Anda di halaman 1dari 11

Nama Luqman Anthoni Arethusa

NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

BAB I
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

1. Pre-lab
1. Jelaskan prinsip dari uji Ferri Kloida!
Jawaban : Prinsip dari analisa ferri klorida yaitu membedakan antara alkohol dan fenol. Untuk
membedakannya digunakan reagen FeCl3 sebagai pereaksi. Pembentukan warna yang terjadi
apabila suatu senyawa tersebut merupakan fenol. Pada alkohol tidak akan terjadi pembentukan
warna karena alkohol tidak dapat bereaksi dengan reagen FeCl3 (Ghalib, 2010).

2. Jelaskan prinsip dari uji Lucas!


Jawaban : Prinsip analisis uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan
tersier dengan reagen yang terkuat dari campuran asam klorida pekat dengan seng klorida.
Dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol sekunder bereaksi sedikit dan lambat dan
alkohol tersier dapat bereaksi cepat (Ghalib, 2010).

3. Jelaskan jenis-jenis alkohol dan berikan contohnya.


Jawaban : Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan
alkohol tersier. Contoh dari alkohol primer yaitu metanol, etanol, n-propanol, dll. Sementara
contoh dari alkohol sekunder yaitu 2-propanol, dll. Dan contoh dari alkohol tersier yaitu 2-
metil 2-propanol, dll (Hart, 2012).

4. Apa yang dimaksud dengan alkohol alifatik dan fenol? Jelaskan dan sertakan gambar.
Jawaban : Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen, sementara fenol mempunyai kelompok hidroksil, -OH, yang tersambung langsung
melalui ring aromatik. Alkohol dan fenol memiliki banyak kemiripan sifat karena mereka
mempunyai kelompok fungsional yang sama (Hart, 2012).

(Hart, 2012). (Hart, 2012).


Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Fenol
Fenol mempunyai kelompok hidroksil, -OH, yang tersambung langsung melalui ring
aromatik. Fenol berbentuk solid, berbau aromatik dan tajam, serta tidak berwarna. Fenol
memiliki titik didih sebesar 182oC dan titik leleh sebesar 42oC. Fenol memiliki rumus
molekul C6H5OH dan berat molekulnya sekitar 94,11 gr/mol. Fenol adalah zat kristal
yang tak berwarna yang memiliki bau khas . fenol digunakan sebagai antiseptic,
pembuatan asam pikrat, asam salisilat dan senyawa kimia lainnya. Fenol larut dalam
etanol (1%) P , larut dalam kloroform P, larut dalam eter P, larut dalam gliserol P, dan
dalam minyak lemah (Hart, 2012).
2.2 Metanol
Metanol merupakan salah satu jenis alkohol yang memiliki nama IUPAC etil alkohol.
Methanol memiliki berat molekul 32 gr/mol dengan rumus molekul CH3OH. Methanol
berupa zat cairan bening, mudah menguap dan seperti alkohol biasa. Methanol
tergolong sangat beracun, dengan dosis 30ml dapat menyebabkan kebutaan permanen
atau bahkan kematian. Methanol dapat digunakan untuk membuat plastic dan senyawa
kimia lainnya (Clayden, 2012). Berikut rangkaian metanol:

(Hart, 2012).
2.3 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang memiliki nama IUPAC etil alkohol.
Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH dengan berat molekul 64,51gr/mol. pada
suhu kamar etanol berupa zat cair bening, mudah menguap dan berbau khas. Etanol
dapat ditemukan dalam spritus, alkohol rumah tangga (untuk membersikan luka) dan
minuman yang beralkohol. Etanol digunakan sebagai pelarut, bahan bakar, dan senyawa
organic yang lainnya. Dalam penyimpanannya harus dalam wadah yang tertutup
(Clayden, 2012). Berikut rangkaian etanol:

(Hart, 2012).
2.4 2-Propanol
2-Propanol merupakan salah satu jenis alkohol yang memiliki nama IUPAC isopropil
alkohol. 2-propanol memiliki rumus molekul (CH3)2CHOH dan titik didihnya 82,3oC.
Sering disebut alkohol, isopropil alkohol berguna untuk mendinginkan kulit dengan
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

penguapan. Dengan demikian membantu untuk menurunkan demam. Zat ini dapat
mengeras di kulit dan mengurangi ukuran pori-pori dan membatasi sekresi. Zat ini
digunakan sebagai pelarut untuk kosmetik, parfum dan krim kulit (Hart, 2012). Berikut
rangkaian 2-Propanol:

(Hart, 2012).
2.5 FeCl3
Senyawa ini merupkan senyawa yang umum digunakan dalam pengolahan limbah,
produksi air minum maupun katalis. Ferriklorida memiliki berat molekul 162,2 gr/mol.
FeCl3 memiliki titik lebur yang rendah dan mendidih pada suhu 315°. Feri klorida
bersifat berbuih diudara lembab karena munculnya HCl yang terhidrolisis membentuk
kabut. Setelah itu FeCl3 mengalami hidrolisis jika dilarutkan dalam air yang merupakan
reaksi eksotermis. Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam dan korosif
yang digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah dan produksi air minum
(Clayden, 2012).
2.6 HCl
HCl disebut juga chloride acid atau asam klorida. HCl memiliki berat molekul 34,46
gr/mol. Asam klorida dapat mengiritasi kulit. Uap dari HCl tidak boleh dihirup karena
dapat memengaruhi sistem pernafasan (Ghalib, 2010).
2.7 ZnCl2
ZnCl2 (seng klorida) merupahkan asam lewis, jika ditambahkan dengan asam klorida
menyebabkan keasaman pada larutan. merupakan serbuk hablur atau granut hablur putih
atau hampir putih, dapat berupa massa seperti porselen atau berbentuk silinder. Zink
klorida sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan sistem
pernafasan (Clayden, 2012).
2.8 Aquades
Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak
ada mineral-mineral lain. Air destilasi ini memiliki rumus kimia pada air
umumnya yaitu H 2, yang berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen
kovalen dan atom oksigen tunggal. Molekul pada H2, berbentuk asimetris sehingga
memiliki elektronegativitas lebih tinggi dari atom hidrogen. Aquades ini
bentuknya cair dan seperti air pada umumnya dan merupakan bahan kimia yang
tidak berbahaya bagi tubuh manusia karena memiliki pH netral sehingga tidak
menimbulkan efek samping. Aquades ini biasanya berfungsi sebagai pelarut
(Hart, 2012).
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

3. Diagram Alir
3.1 Tes Lucas
0,5 sampel

Dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi berbeda dan diberi label sesuai nama sampel uji

3 ml reagen Lucas

Ditutup mulut tabung

Dikocok dengan kuat selama beberapa detik

Didinginkan

Diamati terbentuknya kabut selama 15 menit

Jika larutan tidak berkabut selama 16 menit, maka dihangatkan/dipanaskan dengan suhu 60oC
selama 10 menit dengan manggunakan hot plate stirer

HASIL
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

3.2 Tes Ferri Klorida


1 ml aquades

Dimasukkan pada tabung reaksi

5 tetes sampel
2 tetes FeCl3 5%

Dikocok

Diamati perubahan warna dari tiap larutan

HASIL
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

Daftar Pustaka
Hart, David J. 2012. Organic Chemistry: A Short Course, 13th Edition. Belmont: Cengage
Learning
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Jakarta: Penerbit Powerbooks
Clayden, Jonathan. 2012. Organic Chemistry. New York City: Oxford University Press Inc.,
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

4. Hasil Percobaan dan Pengamatan


4.1Tes Lucas
Sampel Sampel+Reagen Lucas Hasil Uji (+)/(-)

METANOL Tidak terjadi reaksi (-)

ETANOL Tidak terjadi reaksi (-)

2-PROPANOL Terbentuk kabut (+)

FENOL Tidak terjadi reaksi (-)

4.2 Tes Ferri Klorida


Sampel Sampel+Reagen Ferri Klorida Hasil Uji (+)/(-)

METANOL Tidak terjadi reaksi (-)

ETANOL Tidak terjadi reaksi (-)

2-PROPANOL Tidak terjadi reaksi (-)

FENOL Terbentuk larutan berwarna ungu gelap (+)


Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

5. Pertanyaan
1. a) Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Lucas dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
1.1 Analisa Prosedur
Dalam praktikum uji Lucas hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan
bahan. Metanol, etanol, 2-propilen, dan fenol kemudian dimasukkan kedalam
tabung reaksi berbeda dan diberi label. Sebelum mulut tabung ditutup, ditambahkan
3 ml reagen lucas pada masing-masing tabung reaksi. Setelah tabung reaksi ditutup,
kemudian dikocok terlebih dahulu selama beberapa detik, kemudian didinginkan.
Setelah itu diamati perubahannya selama 5 menit. Reaksi berupa munculnya kabut
pada larutan, jika tidak berkabut maka tabung reaksi dimasukkan dan dipanaskan
kedalam waterbath dengan suhu 60oC. Kemudian diamati kembali perubahan pada
larutan. Catat hasil pengamatan pada hasil percobaan dan pengamatan.
1.2 Analisa Hasil
Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang diperoleh, pada metanol yang
semula berwarna bening setelah didiamkan selama 15 menit hanya berubah sedikit
kuning tetapi lebih dominan bening. Artinya hasil uji Lucas dengan metanol adalah
negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa metanol tidak akan bereaksi dengan
reagen Lucas karena metanol termasuk alkohol primer (Brown, 2017). Selanjutnya
pada sampel etanol yang semula berwarna bening setelah didiamkan selama 15
menit hanya berubah sedikit kuning dan lebih dominan bening. Sama dengan
metanol bahwa etanol juga tidak bereaksi dengan reagen Lucas, sehingga hasil uji
Lucas negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa etanol tidak akan bereaksi
dengan reagen Lucas karena etanol termasuk alkohol primer (Brown, 2017). Pada
sampel 2-propanol setelah didiamkan selama 15 menit hanya berubah sedikit kuning
tapi lebih dominan bening. Namun, setelah dipanaskan selama 10 menit terbentuk
kabut atau awan sehingga sampel 2-propanol berwarna putih keruh. Sehingga hasil
uji Lucas dengan 2-propanl positif karena 2-propanol termasuk alkohol sekunder.
Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol sekunder akan bereaksi dengan reagen
Lucas dengan membentuk kabut atau awan dan berwarna keruh setelah dipanaskan,
karena terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada 2-propanol dengan Cl pada
reagen Lucas (Brown, 2017). Selanjutnya pada sampel fenol, setelah didiamkan
selama 15 menithanya berubah sedikit kuning namun lebih dominan bening. Artinya
hasil uji Lucas dengan fenol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa
fenol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena fenol bukan merupakan
alkohol alifatik (Brown, 2017).

b) Tuliskan mekanisme reaksi yang mendasari prinsip uji Lucas pada identifikasi gugus
alkohol!
Saat direaksikan dengan reagen Lucas seperti HCl atau ZnCl2, alkohol mengalami
pembelahan heterolitik , dengan pembentukan akhir dari alkil halida. Perubahan ini
berjalan melalui sebuah perantara karbokation, dan tingkat reaksinya sejajar dengan
kemudahan formasi (stabilitas) dari ion tersebut (Fox, 2010).

Alkohol awalnya larut dalam reagen lucas, akan tetapi dengan alkohol sekunder dan
tersier, sebuah lapisan muncul karena pruduk dari alkil halida tidak mempunyai
ikatan hidroksil polar yang dapat berpartisipasi dalam ikatan hidrogen. Seberapa
cepat lapisan muncul tergantung pada seberapa cepat alkoholnya bereaksi seperti
gambar di bawah ini (Fox, 2010).
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

(Fox, 2010).

Lapisan muncul hampir bersamaan saat dengan alkohol tersier, perlahan dengan
alkohol sekunder, dan sama sekali tidak muncul saat dengan alkohol primer.
Alkohol tersier, yang dapan membentuk carbonium tersier stabil secara keseluruhan,
bereaksi jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan alkohol primer, yang carbonium
ion yang sesuai jauh lebih kurang stabil. Dengan catatan gugus hidroksilnya diganti
dengan –Cl di reaksi ini, yang disebut substitution reaction atau reaksi substitusi
(Fox, 2010).

2. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Ferri Klorida dari beberapa sampel dalam
percobaan ini!
2.1 Analisa Prosedur
Dalam praktikum uji Ferri Klorida hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan
alat dan bahan. Siapkan 4 tabung reaksi yang kemudian diberi 1 ml aquades pada
masing-masing tabung reaksi. Tabung reaksi diberi label untung bisa membedakan
metanol, etanol, 2-propanol, dan fenol. Setelah itu, masukkan 5 tetes metanol,
etanol, 2-propanol dan fenol dalam masing-masing tabung reaksi yang telah diberi
label dan masukkan 2 tetes larutan ferri klorida 5% ke masing-masing tabung reaksi.
Setelah itu diamati perubahan warna pada tiap larutan dan dicatat hasil pengamatan
pada hasil percobaan dan pengamatan.

