Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

NAMA : KUNZITA FAIQOTUL YUMNA

NIM : 225100101111034

KELAS : A

KELOMPOK : A5

ASISTEN : PUTU JYOTIRA PUNDARIKA A.

DEPARTEMEN ILMU PANGAN DAN BIOTEKNOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

2022
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

BAB 3
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

1. PRELAB
1. Jelaskan pengertian, fungsi, dan prinsip kerja dari larutan penyangga
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan harga pH. Larutan penyangga adalah larutan yang terbentuk oleh reaksi
asam lemah dengan basa konjugatnya atau reaksi basa lemah dengan asam konjugatnya.
Prinsip kerjanya yaitu larutan penyangga dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha
mengubah pH, contohnya seperti penambahan asam, basa, atau pengenceran. Fungsi larutan
buffer yaitu digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi, fotografi,
industri kulit, serta zat warna (Mulyani, 2016).

2. Sebutkan dan jelaskan mekanisme kerja larutan penyangga yang ada di dalam tubuh manusia!
Makanan yang dikonsumsi manusia mengalami serangkaian proses metabolisme dan
hasilnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Hasil dari metabolisme tubuh tersebut
dapat bersifat asam dan dapat bersifat basa. Semua itu tergantung dari sifat makanan yang
dikonsumsi. Hal tersebut berpengaruh terhadap pH darah, padahal darah dapat bekerja dengan
baik apabila pH nya sekitar 7,4. Apabila pH darah terlalu rendah, maka akan terjadi suatu
kondisi yang disebut asidosis. Sedangkan, apabila pH darah terlalu tinggi, maka akan terjadi
suatu kondisi yang disebut alkalosis. Kedua kondisi tersebut sangat berbahaya. Maka dari itu,
darah harus terjaga pada pH ideal, yaitu 7,35–7,45. Jadi, dalam darah ada larutan penyangga
yang menyebabkan pH tetap stabil (Nengsih, 2022).
Adapun, sistem penyangga utama dalam darah (cairan luar sel) yaitu pasangan asam
basa konjugasi asam karbonat bikarbonat (H2CO3 – HCO3-). Perbandingan konsentrasi dari
HCO3- dan H2CO3 yang diperlukan untuk membuat pH darah stabil yaitu 20 : 1. Dalam cairan
intra sel ada juga sistem penyangga utama, yaitu pasangan asam basa konjugasi
dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4- - HPO42-) (Mulyani, 2016).

3. Jelaskan mekanisme kerja larutan buffer!


Larutan buffer mengandung sejumlah asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa
lemah dengan asam konjugasinya. Mekanisme kerja larutan penyangga atau buffer dalam
mempertahankan pHnya terhadap penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran
yaitu ketika basa ditambahkan dalam larutan penyangga, maka asam lemah akan bereaksi
menetralisir basa. Sedangkan, ketika asam ditambahkan dalam larutan penyangga, maka basa
konjugasi akan bereaksi dan menetralisir asam. Larutan penyangga dapat mempertahankan
pHnya karena terjadi kesetimbangan ketika ditambahkan asam atau basa (Fastaqima, 2017).

4. Sebutkan dan jelaskan jenis buffer berdasarkan komponen penyusunnya serta berikan contoh
minimal 2!
Berdasarkan komponen penyusunnya, larutan penyangga (buffer) dibagi menjadi 2,
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga asam yaitu
larutan yang mengandung suatu asam lemah dan basa konjugasinya. Larutan ini
mempertahankan pH pada daerah asam atau pH < 7. Contohnya CH 3COOH/CH3COO- dan
CH3COOH/CH3COONa. Sedangkan, larutan penyangga basa yaitu larutan yang mengandung
basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan ini mempertahankan pH di daerah basa atau pH >
7. Contohnya NH3/NH4Cl dan NH4OH/NH4+ (Nengsih, 2022)

5. Jelaskan pengertian dan rumus dari kapasitas buffer!


Kapasitas buffer yaitu jumlah alkali atau basa yang dibutuhkan untuk mencapai pH 7.
(c a + c b ) . Ka . [ H+ ]
Rumusnya β = 2,303 × 2 . Kapasitas buffer dapat menyebabkan kerusakan
( Ka + [ H+ ] )
pada email gigi. Setiap minuman memiliki kapasitas buffer yang berbeda dan memberikan
efek erosif yang nyata jika terjadi kontak dengan permukaan gigi. Semakin tinggi kapasitas
buffer dari suatu makanan atau minuman, makaakan terjadinya peningkatan terhadap proses
melunaknya permukaan gigi yang kemudian akan terlarut dikarenakan banyak ion-ion dari
mineral gigi diperlukan untuk menginaktifkan asam (Syahrial dkk., 2016).

