Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA

PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA


JENIS GAS

Oleh :

Nama : Elza Dania F


Nim : 151810301018
Kelas/Kelompok : B/4
Asisten : Oktavianti .N.

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum ini adalah percobaan yang berhubungan dengan penentuan berat molekul
beradasarkan pengukuran massa jenis gas. Perubahan keadaan seringkali ditentukan dalam
sautu reaksi kimia. Zat awal yang mula-mula menghasilkan gas dengan cepat yaitu dengan
cara mengembun. Perubahan energi yang disertai dengan suau reaksi kimia akan bergantun
pada keadaan pereaksi dan hasil dari reaksi tersebut. Penentuan massa molekul dapat
dilakukan dengan cara konsep mol. Tujuan dari diadakannya praktikum kali ini yaitu
menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Awal
dari penentuan massa molekul, selanjutya dapat dicari berat molekul dari suatu gas
tersebut.
Metode yang digunakan dalam penentuan berat molekul salah satunya yaitu dengan
senyawa organik. Senyawa organik yang digunakan misalnya senyawa volatil. Volatil
adalah suatu senyawa yang mudah menguap. Contohnya yaitu kloroform. Pengertian
lengkap senyawa volatil yaitu senyawa yang mengandung karbon yang menguap pada
tekanan dan temperatur tertentu atau memiliki tekanan uap yang tinggi pada temperatur
ruang. Volatil yang paling umum atau yang sering dijumpai yaitu pewangi. Senyawa
volatil disisi lain senyawa tersebut berbahaya karena senyawa volatil dapat bereaksi
dengan Nox jika terkena sinar matahari sehingga membentuk ground level ozone dan asap
(Sukardjo,1989).

