Pas foto 3 x 4
Uji Ferri Clorida memiliki prinsip yaitu dengan membedakan alkohol dengan fenol
dengan menggunakan larutan FeCl3 sebagai pereaksi. FeCl3 akan bereaksi apabila terdapat
gugus aromatik yang berwarna hitam . Pembentukan warna menunjukkan indikator bahwa
senyawa tersebut adalah fenol. Fenol akan berwarna merah keunguan jiga diberi reagen
FeCl3. Namun untuk alkohol tidak akan mengalami perubahan warna jika diberi reagen
FeCl3 (Stoker, 2012).
3. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan dari alkohol primer, sekunder, dan tersier serta
contohnya! (minimal 3 contoh)
- Alkohol primer :. Alkohol yang gugus –OH terikat dengan atom karbon primer.
Atom karbon priemer merupakan atom yang mengikat satu atom karbon lain.
Alkohol priemer apabila di oksidasi akan menghasilkan aldehid dan jika di
oksidasikan lagi akan menghasilkan asam karboksilat
- Alkohol Sekunder : alkohol yang gugus -OH nya terikat dengan atom karbon
sekunder. Atom karbon sekunder sendiri merupakan atom yang mengikat dua buah
atom lain. Apabila alkohol sekunder di oksidasi akan menghasilkan keton.
Contohnya 2 propanol, 2 butanol, 2 pentnol.
- Alkohol tersier : Alkohol yang gugus -OH nya mengikat pada atom tersier. Atom
tersier sendiri mengikat pada karbon yang berjumlah tiga. Namun , alkohol tersier
tidak akan terjadi oksidasi karena tidak ada atom H yang terikat pada atom
karbinol. Contonya 2-metil,2-propanol , 3 etil ,3-pentanol (Ghalib, 2010).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO 4
4. Jelaskan perbedaan alcohol alifatik dan fenol! (minimal 3)
Fungsi dari alkohol alifatikdiantaranya alkohol alifatik merupakan cairan yang yang
sifatnya sangat dipengaruhi oleh larutan hydrogen. Alkohol ini juga memiliki fungsi
sebagai antiseptik, pelarut organik, dan sebagai bahan dalam industri kosmetik ,dan juga
bisa sebagai pelarut bahan bakar . Sedangakan untuk fenol juga memiliki fungsi sebagai
antiseptikum, pembuatan pewarna, zat disinfektan ,dan juga resin (Hidayah, 2019).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
2. TINJAUAN PUSTAKA (Max 3 halaman) KELOMPO 4
2.1 Fenol
Fenol merupakan senyawa yang memiliki rumus C6H5OH dan memiliki berat molekul
yaitu 94,1 gr/mol. Fenol sendiri berbentuk seperti padatan kristal dan tidak berwarna . Selain
itu fenol berfungsi sebagai antiseptik, berperan dalam pembuatan produk kosmetik . Fenol
memiliki titik didih sebesar 182 °C dan titik leleh di angka 42 °C. Fenol bersifat asam lemah
namun jauh lebih lemah dari asam karboksilat (Prayitno dan Murtini, 2018).
2.2 Metanol
Metanol merupakan cairan yang jernih. Pada dasarnya metanol bersifat mudah terbakar
dan tergolong cairan yang berbahaya kalau berada di dekat api. Metanol sendiri bersifat
mudah menguap oleh karena disaranka agar menutup dengan wadah yang rapat. Metanol
memiliki berat 32 gr/moll. dengan rumus kimianya CH3OH. Metanol tergolong cairang yang
berbahaya karena dapat mengakibatkan kebutaan bila terkena oleh mata. Metanol banak
digunaka dalam bidang industri misalnya pembuatan bahan bahan kimia, sebagai cairan
pembersih kaca, dan juga bisa sebagai bahan bakar (Ratna, 2010).
2.3 Etanol
Etanol merupakan alkohol murni yang memiliki rumus molekul C2H5OH, dengan berat
molekul 64,51 gr/mol . Pada dasarnya etanol berupa cairan yang berwarna bening dan
memiliki bau yang khas . Etanol sendiri dapat di temukan dalam spiritus ,alkohol rumah
tangga. Etanol berfungsi sebagai pelarut , bahan bakar dan antiseptik untuk penanganan luka.
pada sifatnya etanol tergolong larutan yang tidak mudah menguap dari larutan yang lainya
(Stoker, 2012).
