Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

NAMA : Ardian Firmansyah


NIM 205100301111051
KELAS :L
KELOMPOK : L -4
ASISTEN : Nares

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
MATERI IV
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

TUJUAN :
 Mengetahui prinsip dasar uji kualitatif karbohidrat
 Mengetahui perbedaan prinsip dari masing-masing metode

A. PRE-LAB (Max 3 halaman)


1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis karbohidrat dan beri contoh masing-masing 3 ?

Karbohidrat dapat dibedakan berdasarkan susunan molekulnya. Molekul


sederhana, semi kopleks dan kompleks. Berdasarkan susunan molekul dan banyaknya atom
karbon, hidrogen dan oksigen dibagi menjadi 3 (Mukminat dkk, 2014). Jenis karbohidrat:
1. Monosakarida
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang paling sederhana karena
molekulnya hanya terdiri dari beberapa atom C dan tidak dapat lagi diuraikan
Contoh monosakarida : Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa (Sumardjo, 2010).
2. Disakarida

Disakarida ialah karbohidrat yang terbentuk dari gabungan dua


monosakarida. Disakarida dapat diperoleh dengan adanya ikatan yang terbentuk
pada monosakarida pertama dan monosakarida kedua yang diikat dengan ikatan
glikosidik (Sumardjo, 2010).
Contoh disakarida : Maltosa, Laktosa, Fruktosa, selobiosa(Sumardjo, 2010).
3. Polisakarida

Polisakarida merupakan karbohidrat yang sangat kompleks karenakan rantai


pembentukannya yang panjang dan padat. Polisakarida digunakan untuk cadangan
makanan bagi otot yang dinamakan glikogen pada tubuh manusia. Sedangkan pada
tanaman polisakarida disimpan dalam bentuk pati. Polisakarida terdiri dari amilosa
dan amilo pektin (Sumardjo, 2010).
Contoh : pati, glikogen, selulosa
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

2. Bagaimana prinsip analisis karbohidrat menggunakan uji Molisch?

Prinsipnya Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat membentuk senyawa
furfural atau turunannya. Furfural dan turunannya akan berkondensasi dengan alfanaftol
(molish) menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah ungu pada bidang batas antara
larutan karbohidrat dan H2 SO4 pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi
metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural.Uji positifnya
jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish (Madan, 2013).

3. Bagaimanakah interaksi yang terjadi antara larutan yodium dengan sampel?

Interaksi yang terjadi pada saat uji yodium adalah dengan mereaksikan yodium dengan
karbohidrat golongan polisakarida. Menunjukkan warna kompleks yaitu mereaksikannya
dengan polisakarida dan akan memberikan warna spesifik yang bergantung pada jenis
karbohidratnya. Jika mereaksikan amilosa dengan iodin maka akan meberikan warna biru.
Jika mereaksikan amilopektin dengan yodium maka akan berwarna merah keunguan
(Sinnot and Michael, 2013).

4. Apa fungsi dari uji benedict dan sampel apa saja yang bereaksi positif terhadap reagen
benedict?

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan
sampel. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula
pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah
bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula
reduksinya semakin banyak. Sampel yang bereaksi positif adalah fruktosa dan glukosa
(Yuliana, 2015)

5. Jelaskan prinsip dari uji barfoed!

Prinsip dari uji barfoed adalah Monosakarida akan mereduksi Cu2+ dalam suasana asam
lemah (CH3COOH), menghasilkan endapan yang berwarna merah bata dari Cu2O.
Digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dalam sampel. Pereaksi ini terbuat
dari Cu(CH3COO)2 dan asam asetat glasial yang dilarutkan dalam air. Uji positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange (Madan, 2013).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
B. TINJAUAN (max 4 halaman)
1. Reagen molisch
Reagen molisch terbuat dari pelarutan α-naftol dalam pelarut organik seperti
etanol, alkohol dan khloroform . Reagen molisch merupakan reagen yang digunakan
untuk mengidentifikasi karbohidrat. Reagen molisch merupakan senyawa α-naftol
yang dapat diperoleh di etanol 96%. Reagen ini berkerja dengan mengkondensasi
molekul aldehid hasil dehidrasi karbohidrat dengan 2 molekul fenol yang akan
menghasilkan warna kompleks merah atau ungu (Sumardjo,2010).

2. H2SO4
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Asam sulfat(H 2SO4)
merupakan asam kuat yang memiliki 2 atom hidrogen. Asam sulfat banyak digunakan
dalam dunia industri dan pendidikan. Asam sulfat biasanya digunakan dalam aki
motor. Asam sulfat murni berupa cairan seperti minyak disebut juga minyak vitriol,
bersifat korosif, cairan bening tak berwarna dan tak berbau. Zat ini larut dalam air
pada semua perbandingan. Pembuatan asam sulfat menggunakan proses kontak
dengan pembakaran belerang dan penambahan senyawa vanadium(V) oksida dalam
suhu yang tinggi (Jiang et all, 2010).

4. Larutan yodium

Yodium merupakan halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling


elektropositif. Larutan yodium merupakan larutan yang berasal dari senyawa yang
diencerkan. Dikenal juga dengan larutan lugol. Reaksi saat penambahan lugol pada
sampel yang mengandung pati , akan membentuk warna biru gelap atau hitam. Pati
yang termasuk adalah amilosa dan amilopektin serta glikol. Logol tidak digunakan
dalam mengidentifikasi gula gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, maltosa
(Sudargo dkk, 2018).

5. Reagen barfoed

Pereaksi ini terbuat dari Cu(CH3COO)2 dan asam asetat glasial yang dilarutkan
dalam air. Barfoed adalah reagen kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya
monosakarida. Hal ini didasarkan dalam penggunaan tembaga (II) asetat untuk
tembaga (I) oksida (CuCO2)yang membentuk endapan merah mata, reaksinya

RCHO + 2Cu2++ 2H2O  RCOOH + Cu2O + 4H +

Kelompok aldehid monosakarida biasanya membentuk hemiasetal siklik


teroksidasi menjadi karboksilat tersebut. Sejumlah zat yang lain, termasuk natrium
klorida, dapat menggangu (Saputra , 2015).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

6. Ragen benedict
Reagen ini dibuat dari pencampuran larutan Natrium sitrat dan Na2CO3 dengan
larutan CuSO4.5H2O . Reagen benedict adalah suatu reagen kimia yang digunakan
dalam uji benedict. Nama tersebut diambil dalam ahli kima bernama Stanley
Rossister Benedict. Reagen ini digunakan untuk menguji ada atu tidak adanya gula
pereduksi dalam sampel. Reaksi yang terjadi saat sampel ditambah reagen ini
asalah tembaga sulfat pada reagen akan bereaksi dengan gula pereduksi, apabila
positif terdapat gula pereduksi dan terdapat endapan merah bata (Cu +) (Sumardjo,
2010).

7. Glukosa

Glukosa termasuk golongan aldosa yang berarti memiliki gugus aldehid. Rumus
kimia glukosa adalah C6H12O6 ,glukosa diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu)
atau pati (amilum). Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah.
Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat: Memutar
bidang polarisasi cahaya ke kanan (+52,70). Dapat mereduksi larutan fehling dan
membuat larutan merah bata. Dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol)
dengan reaksi sebagai berikut: C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2CO2 (McMurry, 2011).

(McMurry, 2011).

8. Fruktosa
Fruktosa adalah salah satu contoh dari monosakarida yang banyak di buah dan
sayuran. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa.
Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan
resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena) dalam asam clorida. Disebut juga sebagai gula
buah, dperoleh dari hdrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat: Memutar bidang
polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC). Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk
endapan merah bata. Dapat difermentasi (Lyons, 2010).

(Madan, 2013).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
9. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari penyatuan glukosa dan fruktosa.
Sukrosa memiliki rumus molekul C11H22O11 .Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida
dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak
terdapat pada hewan tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan
fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap
pereaksi fehling, benedict, dan tollens (Preiss, 2013).

(Preiss, 2013).

10. Maltosa

Maltosa merupakan disakarida yang biasa dikatakan dengan gula gandum.


Maltosa merupakan hasil penyatuan dua molekul glukosa. Maltosa merupakan hasil
dari pemecahan pati menggunakan enzim amilase. Maltosa memiliki gugus aldehid
dioksida, hal ini menunjukkan pada maltosa sebagai gula pereduks (Fitriani, 2017).

(Fitriani dkk, 2017).

11. Pati
Pati adalah merupakan karbohidrat kopleks yang tidak larut dalam air.
Selain itu pati berwujud bubuk putih. Rumus kimia pati adalah (C6H10O5)n>100 .
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin. Pati
merupakan polisakarida dalam tumbuhan dalam beberapa hal di manusia dan
hewan bernama glikogen (Gandjar, 2010).

(Gandjar, 2010).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

12. Dekstrin

Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul yang sangat tinggi
yang merupakan modifikasi pati dan asam. Desktrin mudah larut dalam air, lebih
cepat terdeispersi, tidak kental. Dekstrin digunakan di dunia pangan insutri, farmasil.
Dekstrin dibagi menjadi dua dekstrin putih dan kuning. Selain itu dekstrin dapat
berupa basah atau kering (Hakim dan Chamidah, 2013).

(Preiss, 2013).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

C. DIAGRAM ALIR
1. Uji molisch

2. Uji yodium
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

3. Uji barfoed

4. Uji benedict
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
D. ANALISIS PROSEDUR
1. Uji molisch
Hal Pertama yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan yang digunakan didalam
percobaan antara lain reagen molisch, H2SO4, glukosa 5%, sukrosa 5%, pati 5%, tiga tabung reaksi,
rak tabung, pipet ukur 1 ml satu buah, pipet tetes empat buah dan bulb atau labu hisap. Setelah
semua alat dan bahan siap kemudian mengenakan peralatan keselamatan seperti sarung tangan latex
dan masker. Selanjutnya memberi label pada peralatan yang akan digunakan untuk mengambil
reagen dan sampel. Pertama, memasukkan masing-masing 1 ml sampel ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Kemudian di dalam lemari asam, masing-masing sampel di dalam tabung reaksi di
tetesi 2 tetes reagen molisch dan dikocok, selanjutnya masing-masing sampel ditambahkan 1 ml
H2SO4 secara cepat namun berhati-hati, H2SO4 diambil dengan menggunakan pipet ukur 1 ml dan
saat dimasukkan, ujung pipet ukur harus menempel pada dinding tabung reaksi supaya H 2SO4
mengalir dan tidak menetes karena dapat menyebabkan ledakan. Setelah sampel ditambahkan
reagen molisch dan H2SO4, tabung reaksi akan menjadi panas sehingga harus diletakkan didalam
rak tabung. Kemudian mengamati perubahan yang terjadi dan mencata hasilnya.

2. Uji yodium
Pertama kali yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan yang digunakan didalam
percobaan antara lain larutan yodium 5%, dekstrin, sukrosa 5%, glukosa 5%, pati 1%, pipet tetes
dan cawan petri. Selanjutnya memberi label pada peralatan yang akan digunakan untuk mengambil
reagen dan sampel. Pertama, membagi cawan petri menjadi 2 bagian. Kemudian memberi tanda
dengan cara menulis sampel. Selanjutnya meneteskan 1 tetes sampel di atas cawan petri. Setelah
diteteskan, ditambahkan 1 tetes larutan yodium di atas masing-masing sampel. Mengamati
perubahan warna yang terjadi kemudian catat hasilnya.

