Anda di halaman 1dari 15

Kesalahan Analisis Kimia

 Kesalahan:adalah selisih dari nilai pengamamatan dan


nilai sebenarnya ( true value) . Pada setiap analisis
kimia yang dihubungkan dengan persamaan E = ( O-T)
… dimana E = Kesalahan mutlak, O = Nilai
pengamatan dan T = nilai sebenarnya
 Kesalahan pada umumnya dinyatakan secara relatif
sebagai:
 Perseratus ( E/T x 100 ) = % Kesalahan
 Perseribu ( E/T x 1000) = ppt.
 Dari pengetahuan kesalahan dapat dg mudah
membedakan antara presisis dan akurasi
Klasifikasi kesalahan
 Kesalahan determinat mempunyai kesalah tentu.
 Kes Metodik.
 Kes Operatif.
 Kes Intrumen
 Kesalahan indeterminat mempunyai kesalahan tidak
dapat diramalkan. Kesalahan ini dpt ditimbulkan oleh
variasi kesalahan determinatatau sumber lain
Penentuan Akurasi Suatu Metoda
 Penentuan akurasi suatu metoda analisis kuantitatif
dilakukan dengan menganalisis sampel sintetik; yaitu
sampel yang sudah diketahui komposisinya atau
menggunakan sampel yang sudah ditentukan dg
metoda lain sbg perbandingan.
Memperbaiki Akurasi analisis
 Ada beberapa cara misal dengan:
 Blangko
 Memberikan koreksi pada kertas saring pada
gravimetri.
 Metoda standar aditif.
Analisis Statistik
 Evaluasi dan interpretasi suatu data analitik sangat
penting , tingkat kepercayaan secara performans
seperti:
1. Perbedaan absolut dan relatif.
2. Nilai rata-rata ( mean) dan deviasi.
3. Deviasi rata-rata suatu pengukuran tunggal.
4. Deviasi rata-rata dari mean.
5.Deviasi Standar.
6.Deviasai standar dari mean.
7. Nilai Median.
8.Deviasi standar relatif.
9.Median dan range
10. Batas kepercayaan ( comfidence limit)
1. Perbadaan relatif dan absolut misal nilai 2,431 dan
2,410 perbedaan absolut = 0,021.
 Per relatif 0,21 x1000/2,4 = 8,7 ppt ( par per thousand)
2.Nilai mean dan deviasi : Mean dpt dinyatakan 3 angka
significant. Perbedaan diantara salah satu sembarang
nilai terhadap mean adalah deviasi (δ) dari nilai tsb
terhadap mean.
 3.Deviasi rata-rata dari pengukuran tunggal adalah mean
dari semua pengukuran individual.
 d = ∑ δ jika ∑ δ jumlah dari semua deviasi dari mean dan n ;
n banyaknya nilai ( pengukuran).
 4.Deviasi rata-rata dari mean ( D ) sama dengan deviasi
rata-rata suatu pengukuran tunggal dibagi dengan akar
kuadrat banyaknya nilai pengukuran yang dilakukan.
 D=d/√n
 D= Deviasi rata-rata dari mean.
 D = Deviasi rata-rata suatu pengukuran tunggal
jika jumlah kuadrat deviasi rata-rata dari m

 5.Deviasi standar adalah ukuran presisi dan realibel


dari deviasi pengukuran tunggal( s) yg diperoleh dg

∑𝛿2
S = ∑𝛿2
𝑛−1
 Biasanya ( 2 s) diambil sebagai pembatas yang layak
dimana nilai sebenarnya dapat terletak.
 7. Nilai median dr suatu deret pembacaan sedemikian rupa
shg jml pembacaan yg mempunyai nilai num lebih besar
sama dg jml pembacaan yg memp num lebih kecil.
Nilainya terletak pd nilai tengah antara deret yg menaik
dan deret yg menurun.
 8. Range : mer hasil selisish antara hsl terkecil dan
terbesar.
 Range merupakan nilai estimasi standar deviasi.
 9.Deviasi standar relatif disebut juga dengan coefficien
of variation ( CV) yg digambarkan sbb: Deviasai
standar
Contoh
 Banyaknya hematit dari 11 diukur Nilai diperoleh sbb: 22,62. 22,73.
22,75. 22,78. 22,79. 22,83. 22,84. 22,87. 22,87, 22,92, 22,94.
a) Apakah penolakan nilai pertama ( 22, 62) dpt dibenarkan.
b) Berapakah nilai mean ( m) . Berapakah deviasirata-rata mean ?.
c) Berapakah deviasi standar ( s) dan deviasi standar ( mean).
d) Berapa nilai median dan rangenya.
e) Berapakah perbedaan relatif antara nilai terendah dan tertinggi.
f) Berapakah deviasi standar relatif
g) Berdasarkan batas kepercayaan 5 % dan 95 % hitung batas
kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai