Halaman 1 – 34
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam
sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter,
kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun utama
lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa
beragam jenisnya. Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR’-CH2-
COOR‖ dimana R, R’ dan R‖ masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang.
Ketiga asam lemak RCOOH, R’COOH dan R‖COOH. Panjang rantai asam lemak
pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang
paling umum adalah 16,18, atau 20 atom karbon. [ CITATION Chr17 \l 1033 ]
Klasifikasi Lipid :
1) Lipid Sederhana. Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan beberapa
gugus alkohol.
a) Lemak. Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak merupakan
bentuk cair dari lemak.
b) Lilin. Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul besar
dengan bentuk alkohol monohidrat.
2) Lipid Kompleks. Ester yang terbentuk dari asam lemak yang mengandung
gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam lemak.
a) Fosfolipid. Lipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul ini
mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya
gliserofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan
spingofosfolipid memiliki gugus alkohol berupa spingosin.
b) Glikolipid (glikospingolipid). Lipid yang mengandung asam lemak,
spingosin dan karbohidrat.
c) Lipid kompleks lainnya. Misalnya sulfolipid , aminolipid dan
lipoprotein.
3) Lipid prekursor dan derivat. Contoh lipid kategori ini adalah asam lemak,
gliserol, steroid, aldehid lemak, keton bodies, lipid yang terlarut pada
vitamin dan hormon.
1. Alkana dan alkena : hidrokarbon yang tersusun atas lebih dari 36 atom
karbon, berbentuk jenuh atau tak jenuh. Hidrokarbon ditemukan pada serum
manusia. Pada tumbuhan ditemukan dalam bentuk karotenoid.
2. Lemak alkohol : merupakan alkohol aliphatik dengan hidrokarbon jenuh atau
tak jenuh, denga panjang 6-26 atom karbon.
3. Lilin : merupakan ester dari asam lemak dan alkohol rantai Panjang.
4. Sterol : ditemukan pada tanaman (fitosterol) dan hewan (kolesterol)
5. Tokoferol : merupakan vitamin E, yang ditemukan pada sumber minyak.
6. Trigliserida : tersusun atas gliserol dan asam-asam lemak.
Kelompok lipid yang bersifat polar umumnya merupakan penyusun membran
sel, yang bersifat larut air. Golongan lipid polar antara lain :
Dari segi gizi asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak
ATP). Keren itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Asam lemak tak jenuh
dianggap bernilai gizi lebih baik karena reaktif dan merupakan antioksidan di dalam
tubuh. Fungsi lipida termasuk :
1. Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.
2. Sebagai cadangan energi, penyimpan makanan, dan transport. Lipid disimpan
sebagai jaringan adipose.
3. Sebagai hormon dan vitamin Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis.
4. Kulit pelindung komponen dinding sel
Asam lemak atau asam karboksilat adalah senyawa organik polar yang
mengandung 2 hingga 24 atam karbon (C) dengan gugus fungsional utamanya adalah
gugus karboksil (-COOH). Jumlah atom C pada asam lemak umumnya genap, yaitu
2, 4, 6 , 8, 10, 12, 14, 16 dan seterusnya. Asam lemak terpendek adalah asam asetat (2
atom karbon) dan yang terpanjang adalah asam tetrakosanoat (24 atom karbon).
Asam lemak yang terdapat dalam bahan pangan sumber lemak umumnya berkisar
antara C12 dan C22.
Asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid, SCFA), ialah asam lemak
dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon lima atau kurang
(misalnya, asam butirat)
Asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid, MCFA), ialah asam
lemak dengan ekor alifatik yang mempunyai jumlah karbon 6 sampai 12, yang
bisa membentuk trigliserida rantai sedang.
Asam lemak rantai panjang (long-chain fatty acid, LCFA), ialah asam lemak
dengan ekor alifatik 13 sampai 20 karbon.
Asam lemak rantai sangat panjang (very long chain fatty acid, VLCFA) ialah
asam lemak dengan ekor alifatik sama dengan 22 karbon atau lebih.
Asam lemak tak jenuh mempunyai satu ataupun lebih ikatan rangkap antar
atom karbon. (Pasangan atom karbon yang terhubung melalui ikatan rangkap dapat
dijenuhkan pada adisi atom hidrogen, merubah ikatan rangkap jadi ikatan tunggal.
Oleh karena itu, ikatan rangkap disebut tak jenuh.)
Dua atom karbon didalam rantai yang terikat disebelah ikatan rangkap dapat
membentuk konfigurasi cis atau trans.
Asam lemak jenuh tidak memppunyai ikatan rangkap. Oleh karena itu, asam
lemak jenuh ialah asam lemak yang jenuh dengan hidrogen (karena ikatan rangkap
mengurangi jumlah hidrogen pada masing-masing karbon tersebut). Masing-masing
karbon dalam rantai memiliki dua atom hidrogen (terkecuali karbon omega di ujung
yang mempunyai tiga hidrogen), karena asam lemak jenuh hanya mempunyai ikatan
tunggal.
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh. Termasuk dalam jenis ini adalah asam alfa linoleat (omega 6) dan asam alfa
linolenat (omega 3). Turunan asam lemak yang berasal dari asam lemak esensial
adalah asam arakidonat dari asam linoleat, EPA (eikosapentaenoat), dan DHA
(dokosaheksaenoat) dari asam linolenat. Asam lemak esensial merupakan prekursor
sekelompok senyawa eikosanoid yang mirip hormon, yaitu prostaglandin,
prostasiklin, tromboksan, dan leukotrien. Senyawa-senyawa ini mengatur tekanan
darah, denyut jantung, fungsi kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraksi otot serta
penyembuhan luka
PUFA (asam lemak arakhidonat, linoleat dan linolenat) antara lain berperan
penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi imun, mempertahankan fungsi
dan integritas membran sel. Asam lemak omega3 dapat membersihkan plasma dari
lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein β (beta) di
dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan
artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan retina
secara baik (Mayes, 2003).
Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA)
merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai
atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA),
yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji kapas, dan kanola. Minyak zaitun adalah salah satu contoh yang
mengandung MUFA 77% (Ketaren, 1996).
Tata nama sistematik asam lemak jenuh didasarkan pada jumlah ataom
katrbon yang terikat dengan member akhiran –oat. Penggunaan akhiran –oat pada
hidrokarbon sesuai dengan jumlah atom karbon yang terikat pada rantai asam lemak.
Penamaan asam lemak jenuh sesuai jumlah atom karbon dapat di lihat pada Tabel 2.
Contoh penulisan asam lemak jenuh adalah sebagai berikut : 6 karbon adalah (asam
heksanoat atau hexanoic acid), 8 atom C (asam dekanoat atau decanoic acid), 12 atom
C (asam dodekanoat atau dodecanoic acid). [ CITATION Fiv13 \l 1033 ]
Asam lemak tidak jenuh dapat juga dikelompokkan dan diberi nama
berdasarkan system omega (omega naming system). Dalam system ini, penentuan
posisi ikatan rangkap yang pertama dihitung dari gugus metal di ujung (Cn). Sebagai
contoh, posisi ikatan rangkap pertama pada asam lemak linoleat (C18:2c(Δ 9,12)) yang
dihitung dari gugus metal ujung terletak di C6 sehingga dikelompokkan menjadi
asam lemak omega 6. Asam lemak arakidonat (C20:4c(Δ 5,8,11,14)) juga dikelompokkan
sebagai omega 6 karena ikatan rangkap pertamanya berada pada C6 dari ujung metal.
Asam lemak linolenat (C18:2c(Δ12,15)), asam lemak eikosapen-taenoat (EPA)
(C20:5c(Δ5,8,11,14,17)), dan asam lemak dokosaheksaenat (DHA) (C22:6c(Δ 4,7,10,14,16,19))
merupakan kelompok asam lemak omega 3 karena ikatan rangkap pertama dihitung
dari gugus metal ujung terletak pada C3. Dengan kata lain, asam linoleat dan asam
arakidonat adalah family omega 6 (n-6 atau ш-3).
