16oC hingga 27oC dengan curah hujan antara 900 mm hingga 1.500 mm per
tahunnya.  Namun dapat pula tumbuh pada curah hujan antara 500 mm hingga
600 mm tetapi dalam satu musim penanaman.  Kacang merah akan tumbuh
dengan baik pada lahan yang memiliki pH antara 6.0 hingga 6.8 dengan sistem
drainase yang baik. Daerah yang dikenal sebagai penghasil kacang merah di
Indonesia antara lain Lembang (Bandung), Pacet (Cipanas), Kota Batu (Malang),
dan Pulau Lombok (Saputra, 2014).
Klasifikasi tanaman kacang merah (Phaseolus vulgaris) adalah sebagai berikut
(Anonim, 2011b) :

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus L.
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
 
Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang banyak terdapat di pasar-
pasar tradisional sehingga mudah di dapat dan harganya relatif murah. Kacang
merah sering dipergunakan untuk beberapa masakan, seperti sup, rendang, dan
juga kue-kue, kini bahkan umum digunakan untuk makanan bayi mengingat
kandungan nilai gizinya yang tinggi terutama sebagai sumber protein dan fosfor
(Fatimah et al., 2013). Kandungan nutrisi di dalam 100 gram kacang merah dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel Kandungan nutrisi kacang merah (dalam 100 gram bahan)
Nutrien Unit Jumlah

Air g 11,75
Energi kcal 337
Energi kJ 1408
Protein g 22,53
Total Lemak g 1,06
Abu g 3,37
Total karbohidrat ( by difference) g 61,29
Total serat g 15,2
Total gula g 2,1
Sumber : USDA (2010a)
Kacang merah adalah sumber karbohidrat kompleks, serat makanan (fiber),
vitamin B (terutama asam folat dan vitamin B6), fosfor, mangaan, besi, thiamin,
dan protein. Kandungan protein dan profil asam amino dalam 100 gram kacang
merah (kidney bean) dari yang terbanyak adalah asam lisin (1323 mg), asam
aspartat (1049 mg), leucine (693 mg), asam glutamat (595 mg), arginine (537
mg), serine (472 mg), phenylalanine (469 mg), valine (454 mg), isoleucine (383
mg), proline (368 mg), threonine (365 mg), alanine (364 mg), glycine (339 mg),
metionin (10.56) dan sistein (8.46) (Kay, 1979 dalam Nuraidah, 2013).

2.3 Teori Mengenai Jenis-Jenis Tanah


Tanah adalah suatu benda alam yang terdapat dipermukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan
bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan, yang
merupakan medium atau tempat tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu,
yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi faktor-faktor iklim, bahan induk,
jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Yuliprianto, 2010:
11).
Struktur tanah merupakan suatu sifat fisik yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan
peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah, tersedianya unsur hara
bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar dapat
menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu
berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedangkan tanah
yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di dalamnya terdapat penyebaran
ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori di dalam dan di antara agregat
yang dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya. Agregat tanah
sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar, seperti
pukulan butiran air hujan. Dengan demikian tahan erosi sehingga pori-pori
tanahtidak gampang tertutup oleh partikel-partikel tanah halus, sehingga infiltrasi
tertahan dan run-off menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya sebaliknya
dengan keadaan diatas. Dan kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan,
pemupukan termasuk pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan
aspek struktur daripada aspek tekstur tanah (Sarief, 1986: 50-51).
Di dalam tanah banyak ditemukan ribuan jenis hewan dan
mikroorganisme, dari yang berukuran sangat kecil (bakteri, fungi dan
protozoa/invisibee mikro-biota) hingga biota yang berukuran sangat besar seperti
cacing tanah, kutu, tikus, kaki seribu dan megafauna. Aktivitas biologi organisme
tanah terkonsentrasi di topsoil. Komponen biologi menempati tempat yang tipis
atau halus (<0.5%) dari total volume tanah dan membuat kurang dari 10% total
bahan organik tanah. Komponen hidup ini terdiri dari akar tumbuhan dan
organisme tanah.
Cacing tanah sering membentuk bagian utama biomassa hewan tanah dan
dapat mempresentasikan hampir 50% biomassa hewan tanah di tanah padang
rumput, dan hingga 60% tanah hutan. Cacing tanah dapat memperbaiki penyatuan
bahan organik di bawah permukaan tanah, meningkatkan jumlah air tersimpan
dalam agregat tanah, memperbaiki infiltrasi air, aerasi dan penetrasi akar dan
meningkatkan aktivitas mikroorganisme. Partikel tanah yang digerakkan ke
berbagai posis oleh akar, cacing tanah, baik melalui siklus kering atau basah dan
melalui kekuatan lain sehingga membentuk struktur tanah. Produksi kotoran
mesofauna juga menyumbang pembentukan struktur tanah partikel dan ruang-
ruang yang terbentuk di antara partikel (Yuliprianto, 2010:77-79).
Tanah berdasarkan proses terbentuknya adalah sebagai berikut:
1. TANAH HUMUS
Tanah humus adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang
pohon. Tanah ini sangat subur dan sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan
untuk menanam tanaman. Salah satu contohnya adalah anda dapat menjumpai
tanah tersebut pada daerah hutan hujan tropis.
Karakteristik tanah humus adalah sebagai berikut :
1. Tanah berwarna gelap, sangat subur dan gembur
2. Memiliki daya serap yang bagus sehingga cocok untuk lahan bagi tumbuhnya
tanaman
3. Terbentuk dari hasil pelapukan bagian tumbuhan seperti daun dan batang
4. Banyak ditemukan pada daerah yang memiliki iklim tropis

2. TANAH PASIR
Tanah pasir adalah tanah tanah yang berasal dari batuan beku dan batuan
sedimen yang terdiri atas butiran kasar dan ada juga yang seperti kerikil. Ada pun
ciri – ciri tanah berpasir adalah sebagai berikut:
1. Mengandung banyak butiran pasir
2. Sangat mudah dalam menyerap air
3. Sangat jarang dijumpai tumbuhan karena tanah pasir sulit untuk ditanami
tumbuhan
4. Tanah pasir pada umumnya banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah,
kantor, tempat beribadah dan lain – lain.
3. TANAH ALUVIAL
Tanah aluvial adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan lumpur
sungai dan terletak di dataran rendah. Tanah ini sangat cocok untuk lahan
pertanian karena tanah ini juga sangat subur.
Ciri – ciri tanah aluvial adalah sebagai berikut:
1.Berwarna cokelat
2. Banyak mengandung mineral sehingga
3. Mudah untuk menyerap air
4. Berbentuk seperti tanah liat
5. pH tanah dibawah 6.
6. Jumlah fosfor dan kalium sangat rendah pada daerah dengan curah hujan
rendah
7. Sangat mudah untuk proses pengolahannya sehingga dapat menekan biaya
produksi.
8. Memiliki tekstur tanah liat
9. Epipedon tanah aluvial tidak memiliki struktur
10. Terdiri atas beberapa bahan induk, yaitu tanah aluvial pasir, lempung, kapur,
basa dan asam.

4. TANAH PODZOLIT
Tanah podzolit adalah tanah yang terdapat di daerah pegunungan yang
memiliki curah hujan tinggi serta bersuhu rendah. Pada umumnya tanah ini subur.
Tanah jenis ini dapat dijumpai di daerah Sumatra, Jawa Barat, Sulawesi,
Kalimantan dan Papua.
Pada tanah ini memiliki ciri khas, yaitu mengandung sedikit unsur hara, tidak
subur, tanah berwarna merah hingga kuning. Tanah ini juga dapat dimanfaatkan
untuk menanam tanaman seperti jambu mete.

5. TANAH VULKANIS
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi
sehingga tanah tersebut sangat subur dan memiliki zat hara yang banyak. Berikut
ini adalah ciri – ciri tanah vulkanik:
1. Memiliki banyak unsur hara seperti N, P, K, Fe dan Al. Sumber unsur hara
tersebut adalah lava gunung berapi.
2. Pada lapisan atas berwarna hitam pekat dan pada lapisan bawah berwarna
cokelat, kemerahan dan kuning. Lapisan tersebut terbentuk dari larva yang
berpijar akibat etusan gunung berapi yang telah mengalami pendinginan sehingga
terbentuk lapisan yang berwarna – warni.
3. Struktur tanah rentan terhadap erosi
4. Sangat bagus digunakan untuk lahan pertanian dan perkebunan karena tanah
tersebut emngandung banyak unsur hara.
5. pH tanah 4 – 7.
6. Tanah ini juga bersifat gembur dan mudah untuk menguraikannya
7. Tanah ini tersebar di sekitar permukaan pada gunung berapi

6. TANAH LATERIT
Tanah laterit adalah tanah yang kehilangan kesuburan dan unsur – unsur
hara karena larut terbawa air hujan dengan intensitas yang tinggi. Ada pun ciri –
ciri dan karakteristik dari tanah laterit adalah sebagai berikut:
1. Memiliki pH netral sehingga kadar asamnya tidak tinggi
2. Mengandung bahan organik
Tanah ini termasuk dalam tanah yang tidak subur. Mengapa? Hal ini dikarenakan
kandungan senyawa organik pada tanah jeni ini sedang. Kandungan organik
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
3. Mudah menyerap air
Setiap tanah tentu memiliki kemampuan yang dan karakteristik yang berbeda –
beda sehingga dapat memiliki kemampuan yang berbeda pula dalam menyerap
air. Jenis tanah ini termasuk dalam tanah yang sangat baik dalam menyerap air.
4. Tanah berumur tua
Tanah pun dapat diukur usianya, apakah tanah tersebut termasuk dalam tanah tua,
atau tanah muda. Setiap tanah memiliki umur yang berbeda – beda. Tanah laterit
ini termasuk dalam tanah yang berumur tua.
5. Hanya dapat ditanami oleh tanaman tertentu.

7. TANAH MEDITERAN
Tanah mediteran adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang
rendah dan terbentuk dari proses pelapukan batuan kapur. Anda dapat menjumpai
jenis – jenis tanah tersebut di daerah Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
Ciri – ciri dari tanah mediteran adalah sebagai berikut: batuan induk berbentuk
batuan beku berkapur, mengandung banyak senyawa karbonat yang tinggi. Warna
dari tanah ini adalah merah kekuningan dan ada juga yang berwarna abu – abu.
Jenis tanah ini dapat di jumpai di hutan dan banyak mengandung air. Tekstur
tanahnya lempung dan memiliki sifat asam.

8. TANAH ORGANOSOL
Tanah organosol adalah tanah yang kurang subur untuk ditanami tanaman.
Tanah tersebut terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah organosol terbagi
atas dua jenis tanah, yaitu tanah humus dan tanah gambut. Ciri khas dari tanah
humus adalah tanahnya subur dan baik untuk lahan pertanian. Selain itu,
mengandung banyak senyawa organik.
Tanah gambut adalah tanah yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut: memiliki
kandungan unsur hara yang rendah, kurang subur dan bersifat sangat asam. Selain
itu, tanah gambut memiliki warna gelap, cokelat kemerah – merahan atau cokelat
tua.

9. TANAH ANDOSOL
Tanah andosol adalah tanah yang mengandung mineral dan bahan organik
yang tinggi. Selain itu tanah ini juga memiliki karakteristik khusus yaitu tanahnya
gembur, licin, daya absorbsi sedang, memiliki kelembaban yang tinggi, berwarna
cokelat hingga hitam dan lain – lain.
Selain itu, tanah tersebut juga kaya akan unsur hara dan air sehingga bagus untuk
tempat tumbuh tanaman. Jenis tanah tersebut banyak tersebar di seluruh wilayah
yang dekat dengan gunung berapi.
10. TANAH ENTISOL
Tanah entisol merupakan tanah yang berasal dari pelapukan material yang
berasal dari letusan gunung berapi. Material itu antara lain adalah debu, pasir,
lahar dan lapili. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat subur.
Tanah ini hanya dapat ditemukan pada area di sekitar gunung berapi. Tanah ini
termasuk tanah muda. Tanah entisol ini juga dapat dimanfaatkan sebagai lahan
untuk pertanian dan perikanan.
BAB III

SISTEMATIKA KERJA

3.1 Alat dan Bahan

 Alat Tulis
 Cup
 Kamera / HP
 Tanah Liat
 Pasir
 Tanah Aluvial
 Tanah Humus
 Air
 Kacang Merah

3.2 Langkah Kerja

 Menyiapkan alat dan bahan.

 Merendam biji kacang merah selama 8 jam.

 Mengisi masing-masing jenis tanah kedalam gelas plastik.

 Menanam biji kecang merah yang telah direndam kedalam gelas bekas
sebanyak 5 biji dengan jarak yang berjauhan antar bijinya.

 Menyiram media tanam tersebut dengan air sebanyak satu cangkir.


Penyiraman tersebut dilakukan satu kali sehari setiap harinya selama dua
minggu.

 Meletakkan setiap gelas pada lokasi yang sama dengan pencahayaan serta
kelembaban yang sama .

 Mengamati dan mencatat perubahan yang dialami kacang hijau tersebut.