6. Jelaskan prinsip kerja dari kertas lakmus dan pH meter!


Kertas lakmus merupakan alat ukur pH dengan prinsip kerjanya yaitu dengan melihat
perubahan warna pada kertas lakmus saat dicelupkan pada larutan yang akan diuji nilai pHnya.
Lalu, perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna yang ada untuk mengetahui nilai
pHnya. pH meter juga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH. Prinsip kerjanya
yaitu semakin banyak elektron pada sampel, maka sampel tersebut akan semakin bernilai asam
dan begitu pula sebaliknya (Ramadhan dkk., 2020).

7. Tentukan pH larutan jika 100 mL larutan CH3COOH 0,5M (Ka = 10-5) dicampur dengan 100
mL dengan larutan CH3COONa 0,1 M!
Diketahui:
CH3COOH adalah asam lemah
Volume CH3COOH = 100 mL
mol CH3COOH = 100 × 0,5 = 50 mmol
mol CH3COONa = 100 × 0,1 = 10 mmol
Ka = 10-5
Ditanya: pH?
Jawab:
na
[H+] = Ka ×
n bk
50
= 10-5 ×
10
= 5 × 10 -5

pH = – log 5 × 10-5
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

= 5 – log 5

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. HCl
Asam klorida atau yang biasa disebut HCl adalah suatu senyawa yang bisa
mengklorinasi berbagai bahan-bahan hidrokarbon. Asam klorida bisa terurai dalam air dan
mengeluarkan panas pada proses pelarutan. HCl larut dalam air di tekanan atmosfer dan suhu
kamar 42% (Huda dkk., 2020).

2. NaOH
NaOH atau Natrium hidroksida adalah basa kuat yang mampu menaikkan pH. NaOH ini
tidak memiliki aroma. Harga Natrium hidroksida di pasaran relatif murah, yaitu Rp 12.000,00
per kg. Natrium hidroksida ini akan terurai sempurna dalam air sehingga menjadi ion Na + dan
ion OH- (Ependi dkk., 2015).
Natrium hidroksida merupakan salah satu bahan kimia di laboratorium yang paling
umum digunakan. Natrium hidroksida pekat dapat menyebabkan luka bakar yang parah pada
kulit serta dapat merusak kornea mata hingga menyebabkan kebutaan. NaOH digunakan dalam
produksi deterjen dan sabun serta dalam industri pulp dan kertas. Dalam industri kimia, NaOH
digunakan untuk menetralkan banyak asam (Ahmadi et al., 2019).

3. NaCl
NaCl adalah senyawa prooksidan yang mampu mempengaruhi perkembangan dan
intensitas reaksi lipid. Penyebab efek pada oksidasi lipid adalah aksi reaktif ion klorida pada
lipid atau pada kelarutan besi oleh ion klorida, merangsang lipid peroksidasi. Kandungan dari
NaCl ini juga dapat mengganggu aktivitas enzim endogen, sehingga mengubah intensitas
reaksi lipotik (Santos et al., 2017).

4. CH3COONa
CH3COONa adalah garam yang tersusun dari asam lemah dan basa kuat. Asam lemah
yang menyusun CH3COONa adalah CH3COOH, sedangkan basa kuat yang menyusun
CH3COONa adalah NaOH. CH3COONa mengalami hidrolisis parsial dalam air (Damayanti
dkk., 2021).

5. CH3COOH
CH3COOH atau asam cuka adalah suatu senyawa organik yang fungsinya sebagai
pemberi rasa asam dan aroma pada makanan. Asam cuka adalah hasil olahan makanan melalui
fermentasi etanol secara aerob menggunakan bakteri Acetobacter aceti. Asam cuka dapat
dibuat dari bahan baku yang di dalamnya terkandung gula atau pati melalui fermentasi glukosa
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

yang diikuti oleh fermentasi etanol (Surtiyani, 2015).

