Anda di halaman 1dari 7

Hasil

Tabung Reaksi 2
+ 2 ml amilum
+ 1 ml enzim amilase
- Disimpan dalam suhu kamar (25°C)
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya
-
Hasil

Tabung Reaksi 3 + 2 ml amilum


+ 1 ml enzim amilase
- Disimpan dalam waterbath (37°C)
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya
-
Hasil
Tabung Reaksi 4

+ 2 ml amilum
+ 1 ml enzim amilase
- Disimpan dalam penangas air (80°C)
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya

Hasil
b. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Tabung Reaksi 1
+ 2 ml HCl 0,1 M (pH 1)
+ 2 ml amilum
+ 1 ml enzim α amilase
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya

Hasil

Tabung Reaksi 2
+ 2 ml aquades (pH 7)
+ 2 ml amilum
+ 1 ml enzim α amilase
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya

Hasil
Tabung Reaksi 3
+ 2 ml Na2CO3 (pH 9)
+ 2 ml amilum
+ 1 ml enzim α amilase
- Diinkubasi selama 15 menit
- Diuji dengan iodin
- Sisa larutan diuji pereaksi benedict
- Dicatat dan diamati perubahannya

Hasil

(Rudiana, Tarso dkk, 2017)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim


Tabung Suhu Perubahan Warna
℃ Uji Iodium Uji benedict
1 15℃ Kuning Biru seulas
kecoklatan
2 25℃ Kuning Biru muda keruh
kecoklatan
3 37℃ Kuning gelap Putih keruh
4 80℃ Kuning gelap Biru muda

Pada uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim


hasil yang didapat adalah sebagai berikut. Pada suhu 15℃
campuran larutan amilum dan saliva menghasilkan
warna biru seulas pada uji benedict sedangakan pada uji iodium menghasilkan warna kuning
kecoklatan. Pada suhu 25℃ campuran larutan amilum dan saliva menghasilkan warna biru muda
keruh pada uji benedict sedangkan pada uji iodium menghasilkan warna kuning. Pada suhu 37℃
campuran larutan amilum dan saliva menghasilkan warna putih keruh pada uji benedict
sedangkan pada uji iodium menghasilkan warna kuning gelap. Pada suhu 80℃ campuran larutan
amilum dan saliva menghasilkan warna biru muda pada uji benedict sedangkan pada uji iodium
menghasilkan warna kuning gelap.
Inkubasi sendiri bertujuan untuk melihat reaksi perubahan yang terjadi. Dan penambahan
saliva bertujuan untuk menghidrolisis rantai lurus amilosa, karna didalam saliva tersebut
terkandung enzim amilase.

Menurut La Ode Sumarlin (2020) pereaksi benedict ini berupa larutan yang mengandung

kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kupri

sulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. adanya natrium karbonat dan

natrium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi
karbohidrat yang diperiksa.

Menurut La Ode Sumarlin (2020) enzim α-amilase yang terdapat dalam saluran
pencernaan (air liur dan cairan pankreas) menghidrolisis rantai lurus amilosa secara acak
sehingga menghasilkan campuran glukosa dan amilosa.

OH OH

H O H H O H
H H
OH H OH H
HO OH
O
H OH H OH (struktur amilosa)

Karna pada percobaan ini dilakukan secara literatur, maka acuan kami adalah video
youtube seperti gambar diatas. Pada uji benedict menghasilkan warna-warna tersebut, karna
tidak diambil gambar dari bawah, maka kita tidak mengetahui ada atau tidak nya endapan yang
terbentuk pada suhu tertentu. Seharusnya reaksi positif ditunjukan pada suhu 37℃. Karna suhu
tersebut suhu acuan pada tubuh manusia.

Menurut La Ode Sumarlin (2020) enzim memiliki suhu tertentu yang menyebabkan
enzim bekerja secara maksimum yang dinamakan suhu optimum. Aktivitasnya akan berkurang
jika berada pada kondisi diatas atau dibawah kondisi optimum. Umumnya enzim yang bekerja
dibadan akan mendekati suhu badan sebagai suhu optimal (35℃ - 50℃). Pada suhu tinggi
(>50℃), enzim dapat mengalami kerusakan (denaturasi) dan pada suhu rendah (0℃), sehingga
enzim menjadi tidak aktif. Suhu yang tidak sesuai tersebut akan menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk sisi aktif enzim.

Menurut La Ode Sumarlin (2020), karena reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh suhu,
maka reaksi yang dikatalisis oleh enzim juga peka terhadap suhu. Enzim sebagai protein akan
mengalami denaturasi jika suhunya dinaikan. Akibatnya, daya kerja enzim menurun. Mungkin
sampai suhu 45℃ efeknya masih masih memperlihatkan kenaikan aktivitasnya. Namun, lebih
dari 45℃ efek yang berlawanan yaitu denaturasi termal lebih menonjol dan menjelang suhu
55℃ fungsi katalik enzim menjadi punah.

2. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim

Uji iod Uji benedict

Tabung pH Perubahan Warna


Uji Iodium Uji Benedict
1 1 Biru Kuning
2 7 Kecoklatan Biru muda
3 9 Kecoklatan Putih keruh

Enzim memiliki kerja yang optimum bergantung pada pH disekitar enzim tersebut. Jika
enzim berada pada pH yang optimum, maka kerja enzim juga akan maksimal. Namun jika
enzim tidak berada pada pH optimum, maka kerja enzim tidak maksimal yang dikarenakan
enzim mengalami denaturasi, yaitu kerusakan pada struktur enzim. Sebagai contoh, enzim yang
digunakan pada percobaan kali ini yaitu enzim amilase yang menurut Poedjiadi (2009)
memiliki pH optimum yaitu sekitar 7. Enzim memiliki pH optimum yang bervariasi
dikarenakan terjadinya perubahan ionisasi pada enzim dan komponen lain pada saat terjadi
reaksi.

Anda mungkin juga menyukai