 Menganalisi hasil yang diperoleh.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum

Waktu Tanah Kebun Tanah Humus Tanah Andosol


27 Juli 2019 2 cm 1 cm 1 cm
28 Juli 2019 4 cm 2 cm 2 cm
29 Juli 2019 9 cm 4 cm 2,5 cm
30 Juli 2019 12 cm 6 cm 3 cm
31 Juli 2019 18 cm 9 cm 4 cm
1 Agustus 2019 22 cm 11 cm 5 cm
2 Agustus 2019 25 cm 11 cm 5 cm
3 Agustus 2019 25 cm 13 cm 5,5 cm
4 Agustus 2019 28 cm 14 cm 7 cm
5 Agustus 2019 29,5 cm 15 cm 9 cm
6 Agustus 2019 30 cm 17 cm 11 cm
7 Agustus 2019 31 cm 19 cm 13 cm
8 Agustus 2019 32 cm 21,5 cm 14,5 cm
9 Agustus 2019 33 cm 22,5 cm 16 cm

35

30

25

20
Tanah Kebun
Tanah Humus
15 Tanah Andosol

10

0
27-Jul 29-Jul 31-Jul 02-Aug 04-Aug 06-Aug

4.2 Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 13 hari dengan
memperhatikan pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kacang merah diperoleh data dengan hasil yang berbeda diantara keempat
penelitian tersebut.
1. Kacang merah yang ditanam di tanah kebun mengalami pertumbuhan yang
paling pesat diantara media tanam lainnya ditandai dengan pertambahan
tinggi yang paling besar yakni 33 cm, dan jumlah bunga serta biji yang
lebih banyak dibanding lainnya yakni sebanyak 6 daun dan 9 biji, serta
batang yang tumbuh sebanyak 5 buah.
2. Kacang merah yang ditanam di tanah humus mengalami pertumbuhan
yang stabil ditandai dengan pertambahan tinggi sebesar 22,5 cm, dengan
jumlah daun sebanyak 4 buah dan biji sebanyak 7 buah, serta batang
sebanyak 4 buah.
3. Kacang merah yang ditanam di tanah Andosol mengalami pertumbuhan
yang paling lambat diantara media tanam lainnya terlihat dari pertambahan
tingginya yang paling kecil yakni 16 cm, dengan daun sebanyak 3 buah
dan tidak ada biji sama sekali, serta batang sebanyak 2 buah.
Dari data tersebut, untuk melihat pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan kacang merah, karena tinggi kacang merah pada mula-mula berbeda,
kami melakukan perhitungan dengan menghitung perubahan tinggi awal dan akhir
penanaman sehingga kami dapat menganalisis pertumbuhan yang terjadi pada
kacang merah tersebut.
Menurut kami berdasarkan landasan teori yang didapat, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi perbedaan tinggi kacang merah pada setiap media
tanam yang berbeda, antara lain sebagai berikut.
1. Kacang merah yang ditanam di tanah kebun mengalami pertumbuhan yang
paling pesat dikarenakan tanah ini terbentuk dari campuran tanah alluvial
yang bertekstur lembut dan tanah andosol yang kaya dengan mineral,
unsur hara dan air.
2. Kacang merah yang ditanam di tanah humus mengalami pertumbuhan
yang stabil, hal ini disebabkan karena tanah humus adalah tanah yang
terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon yang memiliki
kandungan bahan organik tinggi dan daya serap yang bagus sehingga
cocok bagi pertumbuhan tanaman.
3. Kacang merah yang ditanam di tanah sawah menalami pertumbuhan yang
paling lambat diantara yang lainnya. Hal ini disebabkan tanah yang kami
gunakan merupakan tanah sawah sebelum panen, yang mana tidak ada
bakteri ryzobium dari akar padi untuk membantu pertumbuhan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kami, dapat disimpulkan bahwa media
tanam berupa tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Jenis tanah yang kami gunakan yakni tanah kebun, tanah humus dan
tanah sawah. Menurut data yang diperoleh, kacang merah yang paling cepat
tumbuh dan berkembang adalah tanaman pada tanah kebun (organik) sedangkan
yang paling lambat adalah tanaman pada tanah sawah.
4.2 Saran
Dikarenakan tumbuhan memiliki hormon auksin maka simpanlah tanaman di
tempat yang minim pencahayaan matahari.
Lampiran
Daftar Pustaka
Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XII
.(Irnaningtyas, 2018)
Wasis, Sugeng Yuli Irianto. 2008.  Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasiona

lhttp://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/07/kacang-merah-phaseolus-vulgaris-l/

Anda mungkin juga menyukai