2.2 Analisa Hasil


Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa
pada sampel metanol ketika ditambah dengan reagen Ferri Klorida hanya berubah
warna sedikit kuning dan lebih dominan bening. Artinya hasil uji Ferri Klorida
dengan metanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak
akan bereaksi dengan FeCl3 (Bruice, 2017). Selanjutnya pada sampel etanol ketika
ditambah dengan reagen Ferri Klorida hanya berubah warna sedikit kuning dan lebih
dominan bening. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan etanol adalah negatif. Hal
ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak akan bereaksi dengan FeCl3 (Bruice,
2017). Begitu juga pada sampel 2-propanol ketika ditambah dengan reagen Ferri
Klorida hanya berubah warna sedikit kuning dan lebih dominan bening. Artinya
hasil uji Ferri Klorida dengan 2-propanol adalah negatif. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa alkohol tidak akan bereaksi dengan FeCl3 (Bruice, 2017). Sedangkan
pada sampel fenol ketika ditambahkan reagen Ferri Klorida terjadi perubahan warna
dari bening menjadi ungu. Artinya hasil uji Ferri Klorida dengan fenol adalah
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

positif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan Ferri
Klorida karena terjadi reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada FeCl3.
Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin benzena yang dapat
mengubah warna dari bening menjadi biru keunguan (Bruice, 2017).

6. Kesimpulan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol serta
membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol menggunakan tes
Lucas dan Ferri Klorida. Prinsip analisis uji Lucas adalah mengidentifikasi jenis
alkohol dengan penambahan reagen Lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi antara
gugus OH pada alkohol dengan Cl pada reagen. Sehingga terbentuk alkil klorida yang
tidak larut. Reagen Lucas terdiri dari senyawa HCl dan ZnCl2. HCl berfungsi sebagai
pelarut alkohol dan menyumbangkan Cl- pada pembuatan alkil klorida. Sedangkan
ZnCl2 berfungsi sebagai katalis dan membantu proses pemekatan warna. Sedangkan
prinsip analisis uji Ferri Klorida adalah mendeteksi keberadaan fenol pada suatu
senyawa dengan penambahan larutan Ferri Klorida yang uji positifnya akan
menghasilkan warna ungu, merah, hijau atau biru sebagai akibat dari adanya reaksi
gugus OH- pada fenol dengan larutan Ferri Klorida. Warna yang terbentuk tergantung
pada substituen yang terikat pada fenol. Ferri Klorida akan bereaksi dengan fenol dan
membentuk FeO pada cincin benzena dan memberi warna pada sampel fenol. Reaksi
yang terjadi pada Ferri klorida merupakan reaksi substitusi antara H+ pada fenol
dengan Fe3+ pada reagen. Reaksi ini akan membentuk kompleks FeO pada cincin
benxena yang dapat mengubah warna dari kuning bening menjadi biru keunguan.
Dari data hasil percobaan dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa, Dari praktikum
kali ini dapat disimpulkan bahwa yang bereaksi dan hasil uji positif terhadap uji &ferri
klorida adalah sampel fenol, sedangkan sampel yang lain hasil ujinya negatif. Hal ini
karena ferri klorida hanya bereaksi pada fenol, tidak pada alkohol. Selanjutnya pada uji
Lucas yang menghasilkan hasil uji positif adalah 2- propanol, sedangkan hasil uji pada
larutan lain negatif karena bukan merupakan alkohol sekunder atau tersier. 2-Propanol
berhasil karena ia merupakan alkohol sekunder, dan hasil ujinya harus memalui
pemanasan terlebih dahulu.
Nama Luqman Anthoni Arethusa
NIM 175100600111019
Kelas H
Kelompok H-7

Daftar Pustaka Tambahan

Bruice, Paula Yurkenis. 2017. Organic Chemistry. Trenton: Pearson


Brown, William H. 2017. Organic Chemistry. Hoboken: John Wiley & Sons
Fox, Marye Anne. 2010. Organic Chemistry 3rd Edition. Massachusetts: Jones and Bartlett
Publishers
Ratna, Diah Sari. 2010. Praktikum Kimia Organik. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai