NIM : B1A019084
TANGGAL : 3 Juni 2020
ASISTEN : Aura Amalia Romadhan
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1.1 Untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase dari
air liur.
Air liur atau saliva sebagian besar diproduksi oleh tiga kelenjar
utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual, dan kelenjar
submandibula. Mengutip Guyton & Hall dalam Textbook of Medical
Physiology, air liur atau saliva mengandung dua tipe pengeluaran atau
sekresi cairan yang utama yakni sekresi serus yang mengandung ptyalin
yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat dan sekresi mucus
yang mengandung musin untuk pelumasan atau perlindungan permukaan
yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis. Air liur berperan
dalam membantu perncernaan karbohidrat. Karbohidrat sudah mulai
dipecah sebagian kecil dalam mulut oleh ptyalin. Enzim dalam air liur
tersebut memecah amilum menjadi maltose dan polimer glukosa kecil
yang lainnya (Poedjiadi, 1994).
(Next Page
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
No Perlakuan Pengamatan
1 Larutan campuran tabung 1A ditetesi air Terjadi perubahan warna
saliva sebanyak 1 mL dan iodin sebanyak (Biru)
1 mL, lalu dipanaskan.
2 Larutan campuran tabung 2A ditetesi air Terjadi perubahan warna
saliva sebanyak 1 mL dan iodin sebanyak 1 (Biru)
mL, lalu dipanaskan.
3 Larutan campuran tabung 3A ditetesi air Tidak terjadi perubahan
saliva sebanyak 1 mL dan iodin sebanyak 1 warna
mL, lalu dipanaskan.
B. Aktivitas Enzim Amilase dari Air Liur pada tabung kontrol (Tabung B)
No Perlakuan Pengamatan
1 Larutan campuran tabung 1B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
Larutan campuran tabung 2B ditetesi Terjadi perubahan warna
2 aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
3 Larutan campuran tabung 3B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
4 Larutan campuran tabung 4B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
5 Larutan campuran tabung 5B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
6 Larutan campuran tabung 6B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
7 Larutan campuran tabung 7B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
8 Larutan campuran tabung 8B ditetesi Terjadi perubahan warna
aquades sebanyak 1 mL dan iodin (Biru)
sebanyak 1 mL, lalu dipanaskan.
(Next Page
4.2 Pembahasan
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup
dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara
kolektif membentuk metabolisme perantara dari sel (Wirahadikusumah,2011).
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang disebut produk dengan adanya enzim. Enzim tersusun atas asam-
asam amino yang melipat-lipat membentuk globular, dimana substrat yang
dikatalisis bisa masuk dan bersifat komplementer (Martoharsono, 2006). Faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, konsentrasi enzim, dan
konsentrasi substrat. Enzim dapat bekerja maksimal pada suhu maksimum. Suhu
yang terlalu tinggi akan menyebabkan enzim terdenaturasi. Apabila enzim
terdenaturasi maka kerja enzim berkurang (Lehninger, 2005)
Proses hidrolisis pati merupakan pemecahan molekul amilum menjadi
komponen penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, maltotriosa,
maltose dan glukosa. Proses hidrolisis secara enzimatis lebih efektif bila
dibandingkan hidrolisis asam karena enzim memutus ikatan glikosidik secara
spesifik, tanpa menyisakan residu dan minimum kerusakan warna (Azmi dkk,
2017). Enzim α-amilase memegang peran penting untuk menentukan cepat
lambatnya proses likuifikasi, dengan cara memecah ikatan α- (1,4) glikosidik
secara spesifik pada bagian dalam substrat dan menghasilkan gula reduksi serta
dekstrin dalam jumlah besar yakni encapai 95% (Hua & Yang, 2016). Kinetika
reaksi pati oleh enzim αamilase dapat digambarkan sebagai persamaan
kesetimbangan berikut : Dari persamaan tersebut terlihat bahwa enzim α-amilase-
pati membentuk suatu kompleks dalam reaksi kesetimbangan yang mengalami
reaksi berkelanjutan menjadi produk enzim murni dan oligosakarida yang sifatnya
irreversible. Setelah sisi aktif enzim telah terisi seluruhnya, kecepatan reaksi
ditentukan oleh konsentrasi substrat dalam hal ini pati (Madsen, 1974).
Gambar 1. Bentuk enzim Amilase.
Pada pratikum ini, kita akan menguji aktivitas amilase pada air liur dan
diberi perlakuan terhadap perubahan suhu. Uji iodine digunakan dipratikum ini,
yakni memakai larutan iodin sebagai larutan penguji. Uji iodin bertujuan untuk
mengetahui adanya polisakarida. Polisakarida yang ada dalam sampel akan
membentuk komplek adsorpsi berwarna spesifik dengan penambahan iodium.
Polisakarida jenis amilum akan memberikan warna biru. Desktrin akan
memberikan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan pati mengalami
hidrolisis parsial akan memberikan warna merah coklat. Hidrolisis adalah
mekanisme reaksi penguraian suatu senyawa oleh air atau asam dan basa. Pati atau
amilum tergolong kedalam kelompok polisakarida sehingga pati atau amilum
tersebut dihidrolisis menjadi glukosa yang merupakan monosakarida. Awalnya
amilum dihidrolisis menghasilkan maltosa, kemudian maltosa dihidrolisis menjadi
glukosa. Enzim amilase bekerja utk memecahkan pati menjadi glukosa. Larutan
amilum setelah ditetesi iodium (sebelum dipanaskan) larutan tidak berwarna.
Namun, setelah dipanaskan warna larutan berubah warna menjadi biru tetapi ada
endapan keruh didasar tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hidrolisis
pati pada saat pemanasan. Adapun endapan yang muncul di dasar tabung ini
disebabkan karena proses hidrolisis pati yang tidak sempurna, endapan tersebut
adalah sisa amilum.
Gambar 2. Botol eksperimen dan botol control sebelum ditetesi iodin dan
dipanaskan.
Amilum merupakan polisakarida yang terbagi menjadi dua fraksi yaiu amilosa
dan amilopektim. Amilosa memiliki sturktur dan dengan iodine memberikan
warna biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin
dengan struktur bercabang. Amilum dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis
dengan iodine dapat menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Pereaksi
iodine jika dicampur dengan amilum menghasilkan larutan berwarna biru pekat
menandakan hasil positif terhadap hasil positif terhadap kandungan polisakarida.
Uji iod digunakan untuk mengindentifikasi amilosa dalam pati atau kanji yang
ada pada larutan uji. Pereaksi iod terdiri dari iodium yang berwarna kekeruhan.
Prinsip reaksi uji iod yaitu molekul amilosa dalam pati membentuk rantai heliks
spiral panjang dengan ruang yang ditengahnya melalui yang dapat menyebabkan
iodium berwarna biru tua (Lehninger, 2005). Pratikum ini menunjukkan adanya
kandungan amilum pada sampel yang ditunjukkan dengan perubahan warna
menjadi biru.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
5.1 Enzim bekerja ketika dipanaskan dengan suhu optimal. Enzim amilase dari air liur
dapat menghidrolisis amilum (pati) dibuktikan dengan uji aktivitas amilase dan
dihasilkannya warna biru setelah direaksikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arfah, R. A., 2016, Isolasi, Pemurnian, dan Karakterisasi Enzim Α-Amilase dari Bakteri
Termofil Sumber Air Panas Lejja Sulawesi Selatan dan Aplikasi dalam Hidrolisis Pati Sagu
Menjadi Maltodekstrin, Disertasi tidak diterbitkan, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Hasanudin, Makassar.
Azmi, A. S., Malek, M. I. A., & Puad N. I. M. (2017). A Review on Acid and Enzymatic
Hydrolyses of Sago Starch, International Islamic University Malaysia, International Food Research
Journal, 24, 265-273
Hua, X. & Yang, R. (2016). Enzymes in starch processing. In Chandrasekaran, M. (Ed.) Enzymes in
Food and Beverage Processing, p. 139-170. Boca Raton: CRC Press
Keenan R. 1992. Biokimia Laboratorium. Jakarta (ID): Erlangga
Salisbury, F.B. & Cleon W. Ross, 1990, Fisiologi Tumbuhan, Institut Teknologi Bandung :
Bandung.
Wang, Nam Sun. 2009. Experiment no. 5:Starch Hydrolysis by Amylase. Department of
Chemical & Biomolecular Engineering. University of Maryland.
Wirahadikusumah, M. , 1989, Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam Nukleat, Institut
Teknologi Bandung: Bandung