2.4 2-Propanol
Senyawa 2-propanol yang memiliki rumus kimia (CH3)2CHOH yang memiliki titik
didih sebesar 82,3oC. 2-propanol bisa juga disebut sebagai dengan alkohol ,isopropil
alkohol . 2-propanol memiliki manfaat sebagai parfum,bahan kosmetik dan dapat
mendinginkan kulit dengan cara penguapan. Zat ini dapat mengeras di permukaan kulit
yang mengakibatkan ukuran pori pori di kulit menjadi kecil. Pada dasarnya 2-propanol
memiliki warna yang bening dan mudah menguap (Mohammadzade et.al., 2015).
FeCl3 atau bisa disebut sebagai besi (III) klorida atau ferri klorida memiliki berat molekul
162,2 gr/mol. Feri klorida pada umunya memiliki fungsi sebagai bahan pengolahan limbah,
produksi air minum baik di industri maupun di laboratorium. Feri klorida bersifat berbuih jika
diletakkan dalam suhu yang lembab karena kandungan HCl yang ada di dlam feri klorida.
Prinsip analisa dari feri klorida yaitu dengan menggunakan senyawa aromatik dimana feri
klorida akan bereaksi dimana gugus aromatik yang akan menghasilkan warna hitam
(Ghalib, 2010).
2.6 HCl
HCl atau yang biasa dikenal sebagai asam klorida merupakan cairan asam kuat yang
tergolong cairan berbahaya. Asam kuat yang di hasilkan oleh HCl dapat merusak lingkungan
sekitar dan permukaan kulit. HCl atau asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen
klorida. HCl termasuk asam kuat dan terdapat di asam lambung dalam jumlah kecil. HCl
adalah larutan dan cairan yang bersifat korosif. HCl digunakan sebagai bahan untuk
pembersih rumah, produksi gelatin dan aditif makanan (Ansel, 2010).
2.7 ZnCl2
ZnCl2 (seng klorida) merupahkan asam lewis, jika ditambahkan dengan asam klorida
menyebabkan keasaman pada larutan (Cairns, 2010). ZnCl2 termasuk dalam bahan yang larut
dalam air. Untuk senyawa ini harus dilindungi dari faktor kelembapannya. Bentuk dari
senyawa ini tak berwarna atau putih, dan sangat larut dalam air. ZnCl2 itu sendiri higroskopis
dan bahkan deliquescent (Lu et., al, 2011).
2.8 Aquades
Aquades merupakan cairan atau air yang biasanya digunakan di dalam laboratorium
sebagai pelarut atau bahan yang ditambahkan saat titrasi. Aquades adalah air hasil destilasi
atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak ada mineral-mineral lain. Nama lain
aquades adalah air suling, berat molekunya sekitar 18,20 gr/mol dan rumus molekulnya
adalah H2O, yang berarti dalam 1 molekul terdapat 2 atom hidrogen kovalen dan atom
oksigen tunggal) . Molekul pada H2O berbentuk asimetris sehingga memiliki
elektronegativitas lebih tinggi dari atom hidrogen. Aquades ini bentuknya cair dan seperti
air pada umumnya dan merupakan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi tubuh manusia
karena memiliki pH netral sehingga tidak menimbulkan efek samping. Aquades ini
biasanya berfungsi sebagai pelarut. Karakteristik aquades yaitu cairan jernih tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Dalam penyimpaan sebaiknya di
tempat tertutup (Ansel, 2010).
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPO 4
3. DIAGRAM ALIR K
A. UJI LUCAS
Prinsip analisis uji lucas adalah membedakan senyawa alkohol primer, sekunder dan
tersier dengan reagen yang terbuat dari campuran asam klorida pekat dengan seng klorida.
Dimana ZnCl2 berfungsi sebagai katalis asam lewis, HCl berfungsi untuk melarutkan
alkohol dan menyumbangkan atom Cl- pada pembuatan alkil klorida dan Cl2 berfungsi
sebagai katalisator pada reaksi Lucas dan membantu dalam proses pemekatan warna reagen
Lucas itu sendiri. Dalam reagen ini alkohol primer tidak bereaksi, alkohol sekunder
bereaksi sedikit dan lambat ditambah dengan pemanasan dan alkohol tersier dapat bereaksi
cepat meskipun tanpa pemanasan. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya kabut dan
terbentuk dua lapisan pada sampel (Putri, 2018).
b. Analisa Prosedur
Dalam praktikum uji lucas hal pertama yang disiapkan adalah lat dan bahan yang akan di
gunakan. Alat yang disiapkan antara lain yaitu rak tabung reaksi, tabung reaksi sebagai
tempat sampel, beaker glass sebagai tempat waterbath, pipet ukur untuk mengambil larutan
dan reagen lukas, gabus untuk menyumbat sampel di tabung untuk meghindari dari
penguapan, dan waterbath sebagai pemanas. Bahan yang digunakan yaitu metanol, 2-
propanol, etanol, fenol dan reagen lucas. Setelah alat dan bahan disiapkan langkah pertama
yaitu masukkan etanol, metanol, fenol , 2- propanol dengan volume 0,5 mL pada 4 tabung
reaksi berbeda, kemudian teteskan sebanyak 5 tetes atau sekitar 2 mL reagen lucas pada
masing masing sampel. Kemudian kocok selama beberapa detik kemudian diamkan selama
5 menit untuk mengetahui perubahan. Apabila tidak megalami perubahan maka masing
masing sampel pada tabung reaksi di celupkan pada waterbath selama 10 menit dengan
kisaran suhu sebesar 60°. Kemudian di amati lagi perubahan yang terjadi. Catat hasil
perubahan pada data hasil praktikum dan percobaan.
Dari data hasil percobaan dan pengamatan yang diperoleh, pada metanol yang
semula berwarna bening setelah didiamkan selama 5 menit dan dipanaskan selama 10 menit
hanya berubah menjadi putih berkabut tetapi lebih dominan jernih. Artinya hasil uji Lucas
dengan metanol adalah negatif, jadi pada pengujian kali ini data hasil praktikum untuk
metanol salah karena metanol masih berwarna dominan jernih. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa metanol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena metanol termasuk
alkohol primer. Selanjutnya, Pada sampel larutan etanol yang semula berwarna bening
setelah didiamkan selama 5 menit tidak mengalami perubahan maka dipanaskan selama 10
menit hasilnya berubah sedikit keruh dan lebih dominan bening atau jernih. Sama dengan
metanol bahwa etanol juga tidak bereaksi dengan reagen Lucas, sehingga hasil uji Lucas
negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa etanol tidak akan bereaksi dengan reagen
Lucas karena etanol termasuk alkohol primer (Subandi, 2010) . Pada sampel 2-propanol
setelah didiamkan selama 5 menit hanya berubah sedikit kuning tapi lebih dominan bening.
Namun, setelah dipanaskan selama 10 menit terbentuk kabut atau awan sehingga sampel 2-
propanol berwarna keruh. Sehingga hasil uji Lucas dengan 2-propanol positif karena 2-
propanol termasuk alkohol sekunder. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol
sekunder akan bereaksi dengan reagen Lucas dengan membentuk kabut atau awan dan
berwarna keruh setelah dipanaskan, karena terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada
2-propanol dengan Cl pada reagen Lucas. Selanjutnya pada sampel fenol, setelah
didiamkan selama 5 menit dan dipanaskan selama 10 menit hanya berubah sedikit kuning
namun lebih dominan bening. Artinya hasil uji Lucas dengan fenol adalah negatif. Hal ini
sesuai dengan literatur bahwa fenol tidak akan bereaksi dengan reagen Lucas karena fenol
bukan merupakan alkohol alifatik
Mekanisme yang terjadi pada uji lucas ini yaitu reagen lucas akan melarutkan alkohol .
Gugus OH yang kurang nukleofilik akan terlepas dan bereaksi dengan H+ membentuk H 2O.