3. Uji barfoed
Pertama mempersiapkan alat dan bahan yang akan yang digunakan didalam percobaan
antara lain rak tabung reaksi, tabung reaksi sebanyak empat buah, pipet ukur 1 ml, 4 pipet tetes,
bulb atau labu penghisap, beaker glass 250 ml dan penangas air. Selanjutnya memberi label pada
tabung reaksi yang akan digunakan untuk mengambil reagen dan sampel. Pertama, memasukkan
masing-masing 5 tetes larutan sampel ke dalam tabung reaksi sesuai label . Kemudian ditambahkan
1 ml reagen barfoed ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah ditambahkan, dicatat warna
sebelum dipanaskan terlebih dahulu, lalu sampel dalam tiap tabung reaksi dipanaskan didalam
penangas air. Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing- masing tabung dan mencatat
hasilnya.
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

4. Uji benedict
Dalam uji benedict hal pertama yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang akan yang
digunakan didalam percobaan antara lain rak tabung reaksi, tabung reaksi sebanyak empat
buah, pipet ukur 1 ml, 4 pipet tetes, bulb atau labu penghisap, beaker glass 250 ml dan
penangas air.Untuk bahan yang digunakan yaitu reagen benedict,glukosa 5%, fruktosa 5%
dan sukrosa 5% . Selanjutnya memberi label pada peralatan yang akan digunakan untuk
mengambil reagen dan sampel. Pertama, memasukkan masing-masing 5 tetes larutan
sampel ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 ml reagen barfoed ke dalam
masing-masing tabung reaksi. Setelah ditambahkan, dicatat warna sebelum dipanaskan
terlebih dahulu, lalu sampel dalam tiap tabung reaksi dipanaskan didalam penangas air.
Mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatat hasilnya.
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

E. HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN (masing-masing max 1 halaman)


1. UjiMolisch

a. Tuliskan data hasilujiMolisch


Senyawa Hasil Uji Keterangan
Glukosa Cincin ungu +, monosakarida
Sukrosa Tidak terbentuk cincin ungu -, monosakarida
Pati Cincin ungu/merah +, polisakarida

b.Analisa hasil, bahas dan bandingkan data-data hasil uji Molisch dari beberapa sampel
dalam percobaan ini!

Uji molish dilakukan untuk mengetahui monosakarida dan disakarida . Prinsip uji
Molisch adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural.
Ketika bereaksi dengan alfa-naftol akan membentuk kompleks warna ungu pada
permukaan (Westriningsih, 2010). Dari data hasil praktikum di atas diketahui bahwa
glukosa yang telah dicampur dengan reagen molish akan menghasilkan cincin ungu pekat
hal ini dikarenakan glukosa merupakan monosakarida yang memiliki rantai karbohidrat
yang paling sederhana sehingga glukosa dapat dengan mudah terdehidrasi oleh asam sulfat
dan reagen molish sehingga mengahsilkan positif (+) pada uji molish. Untuk sukrosa pada
uji molish seharusnya memiliki hasil positif (+), karena sukrosa merupakan disakarida
yang memiliki rantai karbon 2 yang juga dapat terdehidrasi dengan asam sulfat dan reagen
molish yang akan menghasilkan positif (+) pada uji molish. Untuk percobaan selanjutnya
yaitu pati di dapatkan hasil berupa cincin ungu/merah, sama halnya dengan glukosa dan
sukrosa namun perbedaanya pati merupakan polisakarida yang memiliki rantai karbon
lebih dari dua yang mengakibatkan terdehidrasinya dengan asam sulfat dan reagen molish
lebih lama, keterangan untuk pati pada uji molish ini bernilai positif. Secara keseluruhan,
hasil percobaan uji molisch yang telah dilakukan sesuai dengan literatur yang ada, bahwa
pada sampel glukosa, sukrosa, dan pati menghasilkan perubahan warna menjadi ungu pekat
dan terdapat cincin pada sampel namun dengan kecepatan reaksi yang berbeda
(Al jamal and Al yousef. 2018)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
2. UjiYodium KELOMPOK 4
a. Tuliskan data hasil uji Yodium!
Senyawa Hasil Uji Keterangan
Dekstrin Merah kecoklatan +
Sukrosa Tidak terbentuk biru kehitaman -
Glukosa Biru kehitaman +

Pati Biru kehitaman +

b. Analisa hasil, bahas dan bandingkan data-data hasil uji Yodium dari beberapa sampel
dalam percobaan ini!
Uji yodium memiliki prinsip yaitu larutan yodium akan bereaksi dengan pati dengan
cara larutan yodium dalam bentuk triiodida akan masuk ke struktur helikal pada pati dan
membentuk warna biru tua atau biru kehitaman. Tujuan dari uji yodium adalah untuk
mengidentifikasi kandungan pati dalam suatu sampel. Pada percobaan uji yodium
didapatkan hasil yaitu senyawa dekstrin ketika dicampur menggunakan reagen yodium
akan menghasilkan warna merah kecoklatan dan bernilai positif, namun perubahan warna
dari dekstrin tidak sempurna dikarenakan pemutusan rantai-rantai gula pada dekstrin tidak
sempurna sehingga perubahan warna yang terjadi berupa warna merah atau coklat. Untuk
sukrosa dalam uji yodium bernilai negatif dengan ditandainya tidak terbentuk biru
kehitaman pada senyawa sukrosa. Pada Glukosa seharusnya bernilai negatif karena glukosa
merupakan monosakrida dimana yodium tidak bereaksi dengan monosakarida dan
seharusnya glukosa bernilai negatif (-) pada uji yodium. Percobaan selanjutnya yaitu pada
pati di dapatkan hasil positif (+) dengan ditandainya dengan berubah warna menjadi biru
kehitaman, hal initerjadi karena hanya polisakarida yang memiliki rantai helikal lebih
panjang sehingga makin banyak senyawa I3 yang terperangkap di dalam helikal dan
menimbulkan warna biru pekat. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa uji yodium
digunakan untuk mengetahui pati pada suatu sampel yang di uji (Suryati, 2010)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
3. UjiBarfoed
a. Tuliskan data hasilBarfoed test!
Senyawa Hasil Uji Keterangan
Glukosa + Merah bata
Fruktosa + Merah bata
Maltosa + Merah muda
Sukrosa + Merah bata

b. Analisa hasil, bahas danbandingkan data-data hasil uji Barfoed dari beberapa sampel
dalam percobaan ini!

Pada Uji barfroed ini dilakukan untuk menguji adanya monosakrida dan disakarida
pada suasana asam. Prinsip dari uji barfoed adalah monosakarida dan disakarida pereduksi
dicampurkan dengan reagen barfoed (campuran CuCH 3COO dan CH3COOH) dan
menghasilkan Cu2O berwarna merah bata. Dari data hasil percobaan di atas didapatkan
glukosa menghasikan uji positif dengan ditandainya dengan endapan warna merah bata,
perubahan warna ini diakibatkan oleh monosakarida pereduksi yang ada pada glukosa.
Untuk pengujian Fruktosa didapatkan hasil positif dengan ditandainya dengan adanya
endapan berwarna meerah bata, hal ini diakibatkan karena fruktosa merupakan
monosakarida. Selanjutnya pada pengujian maltosa didapatkan hasi positif juga
ditandainya dengan adanya endapan merah bata, hal ini diakibatkan karena maltosa
merupakan disakarida pereduksi yang membuat maltosa bereaksi dengan reagen barfroed.
Kemudian, pengujian terhadap sukrosa seharusnya menghasilkan uji negatif karena sukrosa
bukan merpakan golongan gula pereduksi yang mengakibatkan sukrosa tidak bereaksi
dengan reagen barfroed. Pada pengujian barfroed didapatkan bahwa glukosa, fruktosa,
maltosa mendapatkan hasil positif karena golongan dari monosakarida dan disakarida.
Sedangkan untuk pengujian sukrosa seharusnya didapatkan hasil negatif karena sukrosa
bukan golongan dari monosakarida dan disakarida pereduksi. Hal ini sudah sesuai dengan
literatur bahwa glukosa, fruktosa, maltosa akan menghasilkan endapan merah bata karena
merupakan golohan monosakarida dan disakarida pereduksi (Slowinski and Abraham,
2016)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

4. Uji Benedict
a. Tuliskan data hasil Benedict test!
Senyawa Hasil Uji Keterangan
Sebelum Setelah
pemanasan pemanasan
Glukosa Biru Merah bata +, monosakarida
Fruktosa Biru Biru -, monosakarida
Sukrosa Biru Biru -, disakarida

b. Analisa hasil, bahas dan bandingkan data-data hasil uji Benedict dari beberapa sampel
dalam percobaan ini!
Uji Benedict dilakukan untuk mengetahui adanya gugus gula pereduksi pada
suasana basa. Prinsip dari uji Benedict adalah larutan CuSO 4 dalam suasana basa akan
direaksikan dengan gula pereduksi sehingga CuO tereduksi menjadi Cu2 O yang berwarna
merah bata. Mekanisme dari uji Benedict adalah glukosa dioksidasi menjadi garam asam
glukoranat yang kemudian mereduksi CuO menjadi Cu 2O menjadi merah bata. Dari data
hasil percobaan didapatkan bahwa untuk sampel glukosa bernilai positif dan ditandai
dengan adanya endapan merah bata, hal ini dikarenakan glukosa merupakan
monosakarida pereduksi dintandai dengan setelah dipanaskan akan berubah warna
menjadi merah bata, hal ini membuktikan bahwa fruktosa bereaksi dengan reagen
benedict. Untuk senyawa fruktosa pada dasarnya akan berubah warna setelah
dipanaskan dan diberi dengan reagen benedict karena fruktosa merupakan golongan
monosakarida yang dapat bereaksi dengan reagen benedict. Kemudian untuk pengujian
sukrosa tidak mengalami perubahan warna baik setelah dipanaskan maupun sebelum
dipanaskan. Pada percobaan ini didapatkan hasil positif pada glukosa dan fruktosa, karena
merupakan gula pereduksi. Hal ini sesuai denga literatur bahwa glukosa dan fruktosa
akan menghasikan akan berwarna merah bata setelah dipanaskan dan bernilai positif
(Nurjanah dkk. 2012)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

PERTANYAAN (max 1 halaman)


1. Bagaimana mengidentifikasi gula pereduksi sampel pada uji benedict? (diberi sitasi)

Untuk mengidentifikasi gula pereduksi dapat dilihat dari endapan yang akan terbentuk
pada sampel. Sampel yang mengandung gula pereduksi akan membentuk endapan merah
bata ketika direaksikan dengan reagen benedict. Prosedur yang dilakukan agar dapat
mengidentifikasi gula pereduksi yaitu Pertama, memasukkan masing-masing 5 tetes larutan
sampel ke dalam tabung reaksi sesuai label . Kemudian ditambahkan 1 ml reagen barfoed
ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah ditambahkan, dicatat warna sebelum
dipanaskan terlebih dahulu, lalu sampel dalam tiap tabung reaksi dipanaskan didalam
penangas air. Diamati perubahan warna yang terjadi pada masing- masing tabung dan
mencatat hasilnya (Westriningsih, 2010)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

2. Bagaimana mengidentifikasi adanya pati dalam sampel dengan uji yodium? (diberi
sitasi)
Untuk mengidentifkasi adanya pati dalam uji yodium yaitu dengan mengamati
perubahan warna yang terjadi pada setiap sampel apabila sampel berubah warna menjadi
biru kehitaman maka sampel tersebut mengandung pati. Prosedur yang dilakukan pada saat
mengidentifikasi adanya pati yaitu . Pertama, membagi cawan petri menjadi 2 bagian.
Kemudian memberi tanda dengan cara menulis sampel. Selanjutnya meneteskan 1 tetes
sampel di atas cawan petri. Setelah diteteskan, ditambahkan 1 tetes larutan yodium di atas
masing-masing sampel. Mengamati perubahan warna yang terjadi kemudian catat hasilnya
(Suryati, 2010)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4

KESIMPULAN (Max 1 halaman)

Dari rangkaian yang dilakukan tujuan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat
melakukan percobaan untuk menguji kandungan karbohidrat pada suatu sampel. Pada uji
molish memiliki prinsip mendehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin
furfural yang akan bereaksi dengan alfa-naftol membentuk warna ungu. Untuk prinsip uji
yodium yaitu larutan yodium akan bereaksi dengan pati dengan cara larutan yodium dalam
bentuk triiodida akan masuk ke struktur helikal pada pati dan membentuk warna biru tua
atau biru kehitaman. Dan prinsip uji barfroed yaitu monosakarida dan disakarida pereduksi
dicampurkan dengan reagen barfoed (campuran CuCH 3COO dan CH3COOH) dan
menghasilkan Cu2O berwarna merah bata. Terakhir prinsip dari uji benedict yaitu larutan
CuSO4 dalam suasana basa akan direaksikan dengan gula pereduksi sehingga CuO
tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
Dari data hasil rangkaian percoabaan di atas didapatkan hasil sebagai berikut. Untuk uji
Molish didapatkan sampel positif berupa glukosa, sukrosa, pati dengan ditandainya dengan
adanya cincin furfural ungu. Untuk uji yodium didapatkan hasil positif berupa dekstrin dan
pati dengan ditandai berubahnya warna menjadi biru kehitaman. Untuk uji barfroed di
dapatkan hasil positif pada glukosa, fruktosa, maltosa dengan ditandai dengan perubahan
warna menjadi merah bata. Terakhir pada uji benedict didapatkan hasil positif pada
glukosa dan fruktosa dengan ditandain perbahan warna menjadi merah bata.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, F. Z., Suyati, L., Rahmanto, W. H. 2017. Pengaruh Konsentrasi Substrat Maltosa
terhadap Potensial Listrik Baterai Lactobacillus bulgaricus (MFC). Jurnal Kimia Sains
dan Aplikasi, 20(2), 74-78.

Gandjar, Indrawati. 2010. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Hakim, A. R., & Chamidah, A. 2013. Aplikasi gum arab dan dekstrin sebagai bahan
pengikat protein ekstrak kepala udang. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan
dan Perikanan, 8(1), 45-54.

Jiang, F., Esker, A. R., & Roman, M. (2010). Acid-catalyzed and solvolytic desulfation of
H2SO4-hydrolyzed cellulose nanocrystals. Langmuir, 26(23), 17919-17925.

Madan, R.L. 2013. Organic Chemistry. New Delhi: Tata McGraw-Hill Education Private Ltd

McMurry. John. 2011. Organic Chemistry Eight edition. Ontario: Brooks/ Cole

Mukminat, A., & Suharyati, S. (2014). Pengaruh Penambahan Berbagai Sumber


Karbohidrat pada Pengencer Skim Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Beku Sapi
Bali. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(2).

Saputra, D. P. 2015. Hidrolisis Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.) Menjadi Sirup
Glukosa Dengan Katalis Asam Klorida (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri
Sriwijaya).

Sinnot, Michael. 2013. Carbohydrate Chemistry and Biochemistry : Structure and Molekul

Sudargo, T., Kusmayanti, N. A., & Hidayati, N. L. 2018. Defisiensi Yodium, Zat Besi, dan
Kecerdasan. UGM PRESS.

Sumardjo, Damin. 2010. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Sastra 1 Fakultas Biosekta. Jakarta: EGC

Yuliana, A. (2015, April). Uji Potensi Berbagai Jenis Susu Cair Terhadap Bakteri
Escherichia coli. In Prosiding Seminar Bakti Tunas Husada (Vol. 1, No. 1)
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Al Jamal, A., & Al Yousef, M. 2018. Phytochemical Analysis of Some Herbal


Medicines. Medbiotech Journal. 2(2), 82-84.

Nurjanah, N., Azka, A., & Abdullah, A. 2012. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif
semanggi air (Marsilea crenata). Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship,
1(03), 152-158.

Slowinski, Abraham. 2016. Chemical Principles In The Laboratory. Boston: Cengage


Learning

Suryati, Tati. 2010 Biologi Jilid 2. Jakarta: Quadra

Westriningsih. 2010. Intisari Kimia. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Anda mungkin juga menyukai