1.2 Tujuan
Menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas
dan mengaplikasikan persamaan gas.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.1.1 Aquades
Aquades memiliki sinonim yaitu air. Sifat kimia yang dimiliki yaitu berupa cairan
yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Sifat fisika yang dimiliki yaitu
titik didih 100 oC, massa molar 18,02 g/mol, pH sebesar 7, berat jenis sebesar 1, tekanan
uap 2,3 kPa dan berat jenis uap 0,62. Aquades tidak menimbulkan iritasi dan tidak
berbahaya (Anonim,2016).
2.1.2 Kloroform
Klorofom memiliki rumus molekul CHCl3. Sifat kimia yang dimiliki klorofom
yaitu berupa cairan tak bewarna serta menyengat dan berbau seperti eter. Sifat fisika yang
dimiliki yaitu densitas sebesar 1,564 g/cm3 , titik lebur dan titik leleh sebesar -63,50C dan
61,150C , dan kelarutan sebesar 1,062 g/ml. Potensi bahaya yang dimiliki kloroform yaitu
berupa iritasi. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan yaitu segera basuh mata dengan
air yang mengalir selama 15 menit (Anonim,2016).
2.1.3 Benzena
Benzena memiliki rumus molekul yaitu C6H6. Sifat kimia yang dimiliki yaitu cairan
tak bewarna. Sifat fisika yang dimiliki yaitu massa molar sebesar 78,1121 g/mol, densitas
sebesar 0,8786 g/ml , titik lebur dan titik didih sebesar 5,50C dan 80,10C , dan kelarutan
dalam air 0,8 g/L. Potensi bahaya yang dimiliki yaitu iritasi. Pertolongan pertama yang
dapat dilakukan yaitu segera basuh tangan yang terkena dengan air yang mengalir selama
15 menit (Anonim,2016).
2.1.4 Aseton
Aseton memiliki rumus molekul CH3COCH3. Sifat kimia yang dimiliki yaitu
berupa cairan tidak bewarna. Sifat fisika yang dimiliki yaitu massa molar sebesar 58,08
g/mol, densitas sebesar 0,79 g/cm3 , titik lebur serta titik didih sebesar -94,90C dan
56,530C. Potensi bahaya yang dimiliki yaitu iritasi. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan yaitu segera basuh tangan yang terkena dengan air yang mengalir selama 15
menit (Anonim,2016).
2.2 Landasan Teori
Senyawa volatil yaitu senyawa yang mudah menguap apabila terjadi peningkatan
suhu. Gas dapat dipengaruhi oleh perubahan tekanan maupun suhu lingkungan. Molekul
gas dapat bertumbukan yang dapat menyebabkan tekanan pun terjadi. Gas dibagi menjadi
dua yaitu gas ideal dan gas nyata. Gas ideal yaitu gas yang dapat mengikuti hukum-hukum
gas atau biasa dapat disebut gas sempurna. Gas nyata yaitu gas yang hanya mengikuti
hukum gas pada tekanan rendah (Sukardjo,1989).
Sejumlah larutan yang dipanaskan dengan tujuan untuk tekanan uapnya sama dengan
atmosfer dapat diketahui massa zatserta volumenya. Prinsip avogadro biasanya digunakan
dalam menentukan berat molekul gas. Prinsip avogadro berbunyi satu mol zat yang
mengandung 6,022 x 1023 dan jumlah itu akan bernilai sama dengan jumlah molekul dari
dua gas dengan kondisi temperatur serta tekanan yang sama dengan catatan menempati
volume yang sam,a pada satu mol gas. Sifat-sifat gas ideal yaitu:
1. Tidak mempunyai gaya tarik menarik diantara molekul satu dengan yang lain
2. Volume dari molekul gas sendiri dapat diabaikan
3. Tidak ada perubahan energi dalam pada pemuaian
Gas nyata berbeda dengan gas ideal, dimana semua gas yang memiliki suhu tinggi, tekanan
yang rendah maka dikatakan ideal. Hukum gas yang dipakai yaitu gabungan dari hukum
gas dan berlaku pada semua gas (Mortimer,1998).
Hukum gabungan gas pada sampel dinyatakn dengan perbandingan PV/T yaitu
bernilai konstan. Gas nyata seperti metana dan oksigen perlu dilakukan pengukuran secara
teliti. Gas hipotesis dianggap mengikuti hukum gabungan gas pada bermacam suhu dan
tekanan hukum gas gabungan dengan bermacam suhu dan tekanan disebut gas ideal.
Tekanan yang rendah termasuk atmosfer dan suhu tinggi akan menempati keadaan ideal
sehingga hukum gas gabungan dapat digunakan segala macam gas (Brady,1999).
Gas ideal yaitu gas yang dapat memenuhi sifat berpartikel banyak, antarpartikelnya
tidak berinteraksi dan arah gerak yang dimiliki sembarang sehingga partikel gas
terdistribusi merata di selurh ruang karena tumbukannya bersifat lenting sempurna.
Persamaan gas yang digunakan yaitu :
PV=nRT
P V = g / BM R T
P (BM) = g / V R T
P (BM) = ρ R T
BM = ρ R T / P
P yaitu tekanan mutlak gas. V yaitu volume. N yaitu jumlah partikel gas. T yaitu
temperatur dan R yaitu konstanta gas sebesar 0,08206 L atm/mol K (Rosenberg,1996).
Nilai BM pada hasil perhitungan sesungguhnya kurang tepat karena dipengaruhi oeh
beberapa faktor yaitu kurang teliti atau yang lain. Penimbangan erlenmayer kosong
sebenarnya berisi udara. Pemanasan dan pendinginan pun uap cair volatil tidak sepenuhnya
berubah menjadi cairan kembali. Hal tersebut membuat volume udara yang masuk pada
erlenmayer akan berkurang. Erlenmayer pada proses ini akan membuat lebih ringan.
Sehingga massa cairan volatil harus ditambah dengan massa udara yang tidak dapat masuk
kembali kedalam erlenmayer. Massa udara dapat dihitung dengan mengasumsikan tekanan
parsial udara tidak masuk sehingga besarnya sama dengan tekanan uap cairan pada suhu
kamar. Besarnya nilai tersebut dapat dikatuhui melalui tabel pada literatur. Faktor koreksi
perlu ditambahkan karena hal tersebut agar berat molekul yang didapat lebih tepat
(Tim penyusun, 2014).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Neraca analitik
- Erlenmeyer
- Alumunium Foil
- Karet gelang
- Jarum
- Beaker glass
- Termometer
- Kaki tiga
- spirtus

3.1.2 Bahan
- Aquades
- Kloroform
-
3.2 Diagram Kerja

Volatil

- Ditimbang erlenmayer 100 mL yang dipasang alumunium foil + karet


gelang dan dimasukkan 5 mL sampel
- dibuat lubang kecil pada alumnium foil agar uap dapat keluar
- direndam labu erlenmayer dalam gelas piala
- dicatat suhu
- diangkat labu erlenmayer
- dikeringkan air yang berada di bagian luar labu erlenmayer
- ditimbang labu erlenmayer tanpa melepaskan tutup alumunium dan
karet gelang
- ditentukan volume labu erlenmayer dengan mengisinya menggunakan
air hingga penuh
- diukur massa air dalam labu
- diukur suhu air dalam erlenmayer

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBASHASAN

4.1 Hasil

Labu
No. Parameter Rata-rata
1 2 3
1 Massa kloroform (g) 0,22 0,26 0,09 0,19
2 Massa air (g) 64,5 68,55 65,35 66,13
3 Volume air (mL) 64,7 68,8 65,6 66,4
4 BM kloroform (g/mol) 101,2 113,1 40,8 85,03
5 𝜌 kloroform (g/L) 3,4 3,8 1,37 2,86
6  (%) 85 95 35 71,67

4.2 Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu mempunyai tujuan untuk mengetahui cara menentukan
berat molekul suatu senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis senyawa
tersebut. Penentuan berat yang dilakukan menggunakan rumus gabungan. Rumus
gabungan yang digunakan yaitu dari rumus persamaan gas ideal dan massa jenis senyawa.
Metode yang digunakan menggunakan alat viktor meyer.
Senyawa volatil yaitu senyawa yang mudah menguap apabila terjadi peningkatan
suhu. Gas dapat dipengaruhi oleh perubahan tekanan maupun suhu lingkungan. Prinsip
kerja dari percobaan kali ini yaitu berdasarkan pengukuran massa jenis dari senyawa
volatil. Senyawa volatil ini memiliki titik didih dibawah 1000C. Senyawa volatil kemudian
diletakkan dalam labu erlenmayer yang kemudian di tuutp dengan alumunium foil dan
diikat oleh karet gelang agar senyawa volatil yang didalam tidak menguap dan
mendapatkan hasil yang tepat. Kemudian, senyawa volatil tersebut didihkan agar uapnya
menghilang. Uap tersebut dapat menghilang karena senyawa volatil menguap dan
mendorong cairan volatil keluar dari labu erlenmayer melewati alumunium foil yang telah
diberikan lubang kecil sebelumnya. Hasil yang didapatkan adalah sisa dari senyawa volatil
yang berupa uap cair dalam labu erlenmayer. Hasil yang diperoleh kemudian didinginkan
agar cairan yang menguap dalam labu erlenmayer dapat kembali menjadi air yang nantinya
akan ditentukan berat molekulnya. Berat molekul ditentukan dengan rumus :
𝑚
𝐵𝑀 = 𝑅𝑇
𝑉 𝑎𝑖𝑟 𝑥 
Langkah sebelumnya didapatkan massa erlenmayer dengan alumunium foil dan
karet bersama senyawa volatil didalamnya sebesar 52,40 g , 42,37 g , dan 43,34 g.
Kloroforom yang telah diuapkan mendapatkan hasil sebesar 45,55 g , 35,48 g, dan 36,57 g.
Kemudian erlenmayer yang berisi uap air klorofrom dibuang dan diisi oleh air. Air tersebut
kemudian ditimbang dan dipatkan hasil sebesar 64,5 g , 68,55 g , dan 65,35 g. Penentuan
volume dapat ditentukan dengan membandingkan nilai massa cairan yang ditimbang
dengan massa jenis cairan. Volume rata-rata kemudian dihitung dan didapatkan hasil
sebesar 66,4 mL. Setelah menghitung volume air kemudian menghitung massa jenis gas
klorofom menggunakan rumus :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
𝜌=
𝑉𝑙𝑎𝑏𝑢
Hasil massa jenis gas rata-rata didapatkan sebesar 2,86 g/L. Kemudian mencari berat
molekul senyawa volatil dengan acuan berat molekul senyawa volatl sebenarnya yaitu
sebesar 119,38 g/mol.Hasil yang didapatkan sebesar 101,2 g/mol, 113,1 g/mol, dan 40,8
g/mol. Hasil yang didapatkan hampir sesuai dengan berat molekul sebenarnya, kecuali
pada labu erlenmayer yang ketiga. Hasil yang didaptkan sangat jauh dari berat molekul
sebenarnya karena mungkin saat menguapkan, tidak seluruhnya habis menguap. Perolehan
efisiensi rata-rata yang didapatkan yaitu sebesar 71,67 %.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan bahwa :
1. Berat senyawa volatil (kloroform) dapat ditentukan dengan pengukuran massa jenis
gas dan diperoleh 101,2 g/mol, 113,1 g/mol, dan 40,8 g/mol.
2. Persamaan gas ideal dapat diaplikasikan dalam menentukan berat senyawa volatil
𝜌𝑅𝑇
berdasarkan pengukuran massa jenis zat volatil tersebut, yaitu 𝑚𝑟 = .
𝑃

5.2 Saran
Saran untuk percobaan penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa
jenis gas adalah perlu ketelitian dalam menentukan skala. Praktikan sebaiknya berhati-hati
dan lebih teliti untuk segera menutup bahan yang mudah menguap. Praktikan juga harus
berhati-hati dengan senyawa volatil yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. MSDS Acetone. www.sciencelab.com. [diakses, 20 Oktober 2016].


Anonim. 2016. MSDS Aquades. www.sciencelab.com. [diakses, 20 Oktober 2016].
Anonim. 2016. MSDS Benzena. www.sciencelab.com. [diakses, 20 Oktober 2016].
Anonim. 2016. MSDS Kloroform. www.sciencelab.com. [diakses, 20 Oktober 2016].
Brady, J. E. 1994. Kimia Dasar untuk Uiversitas. Jakarta: Binarupa Aksara.
Mortimer, C.E,. 1998. Introduction to Chemistry. New York : Van Nostrand Company.
Sukardjo. 1997. Termodinamika Kimia. Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember: Universitas Jember
LAMPIRAN

1. Menghitung Volume Air


𝑚1 = 64,5 𝑔 𝑇 = 28,5 ℃ 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 0,9965 𝑔/𝑐𝑚3
𝑚2 = 68,55 𝑔 𝑇 = 28,5 ℃ 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 0,9965 𝑔/𝑐𝑚3
𝑚3 = 65,35 𝑔 𝑇 = 28,5 ℃ 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 0,9965 𝑔/𝑐𝑚3

𝑚 𝑚
𝜌= →𝑉=
𝑉 𝜌
𝑚 64,5 𝑔
𝑉1 = = = 64,73 𝑐𝑚3
𝜌 0,9965 𝑔
𝑐𝑚3
1 𝑚𝐿
= 64,73 𝑐𝑚3 ∙ = 64,73 𝑚𝐿 = 64,7 𝑚𝐿 = 64,7 𝑥 10−3 𝐿
1 𝑐𝑚3

𝑚 68,55𝑔
𝑉2 = = = 68,8 𝑐𝑚3
𝜌 0,9965 𝑔
𝑐𝑚3
1 𝑚𝐿
= 68,8 𝑐𝑚3 ∙ = 68,8 𝑚𝐿 = 68,8 𝑥 10−3 𝐿
1 𝑐𝑚3

𝑚 65,35 𝑔
𝑉3 = = = 65,58 𝑐𝑚3
𝜌 0,9965 𝑔
𝑐𝑚3
1 𝑚𝐿
= 65,58 𝑐𝑚3 ∙ = 65,58 𝑚𝐿 = 65,6 𝑥 10−3 𝐿
1 𝑐𝑚3

∑ 𝑉 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = =
3 3
(64,7 + 68,8 + 65,6)10−3 𝐿 199,1𝑥 10−3 𝐿
= = = 66,4 𝑥 10−3 𝐿
3 3
2. Massa jenis gas kloroform
𝑉𝑙𝑎𝑏𝑢 = 𝑉𝑔𝑎𝑠 = 𝑉𝑎𝑖𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚
𝜌=
𝑉𝑙𝑎𝑏𝑢

0,22 𝑔
a. 𝜌1 = 64,7 10−3 𝐿 = 3,4 𝑔/𝐿
0,26 𝑔
b. 𝜌2 = 68,8 10−3 𝐿 = 3,8 𝑔/𝐿
0,09 𝑔
c. 𝜌1 = 65,6 10−3 𝐿 = 1,37 𝑔/𝐿

∑ 𝜌
𝜌𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
(3,4 + 3,8 + 1,37) 𝑔/𝐿
𝜌𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
8,57 𝑔/𝐿
𝜌𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
𝜌𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 2,86 g/L

3. Berat molekul kloroform


𝑇1 = 90℃ = 363 𝐾
𝑇2 = 90℃ = 363 𝐾
𝑇3 = 90℃ = 363 𝐾

𝑃∙𝑉 =𝑛∙𝑅∙𝑇
𝑚
𝑃∙𝑉 = ∙𝑅∙𝑇
𝐵𝑀
𝑚
𝑃 ∙ 𝐵𝑀 = ∙ 𝑅 ∙ 𝑇
𝑉
𝑃 ∙ 𝐵𝑀 = 𝜌 ∙ 𝑅 ∙ 𝑇
𝜌
𝐵𝑀 = ∙ 𝑅 ∙ 𝑇
𝑃
𝑔 𝐿 𝑎𝑡𝑚
𝜌∙𝑅∙𝑇 3,4 ∙ 0,082 . 363 𝐾 𝑔
𝐿 𝑚𝑜𝑙.𝐾
a. 𝐵𝑀1 = = = 101,2
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙
𝑔 𝐿 𝑎𝑡𝑚
𝜌∙𝑅∙𝑇 3,8 ∙ 0,082 . 363 𝐾 𝑔
𝐿 𝑚𝑜𝑙.𝐾
b. 𝐵𝑀1 = = = 113,1
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙
𝑔 𝐿 𝑎𝑡𝑚
𝜌∙𝑅∙𝑇 1,37 ∙ 0,082 . 363 𝐾 𝑔
𝐿 𝑚𝑜𝑙.𝐾
c. 𝐵𝑀1 = = = 40,8
𝑃 1 𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙

∑ 𝐵𝑀
𝐵𝑀𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
3
101,2 + 113,1 + 40,8
𝐵𝑀𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑔/𝑚𝑜𝑙
3
255,1
𝐵𝑀𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑔/𝑚𝑜𝑙
3
𝐵𝑀𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = 85,03 𝑔/𝑚𝑜𝑙
4. Efisiensi (𝜂)
𝐵𝑀𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜂= ∙ 100%
𝐵𝑀𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡
𝑔
101.2
𝜂= 𝑚𝑜𝑙 ∙ 100% = 85 %
𝑔
119,38
𝑚𝑜𝑙
𝑔
113,1
𝜂= 𝑚𝑜𝑙
𝑔 ∙ 100% = 95 %
119,38
𝑚𝑜𝑙
𝑔
40,8
𝜂= 𝑚𝑜𝑙
𝑔 ∙ 100% = 35 %
119,38
𝑚𝑜𝑙

(85 + 95 + 35 )%
𝜂̅ =
3
215 %
𝜂̅ =
3
𝜂̅ = 71,67 %

Anda mungkin juga menyukai