(TPK18225)
PERCOBAAN II
PENENTUAN SIFAT FISIK DARI SENYAWA ORGANIK
Dosen Pengampu:
Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.
Asisten Dosen:
Rahmiati
Raudatul Janah
Disusun Oleh:
Yulia Sari
180101090172
I. DASAR TEORI
Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan
dan senyawa. Diantara banyaknya hal yang dipelajari dalam ilmu kimia
tersebut tentu kita mengenal bagiannya yang disebut kimia organik dimana
cabang ini mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang
mengandung unsur karbon dan hidrogen, oksigen, dan nitrogen, senyawa
organik adalah senyawa- senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang khas.
Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan proses identifikasi,
karena dengan mengidentifikasi maka aka dapat mengetahui sifat-sifat dari
senyawa organik. Senyawa organik memiliki sifat fisika seperti titik leleh,
titik didih, nyala api, kelarutan, gugus fungsi, dan berat molekul. Sifat fisika
(physical property) dapat diukur dan diamati tanpa mengubah susunan atau
identitas suatu zat.
Aseton merupakan senyawa keton paling sederhana. Aseton berwujud
cair pada suhu kamar dengan bau yang harum. Keton merupakan turunan
alkana sehingga dikenal pula dengan nama alkanon. Penamaannya dengan
dengan mengganti akhiran a pada alkana menjadi on. Sifat fisik keton relatif
sama dengan aldehid, seperti larut dalam air (untuk keton dengan dengan
berat molekul rendah). Akan tetapi, karena aldehid dan keton tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan yang lainnya, titik didih nya menjadi
lebih rendah daripada alkohol (Sutresna, 2007).
Titik didih suatu cairan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan
itu sama dengan tekanan luar (tekanan yang digunakan pada permukaan
cairan). Apabila tekanan sama dengan tekanan luar, maka gelombang uap
dapat terbentuk dalam cairan dapat mendorong air kepermukaan menuju
fase gas. Oleh karena itu, titik didih suatu cairan tergantung pada tekanan
luarnya. Dan sebagaimana telah kita ketahui bahwa air murni pada tekanan
1 atm mempunyai titik didih 100°C, akan tetapi apabila kita melarutkan
suatu zat ke dalam air, maka titik didih larutan akan semakin tinggi dari
100°C (Yuniarti B, 2011)
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan persatuan volume
bahan tersebut. Bentuk persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡)
Berat jenis = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Satuan berat jenis adalah kg/dm3 atau g/mL, dan g/liter. Berat jenis
mempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak
tergantung pada jumlah bahan sampel. Dikenal beberapa alat yang dapat
menentukan berat jenis, yaitu aerometer, piknometer, dan neraca
whestphaal.
Kelarutan merupakan ukuran banyaknya zat terlarut yang akan melarut
dalam pelarut pada suhu tertentu. Ungkapan “yang sejenis melarutkan
yang sejenis” membantu memprediksikan kelarutan zat dalam pelarut.
Ungkapan ini menyatakan bahwa dua zat dengan jenis dan besar gaya
antarmolekul yang sama akan cenderung saling melarutkan. Alkohol,
seperti methanol, ethanol, dan etilena glikol mampu bercampur dengan air
karena kemampuannya membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air
(Chang, 2005)
Faktor- faktor yang mempengaruhi kelarutan selain kepolaran yaitu:
1. Dapat tidaknya membentuk ikatan hirogen. Adanya ikatan hidrogen,
membuat kelarutan zat semakin besar
2. Panjang rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbonnya maka
akan semakin kecil kelarutannya
3. Kemiripan struktur, zat akan mudah larut jika meiliki struktur yang
mirip
4. Suhu. Kelarutan akan semakin besar pada suhu tinggi. Oleh karena itu
kelarutan diukur pada keadaan tertentu
Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam
dalam jumlah yang relative kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion
logam menghasilkan warna nyala. Uji nyala merupakan cara yang paling
mudah untuk mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa.
Keton dengan jumlah atom C rendah (C1 sampai C3) berwujud cair
pada suhu kamar. Keton memiliki gugus karbonil yang polar maka
senyawa keton larut dalam pelarut air maupun alkohol. Kelarutan senyawa
keton berkurang dengan bertambahnya rantai alkil. Adanya kepolaran
menimbulkan antaraksi keton sehingga senyawa keton umumnya memiliki
titik didih relative tinggi dibandingkan dengan senyawa nonpolar yang
massa molekulnya relatif sama.
Etanol (CH3-CH2-CH3) termasuk dalam senyawa hidrokarbon
golongan alkohol, yang memiliki 2 jumlah C, dengan titik didih 78,3°C
serta dapat larut sempurna dalam air. Alkohol merupakan zat yang
memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang jujmlah
atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan adanya gaya antarmolekul dan
adanya gaya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil
yang polar. Etanol termasuk senyawa hidrokarbon alkohol yang memiliki
atom C kurang dari lima maka akan larut dalam air. Kelarutan ini
disebabkan oleh adanya kemiripan struktur antara alkohol dan air. Oleh
karena itu, makin panjang rantai karbon dalam alkohol kelarutan dalam air
makin berkurang (Sunarya Y&Setiabudi A, 2007)
II. HIPOTESIS
Etanol, kloroform, aseton, dan formalin memiliki sifat fisik yang
berbeda.
Titik Berat Jenis Kelarutan Nyala api
didih
Etanol 78,4°C 46,06844 Dapat larut Biru
g/mol dalam air
Aseton 56,53°C 58,08 Larut dalam Biru
g/mol berbagai
perbandingan
Kloroform 61,2°C 119,37 Kelarutan Tidak
g/mol dalam air 0,8 Terbakar
g/100mL
pada 20°C
Formalin 96°C 1,081 Larut dalam Biru
g/mol air
V. HASIL PENGAMATAN
4.1 Penentuan Titik Didih
Perlakuan Hasil Pengamatan
Memasukkan etanol dalam tabung Etanol tidak berwarna sebanyak
reaksi sebanyak 10 mm dari 10 mm dalam tabung reaksi
dasarnya.
Mengikat tabung reaksi yang Mengikat hingga ujung tabung
berisi etanol dengan thermometer sejajar dengan ujung bawah
termometer
Mengisi gelas kimia dengan Gelas kimia yang berisi aquades
aquades secukupnya, kemudian diatas pemanas spiritus
meletakkan diatas pemanas
spiritus
Memasang termometer pada Termometer berada dalam gelas
standar dengan bantuan klem, kimia yang ada diatas pemanas
kemudian mencelupkan spiritus
termometer pada pemanas air
Memanaskan gelas kimia yang Titik Didih Etanol : 78°C
berisi aquades dan tabung reaksi
yang sudah terpasang termometer,
kemudian mengamati perubahan
temperatur yang terjadi dalam
tabung reaksi hingga membentuk
gelembung kontinu
Mengulangi perlakuan dengan Titik Didih Kloroform : 65°C
mengganti etanol dengan Titik Didih Formalin : 77°C
kloroform, formalin, dan aseton Tituik Didih Aseton : 62°C
5. Memanaskan gelas kimia yang berisi 6. Timbul gelembung pada titik didik
aquades dan tabung reaksi yang dalamsampel-sampel yang berada di
sudah terpasang termometer, tabung reaksi
kemudian mengamati perubahan
temperatur yang terjadi dalam
tabung reaksi hingga membentuk
gelembung kontinu
d. Uji nyala
1. Uji nyala etanol menghasilkan 2. Uji nyala kloroform tidak
api biru nyala