Anda di halaman 1dari 11

Kimia organologam adalah studi mengenai senyawa kimia

yang mengandung ikatan antara karbon dan logam.

Istilah "logam" dalam konteks ini diartikan secara luas mencakup


unsur-unsur seperti silikon atau boron, yang sebenarnya bukan
logam (metaloid. Kimia organologam menggabungkan aspek-
aspek kimia anorganik dengan kimia organik.

Senyawaan organologam banyak ditemukan dalam kehidupan


sehari-hari sebagai katalis, misalnya pada pengolahan hasil
minyak bumi dan produksi polimer organik.(Wikipedia)

Kimia Koordinasi : Dalam ilmu kimia, kompleks atau senyawa


koordinasi merujuk pada molekul atau entitas yang terbentuk
dari penggabungan ligan dan ion logam. Dulunya, sebuah
kompleks artinya asosiasi reversibel dari molekul, atom, atau ion
melalui ikatan kimia yang lemah. Pengertian ini sekarang telah
berubah. Beberapa kompleks logam terbentuk secara
irreversibel, dan banyak di antara mereka yang memiliki ikatan
yang cukup kuat(Wikipedia)

Mikromolekul : kumpulan unsur-unsur yang membentuk kesatuan


tunggal yang dihubungkan dengan suatu ikatan-ikatan tertentu.
Makromolekul : kumpulan mikromolekul-mikromolekul yang
membentuk suatu kesatuan dan menjadikan senyawa yang
kaitannya lebih besar dibandingkan senyawa awal (pembentuk).
Makromolekul adalah molekul yang sangat besar. Polimer baik
itu alami maupun sintetik merupakan makromolekul, misalnya
hemoglobin. Beberapa senyawa non-polimer juga ada yang
termasuk ke dalam makromolekul, misalnya lipid. Bagaimanapun
juga, sistem jaringan atom besar lainnya seperti ikatan kovalen
logam tidak dapat dikatakan sebagai makromolekul. Istilah
makromolekul ini pertama kali diperkenalkan oleh pemenang
hadiah nobel Hermann Staudinger sekitar tahun 1920an.
(Wikipedia)
Supramolekul : kumpulan senyawa-senyawa makromolekul yang
terintegrasi menjadi satu bagian terbesar dari senyawa awal atau
pembentuknya (makromolekul).
Kimia supramolekul merujuk pada bidang kimia yang
memusatkan perhatian pada ikatan nonkovalen antar molekul.
Sintesis organik tradisional menyangkut pembentukan dan
pemutusan ikatan kovalen untuk membentuk molekul yang
diinginkan. Sebaliknya, kimia supramolekul menggunakan ikatan
nonkovalen yang jauh lebih lemah dan reversibel, seperti ikatan
hidrogen, koordinasi logam, gaya hidrofob, gaya van der Waals,
interaksi pi-pi, dan/atau efek elektrostatik untuk menggabungkan
molekul-molekul menjadi kompleks multimolekul. Konsep-konsep
penting yang telah ditunjukkan oleh kimia supramolekul
mencakup kimia host-guest, self-assembly, dan molecular
recognition.(Wikipedia)
Kimia supramolekular, merupakan ilmu kimia didasarkan atas
ikatan kimia non-kovalen atau sering juga dikaitkan dengan
istilah host-guest. Kimia tradisional berfokus pada ikatan
kovalen, sedangkan kimia supramolekul mengkaji pada ikatan
yang lebih lemah dan interaksi non-kovalen yang reversibel antar
molekul. Kekuatan ini termasuk ikatan hidrogen, ikatan
koordinasi, ikatan logam, gaya hidrofob, gaya van der Waals,
interaksi - dan efek elektrostatik. Kimia supramolekul sangat
penting dalam perkembangan ilmu kimia baru-baru ini dengan
diperkenalkannya teknik self-assembly, folding, molecular
recognition, host-guest chemistry, mechanically-interlocked
molecular architectures,dan dynamic covalent chemistry.
Atom/ unsure : C,H,O C,H,O,N C,H,O C,H,O,N,P
Mikromolekul : As. Lemak As. Amino Monosakarida Nukleotida
Makromolekul : Lipid Kompleks Protein Polisakarida DNA, RNA
Supramolekul : Membran Membran Dinding Sel Kromosom
Ikatan non kovalen adalah sejenis ikatan kimiawi antara
molekul makro yang tidak disebabkan oleh pasangan elektron,
melainkan berupa variasi dispersi dari gaya elektromagnetik.
Ikatan non kovalen adalah ikatan mayoritas antara molekul supra
dalam kimia supramolekul.[1]
Ikatan nonkovalen sangat penting dalam menjaga keutuhan
struktur molekul berukuran besar seperti protein dan asam
nukleat. Ikatan kovalen terbagi menjadi empat golongan
interaksi:[2]
ikatan hidrogen
ikatan ionik
ikatan gaya van der Waals
ikatan hidrofobik (Wikipedia)
Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian
pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang
akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-
atom non logam).
Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur
yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda
keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom
non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika
tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk
dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan
akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara
bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian
bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan
konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron
(kecuali He berjumlah 2 elektron).
1. Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh:
1H = 1
9F = 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7
elektron valensi. Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron
yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing
memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi
elektron He dan Ne). Jadi, atom H dan F masing-masing
meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.
2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul
O2
Konfigurasi elektronnya :
8 O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh
konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan
tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling
meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut
akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul
N2
Konfigurasi elektronnya :
7N = 2, 5
Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh
konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan
tambahan elektron sebanyak 3. Ke-2 atom N saling
meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut
akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
4. Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ
Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama
pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom
yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan
bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ
digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari
atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
Contoh:
Terbentuknya senyawa BF3 NH3
5. Polarisasi Senyawa Kovalen
Ikatan kovalen dapat mengalami polarisasi, maka dari itu dikenal
ada 2 :
Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen nonpolar
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan
(PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.
Contoh 1 :
Molekul HCl
Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron,
tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih
kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl
(akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).
Suatu ikatan kovalen dikatakan nonpolar jika PEI (pasangan
elektron ikatan) tertarik sama kuat ke semua atom.
Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya
perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
Pada awalnya Ilmu Kimia adalah ilmu tentang materi, atau kimia
materi, yaitu ilmu tentang zat yang dapat dilihat, diraba dan
disentuh. Setelah penemuan teori atom Dalton dan teori atom
Bohr, Ilmu Kimia menjadi Ilmu Kimia Atom, yaitu zat yang tidak
dapat dilihat tetapi dapat disimpulkan terdiri dari inti proton
bermuatan positip dan di sekeliling inti terdapat elektron
bermuatan negatip yang terikat dengan energi tertentu.
Fakta alam menunjukkan bahwa kebanyakan atom adalah tidak
stabil sehingga harus bergabung membentuk spesies yang
disebut molekul. Fakta ini melahirkan Kimia Molekul yaitu bahwa
atom-atom dapat bergabung karena adanya ikatan antara atom-
atom yang disebut dengan ikatan kovalen. Setelah molekul
terbentuk , diperoleh sebuah spesies yang stabil dan dapat
berada di alam, kecuali ada kondisi tertentu yang dapat
membuatnya berubah atau di dalam ilmu kimia istilahnya adalah
mengalami reaksi kimia.
Faktanya adalah bahwa materi dapat dilihat, diraba, dan
disentuh. Artinya bahwa atom atau molekul tidak sendirian
tetapi dapat berkumpul dalam jumlah tertentu. Bahkan molekul-
molekul yang sudah berkumpul tersebut dapat membentuk suatu
spesies yang lebih tinggi dirajatnya dan salah satu diantaranya
adalah sel. Kumpulan molekul-molekul tadi dapat terjadi karena
adanya interaksi antarmolekul atau ikatan non-kovalen,
suatu jenis ikatan di luar ikatan kovalen, dan bidang ilmu kimia
yang pempelajarinya disebut dengan Kimia Supramolekul.
Interaksi antarmolekul (non-kovalen) adalah melibatkan
semua zat yang ada di alam sehingga interaksi antarmolekul
adalah fenomena besar yang dibahas pada banyak bidang ilmu
diantaranya adalah Kimia, Fisika dan Biologi, yang membuat
Kimia Supramolekul adalah suatu kajian interdisiplin. Namun
demikian, bidang kajian ini adalah baru sehingga diharapkan
dapat menjadi landasan pada bidang-bidang yang ada di Ilmu
Kimia itu sendiri seperti Kimia Organik, Kimia Koordinasi dan
Kompleks Ion-Ligan, Kimia Fisik dan Interaksi Studi Eksperimen
dan Teori, Biokimia, Proses-Proses Biologi, Sains Material,
hingga Sifat-Sifat Mekanik Zat Padat (Lehn, 1995).
Teori molekul dan interaksi antarmolekul yang menjadi
kajian utama Kimia Supramplekul hanya dapat diselesaikan
dengan metode Kimia Komputasi, dan yang menjadi alasan
bahwa Pokok Bahasan pada Kimia Supramolekul diantaranya
adalah bagaimana metode Kimia Komputasi menentukan energi
dan konformasi interaksi antarmolekul, termasuk
sebelumnya perancangan molekul (seperti peptida ADTC1 dan
ADTC5 pada E-Chaderin) yang akan menghasilkan energi
interaksi tertentu. Kajian interaksi antarmolekul diawali
dengan molekul-molekul kecil, dan diharapkan dapat diterapkan
untuk molekul besar seperti peptida, protein, dan polimer.
Metode eksperimen yang dapat menjelaskan interaksi
antarmolekul diantaranya adalah spektroskopi UV/VIS, IR, dan
terutama NMR, konduktometri, dan difraksi sinar-X.
Apa definisi Kimia komputasi? Kimia Komputasi adalah suatu
metode perhitungan persamaan yang menggambarkan energi
molekul (mekanika kuantum atau mekanika mekanik) untuk
memprediksi sifat-sifat fisika dan kimia zat pada tingkat molekul
menggunakan komputer dan software aplikasi kimia. Metode ini
di Indonesia tergolong baru sehingga belum banyak dikenal
dalam metode pengajaran kimia. Metode ini pada dasarnya
dapat disederhanakan agar dapat menjangkau tingkat
pemula seperti siswa kelas 3 SMA dan mahasiswa tahun
pertama.
Akhir-akhir ini, peran metode komputasi sangat besar membantu
ahli kimia memprediksi sifat-sifat zat. Metode ini dapat
menghitung parameter sifat-sifat molekul seperti panjang
ikatan, sudut ikatan, muatan, momen dipol, energi
molekul, dll. Metode komputasi untuk molekul adalah program
yang disusun untuk menyelesaikan persamaan kuantum
Schrodinger atau persamaan mekanika molekul. Software
dengan metode kuantum yang sering digunakan untuk molekul
kecil adalah Gaussian, NWCHEM, dan GAMESS, sedangkan untuk
molekul besar dengan metode mekanika molekul adalah
Docking.
Metode komputasi (bukan kuantumnya) sebaiknya diperkenalkan
sejak dini misalnya di kelas 3 SMA atau mahasiswa tahun
pertama. Kenapa? Teori atom tentang bilangan kuantum dan
konsep ikatan kovalen sangat abstrak dan sukar menjelaskan
sifat-sifat molekul yang menjadi hal paling esensi dalam ilmu
kimia itu sendiri. Apakah guru dan murid tidak terlalu sulit untuk
mempelajarinya? Kepada pemula yang diajarkan bukan teori
kuantumnya tetapi bagaimana metode komputasi dapat
menunjukkan secara lebih nyata sifat-sifat molekul.
Pengajarannya dilakukan melalui praktikum di komputer dengan
menggunakan buku petunjuk yang tidak perlu lagi mempelajari
bagaimana program dapat dijalankan. Pengajaran metode
komputasi pada tingkat pemula dapat dilakukan dengan contoh-
contoh molekul sederhana yang banyak ditemukan di alam
seperti air (H2O), udara (O2, N2, CO2), pelarut (metanol, amonia,
dll,). Pengenalan metode komputasi sejak dini juga bermanfaat
untuk menunjukkan bahwa kegunaan utama komputer adalah
untuk perhitungan.
Kimia abad 21
14.1 Pandangan baru tentang materi
Sejak modernisasi kimia di akhir abad 18, kimia selalu dan
dengan cepat berkembang. Karena dasar dari perkembangan ini
adalah teori atom/molecular, kita dapat menyebut 200 tahun
perkembangan ini sebagai era kimia molecular. Dengan terbitnya
abad 21, kimia telah meraih sukses dalam meluaskan lingkup
kajiannnya. Peran interaksi lemah telah dikenali, dan prosepek
baru kimia supramolekular telah terbuka. Di pihak lain, kimia
mempunyai peran besar untuk melestarikan lingkungan, dan kita
harus mencari cara agar alam dan manusia dapat berdampingan
dengan langgeng, yang dalam terminologi modern disebut
masyarakat berkelanjutan sustainable societies. Banyak yang
kimia dan kimiawab harus lakukan.
a. Deteksi interaksi lemah
Dari kelahiran kimia modern sejak akhir abad 18 sampai akhir
abad 20, kimia lebih berbasisikan pada molekul yang terdiri atas
atom-atom dan ikatan ionik dan kovalen yang mengikat atom-
atom tersebut. Struktur, sifat dan fungsi telah dijelaskan dari
sudut pandang molekul. Telah dianggap otomatis, bila orang
mengenal molekul, maka sisfat dan fungsinya akan dikenal pula.
Kimia yang didasarkan atas asumsi ini mungkin dapat disebut
dengan kimia molekular.
Namun, terdapat beberapa kimiawan yang menganggap
pandangan seperti itu mungkin terlalu menyederhanakan.
Bahkan sejak 1920 an, telah dikenali material yang struktur dan
sifatnya tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang molekul. Di
waktu itu, konsep ikatan hidrogen dengan berhasil telah
digunakan untuk menjelaskan penggabungan parsial asam
asetat dan air. Ikatan hidrogen tidak dapat dimasukkan dalam
lingkup terori valensi yang diformulasikan oleh Kekul. Walaupun
ikatan hidrogen dalam kekuatannya hanya 1/10 ikatan kovalen
normal, ikatan ini memungkinkan molekul terikat secara lemah
satu sama lain. Dari sudut pandang ini, ikatan hidrogen dapat
disebut suatu jenis ikatan kimia.
Konsep lain, gaya antarmolekul atau van der Waals dikenalkan
untuk menjelaskan fakta molekul non polar semacam H2