Sedangkan untuk alkohol yang OH akan digantikan dengan Cl- pada ragen lukas. Berikut
adalah reaksi yang tejadi pada bebrapa sampel yang di uji dalam uji lukas
a. Metanol
CH3OH + HCl CH3OH + HCl
b. Etanol
C2H5OH + HCl C2H5OH + HCl
c. 2-propanol
C3H7OH + HCl C3H7Cl + H2O
d. Fenol
OH + HCl OH +HCl
(Yulismansyah, 2015)
NAMA Ardian Firmansyah
NIM 205100301111051
KELAS L
KELOMPOK 4
5.2 Uji FerriKlorida
a. Prinsip Ferri Klorida
Prinsip dari uji ferri klorida yaitu dengan mendeteksi keberadaan fenol pada suatu
sampel dengan penambahan reagen ferri klorida yang akan merubah warna sampel menjadi
ungu, merah, hijau, biru. Perubahan warna ini di akibatkan karena adanya reaksi gugus OH
pada fenol yang bereaksi dengan ferri klorida. Ferri klorida akan bereaksi yang akan
membentuk FeO pada cincin benzena dan akan memberikan warna pada fenol. (Santi,
2011)
b. Analisa Prosedur
Dalam praktikum uji ferri klorida ini hal pertama yang di laukan yaitu menyiapkan alat
dan bahan. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu rak tabung reaksi, tabung reaksi,
pipet tetes, dan pipet ukur. Kemudian untuk bahan yang digunakan yaitu aquades, 2-
propanol, fenol, etanol,dan ferri klorida. Selanjutnya yang dilakukan yaitu memasukkan
aquades kedalam 4 tabung reaksi dengan volume 1mL menggunakan pipet ukur. Tujuan dari
menambahkan aquades ini untuk mengurangi penguapan saat dicampurkan dengan bahan
yang akan di uji. Kemudian, setelah tabung reaksi terisi oleh aquades 1 mL, masukkan
metanol,etanol, 2-propanol, fenol sebanyak 5 tetes pada tabung reaksi yang sudah dilabeli
dengan sampel yang akan di uji. Selanjutnya, tambahkan masing masing sampel yang telah
tercampur tadi dengan larutan ferri klorida 5% sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes.
Tunggu dan amati perubaha warna yan terjadi.
Dari data hasil percobaan praktikum di dapatkan bahwa metanol yang di tambahkan
dengan reagen ferri klorida tidak mengalami perubahan warna dan hasil yang di dapatkan
yaitu negatif, hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak bereaksi dengan FeCl 3 .
selanjutnya, ketika etanol di tambahkan dengan reagen ferri klorida maka etanol akan berubah
sedikit kuning namun lebih dominan pada awal warnanya. Artinya hasil uji dari larutan etanol
adalah negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa alkohol tidak bereaksi dengan ferri
klorida,namun dari data hasil praktikum kami mendapatkan bahwa etanol berubah warna
menjadi ungu bening dan mendapatkan keterangan (+) positif, hal ini salah karena alkohol
tidak bereaksi dengan ferri klorida dan hasilnya negatif. Pada uji 2-Propanol yang berwarna
kuning tidak megalami perubahan warna hal ini dapat disimpulkan bahwa 2-Propanol tidak
bereaksi dengan ferri klorida atau bernilai negatif. Terakhir pada pengujian Fenol terhadap
reagen ferri klorida mengalami perubahan warna dari yang berwarna kuning jernih menjadi
warna ungu . Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol akan bereaksi dengan Ferri Klorida
karena terjadi reaksi substitusi antara H+ pada fenol dengan Fe3+ pada FeCl3. Reaksi ini akan
membentuk kompleks FeO pada cincin benzena yang dapat mengubah warna dari bening
menjadi biru keunguan (Sanjay,2010).
Mekanisme reaksi yang terjadi pada ferri klorida merupakan reaksi subtitusi antara H+
pada fenol dengan Fe3+ pada reagen. Pada reaksi ini akan membentuk senyawa kompleks
FeO pada cincin benzena yang dapat mengubah warna jernih menjadi biru keunguan.
Berikut merupakan reaksi yang terjadi saat pengujian ferii klorida
a. Metanol
CH3OH + FeCl3 CH3OH + FeCl3
b. Etanol
C2H5OH + FeCl3 C2H5OH + FeCl3
c. 2-propanol
C3H7OH + FeCl3 C3H7OH + FeCl3
d. Fenol
OH + FeCl3 Fe (O)3 +HCL
Fe3+ akan bereaksi dengan fenol yang kehilangan atom H pada gugus OH nya sehingga
membentuk FeO pada cincin benzena. Sedangkan atom H akan bereaksi dengan Cl- pada
FeCl3membentuk HCl. Alkohol tidak akan bereaksi dengan Ferri Klorida karena uji Ferri
Klorida hanya mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa (Putri, 2018)
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol serta
membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol menggunakan tes Lucas
dan Ferri Klorida. Prinsip analisis uji Lucas adalah mengidentifikasi jenis alkohol dengan
penambahan reagen Lucas dimana akan terjadi reaksi substitusi antara gugus OH pada
alkohol dengan Cl pada reagen. Sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut. Untuk
prinsip uji ferri klorida yaitu dengan mendeteksi fenol dengan reagen feri klorida.
Dari data hasil percobaan dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa, pada uji Lucas,
metanol, etanol dan fenol tidak bereaksi dengan reagen Lucas walaupun sudah didiamkan
selama 5 menit dan dipanaskan selama 10 menit. Artinya hasil uji Lucas terhadap ketiga
sampel tersebut adalah negatif. Hal ini membuktikan bahwa alkohol primer dan fenol tidak
bereaksi dengan reagen Lucas. Sedangkan pada 2-propanol terjadi reaksi setelah
dipanaskan selama 10 menit dengan ditandai terbentuknya kabut atau awan berwarna
keruh. Artinya hasil uji Lucas terhadap 2-propanol adalah positif. Hal ini membuktikan
bahwa alkohol sekunder akan bereaksi dengan reagen Lucas setelah dipanaskan.
Untuk uji Ferri Klorida, metanol, etanol dan 2-propanol tidak mengalami perubahan
warna yang mencolok setelah ditambahkan reagen Ferri Klorida. Artinya hasil uji Ferri
Klorida terhadap ketiga sampel tersebut adalah negatif. Hal ini membuktikan bahwa
alkohol alifatik tidak akan bereaksi dengan Ferri Klorida. Sedangkan pada fenol terjadi
perubahan warna dari bening menjadi ungu. Artinya hasil uji Ferri Klorida terhadap fenol
adalah positif. Hal ini membuktikan bahwa fenol dapat bereaksi dengan Ferri Klorida.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C., Shelly J Prince. 2010. Kalkulasi Farmasetik Panduan untuk Apoteker.
USA: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cairns, Donald. 2010. Intisari Kimia Farmasi Edisi 4. USA: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lu, Q., Dong, C. Q., Zhang, X. M., Tian, H. Y., Yang, Y. P., & Zhu, X. F. 2011. Selective
fast pyrolysis of biomass impregnated with ZnCl2 to produce furfural: Analytical Py-
GC/MS study. Journal of Analytical and Applied Pyrolysis, 90(2), 204-212.
Nepean, Laurent. 2012. General, Organic, and Biological Chemistry. USA: Cengage
Learning.
Prayitno, S. A., & Murtini, E. S. (2018). Karakteristik (Total Flavonoid, Total Fenol,
Aktivitas Antioksidan) Ekstrak Serbuk Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav.). Food Science and Technology Journal (Foodscitech), 1(2), 26-34.
Stoker, H. Stephen. 2012. Pengantar Kimia. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1 Fakltas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Putri, N. W. (2018) . Formulasi Masker Peel Off Mengandung Ekstrak Bunga Marigold 3%,
4%, 6% Dengan Basis Polivinil Alkohol Dan Polietilen Glikol 1500 .Doctoral
dissertation, University of Muhammadiyah Malang.
Santi, S. R. 2011. Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak (Anonna
muricata Linn). Jurnal Kimia (Journal of Chemistry).
Yulismansyah, Y., Gemawati, S., & Musraini, M. 2015. Kesetaraan Uji Pepin dan Lucas-
lehmer . Doctoral dissertation. Riau University.
LAMPIRAN
DHP Lucas
DHP Ferriklorida
Uji lucas
Uji Ferriklorida