Anda di halaman 1dari 6

Isolasi Bahan Alam : Ekstraksi Kafein

Siswanto Adi Wijanarko*, Ervita Shelvia, Lia Trisnawati, Rizqa Dhafiningtia

Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia


Kampus UI Depok, 16424, Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail : siswanto.wijanarko@gmail.com

Abstrak
Kafein adalah senyawa alkaloid yaitu bahan alam yang mempunyai struktur dasar bernitrogen,
biasanya mempunyai rasa yang pahit dan mempunyai aktifitas fisiologi tertentu. Kafein merangsang kerja
sistem pernafasan, jantung, dan sistem pusat syaraf, serta merupakan suatu diuretik (meningkatkan
pembuangan urin). Pada percobaan kali ini digunakan metode ekstraksi yaitu metode pemisahan yang
melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain berdasarkan prinsip
kelarutan dimana senyawa tersebut larut dalam pelarut polar dan senyawa satunya larut dalam pelarut non
polar. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu kafein, berbentuk butiran kristal berwarna putih.
Didapatkan massa kafein murninya sebesar 0.03 gr dengan %yield sebesar 84.034% dan %KR sebesar
15.966%.

Kata kunci: Kafein, Alkaloid, dan Ekstraksi

1.

Pendahuluan
Kafein termasuk ke dalam golongan senyawa alkaloid yang banyak terkandung dalam bahan alam,

misalnya pada teh, kopi atau tanaman coca. Alkaloid adalah salah satu senyawa bahan alam yang mempunyai
struktur dasar dengan unsur penyusun nitrogen, biasanya mempunyai rasa yang pahit, berstruktur kompleks, dan
mempunyai aktifitas fisiologi tertentu.
Kafein merangsang kerja sistem perrnafasan, jantung dan sistem pusat syaraf. Kafein juga merupakan
suatu diuretik (meningkatkan pembuangan urin). Kafein dapat menghilangkan kegundahan hati, namun juga
menyebabkan insomnia serta kecanduan bagi pengkonsumsinya. Sebagaimana obat-obatan yang mengandung
kafein, kopi dan teh dapat saja menjadikan kecanduan bagai peminumnya. Kemampuan kafein untuk membantu
memusatkan perhatian dan meningkatkan kemampuan bekerja lebih lama, menyebabkan kopi dan teh menjadi
minuman favorit.

2.

Tinjauan Pustaka
Kafein merupakan stimulan sistem saraf pusat dari golongan methylxanthine. Kafein merupakan

senyawa psikoaktif legal yang paling banyak digunakan di dunia. Kafein termasuk kedalam golongan senyawa
alkaloid berbentuk kristal putih purine berwarna putih dengan rasa yang pahit.

Alkaloid merupakan senyawa alami yang tersusun oleh, kebanyakan, atom nitrogen.

3.

Metode Percobaan
Pada percobaan kali ini digunakan metode ekstraksi yaitu metode pemisahan yang melibatkan proses

pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain berdasarkan prinsip kelarutan dimana
senyawa tersebut larut dalam pelarut polar dan senyawa satunya larut dalam pelarut non polar.

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet untuk memindahkan reagen dan gelas ukur untuk
mengukur volume reagen. Corong Pisah sebagai wadah perlakuan ekstraksi dan cawan penguap untuk
kristalisasi. Sedangkan untuk bahan yang digunakan yaitu : minuman berkafein (Panther) 125 ml, diklorometana,
dan NaCl Jenuh.

3.2. Cara Kerja


Pertama siapkan minuman berkafein (Panther; 25mg kafein dalam 175 mm) sebanyak 125 dan
masukkan kedalam corong pisah ukuran 500 mL. Tambahkan sebanyak 40 mL diklorometana (per 10 mL untuk
4 kali ekstraksi), kocok selama 10 menit dengan selang waktu 30 detik awal, sesekali buka tutupnya untuk
melepaskan tekanan udara yang terbentuk. Letakkan corong pisah dalam keadaan tegak dalam tiang penyangga
dan biarkan campuran terpisah selama beberapa menit.
Ambil lapisan bawah (fasa organik), pindahkan ke corong pisah yang lain kemudian tambahkan 25 mL
NaCl jenuh ke dalamnya. Ulangi ekstraksi kemudian ambil fasa organik pindahkan ke dalam cawan penguap,
lalu menguapkan campuran diatas hotplate dengan suhu 50-70oC hingga cairan menguap semua. Timbang
massa kafein yang terbentuk.

4.

Data Pengamatan dan Pembahasan

4.1. Data Hasil Pengamatan

Reagen utama :
diklorometana dan
minuman berenergi

Proses Ekstraksi

Hasil Kristal Kafein

4.2. Pengolahan Data


Perhitungan massa hasil teoritis

Volume sample yang dianalisis

= 125 mL

Kadar kafein dalam Panther

= 50 mg/175 ml

Massa teoritis kafein dalam sampel

Perhitungan massa hasil percobaan

= (berat cawan penguap + kafein) (berat cawan penguap kosong)

Massa kafein

= (29.34 gr 29.31 gr)


= 0.03 gr

4.3. Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan minuman berenergi dengan merek dagang Panther sebagai sumber
kafein untuk diekstraksi. Sampel dicampur dengan diklorometana dalam corong pisah untuk dilakukan proses
ekstraksi sebanyak 4 kali (tiap penambahan 10 ml diklorometana). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kemurnian kafein yang diisolasi.
Diklorometana berfungsi sebagai pelarut organik yang akan melarutkan kafein (kelarutan 14 gr/100 gr),
sehingga kafein dapat diekstraksi dari suatu minuman metode partisi cair cair. Setelah terbentuk dua fasa,
langkah selanjutnya adalah memasukkan lapisan bawah (fasa organik) kedalam corong pisah kosong yang lain.
NaCl jenuh ditambahkan untuk proses ekstraksi yang kedua. NaCl jenuh berfungsi mengikat fasa air
yang masih berinteraksi dengan kafein, sekaligus memecah emulsi yang terbentuk pada dua fasa dalam ekstraksi
sehingga meningkatkan kemurnian kafein yang didapat. Setelah proses ekstraksi selesai, lapisan organiknya
diambil dan ditempatkan dalam cawan penguap lalu dipanaskan di atas hotplate pada suhu 50 70oC untuk
menguapkan cairan yang masih tersisa.
Kristal halus berwarna putih yang tersisa pada cawan penguap kemudian ditimbang massanya.

4.4. Analisa Hasil


Hasil yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu kafein, berbentuk butiran kristal berwarna putih.
Didapatkan massa kafein murninya sebesar 0.03 gr. Dengan:
% Yield

=
=

x 100%
x 100%

= 84.034 %
dan
Kesalahan Relatif
% KR massa

=|
=|

| x 100%

= 15.966 %

| x 100%

4.5. Analisa Kesalahan


Pada percobaan kali ini, didapatkan kesalahan relatif massa kafein sebesar 15.966%. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor, baik faktor dari praktikan maupun alat dan bahannya. Kesalahan yang mungkin
terjadi antara lain :
Faktor dari Praktikan

Kurangnya ketelitian dalam penyaringan

Kurangnya kesabaran dalam proses pencampuran reagen

Kurangnya ketelitan dalam pengukuran jumlah senyawa yang akan digunakan dalam reaksi

Kurangnya kesabaran dalam mensintesis asetanilida dari senyawa yang telah dipersiapkan

Faktor dari Alat dan Bahan

5.

Peralatan yang kurang bersih.

Reagen yang sudah lama dan terkontaminasi.

Kesimpulan
Kafein, senyawa alkaloid yang banyak terkandung dalam bahan alam, memiliki efek merangsang kerja

sistem pernafasan, jantung, dan sistem pusat syaraf, serta merupakan suatu diuretik (meningkatkan pembuangan
urin). Oleh karena itu kafein banyak dimanfaatkan sebagai obat maupun suplemen dalam berbagai macam
bentuk, salah satunya minuman berenergi.
Metode ekstraksi, pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu
fasa ke fasa yang lain berdasarkan prinsip kelarutan, digunakan untuk mengisolasi kafein dari larutannya yang
berupa minuman berenergi dengan merek dagang Panther.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu kafein, berbentuk butiran kristal berwarna putih.
Didapatkan massa kafein murninya sebesar 0.03 gr dengan %yield sebesar 84.034% dan %KR sebesar 15.966%.

Ucapan Terimakasih
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya kesempatan untuk dapat
melakukan percobaan kali ini mengenai Isolasi Bahan Alam : Ekstraksi Kafein dan dapat menyelesaikan
laporan tepat waktu. Terima kasih juga untuk rekan-rekan praktikum saya yang telah sangat membantu dalam
melaksanakan percobaan ini dan asisten laboratorium yang telah membantu mendampingi saya melakukan
isolasi kafein ini

DAFTAR PUSTAKA
Fieser, Louis L.;Williamson, Kenneth L..Organic Chemistry Experiments (7th ed). Lexington: D.C
Heath and Company.
Tim KBI Kimia Organik.2016. Diktat Penuntun Praktikum Kimia Organik. Depok: Departemen Kimia
FMIPA UI.
Nehlig A, Daval JL, Debry G.1992. "Caffeine and the central nervous system: mechanisms of action,
biochemical, metabolic and psychostimulant effects". Brain Res. Brain Res. Rev. 17.
Anonim. Material Safety Data Sheet (MSDS). 20 Oktober 2016. ( http://www.sciencelab.com).

Lampiran
Material Safety Data Sheet (MSDS)

1.

2.

Diklorometana
a.

Sinonim

: Metana diklorida, metilen klorida

b.

Rumus molekul

: CH2Cl2

c.

Penampilan

: Cairan bening

d.

Titik leleh

: -97 C

e.

Titik didih

: 40 C

f.

Bahaya

: Iritasi kulit, iritasi mata, bahaya bila terhirup atau tertelan

Kafein (C8H10N4O2)
a.

Sinonim

: 1,3,7-trimethylxanthine;3,7-Dihydro-1,3,7-trimethyl-1Hpurine
2,6-dione, Trimethyl-1,3,7-dioxo-2,6-purine

b.

Bahaya

: Iritasi kulit

c.

Penampilan

: Padatan Kristal putih, tak berbau, pahit

d.

Berat molekul

e.

Titik leleh

: 238 C

f.

Kelarutan

: Larut dalam air panas, terlarut sebagian dalam air dingin dan

: 194,2 g/mol

Aseton
3.

NaCl jenuh
a.

Keadaan Fisik

: Cairan

b.

Titik didih

: 1,413 C (2,575 F)

c.

Titik leleh

: 801 C (1,474 F)

Anda mungkin juga menyukai