6. NH4OH
Amonium hidroksida atau NH4OH merupakan suatu larutan yang jernih dan memiliki
bau menyengat. Larutan ini biasa disebut ammonia. Ammonia memiliki sifat yang beracun,
korosif, fatal apabila terhirup atau tertelan, serta uap dan kabutnya bisa menyebabkan luka
bakar untuk setiap daerah kontak. Amonium hidroksida ini biasanya digunakan sebagai
pembersih perabotan rumah tangga, bahan pembuat obat-obatan, obat pembersih ketombe,
serta campuran pembuat pupuk dalam rangka menyediakan unsur nitrogen bagi tumbuhan
(Asih dkk., 2014).

7. NH4Cl
Ammonium klorida merupakan kristal putih yang sangat mudah untuk larut dalam air.
Ammonium klorida atau NH4Cl memiliki berat molekul sebesar 53,49. Cara memproduksi
NH4Cl ini yaitu dengan mereaksikan larutan ammonium sulfat ((NH 4)2SO4) atau yang lebih
dikenal dengan pupuk ZA dengan natrium klorida (NaCl) atau yang lebih dikenal dengan
garam industri (Kirana, 2020).
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

3. DIAGRAM ALIR
1. Kalibrasi pH meter

Disiapkan pH meter dan larutan pH 7, pH 4,01 dan pH 10

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dicelupkan dalam larutan pH 7

Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1–2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 10

Hasil
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

2. Pembuatan dan pengujian Larutan Bffer


2.1. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M

Disiapkan 70 mL larutajn NaCl 0,1 M

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan NaCl 0,1 M 20 mL larutan NaCl 0,1 M 20 mL larutan NaCl 0,1 M

10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan

HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

2.2. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M

35 mL CH3COOH 0,1 M + 35 mL CH3COONa 0,1 M

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran

10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan

HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)

Hasil
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

2.3. Pembuatan dan pengujian Larutan Buffer NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M

35 mL NH4OH 0,1 M + 35 mL NH4Cl 0,1 M

Dicampur

70 mL larutan campuran

Diukur pH nya (dengan pH meter & lakmus)

Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I Beker II Beker III

20 mL larutan campuran 20 mL larutan campuran 20 mL campuran

10 mL larutan 10 mL larutan 20 mL larutan

HCl 0,01 M NaOH 0,01 M aquades

Dicampur Dicampur Dicampur

Diukur pH nya (dengan pH meter dan lakmus)


NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA
NIM 225100101111034
KELAS A
KELOMPOK A5

Hasil
4. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini!
N Jenis Buffer Larutan pH Awal Penambahan Asam / pH Akhir
o Basa
pH Lakmus Larutan Jml ( ml ) pH Lakmus
Meter Meter
1 Garam  Merah merah
Aquades 20 7,46 merah
biru
NaCl 7,26 Merah biru
0,1 M biru
Biru HCl 10 1,97 merah
0,01 M merah
merah
Biru biru
NaOH 10 7,95 biru
0,01 M merah
merah
2 Buffer Biru biru
Asetat Aquades 20 3,719 merah
CH3COOH merah
+ 4,14 Merah merah
CH3COONa biru
Merah HCl 10 3,74 merah
0,01 M merah
merah
Merah biru
NaOH 10 3,98 merah
0,01 M merah
merah
3 Buffer Merah merah
Salmiak  Aquades 20 9,154 biru
NH3/ 9,136 biru
NH4OH Biru biru
+ merah
NH4Cl Biru HCl 10 9,342 biru
0,01 M biru
biru
Biru merah
NaOH 10 9,172 biru
0,01 M biru
biru
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

2. Jelaskan hipotesis penelitian terhadap DHP yang telah kalian amati!


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa NaCl 0,1 M adalah
larutan netral. Hal tersebut dikarenakan saat diuji dengan kertas lakmus merah dan biru, tidak
ada perubahan warna yang terjadi. Nilai pH dari NaCl juga menunjukkan angka 7,26 yang
menandakan bahwa larutan tersebut masih termasuk pada rentang larutan netral. Saat NaCl 0,1
M dicampur dengan aquades 20 ml, larutan tersebut tetap menjadi larutan netral, karena saat
diuji dengan kertas lakmus, tetap tidak ada perubahan warna. Selain itu, perhitungan pH
dengan pH meter juga menunjukkan angka 7,46 yang berarti larutan tersebut masih termasuk
pada rentang larutan yang bersifat netral. Selanjutnya, larutan NaCl 0,1 M dicampur dengan
HCl 0,01 M sebanyak 10 ml. Hasil pencampuran tersebut menghasilkan larutan asam, karena
saat diuji dengan kertas lakmus, terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah. Saat diuji
dengan pH meter, larutan tersebut menunjukkan angka 1,99 sehingga termasuk ke dalam
larutan asam. Lalu, NaCl 0,1 M dicampur dengan larutan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml. Hasil
yang didapat saat pengujian dengan kertas lakmus adalah tidak adanya perubahan warna pada
kertas lakmus dan saat diukur dengan pH meter, larutan tersebut menunjukkan angka 7,95.
Padahal seharusnya apabila kedua larutan tersebut dicampur menyebabkan larutan bersifat
basa. Sehingga, seharusnya kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru. Kesalahan ini
mungkin saja terjadi karena adanya kesalahan pada prosedur kerja saat praktikum berlangsung.
Saya menduga bahwa kesalahan tersebut terletak pada belum dituangkannya NaOH pada
larutan NaCl yang menyebabkan larutan tetap bersifat netral sehingga saat diuji dengan kertas
lakmus, tidak terjadi perubahan warna.
Percobaan selanjutnya yaitu pada larutan penyangga asam atau buffer asetat. Buffer
asetat terbuat dari campuran CH3COOH dengan CH3COONa. CH3COOH sebagai asam lemah
dan CH3COONa sebagai basa konjugasinya. Nilai pH dari campuran tersebut sebesar 4,14.
CH3COOH + CH3COONa ketika dicampur dengan aquades 20 ml tetap akan menghasilkan
larutan asam, karena saat diuji dengan kertas lakmus, terjadi perubahan dari warna biru
menjadi warna merah. Saat diuji dengan pH meter, nilai pH dari larutan tersebut sebesar 3,719
yang menunjukkan bahwa larutan tersebut termasuk ke dalam larutan asam. Selanjutnya,
larutan CH3COOH + CH3COONa dicampur dengan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml. Campuran
tersebut menghasilkan larutan asam karena terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah.
Selain itu, saat diukur dengan pH meter, nilai pH larutan tersebut sebesar 3,74 yang artinya
termasuk larutan asam. Setelah itu, larutan CH3COOH + CH3COONa dicampur dengan larutan
NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml. Pencampuran tersebut tetap menghasilkan larutan asam,
karena saat diuji dengan kertas lakmus terjadi perubahan warna, yaitu dari warna biru menjadi
warna merah. Saat diukur dengan pH meter, larutan tersebut memiliki pH sebesar 3,98 yang
membuktikan bahwa larutan tersebut termasuk larutan asam.
Percobaan berikutnya yaitu pada larutan penyangga basa atau buffer salmiak. Buffer
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

salmiak terbentuk dari NH3 yang kemudian membentuk NH4OH ketika dilarutkan dalam air,
kemudian dicampur dengan NH4Cl. NH3/NH4OH berperan sebagai basa lemah dan NH 4Cl
sebagai asam konjugasinya. Nilai pH dari NH3/NH4OH + NH4Cl yaitu sebesar 9,136 sehingga
tentunya larutan tersebut bersifat basa. Kemudian, larutan NH 3/NH4OH + NH4Cl dicampur
dengan aquades 20 ml yang tetap menghasilkan larutan dengan sifat basa. Hal tersebut
dibuktikan dengan pengujian menggunakan kertas lakmus. Terjadi perubahan warna kertas
lamus dari merah menjadi biru. Selain itu, dilakukan juga pengukuran dengan pH meter dan
hasilnya menunjukkan pH larutan tersebut sebesar 9,514 sehingga jelas terbukti bahwa larutan
tersebut termasuk larutan basa. Selanjtnya, larutan NH 3/NH4OH + NH4Cl dicampur dengan
larutan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml. Hasilnya adalah larutan basa yang juga dibuktikan
dengan pengujian menggunakan kertas lakmus. Terjadi perubahan kertas lakmus dari warna
merah menjadi biru. Setelah itu, dilakukan juga pengukuran dengan pH meter dan
menunjukkan bahwa pH larutan tersebut adalah sebesar 9,342 yang artinya bahwa larutan
tersebut termasuk larutan basa. Lalu, percobaan yang terakhir yaitu dicampurkannya larutan
NH3/NH4OH + NH4Cl dengan larutan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml yang juga menghasilkan
larutan basa. Hal tersebut dibuktikan dengan menggunakan kertas lakmus di mana terjadi
perubahan terhadap warna kertas lakmus tersebut dari merah menjadi biru. Dilakukan juga
pengukuran dengan pH meter dan menunjukkan pH larutan tersebut adalah sebesar 9,172
sehingga larutan tersebut terbukti merupakan larutan bersifat basa.