DAFTAR PUSTAKA
Mayes PA. Biosintesis asam lemak. In: Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
Rodwell VW, editors. Biokimia. Jakarta. 2003.
Resume Kimia Pangan II
Halaman 35 – 82
Omega 3 (ω-3)
Asam lemak omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang mempunyai
ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon ketiga dari
gugus metil omega, ikatan rangkap berikutnya terletak pada nomor atom karbon
ketiga dari ikatan rangkap sebelumnya. Gugus metil omega adalah gugus terakhir dari
rantai asam lemak. Asam lemak otak yaitu asam lemak esensial serta omega-3
merupakan zat gizi yang harus terpenuhi kebutuhannya. Zat gizi berperan vital dalam
proses tumbuh kembang sel-sel neuron otak untuk bekal kecerdasan bayi yang
dilahirkan. Asam lemak omega-3 ini turunan dari prekursor, yakni asam lemak
esensial linoleat dan linolenat. Asam lemak esensial tidak bisa dibentuk dalam tubuh
dan harus dipasok langsung dari makanan. Kemudian prekursor itu masuk dalam
proses elongate dan desaturate yang menghasilkan tiga bentuk asam lemak omega-3:
LNA (asam alfa-linolenat (C 18 :3,n-3)), EPA(eikosapentaenoat (C20:5,n- 3)), serta
DHA (dokosaheksaenoat (C22 :6, n-3).Adapun 3 bentuk omega 3 yaitu : omega-3
:LNA (asam alfa-linolenat (CI8 : 3 , n-3 )), EPA (eikosapentaenoat (C20: 5, n-3)),
serta DHA (dokosaheksaenoat (C22 : 6, n-3).
Induk dari asam lemak omega-3 adalah alpha linolenic acid (ALA). ALA
dengan bantuan enzim delta-6-desaturase dapat berubah menjadi stearidonic acid
kemudian oleh enzim delta-5- desaturase dikonversi tubuh menjadi eicosapentaenoic
acid (EPA) dan oleh enzim delta4-desaturase dirubah menjadi docosahexaenoic acid
(DHA). DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang di kenal sebagai omega-3. Proses
pembuatan DHA maupun AA difasilitasi oleh enzim desaturase dan elongase.
Omega 6 (ω-6)
Omega 6 adalah asam lemak tidak jenuh ganda yang memiliki ikatan ganda
pertamanya pada posisi ke-6. Sifat fisis dan sifat kimia, metabolisrne, pencernaan dan
absorbsi serta sekresi sama dengan lemak. Omega 6 termasuk salah satu asam lemak
esensial. Asam lemak esensial sebenarnya terdiri dari asam linoleat (AL)/ "linoleic
acid"(LA), asam linolenat (ALN)/"-linolenicacid"(ALA) serta asam
arachidonic/"arachidonic acid" (AA), asam lemak ini tidak bisa dibuat oleh tubuh
baik dari asam lemak lain maupun dari karbohidrat ataupun asam amino. LA oleh
enzim delta-6-desaturase dirubah menjadi GLA (gamma-linolenic acid) dan DGLA
(dihomogamma-linolenic acid), kemudian oleh enzim delta-5-desaturase dirubah
menjadi AA (arachidonic Acid) dan adrenic acid. [ CITATION Fiv13 \l 1033 ]
Salah satu jenis MUFA adalah omega 9 (oleat) yang memiliki daya
perlindungan yang mampu menurunkan LDL kolesterol darah, meningkatkan HDL
kolesterol yang lebih besar dibanding omega 3 dan omega 6, lebih stabil dibanding
PUFA. Asam lemak omega 9 dapat mencegah penyakit jantung koroner (teruji secara
laboratoris dan epidemilogis), dimana penelitian yang dilakukan selalu menggunakan
minyak dengan kadar asam lemak jenuh yang rendah (sekitar 5 %). Riset yang
menyatakan bahwa omega 6 dalam bentuk tunggal memiliki sifat negatif karena
berkaitan dengan peningkatan produksi eicosanoids (stimulan pertumbuhan tumor
pada binatang percobaan). Tetapi adanya omega 3 dan omega 9 dalam proporsi yang
sesuai akan memiliki potensi memblokir produk senyawa eicosanoids tersebut, jadi
omega 9 dapat mencegah stimulasi negatif omega 6 (Muchtad, 2000).
Klasifikasi lemak nabati berdasarkan sifat fisiknya (sifat mongering dan sifat
cair) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Dari segi gizi asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak
ATP). Keren itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Asam lemak tak jenuh
dianggap bernilai gizi lebih baik karena reaktif dan merupakan antioksidan di dalam
tubuh. Fungsi lipida termasuk :
5. Sebagai penyusun struktur membran sel Dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.
6. Sebagai cadangan energi, penyimpan makanan, dan transport. Lipid disimpan
sebagai jaringan adipose.
7. Sebagai hormon dan vitamin Hormon mengatur komunikasi antar sel,
sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses biologis.
8. Kulit pelindung komponen dinding sel
Fospolipid
Gambar Struktur Fospolipid
1. Warna
Zat warna pada minyak goreng terdiri dari 2 golongan yaitu : zat
warna alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah. Yang
pertama zat warna alamiah (natural coloring matter), zat warna yang
termasuk golongan ini terdapat secara alamiah didalam bahan yang
mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses
ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain α dan β karoten (berwarna
kuning), xantrofil (berwarna kuning kecoklatan), klorofil (berwarna
kehijuan), dan anthosyanin (berwarna kemerahan). Golongan kedua
adalah zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah, yaitu warna gelap
disebakan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E), warna
coklat yang disebabkan oleh bahan untuk membuat minyak yang telah
rusak, warna kuning disebabkan terjadinya minyak tidak jenuh.
2. Odor dan flavor atau bau
Terdapat secara alami pada minyak atau lemak dan juga terjadi
pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek sebagai hasil
penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
3. Kelarutan
Minyak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak (castor oil), dan
minyak sedikit larut dalam alkohol tetapi kan larut sempurna dalam
etileter, karbon disulfide dan pelarut-pelarut halogen.
4. Titik cair dan polymorphism
Minyak atau lemak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai
temperatur tertentu. Polymorphism adalah keadaan dimana terdapat lebih
dari satu bentuk kristal.
5. Titik didih (boiling point)
Titik didih dari asam-asam lemak akan semakin meningkat dengan
akan bertambahnya panjang rantai karbon asam lemak tersebut.
6. Titik lunak (softning point)
Titik lunak dari minyak lemak ditetapkan dengan maksud untuk
identifikasi minyak atau lemak tersebut. Cara penetapannya yaitu dengan
menggunakan tabung kapiler yang diisi dengan minyak.
7. Sliping point
Sliping point dipergunakan untuk pengenalan minyak serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya.
8. Shot melting point
Shot melting point adalah Temperatur pada saat terjadi tetesan
pertama dari minyak atau lemak.
9. Bobot jenis
Bobot jenis adalah bobot jenis minyak dan lemak ditentukan pada
temperatur 25℃ ,akan tetapi dalam hal ini dianggap penting juga untuk
diukur pada temperatur 40℃ atau 60℃ untuk lemak yang titik cairnya
tinggi.
10. Titik asap, titik nyala, dan titik api
Titik asap, titik nyala, dan titik api adalah mutu kriteria yang
terutama penting dalam hubungannya dengan minyak yang digunakan
untuk menggoreng.
11. Titik kekeruhan (turbidity point)
Titik ini ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak
dan lemak dengan pelarut lemak. Temperatur pada waktu mulai terjadi
kekeruhan, dikenal sebagai titik kekeruhan.
[ CITATION Chr17 \l 1033 ]
Daftar pustaka
Halaman 83 – 100
1. Hidrolisa
Reaksi hidrolisa minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat pada minyak atau lemak
mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya
sejumlah air dalam minyak atau lemak, misalnya pada penggorengan bahan
makanan yang lembab dan terdapatnya sejumlah air dalam minyak tersebut.
2. Oksidasi
Proses oksidasi ini dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini
akan mengakibatkan bau tengik pada minyak. Hal ini yang disebabkan oleh
otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai
dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktorfaktor
yang didapat mempercepat cahaya, panas, peroksida lemak, atau
hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe, Mn.
3. Saponifikasi
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan
menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk
menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk
menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan
antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu
sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun
lunak. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
4. Hidrogenasi
Proses Hidrogen akan mengikat ikatan rangkap asam lemak tidak
jenuh, sehingga akan mengubah jumlah dan letak ikatan rangkap akibatnya
sifat fisik dan kimianya juga akan berubah. Pada beberapa minyak atau lemak
kadang-kadang dilakukan proses hidrogenasi dengan bertujuan untuk
memperoleh kestabilan terhadap oksidasi dan memperbaiki warna.
5. Esterifikasi
Proses esterifikasi tersebut bertujuan untuk mengubah asam-asam
lemak dari trigliserida dalam bentuk ester
(Ketaren, 2012)
Daftar Pustaka
Ketaren, S. 2012. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press, Jakarta
Resume Kimia Pangan II
1. Margarin
Margarin adalah produk makanan berbentuk emulsi (w/o), baik
semipadat maupun cair, yang dibuat dari lemak makan dan atau minyak
makan nabati, dengan atau tanpa perubahan kimiawi termasuk hidrogenasi,
interesterifikasi, dan telah melalui proses pemurnian, sebagai bahan utama
serta mengandung air dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (SNI, 2002)
Tabel Kandungan Gizi dalam 100 gram Margarin
Komponen Banyaknya
Kalori (kkal) 720
Protein (g) 0.6
Lemak (g) 81
Karbohidrat (g) 0.4
Kalsium (mg) 20
Fosfor (mg) 16
Zat Besi (mg) -
Vitamin A (IU) 2000
Vitamin B1 (mg) -
2. Mentega
Menurut SNI (1995), mentega adalah produk berbentuk padat lunak
yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa
penambahan garam (NaCl) atau bahan makanan yang diizinkan. Mentega
adalah produk olahan susu yang bersifat plastis, diperoleh memlalui proses
pengocokan sejumlah krim. Mentega yang baik mengandung lemak 81%,
kadar air 18% dan kadar protein maksimal 1%. Mentega dianggap sebagai
lemak yang paling baik diantara lainnya karena rasanya yang menyakinkan
serta aroma yang begitu tajam, karena lemak mentega berasal dari lemak susu
hewan. Lemak mentega sebagian besar terdiri dari asam palmitat, oleat dan
stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam lemak jenis lainnya. Bahan
lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah vitamin A, E, dan D serta flavor
adalah diasetil, lakton, butirat dan laktat.
4. Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang
dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk
menggoreng makanan. (Sitepoe, 2008)
Minyak Nabati
1. Minyak Sawit
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan
dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis
guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa.
Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan alfa dan
beta-karotenoid yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti
kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.
Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan
dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak
inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan
kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh,
minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.
2. Minyak Canola
Minyak canola adalah jenis minyak nabati yang berasal dari biji
tanaman Canola (Brassica napus). Nama canola itu sendiri sebenarnya
merupakan singkatan dari Canada Oil, sebagai negara produsen
utamanya.
Minyak canola atau kanola mengandung 63% lemak tak jenuh
tunggal dan asam alfa-linoleat, turunan dari omega-3. Kedua senyawa ini
sudah lama dikaitkan manfaatnya untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Minyak asal Kanada ini juga terbukti rendah akan kandungan asam erusat,
asam lemak yang menyebabkan kerusakan jantung.
3. Minyak Kelapa
4. Minyak Kedelai
Minyak kedelai adalah minyak nabati yang dihasilkan dari
biji kedelai. Minyak kedelai merupakan salah satu minyak goreng yang
paling banyak digunakan. Selain itu, minyak kedelai juga digunakan
sebagai minyak pengering (drying oil), yaitu minyak yang mampu
mengeras seiring waktu selama terpapar dengan udara dan membentuk
lapisan kedap air.
Per 100 gram minyak kedelai mengandung lemak jenuh 16 gram,
lemak tak jenuh tunggal 23 gram, dan lemak tak jenuh majemuk 58 gram.
[2][3]
Konstituen asam lemak tak tenuh utama dalam minyak kedelai asam
alfa-linoleat 7-10 persen, asam linoleat 51 persen, dan asam oleat 23
persen. Minyak ini juga mengandung asam lemak jenuh asam stearat 4
persen dan asam palmitat 10 persen.
Asam linoleat begitu mudah teroksidasi sehingga menjadi kurang
nyaman ketika digunakan sebagai bahan memasak, sehingga berbagai
perusahaan bioteknologi mengembangkan kedelai transgenik yang
menghasilkan biji dengan kadar asam linoleat yang rendah. Dahulu, proses
hidrogenasi dilakukan untuk menjenuhkan asam linoleat.
5. Minyak Jagung
Minyak jagung diperoleh dengan jalan mengekstrak bagian
lembaga. System ekstraksi yang digunakan biasanya system pres
(pressing) atau kombinasi system pres dan pelarut menguap. Minyak
jagung memiliki nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar 250 KK/ons/
selain itu juga minyak jagung lebih disenangi konsumen karena selain
harganya yang murah juga mengandung sitosterol sehingga para
konsumen dapat terhindar dari gejala atherosclerosis yang diakibatkan
terjadinya kompleks antara sitosterol dan Ca++ dalam darah. Dalam
minyak jagung terdapat banyak asam lemak esensial yang dibutuhkan
pada pertumbuhan badan.
Daftar Pustaka
Jackson & List (2007). "Giants of the Past: The Battle Over Hydrogenation (1903-
1920)
Reeves, James B.; Weihrauch, John L.; Consumer and Food Economics Institute
(1979). Composition of foods: fats and oils. Agriculture handbook 8-4.
Washington, D.C.: U.S. Dept. of Agriculture, Science and Education
Administration. hlm. 4.
Untuk menghasilkan lemak/minyak yang lebih murni dengan sifat fisik yang
sesuai maka lemak kasar tersebut harus diproses lebih lanjut. Tujuan utama
pemurnian untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang tidak
menarik dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau
digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Pada umumnya minyak untuk tujuan
bahan pangan dimurnikan melalui tahap proses sebagai berikut:
1. Degumming
Minyak yang diekstrak dengan pengeprean atau dengan pelarut,
mengandung komponen mirip lemak atau komplek protein lemak yang
bersifat lengket, seperti getah dan lendir. Untuk menghilangkan komponen
tersebut maka pada lemak kasar sering dilakukan proses degumming. Proses
ini umumnya dilakukan dalam proses produksi minyak goreng
2. Refining
Proses refining dilakukan untuk menghilangkan komponenkomponen
yang tidak dapat dihilangkan melalui proses degumming, misalnya pigmen,
senyawa fosfatida yang tidak larut air, mineral mikro dan senyawa-senyawa
hasil oksidasi. proses refining yang dapat dilakukan adalah dengan
penambahan larutan alkali, misalnya soda kaustik atau NaOH. Dapat
dilakukan dengan proses sentrifugasi maka trigliserida dapat dipisahkan dari
komponen-komponen yang tidak diinginkan tersebut.
3. Bleaching
Bleaching atau pemucatan adalah proses pemucatan minyak untuk
menghilangkan komponen-komponen yang mempengaruhi warna cokelat,
seperti karotenoid dan tokoferol. Pemisahan komponen tersebut dilakukan
dengan menggunakan bahan pemucat, misalnya bleaching earth (bentonite)
atau arang aktif.
4. Deodorisasi
Deodorisasi adalah proses penghilangan asam lemak bebas dan
senyawa yang menyebabkan bau menyimpang seperti peroksida, keton dan
senyawa hasil oksidasi lemak lainnya yang mudah menguap yang dapat
menimbulkan bau menyimpang (off odor).
5. Fraksinasi
Untuk memisahkan fraksi minyak dan lemak, misalnya fraksi olein
dan stearin maka minyak/lemak murni hasil proses degumming, refining,
bleaching dan deodorisasi, kemudian fraksinasi. Fraksi olein dan stearin
dilakukan dengan cara melewatkannya pada filter press. Dalam proses ini ,
fraksi olein yang terbentuk cair akan melewatin filter press, sedangkan fraksi
stearin akan tertahan pada filter press. Fraksi olein yang dihasilkan adalah
minyak goreng. Fraksi stearin selanjutnya dapat diproses lebih lanjut untuk
memproduksi margarin atau sabun.
6. Hidrogenasi
Hidrogenasi bertujuan utama untuk mengubah asam lemak tidak jenuh
menjadi asam lemak jenuh, yang dapat meningkatkan titik leleh
lemak/minyak sehingga dapat mengubah wujudnya dari cair menjadi padat.
Hidrogenasi dilakukan dengan cara mereaksikan minyak panas dengan gas
hidrogen yang dikatalisi dengan nikel.
DAFTAR PUSTAKA
Slide Vitamin
Konsumsi lemak dan minyak yang cukup sangat penting bagi kesehatan,
terutama pada masa reproduksi, kehamilan dan menyusui. Jumlah lemak yang
dikonsumsi harus dapat menyumbang asam lemak esensial yang cukup dan untuk
keperluan penggunaan vitamin-vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K).
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh kelompok ahli FAO/WHO untuk
masalah konsumsi lemak /minyak minimal adalah sebagai berikut :
1. bagi sebagian besar orang dewasa, konsumsi lemak/minyak harian harus dapat
menyumbang paling tidak 15 persen dari total energi/kalori yang dibutuhkan
perhari,
2. wanita dalam masa reproduksi hendaknya mengkonsumsi lemak paling tidak
20 persen dari total kalori perhari, dan
3. usaha-usaha yang terarah harus dilakukan untuk menjamin konsumsi
lemak/minyak yang cukup pada kelompok masyarakat yang konsumsi
lemaknya menyumbang kurang dari 15 persen dari total kalori.
Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti
diketahui Vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara
umum, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai
retinol.
Secara kimia, vitamin A berupa kristal alkohol berwarna kuning dan larut
dalam lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam
bentuk ester retinil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh,
vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk
alcohol), retinal (aldehida) dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi
berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol.
Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat.
Vitamin A mempunyai sifat tahan terhadap panas cahaya dan alkali, tetapi
tidak tahan terhadap asam dan oksidasi. Dalam proses memasak biasa vitamin A tidak
banyak yang hilang. Tapi pada suhu tinggi untuk menggoreng dapat merusak vitamin
A, begitupun oksidasi yang terjadi pada minyak yang tengik. Pengeringan buah di
matahari dan cara dehidrasi lain menyebabkan kehilangan sebagian dari vitamin A.
Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan
antioksidan lain.
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin E pertama kali ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun 1922
sebagai nutrien yang esensial dalam fungsi reproduksi. Pada tahun 1950, Klaus
Schwarz menempatkan vitamin E sebagai salah satu faktor dalam konteks sistem
antioksidan seluler, bersama asam amino sulfur dan selenium. Relevansi vitamin E
dalam hubungannya dengan mamalia sulit dibuktikan hingga pada akhir tahun 1950,
Denham Harman mengemukakan teori radikal bebas terkait proses penuaan dan
peroksidasi lipid. Teori ini merupakan konsep awal mengenai stres oksidatif dan
peran penting vitamin E sebagai antioksidan dalam sistem hayati. Vitamin E terdiri
dari dua grup: tokoferol dan tokotrienol, keduanya disebut tokokromanol. Peran
tokokromanol telah banyak dikaji pada tumbuhan dan mamalia, namun mekanisme
kerja dan fungsi hayatinya belum terkaji mendalam. Tokokromanol terdiri dari
struktur cincin kromanol dan rantai cabang poliprenil yang jenuh (pada tokoferol) dan
3 ikatan ganda tak jenuh (pada tokotrienol)
Daftar Pustaka
Ginde AA, Liu MC, Camargo CA. Demographic differences and trends of vitamin D
insufficiency in the US population, 1988- 2004. Arch Intern Med 2009; 169: 626–32.
2.