Chapter 3
Characterization of solids
Processing
Structure
Metode
Properties Karakterisasi
Performance
• Identifikasi Material Baru
Kristalinitas • Penentuan Kemurnian Sample XRD
Material • Penentuan Parameter Kisi Neutron
• Penentuan Ukuran Kristal Difraksi
• Pemurnian Struktur Material, dll
Material
Difraksi sinar-X digunakan untuk menentukan posisi atom dalam molekul dan padatan.
Dalam kimia anorganik, jarak ditentukan dari struktur dan memberikan informasi
tambahan pada ikatan ke dalam dan antara molekul.
400 nm - 800
visible 4-7.5x1014
nm
near- 800 nm - 2.5
1x1014-4x1014
infrared µm
infrared 1013-1014 2.5 µm - 25 µm
microwaves 3x1011-1013 25 µm - 1 mm
radio waves <3x1011 > 1 mm
Pembentukan Sinar-X
Cahaya elektron menabrak suatu logam target dan mengeluarkan elektron (elektron dekat inti)
dari tingkat energi yang dekat dengan inti dari beberapa atom logam.
(E = hv, dimana E adalah perbedaan
Selanjutnya elektron
energi antara orbital dari tingkat energi yang lebih tinggi akan turun ke dalam orbital ini.
Kondisi Kuantum-K
EK e-
e- e- e- ATOM K L M N
E = Sinar-X e-
Tabung sinar-X Air pendingin
Untuk memperoleh panjang gelombang tunggal, digunakan suatu monokromator kristal tunggal.
Digunakan Hukum Braggs untuk menyeleksi panjang gelombang tunggal.
Umumnya garis K1 diseleksi, jika mungkin, ia mempunyai intensitas yang paling besar.
Indeks Miller
Sinar-X berinteraksi dengan bidang atom dalam kisi tiga dimensi memperlihatkan simteri translasi
dari struktur.
Masing-masing bidang melambangkan anggota dari kumpulan paralel dari bidang ruang yang
sama, dan titik kisi masing-masing harus terletak pada satu bidang.
Label untuk menggambarkan bidang-bidang Indeks Miller (h, k dan l) dimana h,k,l bernilai
bilangan bulat positif atau negatif atau nol.
Tetragonal unit cell
showing the 231 plane
and the d-spacing
Indeks Miller merupakan kebalikan dari pertemuan fraksi h,k,l disepanjang masing-masing
arah unit sel : perpotongan pada a/h, b/k dan c/l.
Contoh : Bidang 2,8,1
- memotong setengah bagian disepanjang a,
- memotong seperdelapan bagian disepanjang b
- dan semuanya disepanjang c.
Untuk bidang yang paralel untuk satu dari arah sel satuan perpotongan adalah tidak
terbatas, dan karenanya Indeks Miller untuk sumbu ini adalah nol.
Pemisahan bidang-bidang diketahui sebagai jarak ddan biasanya dilambangkan dengan dhkl.
Hubungan antara sudut difraksi dan parameter kisi dengan
persamaan Bragg.
Misalnya, sistem kubus
Kombinasi persamaan geometri untuk sistem kubus (dimana
a adalah paramter kisi):
1 h2 k 2 l 2 : = 2d sin
2
dengan persamaan Bragg n
d a2
dimana n=1 dan penyusunan ulang untuk d memberikan
Hamburan sinar-X dari bidang yang
paralel 1 2 sin
1 4 sin 2
d d 2
2
Jarak celah = WX + XY = 2dhkl sin = n Penggantian untuk 1/d2 dalam persamaan pertama dan
(Persamaan Bragg) penyusunan ulang memberikan
2 2 2 2
n adalah bilangan bulat, sin 2 (h k l )
2
Cahaya sinar X 2
Sampel
Masing-masing kerucut adalah sekumpulan dari jarak titik yang berdekatan, dimana masing-masing titik
melambangkan difraksi dari kristal tunggal dalam sampel.
Celah
Tabung detektor
sinar X
Celah
pemfokusan
Tempat
sampel 2
Kualitatif Kuantitatif
Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai
sebuah puncak difraksi.
Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas
pembiasan yang dihasilkannya.
Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi
Mengidentifikasi material yang tidak diketahui
Intensitas (a.u)
ZnO/ZnFe2O4 1:0,01
database.
ZnFe2O4
Amorphous
Indeks Miller dengan bermacam-macam refleksi dalam pola serbuk, dapat digunakan untuk menentukan
konstanta sel. Penetapan ini mudah dicapai untuk sistem kristal dengan hubungan sederhana antara sudut
difraksi dan parameter kisi.
Hubungan persamaan sudut difraksi terhadap indeks Miller diberikan sebagai berikut:
2 2
sin 2 (h k 2 l 2 )
2
4a
Panjang gelombang dan parameter sel adalah konstan, dapat ditulis kembali sebagai
sin 2 C (h 2 k 2 l 2 )
Membagi nilai sin 2 dari semua refleksi yang lain dengan refleksi yang pertama menghilangkan C dan
memberikan sejumlah yang cocok dengan perbandingan indeks Miller. Jika refleksi pertama adalah pada
sudut 2 dengan indeks Miller h,k,l dan refleksi umum adalah pada 2 dengan indeks Miller, h1,k1,l1,
kemudian:
sin 2 h12 k12 l12
2
sin h k 2 l 2
2
Untuk kisi primitif, refleksi pertama adalah 100; jadi perbandingannya adalah:
sin 2 h12 k12 l12
sin
2
12
Jawab : 2
sin 2 (h 2 k 2 l 2 )
2
4a
Kemudian
1.54 2 2
0.3342 2
( 2 2 2
2 2
)
4a
Didapatkan a = 4.613 A0
Refinement (Penghalusan) Struktur
Intensitas (a.u)
menggunakan individu refleksi. Pola penghalusan
ini disebut dengan metode Rietveld.
x = 0,1
0,9
t
Bsp2 Bst2 cos
Penurunan
ukuran partikel
t = Ukuran kristal (nm) dengan
pelebaran
B = nilai FWHM puncak
θ = Sudut Bragg
= panjang gelombang cahaya sinar
X. Perkembangan lebar
puncak dengan penurunan
K = konstanta “Shape Factor” (0,8-1) ukuran
2. Neutron Diffraction (XRD)
Neutron juga dapat digunakan untuk difraksi karena memiliki panjang gelombang sebanding
dengan jarak interatomik, difraksi neutron memiliki cara yang sama dengan difraksi sinar-X.
Difraksi sinar neutron bubuk lebih umum dibanding fasa tunggal, karena intensitas sinar
cenderung 1000 kali kurang dari pada difraksi sinar-X.
Difraksi Neutron sangat banyak digunakan sebagai pelengkap difraksi sinar-X, dimana neutron
dapat berinteraksi yang sangat berbeda dengan isotop, dan dapat berinteraksi kuat dengan
unsur ringan. Prinsip difraksi neutron secara umum mirip dengan percobaan sinar-X.
Energi neutron dibentuk dengan proses fisi nuklir dari target uranium
U + n fragmen + 3 neutron
Reaksi ini menghasilkan neutron berenergi tinggi dari panjang gelombang berubah,tetepi panjang
gelombang tunggal diperlukan energi yang lebih rendah untuk difraksi percobaan.
Pertama energi keseluruhan dikurangi dengan cara melewati moderator (cairan/padatan yang
disimpan dalam suhu konstan). Pada tahap ini neutron mengalami tabrkan inelastis yang
mengakibatkan hilangnya energi sampai tercapainya kesetimbangan termal. Energi dari panjang
gelombang yang lebih panjang mengikuti distribusi boltzmann, yang bergantung pada cairan
moderat
Pada percobaan panjang gelobang tunggal harus
dipilih dari pita yang tersedia. Menurut hukum
bragg, jika seberkas neutron tercermin dari satu
bidang dari atom pada sudut tetap, maka
panjang gelombang akan ditransmisikan : λ = 2d
sinθ
• Neutron berinteraksi dengan inti atom dan karena sama sama memiliki muatan 0, interaksinya
terjadi pada jarak yang jauh lebih pendek (10-13 daripada 10-10 m). Inti atom bertindak sebagai
titik penghambur dan tidak ada faktor pembentuk sebagai fungsi dari sudut. Perbedaan pada
penghamburan sebagai fungsi dari sudut ditunjukkan pada gambar 3.16
• Sinar-X dihamburkan dengan elektron, maka jika pada suatu unsur elektronnya lebih banyak
maka pengamburannya lebih baik. Pada pengestimasian pertamanya, penghamburan
sebanding dengan nomor atomnya.
• Neutron dihamburkan oleh inti dan bergantung pada derajat pertama dari ukuran nukleus.
Nukelus memiliki perbedaan ukuran yang sangat kecil pada atom di tabel periodik maka
pengestimasian pertama penghamburan neutron biasanya sebanding dengan Z1/3. namun ini
tidaklah lengkap, ada faktor yang belum terhitung yaitu penghamburan resonansi. Disini
neutron diserap oleh nukelus dan dilepaskan kembali, ini adalah efek random dan bervariasi
dari isotop ke isotop lainnya dan dapat menghasilkan penghamburan negatif seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.17
Variation of scattering
length for X-rays and neutrons
with atomic number
Eksperimen neutron
Difraksi neutron dapat dilakukan dengan ketiga eksperimen dibawah yang mana tidak mungkin
dilakukan dengan difraksi sinar-X :
ME telah menjadi bagian yang sangat penting dibidang penentuan struktur, menghasilkan
informasi morfologi, struktur permukaan dan komposisi unsur untuk fasa yang baru atau yang
belum diketahi. Jumlah yang sangat kecil dari material yang dibutuhkan untuk eksperimen ini
menandakna bahwa ME dapat digunakan tidak hanya untuk analisis cacat dan penentuan
material besar, namun juga untuk kristal tunggal.
Ada beberapa tipe ME yang dapat menggambarkan bentuk imej yang berbeda.
TEM menggunakan penghamburan elastik dan non elastik dari elektorn untuk menciptakan
gambar yang dapat diinterpretasikan di layar atau pada plat fotografik. Gambar yang
dihasilkan tidak memiliki profil kedalaman karena elektorn menembus sampel. Gambar yang
dihasilkan dari TEM sangat bergantung kepada bagaimana sampel dipersiapkan, karena
membutuhkan sampel film yang sangat tipis (~2000A) untuk menghasilkan gambar yang
bagus. Gambar yang ingin dihasilkan dapat didapatkan dengan berbagai cara, termasuk
pembombardiran ion. TEM dapat melihat cacat krsital seperti dislokasi, cacat penumpukan
dan batas fasa.
works much like a light microscope, transmitting
a beam of electrons through a thin specimen
and then focusing the electrons to form an
image on a screen or on film.
SEM menggunakan elektron yang terpantulkan dari permukaan material untuk membentuk
gambar, namun ketebalan sampel tidak dapat dillihat namun preparasi sampel jauh lebih
simpel dibandingkan TEM. Probe menghasilkan sinar elektron terfokus berintensitas tinggi, yang
menghambur balik dari permukaan dan secara terus menerus terukur sementara mikroskop
berpindah dari titik satu ke titik lainnya pada permukaan sampel. SEM dapat digunakan untuk
menggambarkan sampel dengan perbesaran yang sangat besar dari 1µm hingga 100µm, mampu
mempelajari morfologi partikel dan ukuran, tekstur permukaan dan detil dan cacat permukaan
seperti celah yang disebabkan oleh korosi atau gores.
Metode termal digunakan untuk menentukan perubahan fasa sebagai fungsi temperatur dan untuk
menentukan jumlah yang tidak diketahui, seperti tingkat hidrasi atau kandungan oksigen.
Analisis termal dapat juga digunakan sebagai teknik untuk mengukur sifat material sebagai fungsi
temperatur.
Jejak TGA untuk penguraian Al2Si2O7.xH2O dalam udara setelah pemanasan produk akhir adalah
Jika masa formula relatif Al2Si2O7 adalah A, kemudian penyusunan ulang memberikan
A( 26,4 22,7)
x
(22,7)(18)
jadi x = 2
Differential Thermal Analysis (DTA)
Saat material melewati perubahan fasa saat pemanasan, perubahan fasa itu sendiri memerlukan
energi. Saat sampel dipanaskan dengan sampel standar, yang tidak menunjukkan perubahan,
diferensial diantara keduanya akan jelas saat sampel aktif mencair dan mengalami perubahan
suhu. Kurva DTA untuk dekomposisi kalinit dan rekristalisasinya ke mulit ditunjukkan pada gambar
3.23 26,4
Berat (mg)
Diferensial 22,7