Anda di halaman 1dari 10

Resume

Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau
lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Zat yang
jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit
disebut zat terlarut. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja dipilih zat yang lebih sedikit
sebagai pelarut, tergantung pada keperluannya, tetapi di sini akan digunakan
pengertian yang biasa digunakan untuk pelarut dan terlarut. Campuran yang dapat
saling melarutkan satu lama lain dalam segala perbandingan dinamakan larutan
„miscible'. Udara merupakan larutan miscible. Jika dua cairan yang tidak
bercampur membentuk dua fasa dinamakan cairan “immiscible”.
(Khoerunissa,2008).

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen yaitu campuran


yang memiliki komposisi serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu
larutan terdiri dari satu atau beberapa macam zat terlarut dan satu pelarut.
Larutan yang mengandung dua komponen yaitu zat terlarut dan pelarut
disebut sebagai larutan biner.(Takeuchi,2008).

Larutan berdasarkan interaksi-nya diantara komponen-komponen


diantara penyusun-nya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu larutan dan
larutan non ideal. Sedangkan berdasarkan daya hantar listriknya, larutan di
bedakan menjadi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit (Endang,
2004).

Dalam larutan cair, zat padat dapat berada dalam bentuk ion-ion-nya
maupun molekuler-nya. Jika NaCl terlarut dalam air, ion Na+ dan ion Cl- masing-
masing terhidrasi dalam air, dan ion-ion yang terhidrasi itu secara bebas dapat
bergerak ke seluruh medium larutan. Akan tetapi apabila glukosa atau etanol larut
dalam air, zat-zat tersebut tidak berada dalam bentuk ioniknya melainkan dalam
bentuk molekuler-nya. Zat-zat yang di dalam air membentuk ion-ion dinamakan
zat elektrolit, dan larutan yang dibentuknya dinamakan larutan elektrolit. Secara
eksperimen larutan elektrolit dapat diketahui dari sifatnya, misalnya dapat
menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang tergolong elektrolit, yaitu asam, basa,
dan garam.

Zat-zat seperti etanol dan glukosa yang di dalam pelarut air membentuk
molekuler dinamakan non-elektrolit, dan larutan yang dibentuknya dinamakan
larutan non-elektrolit. Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen,
tetapi jika dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ion-nya.

HCl(g) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)


Umumnya basa merupakan senyawa ionik. Misalnya, NH3 adalah contoh basa
yang dalam keadaan murni berupa senyawa kovalen.

NH3(g) + H2O(l) →NH4+(aq) + OH-(aq)

Semua garam merupakan senyawa ionik. Jika garam dilarutkan dalam air, ion-ion
garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi kristal yang selanjutnya terhidrasi di
dalam pelarut air.

Na+Cl-(s)+ H2O(l) →Na+(aq)+ CI- (aq)

Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air dinamakan elektrolit


kuat, sedangkan zat elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya
di dalam air dinamakan elektrolit lemah. Asam dan basa yang merupakan
elektrolit kuat disebut asam kuat dan basa kuat. Asam dan basa yang hanya ter-
ionisasi sebagian di dalam air dinamakan asam lemah dan basa lemah. Selain HCl,
HBr, HI, HNO3, H2SO4, dan HClO4, umumnya tergolong asam lemah. Basa kuat
adalah hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah kecuali berilium.

Lemah atau kuatnya suatu asam dan basa tidak ada kaitannya dengan
kereaktifan asam atau basa. Larutan HF, misalnya merupakan asam lemah yang
hanya 8% terionisasi dari larutan sebesar 0,1 M, tetapi larutan HF sangat reaktif
terhadap banyak zat, termasuk terhadap gelas (polisilikat). (Khoerunissa,2008).

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat


menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada
larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan,
sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan arus
listrik (Oxtoby, 2011)

Dalam larutan ideal, semua mengikuti komponen (pelarut dan zat


terlarut) mengikuti hukum raoult pada seluruh selang konsentrasi. Bunyi
dari hukum raoult adalah “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh
tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terlarut yang terkandung dalam
larutan tersebut” (syukri,1999)

Roult adalah seorang ahli kimia dari perancis, ia mengamati bahwa


pada larutan ideal yang dalam keadaan seimbang antara larutan dan
uapnya, maka perbandingan antara tekanan uap salah satu komponennya
Misal A PA/PAo. Sebanding dengan fraksi mol komponen (X A) yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama. Misalkan suatu larutan yang
terdiri dari komponen A dan B menguap, maka tekanan uap A (P A)
dinyatakan sebagai :

PA = PA°. XA
PA adalah tekanan uap diatas larutan
XA adalah fraksi mol komponen A
PAo adalah tekanan uap A murni
Larutan yang memenuhi hukum ini disebut sebagai larutan ideal. Pada
kondisi ini maka tekanan uap total (P) akan berharga :

P= PA + PB = XA. PAo + XB. PBo (Endang,2004)

Hukum Raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tertentu,


tekanan parsial uap komponen A (PA) dalam campuran sama dengan hasil kali
antara tekanan uap komponen murni A (PA murni) dan fraksi molnya XA:

PA = PA murni . XA

Sedang tekanan uap totalnya adalah

Ptot = PA murni . XA + PB murni . XB

Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total suatu
campuran cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen murni dan fraksi
molnya dalam campuran. (Coulson,1983)

Penyimpangan hukum Raoult terjadi karena perbedaan interaksi antara


partikel sejenis dengan yang tak sejenis. Misalnya campuran A dan B, jika daya
tarik A-B lebih besar dari A-A atau B-B, maka kecenderungan bercampur lebih
besar, akibatnya jumlah tekanan uap kedua zat lebih kecil daripada larutan ideal
disebut penyimpangan negatif. Penyimpangan positif terjadi bila daya tarik A-B
lebih kecil daripada daya tarik A-A dan B-B, akibatnya tekanan uapnya menjadi
lebih besar dari larutan ideal. Sifat suatu larutan mendekati sifat pelarutnya jika
jumlahnya lebih besar. Akan tetapi larutan dua macam cairan dapat berkomposisi
tanpa batas, karena saling melarutkan. Kedua cairan dapat sebagai pelarut atau
sebagai zat terlarut tergantung pada komposisinya (Syukri,1999).

Larutan non ideal dapat menunjukkan penyimpangan positif (dengan


tekanan uap lebih tinggi daripada yang diprediksikan oleh hukum Raoult) atau
penyimpangan negatif (dengan tekanan uap lebih rendah). Pada tingkat molekul
penyimpangan negatif muncul bila zat terlarut menarik molekul pelarut dengan
sangat kuat, sehingga mengurangi kecenderungannya untuk lari ke fase uap.
Penyimpangan positif muncul pada kasus kebalikkannya yaitu bila molekul
pelarut dan zat terlarut tidak saling tertarik satu sama lain (Oxtoby, 2001).

Penyimpangan positif dari hukum Raoult terjadi karena gaya tarik molekul
terlarut dan molekul pelarut dalam larutan lebih kecil daripada gaya tarik antara
molekul-molekul terlarut atau antara molekul-molekul pelarut murninya.
Akibatnya ada kecenderungan yang lebih besar dari molekulmolekul tersebut
untuk berada di fasa uapnya. Hasilnya tekanan uap parsial masing-masing di atas
larutan lebih besar dari yang diramalkan dengan hukum Raoult dan tekanan total
dari larutan pun menjadi lebih besar dari yang diharapkan. Jadi bisa dikatakan
bahwa penyimpangan positif adalah bila tekanan uap total yang sebenarnya
melebihi tekanan uap seperti yang dikatakan dari hukum Dalton dan biasanya
menunjukkan adanya kerusakan ikatan intermolekul dalam sistem. Suatu ikatan
intermolekular haruslah dibedakan dengan ikatan intramolekular. Ikatan
intermolekular merupakan ikatan antara molekul-molekul, sedangkan ikatan
intramolekular merupakan ikatan antara atom-atom dalam suatu molekul. Salah
satu contoh penyimpangan positif adalah sistem yang terdiri dari etanol – etil
asetat. Penyimpangan ini diduga karena molekul-molekul sikloheksana merusak
ikatan hidrogen yang terdapat pada molekul etanol dimana atom H terikat secara
kovalen di dalam sebuah atom, secara bersamaan diikat oleh atom yang bersifat
elektronegatif (misalnya oksigen) yang berasal dari molekul lain.

Sebaliknya penyimpangan negatif dari hukum Raoult terjadi karena gaya


tarik terlarut-pelarut lebih besar daripada gaya tarik terlarut-terlarut dan pelarut-
pelarut. Artinya kedua zat lebih senang berada di dalam larutannya. Akibatnya
tekanan parsial di atas larutan lebih kecil daripada yang dinyatakan dengan hukum
Raoult sehingga tekanan uap totalnya juga lebih kecil dari yang diharapkan dan
terjadi penyimpangan negative. Penyimpangan negatif hukum Raoult biasanya
disebabkan terbentuknya ikatan intermoleul antara komponen-komponen yang
terdapat dalam sistem. Contoh penyimpangan negatif terdapat dalam sistem
aseton dan kloroform. Apabila kedua jenis cairan ini dicampurkan, akan terjadi
kenaikan panas yang menunjukkan bahwa terjadi ikatan. Di sini, ikatan
intermolekul yang terbentuk juga merupakan ikatan hidrogen.

Untuk membuktikan adanya penyimpangan negative dan positive dari


hukum raoult maka dilakukan percobaan sebagai berikut:

a. Penyimpangan Positive Hukum Raoult

Campuran Etil Titik didih


asetat:Etanol (°C)
10 ml : 0 ml 71
10 ml : 2 ml 68
10 ml : 4 ml 65
10 ml : 6 ml 65
10 ml : 8 ml 65
10 ml : 10 ml 64
8 ml : 10 ml 65
6 ml : 10 ml 65
4 ml : 10 ml 66
2 ml : 10 ml 66
0 ml : 10 ml 67
Hasil diatas adalah salah satu hasil percobaan yang menyebabkan
penyimpangan positive pada hukum raoult dengan menggunakan
bahan etil asetat menjadi pelarut dan etanol sebagai zat terlarut dan
begitu pula sebaliknya etil asetat sebagai zat yang terlarut dan etanol
sebagai pelarut. Pada percobaan yang pertama yaitu etil asetat sebagai
pelarut, terlihat terjadi penurunan suhu dan penurunan fraksi mol
seiring dengan ditambahkannya etanol sebagai zat terlarut. Dan dapat
disimpulkan etanol dengan etil asetat merupakan penyimpangan positif
hukum raoult, dimana gaya tarik menarik antara etanol dan etil asetat
lebih lemah daripada tarik menarik antara sesama senyawa tersebut.

b. Penyimpangan Negative Hukum Raoult

Campuran Titik
Kloroform : Aseton didih (°C)
10 ml : 0 ml 57
10 ml : 2 ml 61
10 ml : 4 ml 61
10 ml : 6 ml 63
10 ml : 8 ml 63.5
10 ml : 10 ml 64
8 ml : 10 ml 63
6 ml : 10 ml 62
4 ml : 10 ml 62
2 ml : 10 ml 61
0 ml : 10 ml 59

Hasil di atas adalah salah satu hasil percobaan yang menunjukan


penyimpangan negative hukum Raoult yaitu dengan campuran
kloroform dengan aseton, dapat diketahui bahwa campuran kloroform
dan aseton merupakan campuran yang tidak ideal karena interaksi
antar molekulnya tidaklah sama. Dan penyimpangan yang terjadi
adalah penyimpangan negative karena terjadinya perubahan panas
secara berangsur-angsur yang memperlihatkan bahwa larutan dalam
keadaan berenergi rendah. terjadi reaksi eksoterm yaitu pelepasan kalor
oleh sistem. Pada setiap penamabahan aseton maupun kloroform terjadi
kenaikan titik didih dan turunnya fraksi mol. Pada saat penambahan
penambahan kloroform 8 mL dan 12 mL terjadi ketetapan suhu yaitu 62 oC.
Hal ini dapat disebabkan karena gaya tarik antara molekul-molekul
kloroform dan aseton yang semakin kuat ketika hampir mendekati titik
kesetimbangan volume antara aseton dan kloroform.

Dari dua percobaan di atas terdapat hubungan antara penurunan fraksi mol dengan
jumlah penambahan zat dan juga hubungan antara tekanan uap dan titik didih.
Dari perhitungan yang dilakukan pada kedua percobaan tersebut bahwa makin
besar komposisi yang diberikan pada suatu larutan maka fraksi molnya akan
makin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan fraksi mol dan komposisi
berbanding terbalik sedangkan suhu meningkat dengan penambahan jumlah zat
terlarut. Adapun hubungan tekanan uap dengan titik didih, bila sebuah larutan
memiliki tekanan uap yang tinggi pada suatu suhu berarti gaya antar molekul yang
berada dalam larutan tersebut mudah melepaskan diri dari permukaan larutan
yang juga dipengaruhi zat terlarutnya, karena dengan semakin banyaknya molekul
zat terlarut dalam suatu larutan akan mengurangi jumLah molekul pelarutnya
sehingga jumlah pelarut yang bisa lepas dari larutan akan lebih sedikit
dibandingkan dengan larutan murninya. Semakin besar konsentrasi zat terlarut
maka tekanan uap larutannya akan semakin kecil mengingat jumlah molekul
pelarut persatuan volumenya juga semakin berkurang.

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3/


CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Etil
Asetat adalah pelarut polar yang volatile (mudah menguap), tidak beracun, dan
tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah,
dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat
asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flour, oksigen,
dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30 % dan larut dalam air
hingga kelarutan 8 % pada suhu kamar. Kelarutan-nya meningkat pada suhu yang
lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang
mengandung basa atau asam (Fessenden, 1982).

Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah


cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti
pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon
aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai
pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat
inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan. Titik didih toluene 110. 6oC,
kepadatan 866. 90 kg/ m3 dan massa molar 92, 14 g/ mol (Fessenden, 1982).

Contoh Praktikum di Laboratorium


Komposisi Fraksi Mol Fraksi Mol Suhu Didih
Percobaan
Etil Asetat : Toluen Etil Asetat Toluen (ºC)
1 10 M : l0 Ml 100% - 70
2 10Ml : 2 Ml 84,428% 15,58% 75
3 10 Ml : 4 Ml 73,04% 26,96% 78
4 10 Ml : 6 Ml 64,36% 35,64% 80
5 10 Ml : 8 Ml 57,56% 42,44% 82
6 10 Ml : 10 Ml 52,14% 47,86% 84
7 0 Ml : 10 Ml - 100% 110
8 2 Ml : 10 Ml 17,84% 82,16% 105
9 4 Ml : 10 Ml 30,37% 69,63% 96
10 6 Ml : 10 Ml 39,35% 60,65% 94
11 8 Ml : 10 Ml 46,56% 53,44% 90
12 10 Ml : 10 Ml 52,14% 47,86% 88

Percobaan di atas di dasarkan atas hukum Raoult, dimana campuran yang


mengikuti hukum ini merupakan suatu larutan ideal. Percobaan ini mengamati
perubahan titik didih yang terjadi di antara kedua larutan. Percampuran kedua
larutan tersebut tetap memperhatikan sifat-sifat larutan masing-masing.
Maksudnya apakah kedua larutan tersebut dapat membentuk campuran ideal atau
tidak.

Campuran ideal adalah campuran yang menaati hukum raoult, campuran


ideal memiliki gaya tarik menarik yang sangat kuat antara larutan yang
dicampurkan dari pada gaya tarik menarik larutan sejenis. Gaya antar molekul
yang berikatan mempengaruhi tekanan uap dari larutan tersebut. Menurut hukum
Raoult, kenaikan titik didih (△Tb=Boiling Point Elevation) sebanding dengan
hasil kali kemolalan larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (kb). Kenaikan
titik didih dapat dirumuskan sebagai berikut

∆ Tb=m× Kb

BMb× Wa ∆ T
Kb=
1000 ×Wb

(Respati, 1992)

Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu
dimana tekanan uap cairan Sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik
didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat di atasi hingga
gelembung uap dapat terbentuk di permukaan cairan yang diikuti penguapan yang
terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap bila
dua persyaratan dipenuhi yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus
cukup dekat dengan batas antara cairan - uap.(petrucci. 2000)

Selain Itu, titik didih larutan juga dipengaruhi oleh fraksi mol. Perubahan
fraksi mol zat terlarut mengakibatkan perubahan titik didih campuran. Semakin
tinggi titik didih campuran maka semakin tinggi atau besar pula jumlah fraksi mol
zat tersebut namun apabila titik didih
larutan menurun maka menandakan
pula bahwa Fraksi mol juga kecil.
Dapat dikatakan bahwa antara
Komposisi dengan titik didih-nya
berbandıng lurus.

Larutan ideal yang dalam


keadaan Seimbang antara larutan uap-
nya. Maka perbandingan antara
tekanan uap salah satu komponennya
(misal B) PB/PBº Sebanding dengan
Fraksi mol kom ponen (xB) yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama. Dalam Sebuah larutan, beberapa
molekul yang berenergi besar dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan
daya tarik inter-molekuler permukaan cairan dan melepaskan diri untuk kemudian
menjadi uap. Semakin kecil daya Inter-molekuler, Semakin banyak molekul yang
melepaskan diri pada suhu tertentu. Pada Suhu tertentu, Sebagian dari molekul -
molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari
permukaan larutan.

Dari grafik di atas, maka dapat dilihat dengan meningkatnya fraksi mol
antara etil asetat dengan toluene. Pada saat fraksi mol etil asetat sama dengan 0%
itu menujukan bahwa hanya toluene yang dipanaskan mencapai titik didihnya atau
bisa dikatakan volume etil asetat sama dengan 0 ml dan sebaliknya.

Selain itu, dari grafik juga dapat dilihat bahwa pada percampuran larutan
di dapat titik didih campuran meningkat seiring dengan meningkatnya fraksi mol
etil asetat. Pada saat penambahan toluene ke dalam etil asetat atau komposisi etil
asetat dipertahankan konstan sebanyak 10 ml sementara komposisi toluene di
variasi-kan, titik didih etil asetat semakin meningkat. Namun pada saat volume
toluene yang dijaga konstan (10ml) namun volume etil asetat divariasikan maka
titik didih campuran mengalami penurunan.

Penurunan titik didih hanya terjadi apabila fraksi mol yang didapat juga
lebih kecil, sebaliknya apabila terjadi kenaikan titik didih yang signifikan itu
menandakan fraksi mol larutan tersebut besar atau tinggi. Penyimpangan Raoult
yang terjadi adalah penyimpangan positif. Penyimpangan Hukum Raoult terjadi
apabila interaksi dalam masing-masing zat lebih kuat dari pada interaksi dalam
campuran zat (A-A, B-B > A-B). Penyimpangan ini menghasilkan enthalpy
campuran (△H Campuran) positif (Endotermis) dan mengakibatkan terjadinya
penambahan campuran (△V Campuran >0). Dari penyimpangan tersebut
diketahui bahwa etil asetat dan toluene bukan campuran ideal.

Campuran non ideal mempunyai sifat fisika yang berubah dari keadaan
idealnya. Sifat ini disebut sebagai sifat koligatif larutan yang hanya tergantung
pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada sifat dan keadaan
partikel. Larutan yang memiliki koligatif larutan harus memenuhi dua asumsi
yaitu zat terlarut tidak mudah menguap sehingga tidak memberikan kontribusi
terhadap uap-nya. Asumsi yang kedua adalah zat terlarut tidak larut dalam
pelarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi juga penurunan tekanan uap dan
kenaikan titik didih. Dapat disimpulkan bahwa tekanan uap dipengaruhi oleh gaya
antar molekul, semakin besar gaya antar molekul maka semakin kecil tekanan uap
campurannya, namun apabila semakin kecil gaya antar molekulnya semakin besar
tekanan uapnya.

Daftar Pustaka
Coulson, J.M. Richardson, Sinnot, R.K. 1983. Chemical Engineering Volume 6

(SI Units) Design. Oxford : Pergamon Press.

Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal, Jakarta: UI-Press

Fatimura, muhrinsyah. 2014. TINJAUAN TEORITIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI OPERASI PADA KOLOM DESTILASI . Jurnal Media Teknik,

11(1), 24

Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Khoerunnisa, fitri. 2008. Kimia Fisik 2. Jakarta: Universitas Terbuka

Oxtoby, 2001. Prinsip-prinsip kimia modern jilid 1. Jakarta: Erlangga


Petrucci, R.H. 1987, Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Petrucci, R.H. 2000. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:

Erlangga.

Ramadhani, Mawangi. 2018, Larutan Non Elektrolit (Hukum Raoult),

Ciputat: UIN Jakarta

Respati. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Syukri. 1999. Kimia Dasar. ITB press. Bandung

Takeuchi, Yaskito. 2008. Larutan. http://www.chem-is-try-org. Diakses

tanggal 22 maret 2020

Widjajanti, Endang. 2004. Sifat Larutan Biner Non-elektrolit. Yogyakarta:

UNY

Bagan Alir :

Satu Set Alat Refluks

Dimasukan 10 ml cairan A ke dalam labu didih

Dididihkan dan dicatat suhu didihnya

Ditambah 2 ml cairan B ke dalam labu didih

Dididihkan dan dicatat suhu didihnya

Ditambahkan 2 ml cairan B lalu di didihkan dan


di catat suhu didihnya. Dilakukan ber-ulang
sampai genap larutan B sebanyak 10 ml

Dituangkan campuran ke wadah lain, dan


bersihkan labu didih dan dikeringkan

Labu Didih Kering

Dimasukan 10 ml larutan B ke dalam labu didih

Dididihkan dan dicatat suhu didihnya

Ditambahkan 2 ml cairan A lalu di didihkan dan

Anda mungkin juga menyukai