mengkristal pada temperatur yang sangat rendah. Gaya dorong
ikatan ion, yakni gaya Coulomb berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak. Gaya van der Waals berbanding terbalik dengan
jarak pangkat enam, dan dengan demikian kekuatannya
berbeda.
b. Senyawa klatrat
Bila senyawa hidrokarbon alifatik seperti oktana C8H18
ditambahkan pada larutan urea H2NCONH2, batang-batang
kristal yang cantik akan mengendap. Kristal ini terdiri atas urea
dan oktana, tetapi perbandingannya tidak bilangan bulat. Lebih
lanjut dengan pemanasan yang pelahan, kristalnya akan
terdekomposisi menjadi urea dan oktana. Fakta-fakta ini
mengindikasikan bahwa kedua komponen tidak terikat dengan
ikatan kovalen atau ionik biasa.
Struktur kristalnya (yang pada waktu itu disebut adduct urea)
dielusidasi dengan analisis kristalografi sinar-X.. Berdasarkan
hasil analisis ini, molekul urea membentuk rantai ikatan
hidrogen, dan rantai ini membentuk spiral, yang menyisakan
kolom kosong di tengahnya. Molekul-molekul oktana terjebak di
dalam kolom kosong ini, dan tetap tinggal dalam ruang ini karena
adanya interaksi lemah.
Dalam senyawa seperti ini, ada interaksi lemah yang di luar
lingkup ikatan kimia konvensional. Senyawa-senyawa seperti ini
disebut dengan senyawa inklusi atau klatrat. Senyawa yang
perannya mirip dengan urea dalam contoh tadi disebut inang
atau tuan rumah , dan yang mirip perannya dengan oktana
disebut tamu. Demikianlah cabang baru kimia, kimia tuan rumah
tamu (host guest chemistry) muncul.
Sebelum ditemukan adduct urea, senyawa inklusi yang terdiri
atas hidrokuinon (senyawa ini digunakan sebagai reduktor dalam
fotografi) sebagai tuan rumah telah menarik perhatian besar.
Bedasarkan struktur yang diungkap dari analisis kristalografi
sinar-X, tiga molekul hidrokuinon menjadi tuan rumah yang
menjebak satu molekul tamu-metanol. Rumus molekul klatrat ini
adalah CH3OH3C6H4(OH)2. Hidrokuinon dapat juga menjebak
tamu lain seperti argon.
c. Penemuan eter mahkota
Senyawa klatrat semacam urea dan hidrokuinon sungguh
merupakan kejutan bagi kimiawan. Namun, harus diakui bahwa
dalam kristal tamu dan tuan rumahnya harus berdekatan. Dalam
kasus semacam ini, intetraksi lemah mungkin terjadi, walaupun
interaksi semacam ini di luar lingkup ikatan kimia konvensional.
Namun, situasinya akan berbeda di larutan
Sekitar tahun 1967, kimiawan Amerika Charles J. Pedersen (1904-
1989) mendapatkan eter siklik sebagai produk samping salah
satu reaksi yang dia pelajari. Ia mempelajari dengan baik sifat-
siaft aneh eter ini. Senyawa ini sukar larut dalam metanol, tetapu
menjadi mudah larut bila ia menambahkan garam natrium dalam
campurannya. Lebih lanjut, larutan dalam benzen eter ini dapat
melarutkan kalium dikromat K2Cr2O7 dan menunjukkan warna
ungu yang antik. Ia sangat bingung menjelaskan fenomena-
fenomena ini, mengatakan bahwa ion natrium atau kalium
nampak masuk dalam rongga di pusta molekul ini (Gambar 14.
1).
(a) eter mahkota dibenzo -18 bebas. (b) eter mahkota dibenzo
-18 yang menangkap ion K+.
Dari Crown Ethers & Cryptands oleh G. Gokel, Royal Society of
Chemistry, 1991
Beberapa tahun kemudian terbukti bahwa ide Pedersen ternyata
benar, dan memang, kation terjebak dalam rongga molekulnya.
Dia mengusulkan nama senyawa ini eter mahkota karena bentuk
molekulnya mirip mahkota, dan usulnya ini diterima masyarakat
kimia dunia. Di tahun 1987, bersama dengan kimiawan Amerika
lain Donald James Cram (1919-2001) dan kimiawan Perancis
Jean-Marie Lehn (1939-), Pedersen dianugerahi hadiah Nobel
Kimia.
d. Kimia susunan molekular (molecular assemblies)
Interaksi antara eter mahkota dan kation logam alkali disebut
dengan interaksi lemah dari sudut pandang ikatan kimia
konvensional. Terbukti kemudian bahwa interaksi seperti ini,
yang ada tidak hanya dalam kristal tetapi juga dalam larutan,
lebih umum dari yang diharapkan. Produk alam valinomisin, yang
dietemukan dalam waktu yang sama, dapat juga digunakan
untuk menangkap dan mentransport ion, dan lebih lanjut,
membawa kation logam alkali kedalam makhluk hidup melalui
membran. Senyawa dengan fungsi semacam itu disebut ionofor.
Kemiripan struktur antara valinomisin, suatu produk alam, dan
eter mahkota, produk sintetis, sangat nyata walaupun kedua
senyawa ini berbeda asalnya (Gambar 14.2).
Gambar 14.2 Ionofor yang dapat menangkap dan mentransport
ion.
a) senyawa sintetis eter dibenzo-18- mahkota -6.
(b) senyawa alam: valinomisin (antibiotik)
Paralel dengan penemuan ionofor, suatu gerakan untuk
menyatukan kimia dan ilmu hayati, dan kimia anorganik dan ilmu
hayati, muncul di pertengahan akhir abad 20. Isyarat penting
untuk memahami mekanisme kehidupan adalah mempelajari
proses (reaksi) dalam berbagai susunan produk alam yang
membentuk kompleks atau membran yang mengikuti aturan
tertentu. Isyarat penting lain adalah interaksi lemah antara
produk-produk alam, yakni pembentukan sel, reaksi katalitik
yang melibatkan kompleks substrat- enzim dan ko-enzim, dan
interaksi antara hormon atau obat dan reseptor.
Untuk malacak isyarat tersembunyi ini, kimia organik dan
anorganik harus memainkan peran. Cabang baru sains yang
tujuannya menyatukan kimia organik dan ilmu hayati ini disebut
kimia bioorganik.
Sifat khas zat yang mengatur kehidupan, misalnya enzim, adalah
gugus fungsi yang biasanya didiskusikan di kimia organik.
Namun, terdapat banyak kasus fungsinya lebih rumit. Dalam
beberapa kasus zat ini mengandung unsur transisi di pusat
aktifnya, yang kemudian melahirkan perkawinan antara kimia
anorganik dan ilmu hayati, dan cabang sains baru, kimia
bioanorganiklahir.
Baik kimia bioorganik maupun bioanorganik mencakup tidak
hanya molekul konvensional tetapi juga semua jenis susunan
yang terbentuk dengan interaksi lemah di antara berbagai spesi
kimia (molekul dan ion, dsb). Mungkin dapat dikatakan bahwa
kimia bioorganik dan bioanorganik secara khusus membahas
susunan ini.
e. Kimia supramolekul
Kini karena peran susunan itu sangat penting, mungkin lebih baik
bila kita beri susunan tersebut nama yang tepat.. Lehn
mengusulkan nama supramolekul dan nama ini secara luas
diterima di masyarakat kimia. Jadi kimia yang mempelajari
supramolekul disebut dengan kimia supramolekul.
Mungkin orang mengira bahwa supramolekul memiliki
keteraturan yang lebih rendah dari molekul konvensioanl karena
gaya yang mengikat partikel-partikel konstituen dalam
supramolekul adalah interaksi lemah bukannya ikatan kimia yang
kuat. Namun, ini justru kekeliruan. Interaksi lemah dalam
supramolekul keselektifannya sangat tinggi, dan ini mirip dengan
interaksi antara enzim dengan substratnya yang dapat
diumpamakan dengan hubungan antara anak kunci dan
lubangnya. Interaksi intermolekul ini mungkin sangat tinggi
keteraturannya.
Di abad 21 ini diharapkan kimia molekular dan supramolekular
akan berkembang secara paralel.. Kimia supramolekul akan
menambah dalam tidak hanya pemahaman kita akan makhluk
hidup tetapu juga riset kita dalam bidang kimia molekular. Juga
harus diakui bahwa semua molekul pasti akan berinteraksi
dengan molekul di sekitarnya. Molekul yang terisolasi hanya
mungkin ada di ruang kosmik.

Anda mungkin juga menyukai