5. ANALISIS PROSEDUR
1. Jelaskan perubahan reaksi apabila suatu larutan penyangga diberi sedikit asam/basa? Dari
penambahan sedikit asam/basa, apa yang terjadi pada larutan penyangga tersebut?
Larutan penyangga tidak akan mengalami perubahan pH ketika ditambah oleh sedikit
asam atau basa. Larutan penyangga dapat mempertahankan pH nya karena dalam larutan
penyangga terbentuk sistem kesetimbangan antara asam lemah dengan basa konjugasinya atau
basa lemah dengan asam konjugasinya. Apabila terjadi kelebihan asam maka basa
konjugasinya akan menetralkan kelebihan asam tersebut begitupun juga apabila terdapat
kelebihan basa, maka asam konjugasinya akan menetralkan kelebihan basa tersebut.

2. Sebutkan alat-alat apa saja yang digunakan dalam praktikkum larutan buffer yang telah anda
lakukan dan berikan kegunaannya berdasarkan yang ada di dalam video praktikum!
Alat-alat yang digunakan dalam praktikkum buffer yaitu pH meter. Fungsi pH meyter
adalah untuk mengukur pH larutan. Selanjutnya ada botol leher angsa yang berfungsi sebagai
wadah aquades yang digunakan untuk mencuci probe dan untuk kalibrasi pH meter. Ada juga
gelas beaker sebagai wadah untuk larutan yang akan digunakan untuk praktikkum, kertas
lakmus untuk menguji suatu larutan bersifat asam atau basa, dan pinset untuk mengambil
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

kertas lakmus setelah dicelupkan ke dalam larutan.

3. Jelaskan mekanisme kalibrasi pada pH meter!


pH meter digunakan untuk mengukur pH larutan. Dalam mengukur pH tersebut tentunya
diperlukan hasil yang akurat. Maka dari itu, perlu dilakukan kalibrasi agar hasilnya akurat.
Untuk mengkalibrasi pH meter, biasanya diperlukan tiga larutan dengan pH kisaran 7,0, 9,210,
dan 4,0. Caranya hidupkan alat, kemudian yang basuh elektroda dengan aquades dan celupkan
elektroda ke dalam larutan dengan pH 7,0. Lalu, pilih mode kalibrasi dan tunggu 1–2 menit.
Setelah itu, angkat, cuci, dan keringkan elektroda. (Kulasekaran, 2015).
4. Apa yang menyebabkan kertas lakmus dapat berubah warna sesuai kondisi larutan? Bahan
penyusun apa yang menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus?
Zat penyusun kertas lakmus adalah orchein. Orchein merupakan suatu zat bersifat basa
yang ditunjukkan dengan warna biru dan berwarna merah ketika dalam suasana asam.
Pembuatan kertas lakmus merah sama dengan kertas lakmus biru, namun pada kertas lakmus
merah orchein ditambahi oleh larutan asam sulfat sehingga warnanya menjadi merah. Orchein
ini adalah anion yang bereaksi dengan asam (Nurliana, 2018).
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

6. ANALISIS HASIL
1. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NaCl 0,1 M
berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan literatur!
Pada praktikkum ini NaCl 0,1 M yang bersifat netral dan memiliki pH 7,26 dicampuri
oleh 3 larutan, yaitu aqudes sebanyak 20 ml, larutan HCl 0,01 sebanyak 10 ml, dan larutan
NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml. Pencampuran NaCl 0,1 M dengan aquades menghasilkan
larutan yang bersifat netral, karena saat diuji dengan kertas lakmus, tidak ada perubahan warna
yang terjadi dan saat diukur dengan pH meter, nilai pH nya sebesar 7,46. Pencampuran NaCl
0,1 M dengan larutan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml menghasilkan larutan bersifat asam, karena
saat diuji dengan kertas lakmus terjadi perubahan warna yaitu dari biru ke merah dan saat
diukur dengan pH meter, nilai pH larutan sebesaqr 1,99. Pencampuran NaCl 0,1 M dengan
larutan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml berdasarkan praktikkum yang dilakukan menghasilkan
larutan bersifat netral, karena saat diuji dengan kertas lakmus, tidak terjadi perubahan warna
dan saat diukur dengan pH meter, nilai pH nya sebesar 7,95.
Berdasarkan literatur, garam NaCl adalah garam yang terbuat dari asam kuat dan basa
kuat. Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat tidak terhidrolisis, maka konsentrasi
ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu. Hal tersebutlah yang menyebabkan larutan bersifat
netral Karena NaCl bersifat netral, maka apabila ditambahkan larutan asam atau basa dia akan
berubah bersifat asam atau basa (Sari, 2019).
Artinya, dalam praktikkum ini terdapat kesalahan yaitu pada pencampuran NaCl 0,1 M
dengan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml. Seharusnya larutan hasil pencampuran tersebut bersifat
basa dan mengubah kertas lakmus dari merah menjadi biru serta pH nya lebih dari 7.
Kesalahan tersebut bisa jadi karena kesalahan prosedur saat praktikkum. Saya menduga
kesalahan tersebut terletak pada belum ditambahkannya NaOH pada larutan NaCl sehingga
larutan tetap bersifat netral. Karena NaCl terus berubah sifat dan pH nya ketika ditambahi
asam ataupun basa, maka NaCl tidak bisa dikatakan sebagai larutan penyangga atau buffer.

2. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer CH3COOH 0,1 M
dan CH3COONa 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut
sesuai dengan literatur!
Campuran CH3COOH dengan CH3COONa menghasilkan buffer asam, yaitu CH3COOH
sebagai asam lemah dan CH3COONa sebagai basa konjugasinya. CH3COOH + CH3COONa
dengan pH 4,14 dicampurkan dengan 3 larutan, yaitu aquades sebanyak 20 ml, HCl 0,01 M
sebanyak 10 ml, dan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml. Pencampuran CH 3COOH + CH3COONa
dengan aquades sebanyak 20 ml menghasilkan larutan asam, karena saat diuji dengan kertas
lakmus, terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah dan saat diukur dengan pH meter,
pH nya sebesar 3,719. Pencampuran CH3COOH + CH3COONa dengan larutan HCl 0,01 M
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

sebanyak 20 ml tetap menghasilkan larutan bersifat asam, karena saat pengujian dengan kertas
lakmus terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah dan saat diukur dengan pH meter, pH
nya sebesar 3,74. Pencampuran CH3COOH + CH3COONa dengan larutan NaOH 0,01 M
sebanyak 10 ml juga tetap menghasilkan larutan bersifat asam, karena saat diuji dengan kertas
lakmus, terjadi perubahan warna dari biru ke merah dan saat diukur dengan pH meter, pH nya
sebesar 3,98. Ketiga pencampuran CH3COOH + CH3COONa tersebut sama-sama
menghasilkan larutan bersifat asam.
Menurut Nafis (2016), dapat diketahui bahwa benar adanya bahwa jenis larutan tersebut
termasuk buffer asetat. Karena pembuatan buffer asetat adalah dari pencampuran CH 3COOH
dengan CH3COONa. Sesuai prinsip kerja buffer sendiri bahwa apabila ditambahkan asam atau
basa sedikit tidak akan merubah pH secara signifikan. Sehingga, larutan akan tetap asam
meskipun ditambahkan asam atau basa dalam jumlah sedikit. Jadi, praktikkum di atas
termasuk berhasil dan benar, karena larutan CH3COOH + CH3COONa dicampur dengan
larutan netral, asam, ataupun basa hasilnya tetap larutan asam.

3. Jelaskan nilai pH dan mekanisme kerja kertas lakmus pada pembuatan buffer NH3 0,1 M dan
NH4Cl 0,1 M berdasarkan data hasil praktikum dan jelaskan apakah hasil tersebut sesuai dengan
literatur!
NH3 ketika dilarutkan dalam air akan menjadi NH4OH dan ketika dicampur dengan
NH4Cl akan menghasilkan buffer salmiak. NH3/NH4OH sebagai basa lemah dan NH4Cl
sebagai asam konjugasinya. NH3/NH4OH + NH4Cl dengan pH 9,136 dicampurkan dengan 3
larutan, yaitu aquades sebanyak 20 ml, HCl 0,01 M sebanyak 10 ml, dan NaOH 0,01 M
sebanyak 10 ml. Pencampuran NH3/NH4OH+ NH4Cl dengan aquades 20 ml menghasilkan
larutan bersifat basa, karena saat diuji dengan kertas lakmus, terjadi perubahan warna dari
merah menjadi biru dan saat diukur dengan pH meter, pH nya sebesar 9,514. Pencampuran
NH3/NH4OH+ NH4Cl dengan larutan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml tetap menghasilkan larutan
bersifat basa, karena saat diuji dengan kertas lakmus, terjadi perubahan warna dari merah
menjadi biru dan saat diukur dengan pH meter, pH nya sebesar 9,342. Pencampuran
NH3/NH4OH + NH4Cl dengan larutan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml juga tetap menghasilkan
larutan bersifat basa, karena saat diuji dengan kertas lakmus, terjadi perubahan warna dari
merah menjadi biru dan saat diukur dengan pH meter, pH nya sebesar 9,172. Pencampuran
NH3/NH4OH+ NH4Cl dengan 3 larutan tersebut sama-sama menghasilkan larutan bersifat
basa.
Menurut Edasa (2018), benar adanya bahwa NH 3/NH4OH apabila dicampur dengan
NH4Cl dapat membentuk larutan penyangga basa atau buffer salmiak. Sehingga tentunya
larutan tersebut bersifat basa. pH buffer tidak akan berubah secara signifikan apabila
ditambahi sedikit asam atau basa. Begitu pula dengan sifat larutannya, apabila buffer salmiak,
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

maka ditambah dengan sedikit asam atau basa tetap bersifat basa. Jadi, praktikkum di atas
dapat dinilai berhasil atau benar karena larutan NH3/NH4OH + NH4Cl ketika dicampur dengan
larutan netral, asam, ataupun basa, hasilnya tetap bersifat basa.
NAMA KUNZITA FAIQOTUL
YUMNA

NIM 225100101111034

KELAS A

KELOMPOK A5

7. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikkum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan, prinsip kerja, sifat,
dan cara mengukur larutan penyangga. Larutan buffer atau larutan penyangga adalah suatu
larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Larutan buffer tersusun atas asam lemah
dan basa konjugasinya atau basa lemah dan basa konjugasinya. Berdasarkan komposisinya,
larutan penyangga dibagi menjadi dua, yaitu larutan penyangga asam atau buffer asetat dan
larutan penyangga basa atau buffer salmiak.
NaCl 0,1 M yang memiliki pH awal 7,26 ketika ditambahkan aquades, HCl 0,01 M, dan
NaOH 0,01 M, pH nya berubah menjadi 7,46; 1,99; dan 7,95. Berdasarkan hal tersebut, maka
NaCl bukan larutan penyangga, karena sifat dan pH larutannya berubah-ubah ketika
ditambahkan larutan asam dan basa. Selanjutnya, CH3COOH + CH3COONa dengan pH awal
4,14 ketika dicampur dengan aquades, HCl 0,01 M, dan NaOH 0,01 M, pH nya berubah
menjadi 3,719; 3,74; dan 3,98 serta semuanya bersifat asam. Larutan NH3/NH4OH + NH4Cl
dengan pH awal 9,136 apabila dicampurkan dengan aquades, HCl 0,01 M, dan NaOH 0,01 M,
pH nya berubah menjadi 9,514; 9,342; dan 9,172 serta semuanya bersifat basa. Dari
praktikkum tersebut dapat membuktikkan bahwa apabila larutan penyangga ditambahkan
sedikit asam atau basa, maka tidak akan merubah sifat dan pH larutan secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Majid, and Seyed Hadi Seyedin. 2019. Investigation of NaOH Properties, Production, and
Sale Mark In The World. Journal of Multidisciplinary Engineering Science and Technology
(JMEST). 6(10): 10809–10813.
Asih, Nurani Retno, dan Yusriani Sapta Dewi. 2014. Efektivitas Pemberian NaOH, NH4OH dan
Na2CO3 dalam Mengendapkan Logam Krom pada Limbah Analisis COD. Jurnal Ilmiah
Universitas Satya Negara Indonesia. 7(1): 8–13.
Damayanti, Kristina, Sri Susilogati, dan Sri Kadarwati. 2021. Analisis Miskonsepsi Peserta Didik
pada Materi Hidrolisis Garam Dalam Pembelajaran dengan Model Guided Inquiry. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia. 15(1): 2731–2744.
Ependi, Riguan, Akhyar Ali, dan Fajar Restuhadi. 2015. Penggunaan Natrium Hidroksida (NaOH)
Sebagai Zat Antikoagulan Lateks (Hevea brasiliensis). Sagu. 14(1): 6–18.
Fastaqima, Fina. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia dengan Materi Pokok Larutan
Penyangga Berbasis Website Sebagai Sumber Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 13
Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Huda, Saiful, Rita Dwi Ratnani, dan Laeli Kurniasari. 2020. Karakterisasi Karbon Aktif dari Bambu
Ori (Bambusa arundinacea) yang Di Aktivasi Menggunakan Asam Klorida (HCl). Inovasi
Teknik Kimia. 5(1): 22–27.
Kirana, Anindita Rauda. 2020. Pra Rencana Pabrik Ammonium Klorida Dari Ammonium Sulfat
Dan Natrium Klorida Dengan Cara Dekomposisi Ganda Kapasitas Produksi 50.000
Ton/Tahun Alat Utama Reaktor. Skripsi. Malang: Insititut Teknologi Nasional Malang.
Mulyani, Widya. 2016. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat)
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Larutan Penyangga Kelas XI SMA
Muhammadiyah I Banda Aceh. Skripsi. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam
Nengsih, Diana Ratna. 2022. Komparasi Model Pembelajaran TripleChem dan Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Topik Larutan
Penyangga. Thesis. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Ramadhan, Muhammad Rakha, Rini Handayani S.T., M.T., dan Marlindia Ike Sari S.T., M.T. 2020.
Sistem Monitoring dan Kualitas Air Berbasis Arduino. e-Proceeding of Applied Science. 6(2):
3536–3548.
Santos, Bibiana Alves dos, Paulo Cezar Bastianello Campagnol, Mariane Bittencourt Fagundes.
2017. Adding Blends of NaCl, KCl, and CaCl2 to Low-Sodium Dry Fermented Sausages:
Effects on Lipid Oxidation on Curing Process and Shelf Life. Journal of Food Quality. 2017:
1-8.
Surtiyani, Mei. 2015. Analisis Kadar Asam Cuka dari Fermentasi Menggunakan Saccharomyces
cerevisiae dan Acetobacter aceti pada Bonggol Pisang (Musa paradisiaca L.) Varietas
Ambon Nangka, Ambon Bawen dan Ambon Wulung yang Hidup di Jalur Pantai Selatan Desa
Tegal Kamulyan Cilacap. Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Syahrial, Alzar Agi, Priyawan Rahmadi, dan Deby Kania Tri Putri. 2016. Perbedaan Kekerasan
Permukaan Gigi Akibat Lama Perendaman dengan Jus Jeruk (Citrus sinensis. Osb) Secara In
Vitro. Dentino (Jurnal Kedokteran Gigi). 1(1): 1–5.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Edasa, Dennis Weldy. 2018. Degradasi Diklorometana Dalam Air Dengan Metode Advance
Oxidation Treatment (AOT). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Kulasekaran, A., Andal, G., Lakshimipathy, R., et al. 2015. Modification in pH measurement for
getting accurate pH values with different pH meters irrespective of aging and drifts in the
meters. International Journal of ChemTech Research. 8(5): 16-24
Nafis, Mohamad Husen. 2016. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Larutan Penyangga
Dengan Menggunakan Test Diagnostic Three-Tier. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Sari, Dewi Karunia. 2019. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berpendekatan
Chemoenterpreneurship (CEP) pada Materi Hidrolisis Garam bagi Peserta Didik Kelas XI di
MAN Kendal. Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai